Beranda / Romansa / Istri Yang Tak Dirindukan / Bab 10 Kejahatan Paripurna

Share

Bab 10 Kejahatan Paripurna

Penulis: Kariani Sukadi
last update Terakhir Diperbarui: 2021-10-05 22:31:35

"U- Ustaz," aku tertegun melihat lelaki berpakaian jubah panjang ke bawah dan memakai kopiah, kini berdiri di depan pintu wisma. Seraya tersenyum sembari menangkupkan tangan di depan dada.

"Asalamualaikum ya, Ukhti," ucapnya tersenyum.

"Waalaikumsalam," jawabku.

"Namaku, Adam. Aku adalah teman Ustaz Rahman, sewaktu di pesantren," lanjutnya memperkenalkan diri. 

Sejenak aku tertegun dengan tutur kalimat yang diucapkan. Bersahaja dan berwibawa, wajahnya juga tampan mirip dengan bangsa Arab, tinggi besar.

"Ada apa gerangan, Ustaz datang berkunjung? Maaf, kalau Saya lancang bertanya," tuturku sopan.

 Pandanganku seketika menunduk kebawah.

"Kedatanganku kemari untuk bersiraturrahmi, karena kita satu tim sesama dari Medan," ucapnya secara gamblang.

"Maaf, Ustaz. Tapi, Usta

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (5)
goodnovel comment avatar
Encik Faizah Nur Aini
ayah yg dholim...suatu saat pasti nyesel
goodnovel comment avatar
Wagirin
kisahnya sedih..pria Zdolim kpd anak istrinya..
goodnovel comment avatar
Arfan Al Zaki
sembarangan percaya sama org
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Istri Yang Tak Dirindukan   Bab 11 Tertawa Di Atas Derita

    Mobil yang di kemudikan ustadz Rahman memasuki rumah sakit. Kami pun segera turun dan membawa Habib ke ruang UGD. Sampai di ruang UGD kami di sambut oleh para petugas media. "Suster, dokter, tolong anak kami," teriak Ustaz Rahman. Seraya meletakkan tubuh Habib di atas bangsal. Suster menyambut dengan segera ke datangan kami. "Tenang, Pak. Kami akan menolong anak, Anda," ucap dokter. Habib segera ditangani para dokter dan suster. Lima menit kemudian dokter keluar dari ruang UGD. "Maaf, Ibu dan Bapak. Anak Anda mengalami keracunan makanan yang di namakan arsenik. Racun ini bekerja dalam waktu dua puluh empat jam. Sehingga saat makan yang di bubuhi racun tidak berbau rasa dan warna. Tapi, akan membuat pasien kehilangan kesadaran dan demam tinggi," jelas dokter. Aku dan Ustaz Rahman saling berpandangan. Seing

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-05
  • Istri Yang Tak Dirindukan   Bab 12 Meraih Kemenangan

    "Habib, Nak bangunlah!" Ayi menguncangkan tubuh Habib yang diam tak bergeming.Dokter yang sedari tadi menangin Habib, berusaha agar bisa menyelamatkan nyawanya. Beberapa suster mencoba membantu dokter, memasangkan jarum infus dan selang oksigen.Racun arsenik yang bekerja dalam tubuh Habib beraksi sangat lambat. Namun, bisa mematikan kalau terlambat menanganinya. Bisa berakibat fatal dengan kematian yang terkena racun tersebut.Aku terisak melihat tubuh Habib, tak sadarkan diri. Hati ibu mana yang tidak sedih bila menyaksikan buah hatinya terbaring sakit. Ustaz Rahman mencoba menenangkanku. Aku menangis sejadi-jadinya menyaksikan jarum suntik menusuk tubuh Habib yang kurus. Andai bisa biarlah aku saja menggantikan rasa sakit yang di rasakan Habib."Sudah, Ay jangan menangis! Doa'kan, Habib segera sadar. Kamu ingat-ingat

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-06
  • Istri Yang Tak Dirindukan   Bab 13 Perdebatan

    Bruk.Hampir saja Anan menabrak truk kalau saja dia tidak membanting setir. Alhasil mobilnya menabrak pohon di pinggir jalan. Bemper mobilnya rusak parah di bagian depan. Pelipis Anan juga berdarah karena membentur dasbord. Darah seger menetes dari dahi Anan.Warga yang melihat kejadian langsung berhamburan mendatangi tempat kejadian.Mobil Anan mengeluarkan asap, segera para warga bergotong-royong membantu mengeluarkan Anan dari dalam. Anan dalam keadaan pingsan, sehingga warga yang mau menolongnya kesulitan untuk mengeluarkannya dari mobil.Pintu mobil Anan di ketuk dari luar. Para warga berteriak agar Anan segera terbangun sebelum mobil meledak kebakaran."Pak, buka pintu mobilny!" teriak warga bertubuh kurus tinggi.Hening tidak ada jawaban.Warga memgulangi lagi panggilan yang sama."Tuan, buk

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-07
  • Istri Yang Tak Dirindukan   Bab 14 Tanpamu Aku Bisa Bahagia

    Dokter Raka masih mengemudikan mobil dengan kecepatan sedang. Lima puluh menit kemudian mobil yang kami tumpangi memasukki halaman parkir rumah sakit. Segera dokter membawa Habib, ke ruang UGD untuk di tangani.Hanya Habib yang boleh masuk ke dalam ruang UGD. Sementara aku, Nara dan Ustaz Rahman ada di ruang UGD. Aku terduduk di kursi panjang setelah Habib di bawa masuk dalam ruang perawatan. Kutundukkan wajah menatap lantai sambil kedua tangan bertumpu di atas lutut.Berkali-kali ku hela nafas agar sesak di dada sedikit berkurang. Aku sedang dalam keadaan bersedih. Baru beberapa jam yang lalu Habib keluar dari rumah sakit, sekarang harus kembali lagi di rawat. Entah biaya dari mana lagi aku mendapatkan untuk membiayai perobatannya kali ini."Bunda, apa Abang akan baik-baik saja?" pertanyaan Nara terlontar dengan polosnya.Pertanyaan Nara menyentakku yang secara tidak sada

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-07
  • Istri Yang Tak Dirindukan   Bab 15 Fitnah

    Rencananya Habib akan dibawa pulang setelah dokter Raka menyatakan sembuh. Kesehatan Habib kian memperlihatkan kemajuan. Badannya sudah terlihat segar. Bahkan, wajahnya tidak terlihat pucat. Dokter Raka memberiku resep untuk menebus obat Habib di apotik depan yang ada di rumah sakit ini. Sebelum pulang aku terlebih dahulu menebus resep di apotik depan. Sementara Nara aku titipkan pada Ustaz Rahman. Aku berjalan melewati lapangan parkir untuk menuju apotik yang terletak di seberang rumah sakit. Kenderaan yang terparkir berjejer memenuhi lahan parkiran. Sekilas mataku menatap mobil Mercedes Benz C-Class Sedan seharga milyaran rupiah. Didalam mobil Mas Anan terlihat duduk menyandarkan kepalanya. Pelipisnya masih dibalut perban akibat cedera. Tapi, Sarah tidak ada bersamanya dalam mobil. Aku melintas melewati mobil mas Anan, ia menatap kosong ke arah apotik yang ada di depannya. Netra Mas Anan

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-07
  • Istri Yang Tak Dirindukan   Bab 16 Fitnah 2

    "Seret, Ustaz munafik ini. Kedoknya sebagai ustaz hanyalah topeng saja. Ustaz Rahman sudah berzina dengan seorang wanita," Sarah berterik dengan antusias."Cambuk mereka, cambuk!" teriak salah satu pria yang berpostur tinggi menimpali.Ustaz Rahman dan Ayi diseret dengan paksa. Salah satu ibu-ibu menarik jilbab syar'i yang di kenakan Ayi."Percuma pakai hijab kalau kau berzina," sela ibu dengan suara bariton.Jilbab Ayi dilucuti dan injak-injak."Astagfirullah, demi Allah tuduhan kalian itu tidak benar ini fitnah," sergah Ayi terisak.Serayq meraih jilbab yang tadi diinjak-injak oleh salah seorang ibu. Sarah, kemudian merampas lagi jilbab yang diraih Ayi dan membakarnya.Sarah menyalakan pematik lalu membakar jilbab Ayi sembari tertawa."Ha ha ha ... Lihatlah, Ayi penutup kepalamu sudah aku bakar," ucapn

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-07
  • Istri Yang Tak Dirindukan   Bab 17 Kemenangan

    Sungguh ada hati yang terluka menyaksikan dua orang insan terikat dalam pernikahan. Sudut mata Mas Aman seketika berembun di kelopak matanya. Baru kali ini, ia merasa patah hati karena wanita yang selama ini menjadi istrinya tak pernah ia rindukan.Bukankah di luar tak hujan? Mengapa ada guntur menggelegar? Lalu, dada Mas Anan berdebar hingga sesuatu di dalamnya bergetar. Seraya memberanikan diri menatap mantan istriku yang baru saja dinikahi oleh Ustaz Rahman. Seorang pemuda sholeh dan baik hati juga kaya.Wanita yang sudah lima tahun menemani dalam perjalanan hidupnya mengarungi biduk samudra rumah tangga. Seorang istri yang sudah memberinya dua orang anak, tapi ia tinggalkan.Mas Anan, pun menunduk kembali tidak berani menatap kornea mata milik sang mantan istri. Hanya saja tangan dan tubuhnya mulai bergetar. Lepas memperhatikanku bersama Ustaz Rahman ia dikejutkan dengan tepukkan pelan di bahunya.&nbs

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-08
  • Istri Yang Tak Dirindukan   Bab 18 Penyesalan Selalu Datang Terlambat

    "Habib...."Mata kami terpana melihat Anan berdiri di depan panggung. Wajah teduhnya mengguratkan kekecewaan. Para repoter langsung menyorotkan kamera ke wajah Anan.Sepuluh tahun telah berlalu, hati Ayi merasa iba melihat lelaki yang dulu sangat ia cintai kini menjadi sosok tak berdaya. Penampilan Anan sedikit berantakkan dari biasanya. Wajah kusut, mata yang merah serta raut wajahnya yang sendu menggambarkan penyesalan.Matanya yang redup tak bercahaya menatap sayu pada Ayi dan Habib, juga Ustaz Rahman yang berbahagia menerima piala dan piagam dari wakil gubenur. Jelas tergambar dari raut wajah Anan kalau dia kecewa, mengapa bukan namanya yang disebut Habib, saat mendampingi menerima piala penghargaan atas juara perlombaan MTQ sepropinsi."Ayah," panggil Habib lirih.Suara tepuk tangan meriah dari penonton yang menyaksikan Habib, mengalahkan suara

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-11

Bab terbaru

  • Istri Yang Tak Dirindukan   Bab 102 Tamat

    Bab 102 TamatMendung bergelayut manja disertai hujan gerimis saat itu. Aku dan rombongan Ustaz Rahman tiba di pelabuhan. Tuan Saga dan anak buahnya memutuskan untuk berpisah. Mereka kembali ke asalnya. Kemudian, kita meminjam telepon seseorang untuk menghubungi pondok pesantren. Agar mereka menjemput di daerah dermaga. Sudah lebih dari satu bulan kami menghilang. Ketika menghubungi pihak pondok, mereka terkejut melihat kami bisa selamat sampai tujuan. Tak lama kemudian, Ustaz Dian dan rombongan Kyai Lukman datang menjemput. Sengaja tidak aku hubungi Habib dan Nara ingin membuat kejutan. Juga Syawal yang mungkin saat menghilang mengkhawatirkan keadaanku."Assalamualaikum.""Waalaikumsalam, Ustaz Dian."Ustaz Rahman menyambut sahabatnya dengan penuh suka. Mereka saling berpelukan satu sama lain. Senang rasanya bisa melihat mereka lagi kembali akrab. "Aku tidak percaya kalian bisa kembali dengan selamat sampai di sini," ucap Ustaz Dian."Alhamdulilah. Berkata kemurahan yang di atas ka

  • Istri Yang Tak Dirindukan   Bab 101 Kembali ke Asal

    Bab 101 Kembali ke AsalAku mundur satu langkah ke belakang. Namun Jirayu masih mendekat hingga nyaris tidak ada jarak di antara kami. Malam ini, adalah malam pengantin kami sudah pasti dia meminta haknya sebagai suami. Dia menatapku dalam diam. Tatapan gelapnya terlihat sangat menakutkan seperti ingin membunuhku. Kemudian, aku menyapanya dengan suara bergetar."Apa yang akan Anda lakukan, Tuan Jirayu?"Saat itu, aku baru menyadari dia sudah membuka baju kebesarannya. Setengah tubuhnya sudah telanjang dan memperlihatkan dadanya yang kekar. "Kau harus mengganti bajumu. Atau kau akan tidur dengan pakain seperti Cleopatra?""Terima kasih atas perhatianmu, Tuan Jirayu. Aku kira Anda tidak perlu begitu."Sambil mengatakan itu, Jirayu memberikan sebuah gaun baju tidur. Bahannya sangat halus seperti kain sutra. Namun tipis dan transparan bisa tembus pandang. Dia tentu sudah mempersiapkan semua ini untuk malam pengantin kami."Ha!" Jirayu tersenyum meremehkan. "Kenapa kau sangat tegang begi

  • Istri Yang Tak Dirindukan   Bab 100 Pernikahan

    Bab 100 Pernikahan Aku masih melihat tatapan Tuan Jirayu dengan penuh nafsu. Meski dia bukan pria yang berumur tua, namun membuatku merasa jijik. Tuan Jirayu berasal dari negeri Thailand, tetapi dia pemeluk agama islam. Dia membawaku ke negaranya. Berbagai pemandangan telah kulihat selama berada di negeri Gajah Putih. Dia memperlakukanku seperti seorang ratu di sini. Bukan berarti aku suka dengan sikapnya. Tuan Jirayu telah mempunyai istri enam. Dia bermaksud ingin menjadikanku istri yang ke tujuh. Saat itu, pesta iringan pengantin diadakan di aula untuk menyambut pengantin wanita."Ratu Panraya, Anda akan harus memakai mahkota ini untuk acara adat." Pelayan membawakan mahkota emas dan juga gelang berkepala ular. Melihat bentuknya yang unik, aku seperti berada di dalam dunia legenda masa silam. Gelang ular emas itu dari dinasti sebelumnya. Menurut pelayan akan diberikan kepada ratu ketujuh bila raja mereka berhasil menikah untuk yang ketujuh kalinya. Sialnya, aku adalah ratu terak

  • Istri Yang Tak Dirindukan   Bab 99 Tuan Jirayu

    Bab 99 Tuan JirayuJantungku berdetak dengan kencang. Ketika Tuan Saga membawaku ke sebuah bar. Di sana ada pria Thailand yang wajah mirip dengan artis Prin Supirat. Usianya sekitar empat puluh tahunan. Kulitnya putih, hidungnya juga mancung. Matanya sipit mirip penduduk Korea. "Tuan Jirayu, saya bawakan wanita cantik untuk Anda. Silahkan sepuasnya untuk mengobrol dengannya."Pria bernama Jirayu tersenyum. Dia berbicara dengan Tuan Saga menggunakan bahasa Thailand. Aku tidak tahu apa yang mereka bicarakan apa. Namun dari tatapan Jirayu, jelas dia punya niat tidak baik. Tatapan matanya liar penuh dengan nafsu. Dia memperhatikan dari ujung rambut sampai ujung kaki. "Hei, kau. Tuan Jirayu menyukaimu. Beruntung sekali dirimu malam ini. Layani dia dengan baik. Kau akan menjadi ratu yang dimanjakan.""Tuan Saga, sepertinya kau memilih orang yang salah. Aku tidak sudi melayani pria mesum seperti Tuan Jirayu.""Kau pasti akan menyesal telah menolak tawaran Tuan Jirayu, Nyonya Ayi.""Mengapa

  • Istri Yang Tak Dirindukan   Bab 98 Bajak Laut

    Bab 97 Bajak LautKapal nelayan yang membawa kita langsung menuju ke tengah laut. Beberapa dari anak buah kapal memperhatikan kami dengan tatapan aneh. Namun Ustaz Rahman segera mencairkan suasana untuk meredakan ketegangan.Angin laut bertiup kencang, ombak setinggi dua meter menghantam kapal yang sedang kami tumpangi. Kapten yang memimpin anak buahnya segera melihat apa yang terjadi. Dari kejauhan, terlihat bendera putih dari negara lain. Di sebelahnya jelas, bendera milik negara Thailand. Sedikit terkejut dengan bendera yang berkibar di tengah lautan. Mengapa ada penyusup dari negara Thailand masuk ke perairan Utara. Aku melihat mereka seperti penyusup. Tapi siapakah yang sudah memberi peluang negara Gajah Putih. "Tuan Sadam, sepertinya itu kapal dari Thailand. Mereka sedang mendekat ke arah kita sekarang," ucap Ustaz Rahman. Mata Tuan Sadam langsung tertuju kepada dua kapal nelayan yang saling berjajar bersebelahan. "Ustaz Rahman, kau benar. Mereka adalah penyusup yang sering m

  • Istri Yang Tak Dirindukan   Bab 97 Kami Selamat

    Bab 97 Kami SelamatAngin laut melambai mempermainkan hijabku ke sana ke sini. Udara di bibir pantai terasa menusuk tulang. Aku merasakan tubuhku menggigil kedinginan. Bibirku gemetar merasakan sakit yang luar biasa. Mungkin inilah saatnya ajalku tiba. Namun kenapa harus mati di sini? Bagaimana nanti jika jasadku tidak bisa dikuburkan dengan layak. Aku masih berharap akan ada keajaiban yang akan menyelamatkan kami dari pulau kecil ini.Sudah beberapa hari kami bertahan di tempat ini. Namun tidak ada tanda-tanda kapal penyelamat akan datang. Ustaz Rahman sudah baikan dan sembuh dari luka-lukanya karena terhempas kapal. Kini, giliranku yang harus sekarat di tempat ini. Entah untuk berapa lama aku bisa bertahan. "Ayi, bertahanlah. Aku akan berusaha mencari bantuan di sekitar sini," ucap Ustaz Rahman berbisik. Samar aku mendengar suaranya penuh kekhawatiran. Beberapa saat aku terdiam, dan hanya bersandar pada pohon kelapa yang hampir rubuh. Lama menanti, tetapi dia tak kunjung kembali.

  • Istri Yang Tak Dirindukan   Bab 96 Seandainya

    Bab 96 Seandainya Hujan turun dengan deras di atas permukaan air laut. Prediksi mengatakan hari ini cerah. Namun entah kenapa tiba-tiba air laut menjadi pasang. Ombak bergulung-gulung setinggi empat meter menyapu sampan kecil yang kami tumpangi. Hingga pecah dan menenggelamkan penumpangnya. Kayu untuk mengayuh sampan ini tidak kuasa melawan arus. Meski dua tenaga orang dewasa sudah dikerahkan. Ustaz Rahman dan nelayan akhirnya harus menyerah. Membiarkan sampan terbawa arus dan pecah. Kami semua panik, terutama aku yang baru pertama kali menyeberang di lautan luas. Terbiasa hidup di darat membuatku tidak nyaman dalam situasi ini.Aku ingat Tuhan pada Sang Pencipta. Aku juga ingat pada masa laluku yang suram. Ketika hidupku bersama Anan. Aku berdoa di dalam hati, mudah-mudahan akan dikabulkan hingga doaku bisa menembus langit ketujuh. Sebelum ajal menjemputku, aku ingin melihat anak dan cucu. "Jangan panik, Ay. Aku akan menolongmu." Ustaz Rahman menggapai tanganku. Dia menggenggam y

  • Istri Yang Tak Dirindukan   Bab 95 Perjalanan

    "Bunda jadi berangkat ke Aceh?""Jadi, Nak. Ini kan kegiatan sekolah untuk study tour. Semua ustaz dan para guru akan menemani santri. Hanya murid kelas sembilan saja yang berangkat. Semuanya berjumlah enam puluh orang." Aku menjawab sambil menyusun pakaian ke tas ransel. Habib hanya terdengar menarik napas panjang ketika dia melihatku. Seolah sedang ada pikiran yang mengganggu jiwanya. "Aku tidak setuju sebenarnya melihat Bunda pergi ke sana." "Loh kenapa? Bunda kan pergi karena tugas. Bukan karena ingin jalan-jalan. Ini adalah kegiatan perpisahan murid-murid kelas sembilan. Tidak tiap bulan kita pergi.""Perasaan Habib kali ini tidak enak, Bun.""Sepertinya kamu harus banyak- banyak istigfar, Nak. Bunda tidak ingin kamu berburuk sangka dengan yang di atas."Habib hanya diam tak ingin melanjutkan debat lagi denganku. Alasan apa pun tidak akan bisa mencegahku untuk berangkat. Bagaimana mungkin aku mengabaikan anak-anak. Mereka sudah menyelesaikan pendidikan tiga tahun di pondok pes

  • Istri Yang Tak Dirindukan   Bab 94 Malaikat Penolong

    "Astagfirullah!" Aku menjerit ketika sebuah mobil sedan menyerempet dari samping. Motorku langsung jatuh dan menabrak trotoar. Darah segar langsung mengalir dari kaki. Seorang pria dan wanita langsung turun menghampiri. Tapi yang membuatku terkejut adalah perempuan yang ada di sampingnya. Tak lain adalah Nurul. Dia dengan sombongnya melangkah mendekat, dan mencecar dengan kata-kata kasar."Hei kalau jalan pakai mata! Sudah tahu ini tempat umum, masih jalan pakai melamun." Cibirnya dengan nada tinggi."Maaf, ya? Aku sudah jalan di pinggir. Tapi mobil yang kalian kemudikan telah menyalip jalanku.""Tuh kalau orang miskin pasti cari-cari alasan untuk memeras orang kaya.""Ma, sudahlah. Jangan bertengkar di jalan. Ini tempat umum. Malu dilihat orang.""Perempuan miskin seperti dia memang harus diberi pelajaran, Pa. Biar gak kurang ajar minta biaya pengobatan dan biaya kecelakaan.""Aku rasa di sini aku yang jadi korbannya. Tapi kamu bukannya meminta maaf malah mencela.""Ha!" Nurul menc

DMCA.com Protection Status