Pagi hari yang cerah, Alex terlebih dahulu bagun sambil memperhatikan wajah cantik sang istri, yang masih tertidur pulas dengan tenang dan damai nya. sesekali Berli tersenyum dalam tidur."Sayang, kamu mimpi apa sih?" gumam Alex gemas."Reyhan.... Reyanza anakku sayang." ucap Berli dialam bawah sadarnya."Ternyata kamu sedang memimpikan anak-anak kita, kamu pasti merindukan mereka ya sayang." ucap Alex seraya mengelus sayang rambut Berli. pergerakan Alex membuat Berli terbangun."Suamiku....""Sayang, sudah bagun ya.""Ya, aku habis bermimpi bertemu anak-anak kita.""Bersabarlah, besok kita akan pulang dengan penerbangan pertama.""Benarkah sayang, aku senang sekali." Berli segera memeluk Alex saking senangnya."Bolehkah kita mengulang kembali percintaan yang semalam." Alex kembali meminta jatah, dia sudah kecanduan dan menginginkan terus.Degh..."Alex, kamu memang nakal dan tidak pernah capek-capek nya ya." Berli menjadi kesal dan menghujani Alex dengan cubitan kecil, namun Alex men
"Berliana, mulai sekarang jangan panggil aku dengan sebutan Alex dan Alex lagi, karena kupingku sakit setiap kali kamu mengucapkannya." memasang wajah cemberut menatap istri tercinta."Maaf, tapi aku sudah terbiasa, kalau begitu kamu pengen aku panggil dengan sebutan apalagi suamiku?" kembali duduk dengan menyilakan kedua kakinya."Terserah, tapi aku lebih senang. jika panggilanmu untukku itu. seperti layaknya panggilan seorang istri pada suami nya sehingga terdengar nyaman saat diucapkan.""Gimana kalau suamiku, sayangku, cintaku." Berliana memainkan tangannya mulai terlihat lebai."Stop....stop, aku tidak suka panggilan itu. terdengar sudah biasa dan umum sekali diucapkan oleh orang-orang diluaran sana." jawab Alex kurang menyukai panggilan tersebut. Berliana terlihat sedang berfikir, mencari sebutan yang benar-benar disukai oleh Alex nantinya."Aha..., aku punya panggilan yang paling bagus, aku yakin kamu pasti menyukai nya, suamiku.""Apa, cepat sebutkan?"Alex memperbaiki posisi
Tanpa mereka sadari, dari jarak yang tidak terlalu jauh, sepasang mata tengah memperhatikan pergerakan mereka. dan selalu mengikuti kemana kedua pasangan dimabuk cinta itu pergi, dengan tatapan penuh kebencian atas kebahagiaan pasangan tersebut."Aku akan pastikan, kebahagiaan yang kalian dapatkan tidak akan bertahan lama. sekarang kalian aku beri kesempatan untuk tertawa dan bahagia diatas penderitaan dan Bella. yang sekarang sudah mendekam di penjara. tapi itu hanya sesaat, kami berdua akan membalas kalian." laki-laki tersebut tertawa dan menyeringai penuh dengan niat jahat dan ambisi yang menggebu-gebu, untuk menghancurkan kebahagiaan pasangan tersebut. bahkan dia begitu percaya diri, jika perbuatannya kali ini akan kembali berhasil."Sayang, aku capek. gimana kalau sekarang kita balik kepenginapan dan berkemas-kemas, karena besok kita akan kembali pulang untuk bertemu dengan Anak-anak." ucap Berli dengan pancaran mata berbinar-binar jika teringat Anak-anak kesayangannya."Baikla
Pagi ini, seluruh jagad raya dihebohkan dengan berita tentang kecelakaan seorang pengusaha muda dan istri nya. Hendrawan yang semula mengabaikan saja berita tersebut, tiba-tiba terlonjak kaget begitu mendengar nama anak dan menantunya disebut.Degh!!?"Tidak mungkin mereka, Tuhan lindungilah anakku." dengan tangan bergetar, Hendra langsung menghubungi ponsel Alex maupun Berliana, namun nihil tidak tersambung. dengan perasaan panik dan was-was dia segera melaju kekediaman keluarga besannya untuk memastikan informasi tersebut."Mudah-mudahan saja pemberitaan ini hanyalah kesalahpahaman media." doa Hendrawan berusaha menenangkan gemuruh didadanya yang terus berkecamuk. dia melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi agar segera sampai.Hendra dan isterinya segera turun, saat melihat nyonya Sarah dan suaminya terlihat sangat panik. mereka terlihat sedang berbicara dengan pihak kepolisian."Nyonya, apa yang terjadi dengan anakku Berliana dan Alex?" tanya Hendrawan yang tidak bisa mengendal
"Sabar....sabar dan teruslah berdoa, hanya itulah yang bisa kita lakukan disaat seperti ini. kita berdua juga harus kuat demi Reyanza dan Reyhan." bujuk Papi. Mery hanya diam, ikut dalam kesedihan panjang, begitu sampai di Swiss, mereka semua pergi menuju tempat lokasi kecelakaan.Mereka semua menangis, melihat pembatas jalan dan jembatan yang rusak. mereka tidak sanggup melihat begitu naas kecelakaan yang menimpa Alex dan Berliana. mereka semua bergidik ngeri melihat jurang dan tanjakan tajam disekitarnya.Hendrawan sudah meminta pihak kepolisian setempat untuk menyelidiki kasus tersebut sampai tuntas. bahkan melalui kamera cctv tempat Alex dan Berliana keluar dari restoran hingga masuk ke mobil."Papi masih penasaran, siapa pelaku yang begitu kejam. yang telah merusak rem mobil Alex sehingga mereka kecelakaan." ucap Abraham.****Dirumahnya, Devan tertawa lepas dan sangat bahagia sekali. misinya untuk menghancurkan Alex dan Berliana berhasil."Ternyata begitu mudahnya menghancurk
"Tentu kak, aku akan selalu berdoa yang terbaik buat keponakan ku." sambil menatap foto Berliana yang tengah tersenyum menatap balik kearahnya.Hendra mengikuti saran dari temannya Fred, dia bersama Abraham dan petugas kepolisian setempat menelusuri hutan bagian Utara. suara bunyi burung dan binatang hutan semakin terdengar jelas, semak belukar membuat langkah mereka sedikit terhambat dan kewalahan memasuki hutan untuk penelusuran lebih jauh lagi."Rasanya mustahil jika Berliana dan Alex sampai ketempat sejauh ini, lagian kondisi mereka pasti terluka dan tidak mungkin sanggup berjalan sampai ketengah hutan untuk mencari pertolongan." terang kepala tim SAR yang juga membawa rombongan nya."Berhubung sudah semakin sore, sebaiknya kita mendirikan tenda disekitaran tempat ini. besok pencarian kita lanjutkan kembali.""Baiklah, kami setuju."Meskipun masih ingin melakukan pencarian, Hendra dan Abraham terpaksa mengikuti saran pihak kepolisian. untuk sementara waktu mereka mendirikan tenda-
Berliana berusaha untuk membuka matanya, seluruh tubuhnya terasa sakit dan perih. air mata mengalir sedangkan kedua bibirnya tidak mampu digerakkan, dia sangat kehausan tenggorokan nya terasa sangat kering."Haus....haus..." hanya itu yang bisa terucap, sambil melihat air sungai dihadapannya. diliriknya Alex masih terdiam pingsan disebelah nya.Susah payah gadis itu menggerakkan tubuhnya untuk mencapai air, dia ingin minum sebanyak mungkin untuk menghilangkan dahaganya."Yes berhasil."Ketika dia bisa mencapai air sungai dengan tangannya, dia tidak peduli apakah air ini steril untuk diminum. yang penting dia bisa meneguk air tersebut, cukup lama Berliana meneguk air sungai dengan mengunakan tangannya sebagai alat bantu untuk mengambil air dan meminumnya. setelah itu dia mengambil lagi, kali ini bukan untuk dirinya. melainkan suaminya. Berli membantu meminumkan meskipun Alex masih belum merespon."Alex, suamiku, sadarlah. kita harus segera keluar dari tempat ini." ucap Berliana terus
Alex mengerjapkan matanya perlahan, meskipun masih sangat berat untuk dibuka, diliriknya Berli yang masih tertidur pulas disamping nya.Degh..."Tempat apa ini?"Berbagai pertanyaan berkecamuk, begitu mendapati ke-dua tangannya dan Berliana yang sudah terikat dibelakang punggung mereka masing-masing."Berli... Berliana, bagunlah sayang...." Alex berusaha membangunkan sang istri yang masih tidur pulas meringkuk disampingnya."Alex, kita dimana?"Berliana terlonjak kaget, begitu mengetahui posisi mereka yang sama-sama terikat disebuah gubuk. meskipun begitu mereka berdua masih bisa untuk mengintip situasi diluar melalui celah-celah dindingnya."Tempat ini sempit dan kumuh, siapa yang sudah menyekap kita berdua ditempat ini Alex.""Aku tidak tahu Berli, yang jelas begitu bagun dari tidur. kita berdua sudah berada ditempat ini." ucap Alex mencoba melepaskan tali yang mengikat tubuh nya.Alex kembali mengedarkan pandangannya. tempat sepi dikelilingi hutan, jauh dari pemukiman banyak pendu
Setelah konferensi pers dan memberitahukan jika mereka berdua masih hidup, yang disambut antusias oleh semua orang. bahkan penyataan Alex ini menjadi pemberitaan utama negeri ini.Berliana dan suaminya mulai menjalani kehidupan mereka dengan normal kembali. bahkan Alex menepati janjinya terutama pada keluarga tuan Hendrik, beberapa bantuan dan akses jalan agar lebih baik lagi mereka berikan pada desa kecil nan indah tersebut, sebagai wujud terimakasih karena sudah menolong nyawa mereka dengan tulus dan ikhlas. sebuah sekolah gratis dan tempat pelayanan kesehatan medis. meskipun obat-obatan herbal mereka jauh lebih baik.Pagi ini, Alex akan kembali bekerja sebagai CEO diperusahaan besar milik nya. sehingga selesai mandi dia sudah siap mengunakan stelan pakaian kantor dengan jas biru tua kesayangannya. Jack merasa sudah merindukan kesibukannya seperti dulu."Sayang, tolong keringkan rambut ku." pinta Alex pada istrinya.Berliana mengambil handuk dan membantu mengeringkan rambut, setelah
Antara rasa khawatir dan pemasaran, kedua orang tua Bella menemui keluarga Abraham yang sudah menunggu mereka disebuah ruangan."Selamat datang dirumah ku, tuan Abraham, apa kabar Anda." ucap papi berbasa-basi."Kabarku baik-baik saja." saling berjabat tangan."Alex, aku seperti bermimpi melihatmu dan istri kembali dengan selamat, ini benar-benar mukjizat yang luar biasa." tutur mami seraya mempersilakan mereka duduk kembali, pelayan sibuk membawakan minuman segar dan snack.Alex menarik nafas dalam-dalam, mencoba mengumpulkan kata-kata untuk memberitahu pada keluarga Bella tentang kejadian yang sudah menimpa mereka. Berliana menggenggam tangan suaminya mencoba memberikan kekuatan."Tuan, kami merasa tersanjung atas kunjungan yang terasa begitu tiba-tiba ini. ada apakah gerangan?" mami tidak mampu lagi menahan rasa penasaran."Tuhan memberikan aku kesempatan hidup, agar bertaubat dan bisa menjadi manusia yang lebih baik lagi. meskipun seseorang sudah berusaha untuk melenyapkan kami b
Alex membimbing Berli melangkah masuk kerumah, nampak diruang keluarga duduk mama dan papanya, mereka berdua terlihat kaget begitu melihat dengan mata kepala sendiri, jika pemberitaan mengenai Alex dan Berliana benar-benar nyata dan bukan berita hoax. bahkan untuk meyakinkan penglihatannya, mama Mery mencubit lengannya sendiri. Langsung sujud syukur begitu mengetahui jika anaknya masih hidup. tanpa sadar air mata haru membasahi pipi dan wajah nya."Alhamdulillah anakku Berliana, Alex. aku ngak menyangka jika kalian berdua benar-benar masih hidup dan selamat dari tragedi tersebut." ucap mama memeluk hangat dan penuh kerinduan."Iya, Tuhan memberikan kami kesempatan kedua. untuk belajar menjadi manusia yang lebih baik lagi dan mensyukuri segala nikmat yang telah mereka berikan." mereka merasa sangat bahagia karena bisa berkumpul kembali dengan orang-orang yang dicintai dan mencintainya."Iya ma, kami mampu bertahan karena doa dari kalian semua. yang menyayangi kami berdua dengan tulus
"Reyhan, Reyanza. kalian mau nggak punya dedek bayi?""Mau banget Oma." jawab mereka dengan wajah berseri-seri."Kalau begitu, berdoa lah agar mommy benar-benar hamil." ucap Oma."Baiklah oma."Mami Sarah yang paling antusias ikut mengantarkan Berliana ke sebuah klinik ternama, sedangkan papi lebih memilih tetap dirumah. ikut menjaga cucu-cucunya.Beberapa saat kemudian, mereka sudah berada di sebuah klinik dokter kandungan. seorang perawat wanita menyambut ramah kedatangan mereka bertiga. tanpa perlu proses antrian, karena mami sudah mendaftarkan nama Berliana sebelum kedatangan mereka."Nyonya Berliana silahkan masuk." ucap perawat.Berliana duduk dihadapan dokter, yang mulai menanyakan keluhan-keluhan yang dirasakan Berli. lalu dia meminta Berli untuk berbaring di ranjang perawatan untuk melakukan USG.Berli meremas-remas kemari tangannya yang terasa dingin, meskipun ini bukan yang pertama baginya. namun dia sangat berharap jika dia benar-benar hamil.Dokter mulai mengolesi gel di
"Apa maksudmu Alex?""Sebenarnya, sepasang mayat yang ditemukan ditepi hutan itu adalah Devan dan Bella. namun karena mereka sempat merampas dompet dan cincin Berliana, membuat orang semakin yakin jika itu adalah mayat kami berdua." terang Alex yang refleks memberikan kejutan yang luar biasa bagi semua orang yang berada dalam ruangan tersebut."Mami dan papimu tidak mampu berkata-kata lagi Alex, semua yang terjadi begitu tiba-tiba dan sangat mengejutkan. mungkin ini sudah hukuman buat mereka yang tidak memiliki rasa perikemanusiaan, rasanya mami tidak akan pernah mampu memaafkan kesalahan mereka berdua.. hick...hick..." Sarah menagis."Sudahlah mi, meskipun berat bagi kita memaafkan kesalahan mereka berdua. namun tidak baik kita menyimpan bara api dendam dihati, karena hanya akan membuat hidup dan hati kita menjadi tidak tenang, gelisah dan dipenuhi oleh amarah. belajarlah untuk menerima semua ini dengan ikhlas mi, dibalik semua ini ada hikmah dan berkah yang teramat besar kita dapa
Semua pelayan ikut berkumpul, mereka juga tidak mampu membendung air mata penuh haru. karena Alex dan Berliana yang mereka pikir sudah meninggal dunia ternyata masih hidup dengan kondisi sehat bugar."Mami sangat bahagia, akirnya kalian berdua kembali kerumah. selama ini mami benar-benar yakin dengan perasaan mami sendiri, yang selalu yakin dan mengatakan jika kalian berdua masih hidup. bahkan mami sempat menyangkal sepasang mayat yang sudah dinyatakan sebagai kalian berdua." tutur mami."Papi juga berfikir seperti itu Alex, karena semua bukti yang ditemukan sudah mengarah pada kalian berdua. kondisi mayat yang sudah membusuk, membuat papi berfikir untuk tidak melakukan autopsi lagi, karena papi sudah yakin jika itu kalian dan tidak ingin menyakiti tubuh kalian semua dengan serangkaian pemeriksaan alat medis lagi.""Iya pi, kami mengerti. kejadian ini memberikan kita pelajaran hidup yang paling berharga, karena kami saling mengerti satu sama lain, membuat kekuatan cinta kami berdua
"Jadi semua orang sudah menganggap kami berdua meningal?""Ya tuan, nyonya dan tuan besar sangat sedih. namun mereka berusaha tegar dan kuat Reyhan dan Reyanza yang masih sangat membutuhkan kasih sayang." terang Dadang.Alex dan Berli saling pandang, mendengar cerita dari Dadang membuat air mata mereka tanpa disadari sudah mengalir. bahkan sopir taxi itupun ikut terharu."Sayang, jangan-jangan sepasang mayat yang mereka pikir adalah Kita berdua, apa sebenarnya Bella dan Devan?" tanya Alex."Bisa jadi, dan orang-orang juga menemukan beberapa barang bukti yang mengarah pada kita berdua. seperti cincin dan dompet.""Aku tidak sanggup membayangkan bagaimana terpukul nya mami dan papi, termasuk anak-anak kita yang masih kecil. mereka pasti sangat merindukan kita berdua." ucap Berliana kembali menagis."Sudahlah sayang, yang penting sekarang kita selamat dan bisa bertemu mereka lagi. banyak hikmah yang kita dapatkan setelah kejadian ini.""Iya, bahkan dengan kejadian ini. aku semakin yakin
Dikediamannya, Sarah tiba-tiba merasakan kehadiran anaknya. sehingga tanpa sadar dia seperti mendengar suara Alex yang sedang memanggil namanya, Sarah melangkah menuju pintu masuk sambil membuka dengan tidak sabaran.Ceklek"Kosong, tidak ada siapa-siapa? ya Tuhan.... kenapa hatiku masih belum menerima kepergian anak-anakku, sehingga aku masih merasakan kehadiran mereka kembali pulang kerumah ini...hick...hick.." Sarah menangis tersedu-sedu didepan pintu. hal itu menarik perhatian semua penghuni rumah."Istriku, kamu kenapa?""Alex, aku merasakan jika dia memanggil namaku didepan pintu masuk ini, Pi. aku seperti orang gila yang belum juga bisa menerima kenyataan." Sarah kembali menagis."Sudahlah sayang, kita harus kuat menerima semua ini. ingat saat ini Reyhan dan Reyanza masih sangat membutuhkan kita berdua, jika kita lemah seperti ini, bagaimana kita bisa menjaga mereka berdua dengan baik." bujuk sang suami seraya membantu istri nya bangkit berjalan menuju sofa."Oma kenapa?""N
Alex dan Berliana kembali melanjutkan perjalanan, jika lelah mereka kembali berhenti. hingga perjalanan jauh mereka sampai disebuah pintu gerbang sebuah desa, dimana sudah terdapat akses jalan yang lebih baik, dan sudah ada penerangan dengan pencahayaan listrik."Suamiku, lihatlah disana sudah nampak beberapa rumah penduduk, jalanan dan lampu-lampu penerangan listrik." tunjuk Berli tersenyum."Iya sayang, semoga saja mereka bersedia membantu kita." ucap Alex.Mereka berjalan mendekati sebuah bangunan berbentuk pos penjagaan, Alex dengan sopan menyapa seorang bapak yang berpakaian layaknya petugas keamanan, yang terlihat heran melihat kedatangan mereka berdua.Dirumah besar keluarga Alexander, Reyhan dan Reyanza kembali bersedih, karena merindukan kedua orang tuanya."Mommy, Daddy. Reyhan kangen hick.hick..." bocah imut itu kembali menagis jika merindukan mommy dan Daddy nya sambil memeluk foto keluarga mereka."Cucu-cucu kesayangan Oma, ngak boleh sedih. karena mommy dan Daddy seka