Happy reading .....Hari-hari dilewati oleh Aisyah dengan bekerja di rumahnya Okta, dan hari ini dia lumayan sibuk, sebab nanti malam akan ada tamu penting yang diundang untuk makan malam oleh Papanya Okta.Kebetulan Papanya Okta meminta untuk makan malam itu dilangsungkan di rumah putranya sebab di kediamannya sedang direnovasi."Kira-kira siapa ya yang akan datang nanti malam?" tanya Mirna sambil mengulek bumbu."Aku tahu, mungkin tidak jauh dari perjodohannya Tuan muda. Biasanya kan tiap ada tamu penting pasti akan dijodohkan dengan Tuan muda,' timpal Wati."Hush! Kalian ini sukanya ngegosip, sebaiknya kita bekerja. Soal siapa itu dan dijodohkan atau tidak, itu urusannya Tuan muda dan keluarganya. Kita di sini hanya pelayan, tidak berhak untuk ikut campur," timpal mbok Tuti mengingatkan...Sesuai dengan ucapan dan juga gosip, jika akan ada tamu penting datang ke rumah itu.Aisyah dan juga beberapa pelayan sudah selesai menyiapkan hidangan di atas meja makan, sementara Okta turun d
Happy reading....Aisyah menatap ke arah sumber suara. Seketika tubuhnya seperti tak bertenaga sama sekali, tulangnya mendadak menjadi lentur.Tak pernah Aisyah sangka bahwa ia akan bertemu dengan orang tuanya. Sementara mama Rani yang melihat keberadaan Aisyah di sana, segera memeluk tubuh wanita itu. Dia menangis, membuat semua mata saling menatap satu sama lain.Apalagi Okta, dia belum mengetahui jika Aisyah adalah putri dari papa Agam, sahabat papanya. Dia hanya menatap ke arah Aisyah dengan wajah bingungnya."Aisyah sayang, kenapa kamu bisa ada di sini? Kamu tahu! Mama dan Papa selama ini mencari kamu, Nak. Kami khawatir sama kamu," ujar mama Rani sambil kembali memeluk tubuh Aisyah.Wanita itu termangu, dia tak menyangka jika selama ini kedua orang tuanya juga mengkhawatirkan dirinya.Tadinya Aisyah pikir, mama dan papanya sudah tak sayang lagi kepadanya, karena ia sudah durhaka kepada mereka.Seketika Aisyah langsung ambruk ke lantai, mencium kaki mamanya. "Mama, maafkan Aish.
Happy reading .....Aisyah sampai di rumah, dia langsung berjalan menuju lantai dua di mana kamarnya berada, dan saat sampai di sana air mata tak bisa ditahan lagi.Kamar yang ia tinggalkan setelah bertahun-tahun lamanya, bahkan tidak berubah sama sekali. Dari penataan, barang-barang ataupun cat di dalam kamar tersebut."Selamat datang kembali di kamar kamu sayang," ucap Mama Rani sambil memeluk tubuh Aisyah.Mereka berjalan lalu duduk di tepi ranjang. Mama Rani menggenggam tangan Aisyah, menatapnya dengan lekat."Nak, boleh Mama bertanya sesuatu?""Apa itu, Mah?""Kenapa pada akhirnya kamu memutuskan meninggalkan suamimu?"Terlihat Aisyah menghela nafasnya dengan kasar saat mengingat semua siksaan, makian dari mertua dan juga suaminya."Bagaimana mungkin Aisyah bisa bertahan Ma? Jika hanya cacian dan makian tidak masalah, mungkin Aisyah masih bisa, tapi ... mereka sudah menuduh Aisyah selingkuh. Mereka menuduh Aisyah di hadapan banyak orang sebagai wanita jalaang, harga diri Aisyah se
Happy reading ....Pagi ini Aisyah sedang berada di meja makan bersama kedua orang tuanya untuk melakukan sarapan pagi.Papa Agam terus menatap lekat ke arah putrinya, dia masih tak menyangka jika saat ini Aisyah sudah kembali ke rumah. Namun, hatinya juga teriris sakit salah melihat fisik dari putrinya yang jauh sangat berbeda.'Apa sebegitu menderita kah putriku bersamanya? Sampai dia harus sekurus ini?' batin papa Agam.Mama Rani menggenggam tangan pria itu, "ada apa, Pah?""Tidak apa-apa, Mah." Kemudian tatapan Papa Agan mengarah kepada Aisyah, "sayang, nanti siang kamu ke mall ya! Kamu harus perawatan lagi."Aisyah menganggukkan kepalanya, sudah lama sekali dia tidak memanjakan tubuhnya. Bahkan, tangan Aisyah saja sangat kasar, sebab terlalu sering bekerja keras."Oh iya ... tadi pagi Okta nelpon Papa, katanya dia sudah membantu kamu mengurus perceraian kamu sama si pria brengsek itu?" Bahkan Papa Agam enggak menyebutkan nama Andre."Iya Pah," jawab Aisyah "Kalau begitu, segera u
Happy reading.....Aisyah dan mama Rani terkejut saat melihat siapa orang itu. Apalagi Aisyah, sampai menitikan air mata.Orang itu langsung mendekat ke arah Aisyah kemudian memeluk tubuhnya dengan erat. "Ya ampun Syah! Gue benar-benar rindu banget sama lo. Lo kemana aja sih selama ini? Gue cari nggak ada, gue ke rumah laki lo yang lama katanya udah pindah?""Iya maafin gue ya Vita, gue pindah ke desa. Soalnya Mas Andre waktu itu juga kerjanya dipindah, jadi terpaksa deh. Kamu apa kabar?""Alhamdulillah kabar gue baik, lo sendiri? Tapi ... gue rasa lo lebih kurus ya? Lo nggak dikasih makan apa, sama laki lo?"Aisyah tersenyum tipis, tanpa menjawab pertanyaan dari sahabatnyanya itu, dia langsung mengajak wanita tersebut untuk duduk."Makan bareng yuk!" ajak Aish."Lo belum jawab pertanyaan gue, Syah. Apa lo nggak dikasih makan sama laki lo, sampai badan sekurus ini? Kayak lidi ini, mah ujung-ujungnya Abang banting adek, bang."Aisyah langsung terkekeh, begitu pula dengan mama Karina. "
Happy reading ....."Tuan Okta!" kaget Aisyah serta Mama Kirana.Pria itu mendekat ke arah Aisyah sambil tersenyum. "Hai ... apa kabar? Nggak nyangka ya kita dipertemukan di sini?" tanya Okta sambil mencium tangan mama Rani."Alhamdulillah kabar baik, Tuan. Tuan sendiri apa kabar? Oh ya ... kabarnya Mbok Tuti sama pelayan yang lain gimana?""Alhamdulillah kabar aku sama mereka juga baik. Kamu habis belanja?" Okta melirik ke arah paper bag yang ditenteng oleh Aisyah."Iya nih habis belanja. Tuan Okta sendiri, habis apa?""Saya habis meeting tadi," jawab Okta.Mama Rani merasa senang karena Aisyah sangat dekat dengan Okta, besar harapannya di dalam hati jika kedua orang itu kembali berjodoh, walaupun dengan status Aisyah yang sebentar lagi akan menjadi janda.Sementara Vita menyenggol bahu Aisyah, karena dia sangat penasaran dengan pria yang saat ini tengah mengobrol dengan sahabatnya."Oh iya ... sampai lupa. Kenalin Vita, ini Tuan Okta, dan Tuan Okta ... kenalin, ini Vita sahabat saya.
Happy reading .....Hari persidangan pun tiba, di mana saat ini Andre sudah berada di pengadilan agama, akan tetapi dia tidak melihat keberadaan Aisyah di sana."Istrimu itu mana? Dia yang menggugat tapi dia sendiri tidak datang, jangan-jangan ... dia tidak berani bertemu dengan kamu," ucap Bu Lisa dengan nada yang sinis.Andre diam, dia juga bingung kenapa Aisyah tidak datang. Tapi, besar harapan dia untuk kedatangan Aisyah. Sebab Andre ingin menjatuhkan talak 3 kepada wanita itu."Selamat siang. Apa Bapak ... Tuan Andre?" tanya pak Bagas selaku pengacara Aisyah."Iya, saya Andre. Maaf bapak siapa ya?""Saya adalah Bagas, saya pengacaranya ibu Aisyah. Dan kebetulan Ibu Aisyah tidak bisa datang karena ada halangan, jadi saya yang mewakilkan," tutur Pak Bagas.Dahi Andre mengkerut heran saat melihat jika pria itu adalah pengacara dari Aisyah, dari mana wanita itu bisa mendapatkan uang untuk membayar pengacara? Sedangkan pengacara bayarannya sangat mahal pikir Andre."Bapak dibayar pakai
Happy reading....Aisyah masuk ke dalam sebuah Cafe, kemudian dia duduk dia salah satu kursi lalu memesan makanan. Pandangannya mengedar ke tempat tersebut di mana tempat itu menyimpan banyak kenangan dahulu saat bersama dengan Andre.Tempat itu pula menjadi saksi cinta saat Andre menyatakan perasaannya kepada Aisyah. Namun ternyata takdir berkata lain, rumah tangga mereka tidak langgeng, bahkan jauh dari kata sakinah, mawadah dan warohmah."Ini Mbak pesanannya," ucap pelayan sambil menaruh pesanan Aisyah di atas meja."Makasih Mbak," jawab Aisyah sambil tersenyum.Dia mulai menyantap makanan itu, namun tiba-tiba suara seseorang mengagetkannya membuat wanita tersebut mendongklak menatap ke arah sumber suara."Aisyah ....""Tuan Okta!" kaget Aisyah, kemudian Okta duduk di hadapan wanita itu."Kamu makan siang di sini juga?""Iya nih, kebetulan nggak jauh dari kantor jadi aku makan di sini deh," jawab Aisyah dengan sedikit canggung.Dia belum terbiasa dekat dengan pria lain. Apalagi d