Beranda / Romansa / Istri Yang Tak Dirindukan / Bab 53 Surat Ustaz Rahman

Share

Bab 53 Surat Ustaz Rahman

Penulis: Kariani Sukadi
last update Terakhir Diperbarui: 2021-11-11 11:05:51

"Bunda, Habib pamit. Doakan semoga Habib berhasil dalam meraih cita-cita," ucap Habib berwajah sendu.

 Sorotan matanya menggambar rasa berat untuk berpisah. Sejak kecil sampai sekarang ia tidak pernah jauh dariku.

Bertahun -tahun  aku membesarkan buah hatiku dengan rasa cinta dan kasih sayang. Kini aku harus melepaskannya pergi untuk sementara demi cita-cita. Habib anak yang cerdas serta berbakti. Ia juga selalu membantuku dalam pekerjaan rumah.

Habib tak bersifat manja seperti anak-anak lainnya. Waktunya ia habiskan untuk membantu dalam pekerjaan rumah. Di saat anak seusianya menghabiskan waktu untuk bermain bersama teman sebaya, tapi berbeda dengan Habib. Apa pun ia lakukan untuk membantu meringankan pekerjaanku.

 Apala

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Yusuf M
woy knp gk bisa di buka cok
goodnovel comment avatar
Yusuf M
kenap harus paki koin
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Istri Yang Tak Dirindukan   Bab 54 Dendam Anan

    "Wanita tidak tahu malu. Dasar pezina. Tega-teganya kau menghianatiku demi seorang laki-laki miskin seperti dia," tunjuk Anan kepada Adrian.Mereka berdua tertangkap basah sedang melakukan perbuatan mesum di dalam kamar. Tubuh Sarah menggigil ketakutan saat Anan menodongkan pistol tepat di kepala Sarah.Adrian yang melihat Anan langsung bangkit dan memunguti pakaiannya. Pakaian mereka berdua berserakkan di lantai. Dengan hati-hati Adrian menjauh sedikit demi sedikit keluar dari kamar.Anan menembakkan pistolnya ke atas hingga menimbulkan bunyi suara yang sangat keras. Seketika Adrian berhenti melangkah dan diam di tempat."Maju selangkah lagi maka peluru ini siap menembus kepalamu Adrian," ancam Anan.

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-11
  • Istri Yang Tak Dirindukan   Bab 55 Karma

    "Humairah ….!"Aku mencari gadis kecil seumuran Nara. Entah dimana ia bersembunyi hingga tidak kelihatan sedari tadi dipanggil. Bahkan suaranya pun tidak terdengar menyahut.Kucari sekeliling rumah namun, tidak menemukan Maira.Dimana Humairah sekarang? Bukankah tadi ia menelpon dengan berani, tapi kini menghilang seperti ditelan bumi. Aku masuk kedalam kamarnya tidak menemukan bocah itu.Terdengar suara tangis dari dalam lemari. Perlahan kaki ini melangkah mendekat mencari balita malang itu. Jantung ini terasa berhenti berdetak ketika melihat Humairah meringkuk dalam tumpukan kain."Maira?" Teriakku.Seketika netra ini menyak

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-11
  • Istri Yang Tak Dirindukan   Bab 56 Dia Kembali

    Beberapa Tahun Kemudian"Bunda," seru Habib berlari memelukku. Hari ini Habib pulang ke Indonesia setelah bertahun-tahun lamanya ia merantau dan melanjutkan sekolah di Dubai.Selama sepuluh tahun kami tidak pernah bertemu hanya saling menghubungi lewat video call saja. Habib kini sudah menjadi pria dewasa yang tampan berumur dua puluh satu tahun. Sementara Nara berumur lima belas tahun. Nara juga sudah tumbuh menjadi gadis remaja yang cantik dan berkulit putih bersih seperti kulitku."Habib?!" panggilku.Kupeluk dengan erat anak lelakiku yang dulu masih kecil kini sudah beranjak dewasa. Sepuluh tahun terpisah Habib tidak pernah sekali pun pulang walau sekedar menjenguk.Bera

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-11
  • Istri Yang Tak Dirindukan   Bab 57 Mantan Masa Lalu

    "Ustaz Rahman?!" Seruku terperanga. Sepuluh tahun tidak bersua baru kali ini kami dipertemukan kembali.Ustaz Rahman tersenyum mengucap salam dengan ramah seperti kebiasaanya saat bertemu."Assalamualaikum," ucapnya."Waalaikumsalam.""Silahkan duduk!"Ustaz Rahman meminta kami duduk. Selama tidak bertemu tidak banyak berubah dari dirinya. Hanya saja dia agak kurusan seperti tidak ada yang merawat. Lelaki itu duduk dengan menyandarkan bahu di kursi kerjanya.Kumisnya tidak dicukur rapi, jambangnya agak sedikit panjang. Rambutnya juga gondrong dan berantakkan. Bukankah disampingnya ada Nur Azizah? Lalu kemanakah gerangan Nur Azizah sekarang?

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-11
  • Istri Yang Tak Dirindukan   Bab 58 Selamat Ulang Tahun Ayi

    Tanganku gemetar ketika membuka isi pesan whatsapp dari Ustaz Rahman. Sejak pertemuan kami kemarin seperti ada harapan yang terselip dalam hidupnya.Isi pesannya mengatakan kata-kata indah. Ini sudah berlalu selama sepuluh tahun. Rasanya baru kemarin aku berpisah dengannya.Tidak ada yang spesial dari pertemuan kami kembali kecuali hanya situasi yang berubah keadaan. Ustaz Rahman tidak menikah lagi setelah kepergian Nur Azizah. Sementara aku juga memutuskan untuk hidup sendiri lebih fokus kepada anak-anak dan membesarkan mereka.Karirku menjadi penyanyi religi sudah redup tidak sepamor dulu.Hanya sesekali saja aku mengisi acara jika ada panggilan.Sejak Faaiz tak ikut campu

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-11
  • Istri Yang Tak Dirindukan   Bab 59 Lamaran Kedua

    Bulan purnama penuh bersinar dengan indah di malam hari. Suara binatang malam menghiasi susana malam yang mencekam. Alunan musik sholawat menjadikan suasana menjadi syahdu. Kami berkumpul di taman bersama Habib.Taman ini dibangun dengan gaya arsitek yang klasik. Dulu taman ini adalah kebun singkong yang aku tanami untuk pengganti nasi kalau aku kehabisan beras. Ingat masa lalu ingat masa susah sewaktu ditinggal Mas Anan merantau. Kini taman ini berdiri dengan indah memakai hiasan kolam kecil yang di dalamnya ada ikan hias. Masa suram itu telah berlalu sepuluh tahun."Bunda," panggil Nara. Ia datang dengan membawa cemilan keripik yang tadi siang dibeli dari supermarket"Nara?""Hayo, Bunda lagi melamun ya?" Godanya canggung.

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-11
  • Istri Yang Tak Dirindukan   Bab 60 Wanita Kedua

    "Bunda, ada tamu yang datang mencari," ucap Nara menghampiriku.Seketika aktivitasku terhenti melantunkan sholawat. Aku menoleh pada sibungsu yang berdiri diambang pintu kamar. Nara tersenyum menatapku."Siapa, Nak?" tanyaku melipat mukena."Tidak tau, Bun."Keningku terlipat ketika ada seorang tamu datang ke rumahku seingatku aku tidak pernah janjian dengan siapa pun."Sebentar Bunda temui. Kamu tolong buatkan minuman untuk tamu kita ya!"Nara mengangangguk dan segera ke belakang untuk membuatkan minuman yang aku minta.Kaki ini melangkah ke ruang tamu, di sana sudah duduk seorang wa

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-13
  • Istri Yang Tak Dirindukan   Bab 61 Pertemuan Dengan Anan

    Siang itu matahari begitu terik tepat di atas kepala. Ayi dan Nara memutuskan untuk berbelanja kebutuhan bahan pokok. Mereka akan membeli beberapa kebutuhan untuk disumbangkan kepada panti asuhan.Setiap satu bulan sekali Ayi akan memberi sumbangan kepada beberapa panti jompo dan panti asuhan. Kegiatan amal ini rutin dilakukan sesuai dengan amanah Faaiz sebelum meninggal."Bunda, ayo kita pulang. Sudah semua kebutuhan kita beli," ucap Nara menoleh kepada Ayi."Ayo, Nak!"Selesai memilih beberapa dus susu Ayi membawa ke kasir. Setelah semua belanjaan dihitung dalam troli dia membayarnya dengan memakai uang kes.Setelah itu Ayi meminta Habib mengemudikan mobil menuju ke panti asuhan

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-15

Bab terbaru

  • Istri Yang Tak Dirindukan   Bab 102 Tamat

    Bab 102 TamatMendung bergelayut manja disertai hujan gerimis saat itu. Aku dan rombongan Ustaz Rahman tiba di pelabuhan. Tuan Saga dan anak buahnya memutuskan untuk berpisah. Mereka kembali ke asalnya. Kemudian, kita meminjam telepon seseorang untuk menghubungi pondok pesantren. Agar mereka menjemput di daerah dermaga. Sudah lebih dari satu bulan kami menghilang. Ketika menghubungi pihak pondok, mereka terkejut melihat kami bisa selamat sampai tujuan. Tak lama kemudian, Ustaz Dian dan rombongan Kyai Lukman datang menjemput. Sengaja tidak aku hubungi Habib dan Nara ingin membuat kejutan. Juga Syawal yang mungkin saat menghilang mengkhawatirkan keadaanku."Assalamualaikum.""Waalaikumsalam, Ustaz Dian."Ustaz Rahman menyambut sahabatnya dengan penuh suka. Mereka saling berpelukan satu sama lain. Senang rasanya bisa melihat mereka lagi kembali akrab. "Aku tidak percaya kalian bisa kembali dengan selamat sampai di sini," ucap Ustaz Dian."Alhamdulilah. Berkata kemurahan yang di atas ka

  • Istri Yang Tak Dirindukan   Bab 101 Kembali ke Asal

    Bab 101 Kembali ke AsalAku mundur satu langkah ke belakang. Namun Jirayu masih mendekat hingga nyaris tidak ada jarak di antara kami. Malam ini, adalah malam pengantin kami sudah pasti dia meminta haknya sebagai suami. Dia menatapku dalam diam. Tatapan gelapnya terlihat sangat menakutkan seperti ingin membunuhku. Kemudian, aku menyapanya dengan suara bergetar."Apa yang akan Anda lakukan, Tuan Jirayu?"Saat itu, aku baru menyadari dia sudah membuka baju kebesarannya. Setengah tubuhnya sudah telanjang dan memperlihatkan dadanya yang kekar. "Kau harus mengganti bajumu. Atau kau akan tidur dengan pakain seperti Cleopatra?""Terima kasih atas perhatianmu, Tuan Jirayu. Aku kira Anda tidak perlu begitu."Sambil mengatakan itu, Jirayu memberikan sebuah gaun baju tidur. Bahannya sangat halus seperti kain sutra. Namun tipis dan transparan bisa tembus pandang. Dia tentu sudah mempersiapkan semua ini untuk malam pengantin kami."Ha!" Jirayu tersenyum meremehkan. "Kenapa kau sangat tegang begi

  • Istri Yang Tak Dirindukan   Bab 100 Pernikahan

    Bab 100 Pernikahan Aku masih melihat tatapan Tuan Jirayu dengan penuh nafsu. Meski dia bukan pria yang berumur tua, namun membuatku merasa jijik. Tuan Jirayu berasal dari negeri Thailand, tetapi dia pemeluk agama islam. Dia membawaku ke negaranya. Berbagai pemandangan telah kulihat selama berada di negeri Gajah Putih. Dia memperlakukanku seperti seorang ratu di sini. Bukan berarti aku suka dengan sikapnya. Tuan Jirayu telah mempunyai istri enam. Dia bermaksud ingin menjadikanku istri yang ke tujuh. Saat itu, pesta iringan pengantin diadakan di aula untuk menyambut pengantin wanita."Ratu Panraya, Anda akan harus memakai mahkota ini untuk acara adat." Pelayan membawakan mahkota emas dan juga gelang berkepala ular. Melihat bentuknya yang unik, aku seperti berada di dalam dunia legenda masa silam. Gelang ular emas itu dari dinasti sebelumnya. Menurut pelayan akan diberikan kepada ratu ketujuh bila raja mereka berhasil menikah untuk yang ketujuh kalinya. Sialnya, aku adalah ratu terak

  • Istri Yang Tak Dirindukan   Bab 99 Tuan Jirayu

    Bab 99 Tuan JirayuJantungku berdetak dengan kencang. Ketika Tuan Saga membawaku ke sebuah bar. Di sana ada pria Thailand yang wajah mirip dengan artis Prin Supirat. Usianya sekitar empat puluh tahunan. Kulitnya putih, hidungnya juga mancung. Matanya sipit mirip penduduk Korea. "Tuan Jirayu, saya bawakan wanita cantik untuk Anda. Silahkan sepuasnya untuk mengobrol dengannya."Pria bernama Jirayu tersenyum. Dia berbicara dengan Tuan Saga menggunakan bahasa Thailand. Aku tidak tahu apa yang mereka bicarakan apa. Namun dari tatapan Jirayu, jelas dia punya niat tidak baik. Tatapan matanya liar penuh dengan nafsu. Dia memperhatikan dari ujung rambut sampai ujung kaki. "Hei, kau. Tuan Jirayu menyukaimu. Beruntung sekali dirimu malam ini. Layani dia dengan baik. Kau akan menjadi ratu yang dimanjakan.""Tuan Saga, sepertinya kau memilih orang yang salah. Aku tidak sudi melayani pria mesum seperti Tuan Jirayu.""Kau pasti akan menyesal telah menolak tawaran Tuan Jirayu, Nyonya Ayi.""Mengapa

  • Istri Yang Tak Dirindukan   Bab 98 Bajak Laut

    Bab 97 Bajak LautKapal nelayan yang membawa kita langsung menuju ke tengah laut. Beberapa dari anak buah kapal memperhatikan kami dengan tatapan aneh. Namun Ustaz Rahman segera mencairkan suasana untuk meredakan ketegangan.Angin laut bertiup kencang, ombak setinggi dua meter menghantam kapal yang sedang kami tumpangi. Kapten yang memimpin anak buahnya segera melihat apa yang terjadi. Dari kejauhan, terlihat bendera putih dari negara lain. Di sebelahnya jelas, bendera milik negara Thailand. Sedikit terkejut dengan bendera yang berkibar di tengah lautan. Mengapa ada penyusup dari negara Thailand masuk ke perairan Utara. Aku melihat mereka seperti penyusup. Tapi siapakah yang sudah memberi peluang negara Gajah Putih. "Tuan Sadam, sepertinya itu kapal dari Thailand. Mereka sedang mendekat ke arah kita sekarang," ucap Ustaz Rahman. Mata Tuan Sadam langsung tertuju kepada dua kapal nelayan yang saling berjajar bersebelahan. "Ustaz Rahman, kau benar. Mereka adalah penyusup yang sering m

  • Istri Yang Tak Dirindukan   Bab 97 Kami Selamat

    Bab 97 Kami SelamatAngin laut melambai mempermainkan hijabku ke sana ke sini. Udara di bibir pantai terasa menusuk tulang. Aku merasakan tubuhku menggigil kedinginan. Bibirku gemetar merasakan sakit yang luar biasa. Mungkin inilah saatnya ajalku tiba. Namun kenapa harus mati di sini? Bagaimana nanti jika jasadku tidak bisa dikuburkan dengan layak. Aku masih berharap akan ada keajaiban yang akan menyelamatkan kami dari pulau kecil ini.Sudah beberapa hari kami bertahan di tempat ini. Namun tidak ada tanda-tanda kapal penyelamat akan datang. Ustaz Rahman sudah baikan dan sembuh dari luka-lukanya karena terhempas kapal. Kini, giliranku yang harus sekarat di tempat ini. Entah untuk berapa lama aku bisa bertahan. "Ayi, bertahanlah. Aku akan berusaha mencari bantuan di sekitar sini," ucap Ustaz Rahman berbisik. Samar aku mendengar suaranya penuh kekhawatiran. Beberapa saat aku terdiam, dan hanya bersandar pada pohon kelapa yang hampir rubuh. Lama menanti, tetapi dia tak kunjung kembali.

  • Istri Yang Tak Dirindukan   Bab 96 Seandainya

    Bab 96 Seandainya Hujan turun dengan deras di atas permukaan air laut. Prediksi mengatakan hari ini cerah. Namun entah kenapa tiba-tiba air laut menjadi pasang. Ombak bergulung-gulung setinggi empat meter menyapu sampan kecil yang kami tumpangi. Hingga pecah dan menenggelamkan penumpangnya. Kayu untuk mengayuh sampan ini tidak kuasa melawan arus. Meski dua tenaga orang dewasa sudah dikerahkan. Ustaz Rahman dan nelayan akhirnya harus menyerah. Membiarkan sampan terbawa arus dan pecah. Kami semua panik, terutama aku yang baru pertama kali menyeberang di lautan luas. Terbiasa hidup di darat membuatku tidak nyaman dalam situasi ini.Aku ingat Tuhan pada Sang Pencipta. Aku juga ingat pada masa laluku yang suram. Ketika hidupku bersama Anan. Aku berdoa di dalam hati, mudah-mudahan akan dikabulkan hingga doaku bisa menembus langit ketujuh. Sebelum ajal menjemputku, aku ingin melihat anak dan cucu. "Jangan panik, Ay. Aku akan menolongmu." Ustaz Rahman menggapai tanganku. Dia menggenggam y

  • Istri Yang Tak Dirindukan   Bab 95 Perjalanan

    "Bunda jadi berangkat ke Aceh?""Jadi, Nak. Ini kan kegiatan sekolah untuk study tour. Semua ustaz dan para guru akan menemani santri. Hanya murid kelas sembilan saja yang berangkat. Semuanya berjumlah enam puluh orang." Aku menjawab sambil menyusun pakaian ke tas ransel. Habib hanya terdengar menarik napas panjang ketika dia melihatku. Seolah sedang ada pikiran yang mengganggu jiwanya. "Aku tidak setuju sebenarnya melihat Bunda pergi ke sana." "Loh kenapa? Bunda kan pergi karena tugas. Bukan karena ingin jalan-jalan. Ini adalah kegiatan perpisahan murid-murid kelas sembilan. Tidak tiap bulan kita pergi.""Perasaan Habib kali ini tidak enak, Bun.""Sepertinya kamu harus banyak- banyak istigfar, Nak. Bunda tidak ingin kamu berburuk sangka dengan yang di atas."Habib hanya diam tak ingin melanjutkan debat lagi denganku. Alasan apa pun tidak akan bisa mencegahku untuk berangkat. Bagaimana mungkin aku mengabaikan anak-anak. Mereka sudah menyelesaikan pendidikan tiga tahun di pondok pes

  • Istri Yang Tak Dirindukan   Bab 94 Malaikat Penolong

    "Astagfirullah!" Aku menjerit ketika sebuah mobil sedan menyerempet dari samping. Motorku langsung jatuh dan menabrak trotoar. Darah segar langsung mengalir dari kaki. Seorang pria dan wanita langsung turun menghampiri. Tapi yang membuatku terkejut adalah perempuan yang ada di sampingnya. Tak lain adalah Nurul. Dia dengan sombongnya melangkah mendekat, dan mencecar dengan kata-kata kasar."Hei kalau jalan pakai mata! Sudah tahu ini tempat umum, masih jalan pakai melamun." Cibirnya dengan nada tinggi."Maaf, ya? Aku sudah jalan di pinggir. Tapi mobil yang kalian kemudikan telah menyalip jalanku.""Tuh kalau orang miskin pasti cari-cari alasan untuk memeras orang kaya.""Ma, sudahlah. Jangan bertengkar di jalan. Ini tempat umum. Malu dilihat orang.""Perempuan miskin seperti dia memang harus diberi pelajaran, Pa. Biar gak kurang ajar minta biaya pengobatan dan biaya kecelakaan.""Aku rasa di sini aku yang jadi korbannya. Tapi kamu bukannya meminta maaf malah mencela.""Ha!" Nurul menc

DMCA.com Protection Status