Seorang pria menatap nanar sebuah pusara yang bertuliskan nama wanita yang sangat ia cintai, Eva Azzara. Nando terus memperhatikan makam Eva, tak peduli hujan yang turun dengan derasnya, membuat bajunya basah kuyup.
Ia berlutut di makam Eva, mengelus batu nisannya dengan sayang. masih tak menyangka jika Eva akan meninggalkannya secepat ini.Sedetik kemudian Nando tak merasakan air hujan mengguyur tubuhnya, ia menoleh ke belakang melihat sepasang sepatu flat shoes berdiri di belakangnya. ia mendongak ingin melihat siapa orang tersebut.Disana, berdiri seorang wanita cantik berhijab yang tersenyum ke arahnya. seketika senyumnya lenyap saat melihat wajah Nando yang datar tanpa ekspresi."M--mas, hujannya deras sekali. sebaiknya kita pulang mas." cicit Kia takut-takut mengajak Nando untuk pulang."Kamu pulanglah duluan, aku masih ingin disini, menemaninya." titah Nando yang kini sudah beralih kembali melihat pusara Eva.Tanpa menjawab ucapan Nando, Kia berbalik pergi dengan perasaan yang campur aduk."Bagaimana mungkin aku bisa menepati janji ku Va, jika rasanya se-sakit ini. kepergian mu membuat luka terdalam untuk kami semua." ucap batin Kia menjerit menangis.1 bulan kemudian...
Sudah satu bulan semenjak kepergian Eva, seharusnya hari ini adalah tanggal pernikahan Eva dan Nando. namun, tuhan berkehendak lain.Nando tersenyum kecut mengingat hari ini, pria itu memilih mengurung dirinya di dalam kamar. rasanya ia tak mau keluar, hari ini cukup dirinya dan foto-foto Eva yang masih terpajang lengkap di kamarnya.Tok... tok... tok...Suara pintu kamar Nando yang di ketuk seseorang, Nando bergegas membukanya. wajah ibunya lah yang Nando lihat saat membuka pintu kamarnya."Mama?" wanita paruh baya itu tersenyum."Boleh mama masuk sayang?" Nando mengangguk seraya membuka lebar pintu untuk memberi jalan Nella untuk masuk.Nella terdiam begitu mendapati kamar sang anak yang masih terpajang begitu banyak foto mendiang Eva. dadanya sesak melihat hal itu. sebegitu cintanya sang anak pada Eva?"Sampai kapan kamu begini terus, nak?" tanya Nella.Nando diam, mata pria itu menyipit mencerna maksud perkataan ibunya."Lupakan dia Nando, kamu harus memulai kehidupan yang baru. kamu--""Melupakan mama bilang?" tanya Nando tak habis pikir."Sayang, maksud mama--" lagi-lagi ucapan Nella terhenti."Sudahlah ma, Nando ngerti. hanya saja Nando masih belum bisa melupakan Eva.""Pelan-pelan saja nak, mama tidak menyuruh mu untuk melupakan semua tentang Eva. mama hanya minta agar kamu bangkit dari keterpurukan ini, mama yakin pasti Eva bakalan sedih jika melihat kamu yang seperti ini." ucap Nella memberi semangat untuk anaknya."Mama!" cegah Nando saat Nella ingin melangkahkan kakinya keluar."Iya?" tanya Nella berbalik ke arah putranya kembali."Ada yang mau Nando katakan sama mama." Nando menepuk sisi ranjang, mengisyaratkan agar sang mama duduk di situ.Nella mendekat kemudian duduk di ranjang, Nando menarik nafas dalam kemudian menghembuskannya perlahan. ia butuh kekuatan untuk mengatakan hal itu."Ada apa sayang?" tanya Nella yang sudah penasaran."Tentang Kia."Dahi Nella berkerut dalam begitu Nando menyebut namanya."Kenapa dengan Kia?" tanyanya.Nando pun menceritakan kepada sang mama mengenai perihal janji yang telah ia dan Kia ucapkan sesuai permintaan Eva.Nella syok mendengarnya, namun tak memungkiri rona kebahagiaan yang terpancar di wajahnya."Jadi, kapan kamu mau melamar Kia, nak?" tanya Nella antusias."Tidak tahu ma, aku masih ragu untuk menepati janjiku. apakah mungkin aku bisa menerima Kia dan mencintainya?" lirih Nando gusar."Nando, janji adalah janji, yang harus kalian tepati. kalian tidak boleh mengingkarinya, Eva pasti kecewa di atas sana jika melihat kalian tenyata tak menepati janji yang ia inginkan.""Nando tahu ma, beri Nando sedikit waktu lagi untuk semua ini." pinta Nando."Pasti sayang, pikirkan lagi semua ini dengan matang-matang. ya, meski pun mama sangat berharap kamu jadi memenuhi keinginan terakhir Eva." setelah mengatakan itu Nella keluar dari kamar Nando.Nando mengusap wajahnya kasar dengan kedua telapak tangannya yang kekar, ia serba bingung sekarang. tapi benar apa yang dikatakan ibunya, janji adalah janji yang harus di tepati.Seminggu kemudian...
Nando sudah tampak lebih membaik dari sebelumnya, kini ia terlihat seperti sedia kala Nando yang biasanya. Nando memang terkenal sangat dingin dan terkesan cuek, namun bila dengan keluarganya maka ia jauh berbeda dengan yang orang lain lihat."Pagi ma, pa." sapanya saat sudah sampai di meja makan.Ia kecup pipi Rasyid dan Nella bergantian."Pagi sayang." jawab kedua orang tuanya bersamaan, Nella balas mengecup pipi Nando.Sementara Rasyid hanya menoleh sekilas dan melipat koran yang ia baca."Hari ini ada meeting pagi Nando." ucap Rasyid mengingatkan."Iya pa,"Nella memperhatikan anak dan suaminya dengan senyum yang tak pernah luntur, bersyukur karena putranya sudah kembali ceria."Ma, Nando sudah putuskan mengenai janji itu." ucap Nando membuat Nella terdiam.Rasyid yang bingung mendengar kata janji pun menoleh ke arah istri dan anaknya bergantian."Janji? janji apa maksudnya?""Jadi, apa keputusan kamu sayang?" tanya Nella antusias, mengabaikan pertanyaan penasaran suaminya."Nando akan mencobanya, nanti malam kita ke rumah Kia ya ma.""Alhamdulillah, akhirnya ya Allah. semoga di terima ya nak, aminnn." ucap lega Nella begitu bahagia."Amiiinn." doa Nando menimpali.Rasyid semakin bingung. janji, Kia, dan di terima. maksudnya apa?"Tidak ada yang ingin menjelaskan pada papa, apa maksudnya ini?" ucap Rasyid memelas.Nando dan Nella saling melirik tersenyum jahil."Rahasia." jawab keduanya kompak membuat Rasyid meradang.Aku update Ada yang kangen Kia Nando gak? Selamat membaca --------------Kegugupan menyelimuti Hanif, Kia, berserta istrinya Isma,yang kini saling berhadapan dengan Rasyid dan Nella, kedua orang tua Nando.Nando sendiri jauh lebih besar gugupnya, ada sedikit keraguan jika lamarannya bakal di terima Kia dan keluarganya."Pak Rasyid dan bu Nella, ada apa ya kemari?" tanya Hanif bertanya maksud dan tujuan Nando beserta orang tuanya bertamu ke rumahnya.Rasyid dan Nella saling menatap sebelum mengutarakan niat tujuan mereka datang. "Jadi begini pak Hanif dan bu Isma, niat kedatangan kami ke rumah kalian...." Rasyid menjeda ucapannya seraya melirik ke arah Nando.Rasyid mengkode Nando lewat gerakkan matanya, ia ingin jika putranya sendiri yang mengutarakan niatnya ke rumah Kia.Nando berdeham untuk menetralkan suaranya yang tiba-tiba saja tercekat, mungkin efek gugup yang menyerangnya secara mendadak."Om, tan
Selamat membaca _________________Sudah pukul 1 dini hari, tetapi Kia tak kunjung bisa memejamkan matanya. hati dan pikirannya begitu gelisah mengingat apa yang terjadi hari ini.Bukan tanpa alasan sih, apa yang membuat Kia merasa gelisah. tentu saja lamaran Nando tadi malam, dan ia meminta waktu satu minggu untuk menjawab lamaran Nando, hal itu pun di setujui Nando. pria itu akan menunggu jawaban Kia padanya, selepas di terima atau di tolaknya lamaran yang ia tujukan untuk Kia.Karena perasaan gelisah yang tak kunjung hilang, Kia memutuskan bangkit dan turun dari ranjangnya. wanita itu berjalan menuju kamar mandi, kemudian mengambil air wudhu. ia akan melaksanakan sholat tahajud untuk menenangkan hatinya yang terus gelisah, serta meminta petunjuk pada yang kuasa untuk semua hal yang membingungkannya saat ini.Kia begitu khusuk melakukan gerakan sholatnya, tam
Happy reading! ________________Ikuti apa yang saya katakan ya." titah pak penghulu pada Nando sang pengantin pria."Ananda Arnando Wicaksana bin Rasyid Wicaksana, saya nikahkan dan kawinkan engkau dengan anakku yang bernama Azkia Indira Putra binti Hanif Putra dengan mas kawin berupa mas 10 gram dan seperangkat alat sholat di bayar tunai.""Saya terima nikah dan kawinnya Azkia Indira Putra binti Hanif Putra dengan mas kawin tersebut di bayar tunai." ucap Nando lancar dengan satu tarikan nafas."Bagaimana para saksi sah?" tanya pak penghulu."Saaaaaahhh." jawab semua orang serentak."Alhamdulillah." pak penghulu pun membacakan doa, dan menyuruh pengantin perempuan untuk mencium tangan kanan Nando, begitu juga Nando yang mencium kening Kia, istrinya.Kemudian mereka memasang cincin pernikah
Sorry gaje Happy reading!Dedek masih volos soalnya gak ngerti yang begituan xixixixixi._____________"Ini pipi kenapa merah begini?" tanya Nando menggoda Kia.Ia usap-usap lembut pipi Kia yang mulus dan halus, di tambah lagi rona merah yang semakin terlihat saat Nando terus mengelusnya."Mas...." "Hm?" "Sebaiknya kita bersihkan diri dulu mas." Nando menyipitkan matanya mendengar ucapan Kia."Membersihkan diri untuk apa?" tanya Nando iseng."Uhm, untuk--""Untuk?" "Kia mau mandi mas." reflek Kia bangkit berdiri kemudian berjalan cepat menuju kamar mandi. meninggalkan Nando yang terbengong melihat reaksinya.Tapi hal itu tak ayal membuat Nando terkekeh, Kia salah tingkah dengan pertanyaan menggoda yang ia lontarkan. dan malu karena ia asyik menatap wajahnya.Dengan iseng Nando mendekat ke arah pintu kamar mandi, mengetuk beberapa kali pintu itu."Iya mas?" tanya Kia
Happy reading! "Kia...." bujuk Nando agar Kia menggeser tubuhnya yang nemplok di pintu lemari."Ak--aku malu mas." "Malu? malu kenapa?" tanya Nando heran."Itu, isi di dalam lemarinya mas." "Ha? memang isi dalam lemarinya apa, kok sampai kamu malu begitu." Kia diam, bingung bagaimana mau mengatakan pada Nando bahwa isi di lemari pakaian itu..."Sini biar mas lihat," tanpa menunggu jawaban Kia, Nando menggeser tubuh Kia.Kia was-was saat Nando membuka pintu lemari pakaian itu, dan..."Ini...." Nando mengerjapkan matanya melihat pakaian-pakaian seksi itu.Kia menggigit bibirnya gugup."Kamu mau mencoba memakainya malam ini, Kia?" tanya Nando berbalik badan menghadap Kia de
Nella tersenyum jahil ke arah Kia dan Nando yang baru bangun tidur, Kia merasa tak enak pada mertuanya karena kesiangan bangun."Pengantin baru, gimana tadi malam? lancarkan?" goda Nella."Lancar dong ya, sampai telat bangun gitu." sambung Nella di selingi tawanya.Hal itu kembali sukses membuat kedua pipi Kia memerah, ternyata ibu dan anak suka sekali menggoda dirinya."Mama!" tegur Nando merasa tak enak melirik ke arah Kia yang kini menundukkan kepalanya."Maaf, maaf. mama terlalu senang nak.""Tapi Kia jadi malu gitu ma.""Kia sayang, maafin mama yang lancang bertanya begitu." Kia mengangkat kepalanya dan menggeleng."Enggak apa-apa ma, malahan Kia merasa gak enak. hari pertama menjadi menantu di keluarga ini, tapi Kia sudah kesiangan bangunnya.""Ah, santai saja nak. oh ya, tadi pagi kalian sholat subuh?" Nando dan Kia mengangguk."Mama tadi pagi ingin membangunkan kalian berdua untuk sholat berjamaah di masjid, tapi begitu di de
Masih edisi honeymoon...Happy reading Hari ini Kia meminta Nando untuk mengajaknya ke Namsan Seoul Tower atau yang biasa orang-orang menyebutnya N Seoul Tower.Tak membutuhkan waktu lama, Kia dan Nando sampai ke tempat tujuannya.N SEOUL TOWER merupakan tempat wisata di Korea Selatan yang sangat populer. Wisatawan bisa menikmati keindahan Korea Selatan dari atas ketinggian mencapai 237 meter ini berlokasi di gunung Namsan.Liburan ke Korea Selatan tidak lengkap rasanya kalau tidak mampir ke N SEOUL TOWER. Di sekitar N Seoul Tower terdapat toko suvenir dan restoran. Di puncak menara ini terdapat sebuah tempat yang bernama love lock (gembok cinta). Anda dapat mengabadikan dan menggembok rasa cinta Anda kepada pasangan dengan memegang gembok disekitar pagar, lalu membuang kunci gemboknya sebagai tanda pengharapan cinta kasih akan terus bersama selamanya.Entah itu mitos atau tidak, yang pasti banyak sekali pengunjung yang mela
Nella dan Rasyid menunggu kepulangan anak dan menantunya di bandara Soekarno-Hatta. hari ini Kia dan Nando pulang dari liburan honeymoon mereka selama di Korea."Itu mereka ma!" ucap Rasyid pada istrinya menunjuk ke arah depan.Kia dan Nando langsung menghambur kepelukan Nella dan Rasyid begitu sudah dekat."Kangen mama dan papa." ucap keduanya serempak."Gimana liburan bulan madu kalian?" tanya Nella penasaran.Kia menatap Nando seakan bertanya, jawaban apa yang harus ia berikan untuk menjawab pertanyaan mama mertuanya."Ma, nanti saja tanyanya setelah kita sampai di rumah ya." bujuk Nando mengajak kedua orang tuanya untuk segera masuk ke dalam mobil."Tapi, mama kan penasaran." ucap Nella merajuk."Ayo ma," ajak Kia merangkul bahu mertuanya.Mereka berempat masuk ke dalam mobil, dan perlahan mobil pun melaju dengan kecepatan sedang."Ayo cerita!" pinta Nella memaksa."Kan kalau sudah sampai rumah ma." Nando mengingatkan
Rencana liburan Kia dan Nando ke Italia batal, di karena-kan kondisi Kia yang sangat lemah. wanita itu terus saja mual-mual, Nando yang panik pun langsung menghubungi dokter pribadi keluarga mereka.Kecemasan dan kepanikan Nando berubah menjadi kebahagiaan begitu mendengar hasil pemeriksaan dokter Tika. yang mengatakan jika Kia tengah mengandung buah cinta mereka.Tentu saja hal itu menjadi berita penuh kebahagiaan bagi seluruh keluarga. apalagi Rasyid dan Nella yang begitu gembira mendengar kabar ini.Dokter berpesan pada seluruh keluarga, agar tak mengizinkan Kia untuk melakukan hal yang berat. di usia kandungannya yang masih sangat muda, Kia juga di larang berpergian untuk sementara waktu.Kia cukup merasa sedih karena itu, keinginannya yang ingin berlibur ke Italia batal. tapi, di balik itu semua Kia bahagia.
Kia mengerjapkan matanya silau terkena cahaya matahari yang masuk dari celah hordeng jendela kamaranya.Melihat sisi ranjang di sampingnya kosong, membuat Kia bangun dari tidurnya."Dimana mas Nando?" gumamnya mencari keberadaan sang suami.Perlahan Kia turun dari ranjang, mengambil pakaiannya yang tergeletak di lantai. memakainnya cepat lalu melangkah mencari Nando. sayup-sayup ia mendengar suara seseorang yang sedang menelpon di dalam kamar mandi.Kia membuka pintu kamar mandi yang ternyata tidak terkunci, kebiasaan Nando yang satu ini sangat Kia hafal."Bagaimana dengan keadaan mereka?" tanya Nando dengan lawan bicaranya di telepon."............""Rumah sakit jiwa?" kaget Nando."...........""Ya, mungkin itulah hal yang tepat untuk menanganinya. ya sudah kalau begitu, aku tutup dulu ya, nanti aku telpon lagi untuk memastikan k
Masih flashback.Dava kaget mendapati seorang pria yang ada di dalam rumah itu. dengan tangan, kaki terikat. serta mulut yang di tutup lakban.Kondisi yang sangat menyedihkan bagi Dava sebagai seorang pria, mata pria itu terpejam.Dava melangkah hati-hati ke arahnya. "permisi."Perlahan mata pria itu terbuka, terbelalak kaget melihat kehadiran Dava di situ.Dava terlihat panik ketika pria itu seperti menggeram ingin bicara, ragu-ragu Dava melepaskan lakban di mulutnya."Tolong lepaskan aku!" pinta pria itu setelah Dava berhasil melepaskan lakban di mulutnya."A--aku akan melepaskanmu. tapi, aku perlu bicara denganmu.""Baiklah," janji pria itu.Dava melepaskan semua tali yang terikat di tangan dan kakinya."Terima kasih," ucapnya pada Dava."Siapa kamu? kenapa bisa ada disini denga
"Kia, ada ap__mas Ridwan?" kaget Nando melihat seorang pria yang ada di sebelah Dava.Nella, Rasyid, dan Aisyah sangat terkejut. terutama Aisyah yang melotot horor melihat pria yang bernama Ridwan itu."Kenapa pria itu bisa disini?" batin Aisyah bertanya-tanya.Flashback on.Dava menatap pria di depannya, pria yang di tatap itu pun mengeluarkan sebuah benda dan memberikannya pada Dava."Ini bos!" ucap pria itu menyodorkan ponsel di tangannya."Kerja bagus Dika." puji Dava pada pria yang bernama Dika itu, yang ternyata suruhannya untuk mengelabui Aisyah dan mengambil ponsel miliknya.Ah, ternyata pria yang tadi itu! itu berarti semua ini sudah di rencanakan Dava.Tepat sekali!"Tapi maaf bos, aku tidak dapat membuka kata sandi di ponsel milik wanita berhijab itu." ungkap Dika merasa tak enak."Begitu
Nando dan Kia sudah sampai di rumah pada malam hari, Ayesha sudah tertidur saat di perjalanan tadi."Assalamualaikum." sapa Nando dan Kia mengetuk pintu, Kia menggendong Ayesha yang tertidur."Waalaikumsalam," jawab salam Aisyah membuka pintu.Wajah Aisyah di hiasi senyuman manis yang lebar, wajah Nando datar melihatnya tanpa mau repot-repot membalas senyuman Aisyah."Kenapa kalian lama sekali?" tanya Aisyah mengulurkan tangannya, mengambil alih tubuh Ayesha.Kia menyerahkan Ayesha padanya. "iya, Ayesha begitu senang sekali hari ini, sampai kami lupa waktu."Nando tanpa banyak basa-basi langsung berlalu pergi dari hadapan mereka."Nando kenapa?" tanya Aisyah yang bisa meraskan perubahan pada diri Nando."Dia tidak apa-apa, hanya saja hari ini ia menemukan sesuatu hal yang membuatnya terkejut.""Oh ya, apa itu?" tanya Aisyah ke
"Siapa kamu?" tanya Aisyah ."Wow! galaknya.""Jangan bertele-tele, apa maumu?" lagi Aisyah bertanya."Tidak ada maksud apa-apa, dari jauh aku melihat seorang wanita tengah berdiri di pinggir jalan yang sepi. ku pikir, mungkin kau membutuhkan sebuah bantuan." ucap pria itu menyentuh letak kacamatanya yang tadi sedikit miring."Ah tidak, terima kasih. aku tidak membutuhkan bantuan apapun." elak Aisyah begitu angkuh."Sombong sekali dia! Ciihhh!" umpat batin Dava kesal melihat Aisyah."Sungguh kau tidak membutuhkan bantuan apapun padaku?" lagi Dava bertanya ulang."Sudah aku katakan bukan!"Dava sampai terlonjak kaget mendengarkan bentakan Aisyah. huffft! kalau bukan karena permintaan Kia, mungkin Dava tidak akan mau lagi berurusan dengan wanita macam Aisyah.Di lain tempat..."Jadi, kalian kesini karena i
Aisyah masih setia melihat ponselnya yang menampilkan letak lokasi keberadaan Nando melalui GPS. tersenyum karena dia bukanlah orang lemah yang bodoh hanya diam di rumah tanpa melakukan sesuatu. salah besar!Ciiiiiittttt.Bunyi suara ban berdecit beradu dengan suara rem secara mendadak, tubuh Aisyah bahkan sampai terhempas ke belakang."Ada apa pak?" tanya Aisyah heran."Gak tahu mbak, kayaknya kita nabrak seseorang deh.""Apa?" kaget Aisyah yang langsung keluar begitu juga pak supir taksi.Keduanya keluar untuk mengecek kondisi orang yang mereka tabrak. Aisyah mendekati tubuh seorang pria yang tampak terbaring di depan taksi."Anda tidak apa-apa tuan?" tanya Aisyah menyentuh bahu pria itu dan sedikit mengguncangnya."Aaaaaaaa!!" teriak Aisyah nyaring, kaget karena tiba-tiba pria itu bangkit dan mengambil ponsel Aisyah lalu berlari kenca
"Kalian sudah ingin berangkat?" tanya Nella yang kondisinya sudah lumayan membaik."Iya ma, kami bertiga pamit pergi dulu ya." pamit Nando mencium punggung tangan kanan sang ibu.Di susul Kia dan juga Ayesha yang bergantian mencium punggung tangan kanan Nella."Hati-hati ya kalian di jalan. Oh ya, Aisyah tidak ikut?" tanya Nella yang melihat Aisyah berdiri di ambang pintu kamarnya.Aisyah menggelengkan kepala sedih, sengaja ia lakukan agar menarik perhatian Nella."Oh itu, Ayesha yang gak mau ibunya ikut. iyakan sayang?" ulang Kia lagi bertanya pada Ayesha agar mama mertuanya juga dapat mendengar jelas."Iya oma, Ayesha cuma mau sama bunda Kia dan Ayah Nando saja." ungkap bocah kecil itu begitu polosnya.Nella mengangguk tersenyum, mengelus pelan kepala mungil Ayesha dan mencium wangi rambutnya."Baiklah, ibumu biar di rumah saja untuk menguru
Nando menatap istrinya yang sedari tadi tampak gelisah dalam tidurnya, dengan lembut ia menyentuh pundak Kia."Kia, sayang kamu kenapa?" tanya Nando berbisik di telinga Kia.Kia membuka matanya yang tadi sempat terpejam, membalikkan badannya menghadap sang suami. hingga kini mereka berdua saling berhadapan."Mas?""Iya? jawab Nando menatap lekat wajah istrinya."Sebenarnya ada hal yang ingin aku katakan padamu mas.""Soal apa? Aisyah lagi?" tebak Nando.Kia menggigit bibirnya, melihat respon Nando yang seperti itu membuatnya ragu, antara ingin mengatakannya atau tidak."Bicaralah," titah Nando tak tega juga melihat wajah Kia yang tampak kecewa."Ehm, jika aku mengatakannya, apakah kamu mau mempercayainya mas?" tanya Kia memastikan dan berharap kalau Nando mempercayai ucapannya kali ini."Kenapa gitu? jadi