Semenjak kejadian itu, hubungan antara Fery, Santi dan Siska semakin renggang. Tidak pernah tegur sapa bahkan lebih parahnya lagi Siska sudah tidak tinggal di rumah Fery.Siska memilih untuk tinggal bersama Alex padahal status mereka bukanlah suami istri. Tapi, Siska tidak peduli baginya Alex sekarang adalah alasan dirinya untuk bahagia.Sementara Santi, ia harus kembali membujuk Fery. Hubungan mereka kembali ke awal. Di mana Fery berubah dingin. Ia akan dekat dengan Santi jika ia ingin mengelus perutnya Santi. Yang mana Fery masih mengira jika bayi yang ada di dalam kandungan Santi adalah bayinya.Santi stres, ia tidak tahu harus dengan cara apalagi agar mendapatkan maaf Fery. Ia tidak rela hubungan mereka kembali renggang, susah payah ia berhasil bersatu. Karena tipuannya yang mengatakan jika bayi dalam kandungannya adalah milik Fery padahal bukan.Santi melihat Fery tengah duduk di ruang kerjanya seraya melamun. Hingga kedatangan dirinya tidak disadari oleh Fery. Dengan perlahan Sa
Alex tersenyum senang saat, ia berhasil untuk memanfaatkan Santi demi terwujudnya misinya. Ia merasa beruntung sebab dirinya memiliki alat bukti kejahatan Santi.Alex sendiri adalah sepupu jauh dari Morgan sekaligus orang kepercayaannya. Apa yang Morgan rasakan selalu ia ceritakan padanya. Termasuk, tentang kehamilan Santi. Morgan merasa jika itu adalah bayi miliknya.Lalu hubungan Alex dengan keluarga Fery tentunya ini masalah dendam. Ia sengaja memanfaatkan Siska dan Santi untuk mencapai kemenangannya. Dan satu fakta lainnya jika Alex bukanlah orang jahat. Dia pria baik namun bersembunyi di balik balas dendam."Setelah semuanya beres, aku akan merasa lega. Meskipun aku tahu cara aku mendapatkannya salah. Lantas tidak ada cara lain, jika pun aku meminta secara baik-baik, yakin seribu persen mereka tidak akan mengembalikannya. Tapi, inilah janjiku. Jika harta keluargaku bisa kembali padaku. Maka semuanya akan aku sumbangkan. Aku hanya akan mengawali dari nol membangun perusahaan ayah.
Hari ini Fery memutuskan untuk ke rumah sakit. Ia tahu betul jadwal check up Nayla. Meskipun ia sudah lama tidak pernah ikut jadwal check up, tapi ia tidak lupa.Waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh kurang lima belas menit. Bahkan untuk jam check up saja Fery masih ingat betul. Dia sengaja tiba lebih cepat dari Nayla. Sebab niatnya ia akan mencegat Nayla lalu saat itu pula langsung meminta maaf dengan apa yang telah ia lakukan padanya.Memarahinya sampai meragukan kepercayaan nya pada Nayla. Ia merasa malu sendiri.Tepat pukul sepuluh, ada mobil yang berhenti di depan rumah sakit. Intinya setiap mobil yang berhenti pasti tidak luput dari perhatiannya. Dan ia yakin kali ini tidak akan salah. Dugaannya benar jika mobil tersebut, mobil yang ditumpangi Nayla. Ia pun hendak menghampiri. Namun, langkahnya langsung terhenti tatkala ia melihat Raka. Wajah Fery semakin terlihat muram saat melihat Nayla dan Raka begitu mesra.Nayla merangkul lengan Raka, sesekali Nayla menyenderkan kepalanya
Nayla menatap Raka, ia hendak mencari jawaban kenapa Fery bisa ada di sini. Raka hanya bisa mengangkat sebelah bahunya lalu mengayunkan tangannya pertanda jika nayla harus menanyakan langsung pada Fery."Mas Fery ada apa mencari ku?" Tanya Nayla. Fery langsung saja menoleh.Tahu sudah ada nayla, Fery pun segera menghampiri Nayla. Ia awalnya ingin memeluk Nayla, namun nayla kepalang menjauh."Maaf mas, kita bukan mahram. Kita tidak bisa sembarangan bersentuhan." Tuturan Nayla.Rasanya Fery ingin protes, karena Nayla melarangnya untuk memeluk dengan alasan bukan mahram. Tapi, sudah jelas tadi ia melihat nayla dan Raka bergandengan dengan mesra. Kenapa mereka bisa?Sayangnya, perasaan ingin protes tersebut ia tahan. Sebab ia tidak ingin membuat mood Nayla malah rusak dan memilih untuk tidak mau bicara dengan dirinya."Maaf mas lupa, jika sekarang kita tidak memiliki hubungan apapun lagi." Ucap Fery begitu lemah."Jadi, ada apa kamu mau menemui ku?" Tanya Nayla langsung pada intinya."Bis
Jadwal pemeriksaan hari ini terpaksa dicancel semua. Sebab Raka ingin menemani istrinya terlepas setelah tadi bertemu dengan mantan suaminya yang meminta untuk kembali. Raka takut, jika Nayla justru terbebani dengan perkataan Raka. Raka kembali ke ruangan khususnya, saat masuk ternyata Nayla sudah ada tengah menunggu dirinya."Mas Fery sudah pulang?" Tanya Nayla.Padahal Nayla hanya bermaksud bertanya saja. Namun, malah membuat Raka cemburu dan ketakutan."Kenapa kamu menanyakan dia? Apa kamu berubah pikiran? Merasa menyesal karena sudah menikah denganku?" Tanya Raka, pertanyaan itu sungguh sangat terdengar menggelikan di telinga Nayla. Ia bahkan sampai terkekeh."Kenapa malah tertawa? Aku serius, Nay. Apa kamu menyesal telah menikah denganku?" Tanya lagi Raka.Nayla Langsung terdiam, ia lalu menatap lekat sang suami, meletakkan kedua telapak tangannya di pipi Raka."Untuk apa aku menyesal? Dan tolong buang pikiran buruk mu, jika aku ingin kembali pada mas Fery. Dia itu hanyalah masa
Hubungan Santi dan Fery semakin jauh saja, mungkin karena Santi pun tengah memiliki masalah dengan Alex membuat ia tidak terlalu peduli dengan Fery yang terlihat semakin tak acuh.Baik Santi dan Fery sama-sama memuliki dunianya masing-masing. sama- sama tengah memikirkan dengan kehidupan mereka.Fery yang merasa patah hati karena ternyata Nayla sudah menikah dengan pria lain. sedangkan Santi ditakutkan dengan ancaman Alex, ia berusaha untuk menyusun rencana melenyapaka Alex. dia tidak mau jika hidupnya terus dibayangi oleh ancaman Alex.Santi bahkan sudah terlihat seperti orang gila, ia tidak terlalu peduli dengan penampilannya. bahka kandungannya pun tidak ia pedulikan."Aaaa," Santi berteriak seraya menjambak rambutnya, ia sudah dibuat frustasi sendiri. Alex tidak hentinya terus mengirim dirirnya ancaman. Terus saja mengirimi dirinya paket, paket bukti rekaman dirinya mendorong Morgan, serta bukti percakapan antara Alex dan MOrgan yang mengatakan jika MOrgan merasa yakin jika bayi y
"Harusnya aku yang hidup bahagia bersamamu, bukan dia ataupun pria manapun. Aku tidak rela, melihat kalian bahagia sementara aku? Aku hanya bisa terus hidup dalam rasa penyesalan mendalam. Andai, waktu itu aku percaya padamu. Mungkin kita akan hidup bahagia. Tidak peduli kamu memiliki anak atau tidak.''Orang yang sedari tadi melihat Nayla dan Raka adalah Fery. Sungguh ia sekarang seperti seorang yang tengah terobsesi pada Nayla. Hingga ia sampai mengikuti nayla dan Raka. Dia bahkan menyewa resort bersebelahan dengan Nayla."Bagaimanapun caranya kau tetap harus jadi milikku. Aku tidak rela Nayla," racau Fery dengan terus memberikan tatapan penuh ketidaksukaan.Tidak ingin berlama-lama melihat keromantisan Raka dan Nayla, Fery memilih pergi. Ia akan menyusun rencana agar acara honeymoon mereka terganggu.Malam harinya....Raka sudah berkomunikasi dengan pihak restoran di resort tersebut. Jika malam ini ia akan menyewa satu malam restoran mereka. Sebab Raka tidak ingin ada yang menggang
Setengah jam sebelumnya....Raka beserta Alex mendatangi manager resort. Mereka lalu menceritakan apa yang terjadi, hingga manager resort meminta kepada tim keamanan untuk melihat rekaman CCTV. Setelah tim keamanan dipanggil, mereka pun sama-sama melihat apa yang sebenarnya terjadi dan pergi ke mana sebenarnya Nayla.Raka melihat dengan seksama video yang diputar tesebut. Alangkah terkejutnya Raka saat mengetahui sosok orang yang telah membawa Nayla pergi.Raka mengepalkan tangan seraya menggebrak meja. Ia tidak menyangka jika orang tersebut bisa nekat bahkan mengikutinya sampai ke Maldives. "Apa Tuan mengenali orang itu?" Tanya manager resort."Iya, aku sangat mengenalinya. Dia adalah mantan suami istri ku.''"Apa? Dia mantan suami istri mu?" Tanya Alex terkejut."Iya, kenapa? Apa kamu mengenalinya?" Tanya lagi Raka pada Alex."Tentu saja, dia adalah suaminya Santi." Terang Alex."Kau pun mengenali Santi? Ada hubungan apa kamu dengan wanita iblis itu? Keluarga mereka itu bukanlah k
Fery begitu menyesal saat melihat Nayla hidup bahagia. Tawanya yang jarang ia lihat saat hidup dengannya, kini justru terlihat dengan jelas saat Nayla hidup dengan pria lain.Kenapa dulu dia menyia-nyiakan wanita sebaik Nayla? Kenapa dia begitu bodohnya melepaskan permata demi sebongkah batu yang sama sekali tidak ada nilainya?Ia memejamkan matanya, merasa percuma penyesalan yang ia rasakan sekarang. Sebab penyesalannya tidak akan membuat semuanya kembali seperti semula.Siska yang sedari tadi ada di samping Fery, memegangi pundaknya. Ia menyadarkan Fery untuk segera pergi."Anggap saja ini adalah karma untuk kita, karena kita sudah menyakiti Nayla. Sepertinya kita memang pantas mendapatkan ini semua. Sekarang lebih baik kita pergi. Mari kita tata ulang hidup kita dari nol'' tutur Siska."Fery tahu, Bu. Tuhan benar-benar membayar kontan kejahatan yang sudah kita lakukan pada Nayla," ucap Fery menimpali Perkataan Siska.Sekali lagi, Fery menghela napas berat sejurus kemudian la dan Sis
Raka hanya bisa tertunduk rapuh, saat dokter yang menangani Nayla mengatakan jika Nayla harus dioperasi. Bayinya harus secepatnya dilahirkan sebelum sesuatu yang buruk terjadi.Ia berharap semoga ini adalah jalan terbaik. Ia berharap banyak semoga istri dan anaknya bisa selamat. Sebab ia tidak bisa membayangkan bagaimana jadinya jika bayi mereka harus tiada. Tentunya membuat down sang istri dan ia tidak mau itu terjadi.Lampu tanda operasi sudah padam, itu artinya operasi yang dijalani Nayla sudah selesai. Namun, ia sama sekali tidak mendengar suara tangisan bayi. Terdengar sunyi senyap. Ini membuat Raka khawatir. Ditambah dokter tidak kunjung membuka pintu ruangan operasi. Maureen yang melihat Raka gelisah langsung menghampiri sang anak."Tenang Raka, semuanya pasti akan baik-baik saja, berdoalah." Tutur Maureen seraya mengusap-usap punggung Raka."Raka tidak bisa tenang, Ma. Raka belum tahu keadaan istri dan anak Raka." Jawab Raka begitu lemah."Ya, mama tahu. Mama juga khawatir. Ta
Raka khawatir dengan keadaan Nayla, ia sungguh takut. Jika terjadi sesuatu hal yang buruk pada Nayla. Baginya Nayla adalah hidupnya, ia tidak akan bisa hidup dengan tenang jika terjadi sesuatu yang buruk padanya. Semenjak tahu dirinya hamil, Nayla begitu senang. Ia bahkan mengikuti setiap apa yang dilarang oleh Raka. Termasuk ia dilarang kecapean. Ia dilarang keluar rumah. Ia cukup bedrest di kamar saja.Nayla tahu apa yang dilakukan Raka semata-mata demi keselamatan dirinya. Ia tahu suaminya itu begitu mencintai dirinya, tentunya tidak ingin ada sesuatu hal yang buruk terjadi padanya. Nayla justru merasa tersanjung, ia kini menyadari jika cinta suaminya begitu besar. Namun, di balik kebahagiaannya itu. Nayla memendam sesuatu yang sangat besar. Apa itu? Dia harus bisa menahan rasa sakit. Ya, sewaktu-waktu perutnya Akan terasa sakit, bahkan pernah keluar darah meksipun hanya Sedikit. Dan selama itu pula ia tidak pernah mengatakan pada Raka.Nayla yakin jika dirinya mengadu Raka akan
Nayla tersadar dari pingsannya. Saat matanya sudah terjaga ia mencari sosok suaminya. Nayla mengerutkan kening saat melihat suaminya tengah duduk melamun. Terlihat seperti ada beban yang tengah dipikulnya.Nayla pun very untuk mencari tahu. Nayla beranjak, ia lalu berjalan ke arah Raka seraya mendorong stan infusan.Saking larut dalam lamunan, membuat kehadiran Nayla yang ada di depan matanya sama sekali tidak disadarinya.Nayla pun ikut terduduk di samping Raka, kemudian menepuk pelan pundak Raka hingga Raka terlonjak kaget."Mas," Panggil Nayla seraya menepuk pelan pundak Raka.Raka yang terkejut, semakin terkejut saja melihat Nayla tiba-tiba duduk di sampingnya."Ya Tuhan, sayang Kenapa kamu bangun? Ayo kembali lagi ke ranjang," ujar Raka ia pun hendak menggendong Nayla namun ditahan."Turunin Mas, enggak usah digendong. Aku bisa jalan sendiri," Protes Nayla namun tidak didengarkan oleh Raka."Pokoknya kamu jangan dulu banyak gerak, ya,""Aku udah sehat, Mas. Jangan berlebihan. Lag
Pagi ini, entah kenapa Nayla merasa malas untuk melakukan aktivitas apapun. Yang ia mau hanyalah diam dan merebahkan tubuhnya di atas kasur. Raka datang ke kamar, ia melihat sang istri tengah berbaring dengan berselimutkan selimut tebal berwarna biru laut.Tak biasanya memang, hingga Raka pun dibuat keheranan. Raka duduk di samping Nayla. Ia lalu ikut menenggelamkan tubuhnya di bawah selimut Yang sama. Tak lupa sebuah pelukan mendarat di sana hingga Nayla pun dibuat kaget.Kaget karena tiba-tiba ada yang memeluknya dari belakang."Astaghfirullah, mas. Aku kaget." Keluh Nayla seraya membalikkan tubuhnya lalu balas memeluk Raka.Akhir-akhir ini aroma tubuh Raka seperti candu baginya, ini membuat Nayla enggan untuk menjauh dari Raka. Raka sama sekali tidak keberatan saat Nayla selalu saja menempel padanya. Justru ia merasa senang, setidaknya hubungan mereka akan semakin lengket."Mas," panggil Nayla pada Raka."Hmmm," balas Raka."Pernikahan kita sudah lama, tapi kenapa aku tidak hamil
Setelah menunggu selama dua Minggu lamanya, akhirnya hasil dari tes DNA mereka keluar.Alex dan Raka menyerahkan amplop berisi hasil tes DNA pada Nayla. Mereka ingin nayla yang membacanya. Agar tidak dikira melakukan kecurangan."Buka dan bacalah hasilnya," ujar Alex seraya menyerahkan amplop tersebut."Kenapa harus aku?" Tanya balik Nayla."Biar kamu jadi orang pertama yang tahu. Karena kalau aku sudah yakin jika kamu memang adik perempuan ku, Naina."Tanpa rasa ragu, Nayla pun ngambil amplop tersebut lalu membaca hasil dari tes tersebut.Nayla terlihat serius, membaca hasil tes DNA tersebut. Matanya terus memindai satu persatu kata-kata yang tertulis di sana. Hingga matanya pun berakhir di bagian akhir yang tertulis di sana 99,99% cocok. Itu artinya mereka memang saudara.Kertas yang dipegang nayla Langsung terjatuh. Disertai dengan tubuhnya ikut limbung, beruntung Raka ada di samping sang istri jadi ia bisa langsung menahan tubuh Nayla.Air mata Nayla luruh, ia lalu menatap Alex ya
Nayla langsung mendorong tubuh Alex yang ingin memeluk dirinya. Lagi pula ia masih bingung apa yang sebenarnya terjadi. Kenapa Alex malah mengatakan dirinya adalah adiknya."Lex, kamu jangan kurang ajar. Di depan suamiku kau mau memelukku? Dan kamu juga mas, kenapa malah diam saja?" Cerocos Nayla pada Raka.Raka beranjak, ia berusaha untuk menenangkan Nayla agar tidak salah paham."Tenang sayang, sekarang kamu duduk dulu. Biar aku jelaskan semuanya." Titah Raka dan Nayla pun mengikuti instruksi dari Raka tersebut."Alex terpisah dari adik perempuannya dua puluh dua tahun lalu, saat itu Alex berusia sepuluh tahun sedangkan adik perempuannya berusia tahun. Dan kau mau tahu siapa yang melakukan hal ini? Dia adalah orang tua Fery. Orang tua Fery menculik adik perempuannya Alex. Setelah itu harta kedua orang tua Alex pun tiba-tiba beralih tangan atas nama ayah Fery," sejenak Alex terdiam ia berusaha untuk menelan salivanya terlebih dahulu."Lalu hubungannya dengan aku apa, Mas,?"tanya Nayl
Setelah kejadian di Maldives , hidup Fery dan Siska jadi kacau. Mereka terus saja diteror oleh Alex. Alex tidak akan berhenti mengganggu mereka jika mereka mau memberi tahu di mana keberadaan adik perempuannya.Sedangkan Santi, hidupnya pun tidak kalah kacau ia jadi buronan, karena bukti kejahatannya sudah diserahkan oleh Alex pada polisi. Bukan hanya itu saja, Santi pun diusir oleh Fery saat ia tahu jika bayi yang ada di kandungan Santi bukanlah miliknya. Sedangkan kehidupan Nayla, ia kembali bisa berdamai dengan keadaan. Raka menepati janjinya, ia tidak izinkan Fery untuk mendekati Nayla lagi.Pernah suatu ketika, Fery datang pada Nayla. Ia memaksa agar Nayla ikut dengannya dan memintanya untuk meninggalkan Raka. Namun, Raka mengancam Fery sehingga ia tidak pernah berani lagi mendatangi Nayla. Paling dia hanya mengawasi Nayla dari kejauhan saja.Seperti saat ini misalnya, Fery terus saja memperhatikan nayla. Rasa cintanya kini sudah berubah menjadi sebuah obsesi semata. Semakin la
Orang yang baru saja menahan Alex adalah Raka. Sejak sepuluh menit yang lalu. Raka sudah merasakan ada hal yang akan terjadi pada Alex dan Siska. Dan inilah kejadiannya. Dari kejauhan Raka melihat Alex mencekik Siska.Sekuat tenaga Raka berlari agar secepatnya dapat menghentikan tingkah Alex yang mungkin saja bisa membuat Siska mati."Apa yang kamu lakukan alex? Dia bisa mati!" Raka berkata seraya menarik tubuh Alex untuk menjauh dari tubuh Siska. Napasnya Alex sudah terlihat begitu ngos-ngosan. Karena menahan amarahnya. Sementara Siska dia terus saja terbatuk-batuk. Kemudian, Siska tidak hentinya memaki Alex."Kau gila Lex! Kau hampir membuat aku kehilangan nyawaku. Dasar penipu!""Ini adalah balasan untuk orang jahat seperti kamu!" Alex mengambil sesuatu dari saku celananya. Ternyata ia ngambil dompet, ia mengeluarkan uang seratus ribuan dari sana dan melemparkannya tepat di wajah Siska."Pergi dari sini! Aku sudah muak terus bersandiwara. Sekarang kau tunggu saja apa yang akan ter