"Ternyata, usaha keras membuahkan hasil ya. Sekarang Dek Berli sudah terlihat jauh lebih langsing setelah diet ketat," ucap bu RT menatap takjub perubahan bentuk tubuh Berliana yang sekarang."Terimakasih Bu."Berliana semakin bersemangat untuk berubah, terutama untuk menurunkan berat badannya. Berliana menghirup nafas dalam-dalam, dan mengeluarkan secara perlahan. yah, gadis itu telah membulatkan tekadnya. air mata seakan tidak ingin menetes lagi dikedua belah pipinya."Devan, suatu saat kalian akan menerima akibatnya. Dan aku pastikan kamu akan berlutut mencintai ku. Dan kamu Milka. Aku akan akan membuat kamu merasakan bagaimana rasanya dikhianati oleh orang yang kita cintai." Ucap Berliana lirih.Dalam tidurnya Berliana bermimpi, dimana saat indahnya bersama Devan kembali terulang. Devan dengan penuh kasih sayang membimbing tangan nya menelusuri jalan perkebunan kelapa sawit yang sangat luas, menuju taman yang sangat indah, disekeliling mereka bunga-bunga mulai bermekaran.Berliana
"Bibi jangan siapkan makanan itu.!" Terdengar suara lantang meru dari arah belakang, seketika Berli melihat kearah datang Suara."Tapi Berli lapar sekali kak." Ucap Berliana memegangi perutnya."Ingat Berli, mulai sekarang kamu harus merubah pola makan mu, dan harus mengikuti instruksi dari dokter Bunga." Seorang gadis cantik berjalan mendekati mereka.Seseorang muncul, memperkenalkan dirinya sebagai dokter yang akan membantu Berliana kedepannya dalam melakukan diet ketatnya."Sekarang makanlah ini." mama Mery menunjuk makanan yang telah sengaja dia sediakan khusus untuk anaknya Berli."Makanan apa ini ma?" Berli menatap tidak suka makanan dihadapannya."Berli bagaimana pun juga kamu harus memakan nya, ingat kamu harus menjadi wanita cantik dengan bentuk tubuh ideal, biar orang-orang yang meremehkan dirimu itu sadar, siapa kamu sesungguhnya. terutama Devan dan kekasihnya itu." Mery kembali membangkitkan semangat anaknya yang masih belum bisa move on sepenuhnya dari Devan."Baiklah ma,
Untuk mengusir rasa bosannya Berliana juga sudah mulai ikut dan belajar dengan papanya cara mengurus dan menjalankan perusahaan besar itu. Semua karyawan dikantor dibuat heboh dengan kedatangan wanita cantik mereka langsung syok begitu mengetahui jika itu adalah Berliana, putri tunggal pemilik perusahaan tempat mereka bekerja.Berliana juga menjadi pusat perhatian para pria, senyumnya yang begitu menawan dengan bentuk tubuh yang indah, serta sikap Berli yang baik dan tidak sombong, membuat semua orang mulai menyukainya.Berliana tersenyum senang menjalani kehidupannya yang baru, meskipun teringat dengan bentuk wajahnya yang dulu, dimana dia sering dipandang sebelah mata, bahkan disekolah pernah orang mengucilkan karena kejelekan nya, namun mereka kembali mendekati Berli ketika mengetahui jika dia anak orang kaya.Berli yang sering kesepian, menerima kehadiran mereka teman-teman yang tidak tulus, yang hanya menginginkan keuntungan dari dirinya, namun gadis itu tidak mempermasalahkan sem
Kesedihan mendalam karena penghianatan Devan, membawa perubahan besar pada kehidupan Berliana, gadis itu mulai berani terhadap hal baru. dia ingin mencari kebahagiaan dan kesenangan dengan caranya sendiri.Berliana merubah penampilannya menjadi lebih berani dan terbuka, malam ini, Berliana bersama asisten pribadinya Giska mengunjungi klub malam. Berliana mengenakan riasan mencolok sehingga tidak menunjukkan jati dirinya yang sesungguhnya, bagi Berli yang penting hatinya bahagia dan mampu melupakan perasaanya terhadap Devan yang masih membekas."Aku ingin bersenang-senang malam ini, aku akan membalas penghianatan mu, Devan." Berliana kembali meneguk minuman dalam gelasnya.Berliana yang tengah galau, dengan kondisi setengah mabuk menghampiri pemilik club di lantai sebelas hotel mewah, meminta mereka menyediakan seorang Pria bayaran berwajah tampan untuk menemani dan menghiburnya malam ini."Sesuai dengan permintaan Nona, pria bayaran itu sudah menunggu di ruangan kamar 306, dia adalah c
Alexander yang sudah terpancing gairahnya, saat bibir merah Berliana menyentuh bibirnya langsung beraksi. Berli merasa permasalahan berat yang di rasakanya seakan hilang. Keduanya saling menghangatkan hingga mereka mulai melakukan hubungan terlarang.Kondisi mereka yang setengah mabuk, benar-benar membuat Alexander bergairah, perlahan dia menatap wajah yang sangat cantik meskipun di lapisi make up yang tebal, kulitnya putih mulus. Hembusan nafas Berliana yang lembut tepat mengenai kulit wajah Alexander.“Sangat cantik."Alex mendekati bibir Berliana dan mulai mengecupnya dengan perlahan, manis dan begitu memabukkan. Dia memperlakukan Berli dengan sangat lembut, karena merasa gadis itu sangat berbeda. Tangannya terus menelusuri setiap lekuk tubuh padat berisi. Alex tidak ingin terlewatkan sedikitpun dari setiap lekuk yang membuat gairahnya semakin menggebu-gebu. Berliana mengeliat pelan, ketika merasakan rabaan lembut dan kecupan hangat bibir dan lehernya.“Ini pasti cuma mimpiku, tapi
Alexander membuka matanya, mengeliat merenggangkan otot-otot tubuhnya yang terasa kaku, namun tiba-tiba dia terlonjak kaget teringat kejadian semalam.“Kosong, di mana gadis yang semalam bercinta denganku?” Menatap fokus bercak merah di sepray berwarna putih.“Apa alasan gadis itu semalam masuk ke kamarku? Aaahh.... sial, karena pengaruh minuman. Aku tidak bisa mengingat dengan jelas wajahnya."Alexander segera bangkit ingin membersihkan tubuhnya, namun sekilas matanya menangkap beberapa lembar uang kertas dan secarik kertas yang bertuliskan.(Uang ini untukmu, anggap saja sebagai fee atas kerja kerasmu semalam. Semoga kita tidak akan pernah bertemu lagi) Isi yang tertulis dalam kertas itu langsung diremas-remas Alex dengan penuh kemarahan.“Berani sekali perempuan itu menganggapku sebagai laki-laki bayaran, menghargai tubuhku yang berharga dengan uang recehan ini, awas kamu!!"Alex dengan penuh penekanan meremas-remas uang kertas tersebut. Dia pun meminta petugas hotel untuk memeriksa
Tangis Berliana langsung pecah bersimpuh di kaki wanita yang telah melahirkannya kedunia, sambil terisak-isak Berliana menceritakan kejadian yang sudah menimpanya."Kamu tega membuat mamamu kecewa Berli hick...hick..kamu telah mencoreng nama baik keluarga kita nak." ucap Mery yang baru berusia dari pingsan nya karena syok."Papamu pasti akan marah besar jika mengetahui hal ini." ucap mama kembali menagis."Ampuni Berli, ma."Tubuh Berli menggigil dan ketakutan keringat langsung membasahi wajah cantik nya. bagaimana pun dia masih belum siap untuk hamil diluar nikah, belum lagi menghadapi reaksi papanya nanti, saat ini Berli hanya bisa menagis pilu."Benarkah aku hamil?" gumamnya kembali mengusap perutnya yang masih datar."Untuk memastikannya kita, harus periksa ke Dokter kandungan.""Ngak, aku ngak mungkin hamil.""Jangan membantah lagi Berliana, cepat ikut kami."Setelah bersiap, mereka mengunjungi sebuah klinik ternama, Mama Mery dan Giska ingin memastikan secara langsung kondisi Ber
"Pa, tenangkan dirimu. tidak baik menyelesaikan masalah dalam keadaan emosi." Mery berusaha untuk menenangkan suaminya, sebagai seorang ibu yang bijaksana dia tidak ingin berpihak pada siapapun."Tidak, bagaimana aku bisa tenang. nama baik kita sudah di coreng-coreng oleh anak sialan itu." teriak Hendrawan berlari menuju kamar Berliana yang mulai ketakutan, seandainya dia bisa bersembunyi, ingin rasanya dia menghilang untuk saat ini.Ceklek, pintu terbuka lebar. nampak muka Hendrawan yang merah padam menatap tajam kearah Putri nya yang mundur ketakutan."Dasar anak nakal, aku sudah capek menghadapi sifat keras kepala dengan cinta butamu itu, plack....." papa yang dulu sangat sabar, tidak mampu mengendalikan emosi. tamparan keras melayang dipipi Berliana, yang membuat gadis itu meringis menahan rasa sakit."Cepat katakan, siapa laki-laki yang sudah menghamili mu?""Aku tidak tahu pa." ucap Berliana seraya menggelengkan kepalanya, dia benar-benar tidak mengenal lebih jauh sosok pria tamp
Setelah konferensi pers dan memberitahukan jika mereka berdua masih hidup, yang disambut antusias oleh semua orang. bahkan penyataan Alex ini menjadi pemberitaan utama negeri ini.Berliana dan suaminya mulai menjalani kehidupan mereka dengan normal kembali. bahkan Alex menepati janjinya terutama pada keluarga tuan Hendrik, beberapa bantuan dan akses jalan agar lebih baik lagi mereka berikan pada desa kecil nan indah tersebut, sebagai wujud terimakasih karena sudah menolong nyawa mereka dengan tulus dan ikhlas. sebuah sekolah gratis dan tempat pelayanan kesehatan medis. meskipun obat-obatan herbal mereka jauh lebih baik.Pagi ini, Alex akan kembali bekerja sebagai CEO diperusahaan besar milik nya. sehingga selesai mandi dia sudah siap mengunakan stelan pakaian kantor dengan jas biru tua kesayangannya. Jack merasa sudah merindukan kesibukannya seperti dulu."Sayang, tolong keringkan rambut ku." pinta Alex pada istrinya.Berliana mengambil handuk dan membantu mengeringkan rambut, setelah
Antara rasa khawatir dan pemasaran, kedua orang tua Bella menemui keluarga Abraham yang sudah menunggu mereka disebuah ruangan."Selamat datang dirumah ku, tuan Abraham, apa kabar Anda." ucap papi berbasa-basi."Kabarku baik-baik saja." saling berjabat tangan."Alex, aku seperti bermimpi melihatmu dan istri kembali dengan selamat, ini benar-benar mukjizat yang luar biasa." tutur mami seraya mempersilakan mereka duduk kembali, pelayan sibuk membawakan minuman segar dan snack.Alex menarik nafas dalam-dalam, mencoba mengumpulkan kata-kata untuk memberitahu pada keluarga Bella tentang kejadian yang sudah menimpa mereka. Berliana menggenggam tangan suaminya mencoba memberikan kekuatan."Tuan, kami merasa tersanjung atas kunjungan yang terasa begitu tiba-tiba ini. ada apakah gerangan?" mami tidak mampu lagi menahan rasa penasaran."Tuhan memberikan aku kesempatan hidup, agar bertaubat dan bisa menjadi manusia yang lebih baik lagi. meskipun seseorang sudah berusaha untuk melenyapkan kami b
Alex membimbing Berli melangkah masuk kerumah, nampak diruang keluarga duduk mama dan papanya, mereka berdua terlihat kaget begitu melihat dengan mata kepala sendiri, jika pemberitaan mengenai Alex dan Berliana benar-benar nyata dan bukan berita hoax. bahkan untuk meyakinkan penglihatannya, mama Mery mencubit lengannya sendiri. Langsung sujud syukur begitu mengetahui jika anaknya masih hidup. tanpa sadar air mata haru membasahi pipi dan wajah nya."Alhamdulillah anakku Berliana, Alex. aku ngak menyangka jika kalian berdua benar-benar masih hidup dan selamat dari tragedi tersebut." ucap mama memeluk hangat dan penuh kerinduan."Iya, Tuhan memberikan kami kesempatan kedua. untuk belajar menjadi manusia yang lebih baik lagi dan mensyukuri segala nikmat yang telah mereka berikan." mereka merasa sangat bahagia karena bisa berkumpul kembali dengan orang-orang yang dicintai dan mencintainya."Iya ma, kami mampu bertahan karena doa dari kalian semua. yang menyayangi kami berdua dengan tulus
"Reyhan, Reyanza. kalian mau nggak punya dedek bayi?""Mau banget Oma." jawab mereka dengan wajah berseri-seri."Kalau begitu, berdoa lah agar mommy benar-benar hamil." ucap Oma."Baiklah oma."Mami Sarah yang paling antusias ikut mengantarkan Berliana ke sebuah klinik ternama, sedangkan papi lebih memilih tetap dirumah. ikut menjaga cucu-cucunya.Beberapa saat kemudian, mereka sudah berada di sebuah klinik dokter kandungan. seorang perawat wanita menyambut ramah kedatangan mereka bertiga. tanpa perlu proses antrian, karena mami sudah mendaftarkan nama Berliana sebelum kedatangan mereka."Nyonya Berliana silahkan masuk." ucap perawat.Berliana duduk dihadapan dokter, yang mulai menanyakan keluhan-keluhan yang dirasakan Berli. lalu dia meminta Berli untuk berbaring di ranjang perawatan untuk melakukan USG.Berli meremas-remas kemari tangannya yang terasa dingin, meskipun ini bukan yang pertama baginya. namun dia sangat berharap jika dia benar-benar hamil.Dokter mulai mengolesi gel di
"Apa maksudmu Alex?""Sebenarnya, sepasang mayat yang ditemukan ditepi hutan itu adalah Devan dan Bella. namun karena mereka sempat merampas dompet dan cincin Berliana, membuat orang semakin yakin jika itu adalah mayat kami berdua." terang Alex yang refleks memberikan kejutan yang luar biasa bagi semua orang yang berada dalam ruangan tersebut."Mami dan papimu tidak mampu berkata-kata lagi Alex, semua yang terjadi begitu tiba-tiba dan sangat mengejutkan. mungkin ini sudah hukuman buat mereka yang tidak memiliki rasa perikemanusiaan, rasanya mami tidak akan pernah mampu memaafkan kesalahan mereka berdua.. hick...hick..." Sarah menagis."Sudahlah mi, meskipun berat bagi kita memaafkan kesalahan mereka berdua. namun tidak baik kita menyimpan bara api dendam dihati, karena hanya akan membuat hidup dan hati kita menjadi tidak tenang, gelisah dan dipenuhi oleh amarah. belajarlah untuk menerima semua ini dengan ikhlas mi, dibalik semua ini ada hikmah dan berkah yang teramat besar kita dapa
Semua pelayan ikut berkumpul, mereka juga tidak mampu membendung air mata penuh haru. karena Alex dan Berliana yang mereka pikir sudah meninggal dunia ternyata masih hidup dengan kondisi sehat bugar."Mami sangat bahagia, akirnya kalian berdua kembali kerumah. selama ini mami benar-benar yakin dengan perasaan mami sendiri, yang selalu yakin dan mengatakan jika kalian berdua masih hidup. bahkan mami sempat menyangkal sepasang mayat yang sudah dinyatakan sebagai kalian berdua." tutur mami."Papi juga berfikir seperti itu Alex, karena semua bukti yang ditemukan sudah mengarah pada kalian berdua. kondisi mayat yang sudah membusuk, membuat papi berfikir untuk tidak melakukan autopsi lagi, karena papi sudah yakin jika itu kalian dan tidak ingin menyakiti tubuh kalian semua dengan serangkaian pemeriksaan alat medis lagi.""Iya pi, kami mengerti. kejadian ini memberikan kita pelajaran hidup yang paling berharga, karena kami saling mengerti satu sama lain, membuat kekuatan cinta kami berdua
"Jadi semua orang sudah menganggap kami berdua meningal?""Ya tuan, nyonya dan tuan besar sangat sedih. namun mereka berusaha tegar dan kuat Reyhan dan Reyanza yang masih sangat membutuhkan kasih sayang." terang Dadang.Alex dan Berli saling pandang, mendengar cerita dari Dadang membuat air mata mereka tanpa disadari sudah mengalir. bahkan sopir taxi itupun ikut terharu."Sayang, jangan-jangan sepasang mayat yang mereka pikir adalah Kita berdua, apa sebenarnya Bella dan Devan?" tanya Alex."Bisa jadi, dan orang-orang juga menemukan beberapa barang bukti yang mengarah pada kita berdua. seperti cincin dan dompet.""Aku tidak sanggup membayangkan bagaimana terpukul nya mami dan papi, termasuk anak-anak kita yang masih kecil. mereka pasti sangat merindukan kita berdua." ucap Berliana kembali menagis."Sudahlah sayang, yang penting sekarang kita selamat dan bisa bertemu mereka lagi. banyak hikmah yang kita dapatkan setelah kejadian ini.""Iya, bahkan dengan kejadian ini. aku semakin yakin
Dikediamannya, Sarah tiba-tiba merasakan kehadiran anaknya. sehingga tanpa sadar dia seperti mendengar suara Alex yang sedang memanggil namanya, Sarah melangkah menuju pintu masuk sambil membuka dengan tidak sabaran.Ceklek"Kosong, tidak ada siapa-siapa? ya Tuhan.... kenapa hatiku masih belum menerima kepergian anak-anakku, sehingga aku masih merasakan kehadiran mereka kembali pulang kerumah ini...hick...hick.." Sarah menangis tersedu-sedu didepan pintu. hal itu menarik perhatian semua penghuni rumah."Istriku, kamu kenapa?""Alex, aku merasakan jika dia memanggil namaku didepan pintu masuk ini, Pi. aku seperti orang gila yang belum juga bisa menerima kenyataan." Sarah kembali menagis."Sudahlah sayang, kita harus kuat menerima semua ini. ingat saat ini Reyhan dan Reyanza masih sangat membutuhkan kita berdua, jika kita lemah seperti ini, bagaimana kita bisa menjaga mereka berdua dengan baik." bujuk sang suami seraya membantu istri nya bangkit berjalan menuju sofa."Oma kenapa?""N
Alex dan Berliana kembali melanjutkan perjalanan, jika lelah mereka kembali berhenti. hingga perjalanan jauh mereka sampai disebuah pintu gerbang sebuah desa, dimana sudah terdapat akses jalan yang lebih baik, dan sudah ada penerangan dengan pencahayaan listrik."Suamiku, lihatlah disana sudah nampak beberapa rumah penduduk, jalanan dan lampu-lampu penerangan listrik." tunjuk Berli tersenyum."Iya sayang, semoga saja mereka bersedia membantu kita." ucap Alex.Mereka berjalan mendekati sebuah bangunan berbentuk pos penjagaan, Alex dengan sopan menyapa seorang bapak yang berpakaian layaknya petugas keamanan, yang terlihat heran melihat kedatangan mereka berdua.Dirumah besar keluarga Alexander, Reyhan dan Reyanza kembali bersedih, karena merindukan kedua orang tuanya."Mommy, Daddy. Reyhan kangen hick.hick..." bocah imut itu kembali menagis jika merindukan mommy dan Daddy nya sambil memeluk foto keluarga mereka."Cucu-cucu kesayangan Oma, ngak boleh sedih. karena mommy dan Daddy seka