Istri Yang Dicampakkan Menjadi Sultan"Saya bantu, Bang," tawar Hendra."Nggak usah, saya bisa sendiri," tolak Farhan sambil tersenyum.Menggunakan tongkat penopang di bagian tubuh kanannya untuk membantu berjalan. Farhan merasa bosan di kamar dan berencana untuk menghirup udara segar di taman rumah sakit yang tidak jauh dari ruangan Farhan."Han ... Farhan!"Langkah lelaki itu terhenti mendengar suara yang sangat dikenalnya. Ia berbalik, melihat Farida berdiri tidak jauh darinya dengan Syafiq yang digandengnya.Farida berjalan dengan langkah lebar menuju Farhan, dengan air mata yang meleleh membasahi pipi. Farida merasa sedih saat mendatangi penjara ternyata Farhan sudah dibebaskan lebih awal. Sudah mencoba mencari tapi ternyata takdirnya ia bertemu Farhan di rumah sakit."Kenapa kamu nggak pulang ke rumah?" tanya Farida sambil terisak memeluk Farhan."Maaf, Mbak," balas Farhan, ia membalas pelukan sang kakak dan ikut menangis.Farhan dan Farida juga Syafiq kini berada di taman rumah
Istri Yang Dicampakkan Menjadi Sultan"No, Daddy! Az mau rawat Om sampai sembuh," tolak Azfer membuat semua orang terdiam, anak yang berhati lembut. Sadar jika Farhan seperti ini karena berniat membantunya dan berakhir dipukuli oleh Darren karena salah paham."Az juga 'kan lagi sakit, pulang ya. Om Farhan ada di rumah Tante kok, nanti Tante rawat Om Farhan di sana," jelas Farida dengan pelan agar Azfer mengerti.Anak itu malah menatap Farhan membuat lelaki itu melemparkan senyuman sambil mengelus lembut kepala Azfer."Iya, Om tinggal di sana nanti," tambah Farhan."Ya udah," sahutnya, ia berjalan ke arah Darren minta digendong. Dengan sigap lelaki itu mengangkat tubuh kecil Azfer."Ayo, Han!""Tunggu, Mbak," cegah Farhan.Farida mengernyit. "Apa lagi?""Masa aku pulang pake baju rumah sakit, nanti disangka pasien kabur lagi," ujar Farhan bergurau membuat Farida tertawa, Alia juga merasa geli tapi ia menahan senyumnya."Ya udah, Mbak beliin dulu kamu baju ya.""Nggak usah, Mbak. Roy, b
Istri Yang Dicampakkan Menjadi Sultan"Han, kamu udah minum obatnya?" tanya Farida sambil menyuapi Syafiq."Udah, Mbak.""Alia tadi telepon, katanya Az mau datang ke sini," jelas Farida."Beneran, Mbak? Aku kira Alia akan melarang anaknya bertemu aku," balas Farhan."Alia nggak mungkin kayak gitu, Han. Kamu juga pasti lebih kenal dia gimana," timpal Farida.Alia memang tidak melarang, ia tidak memiliki rasa ketakutan apapun saat Azfer berdekatan dengan Farhan. Tidak ada hal yang salah jika Farhan dan Azfer akrab, mungkin hanya Darren yang tidak rela jagoan kecilnya berdekatan dengan mantan suami Alia itu. Darren hanya bisa belum mengakui kecemburuannya melihat semua itu.Bagaimana jika melihat Alia dan Farhan yang berdekatan? Buka hanya terbakar, hati lelaki itu akan meledak karena kecemburuan."Tapi jadi aku yang ngerasa nggak enak, apalagi sama keluarga suaminya Alia," ungkap Farhan."Kenapa harus nggak enak segala? Kalau emang kamu nggak ada niat buruk," sahut Farida.Apa yang dika
Istri Yang Dicampakkan Menjadi SultanPyaar!"Argh! Bangs*t!" geram Darren, kepalan tangannya yang digunakan untuk menghantam kaca kini mengeluarkan darah dari sela jemarinya. Bahkan ada beberapa serpihan kaca yang menusuk di sana tapi Darren sama sekali tidak merasakan sakit.Ia terlalu resah hanya karena kehadiran Farhan di hidup Alia. Lelaki itu sulit mengendalikan diri, jika bisa Darren ingin mengungkapkan apa yang dirasakannya pada Alia. Tapi ada rasa ragu dan takut dalam dirinya, takut jika Alia malah berbalik membencinya setelah Darren mengungkapkan perasaannya nanti."Apa yang kau lakukan?" tanya Martin yang berada diambang pintu, ia terlihat santai memandang cermin yang retak dan tangan Darren yang terluka."Tidak ada, hanya masalah kecil, Om," sahutnya."Masalah kecil apa yang membuatmu sulit mengendalikan diri begini? Masalah cinta?" selidiknya.Darren diam tidak menjawab karena apa yang diucapkan oleh Martin memang benar. Hanya karena yang namanya cinta seorang Darren bisa
Istri Yang Dicampakkan Menjadi Sultan"Al … Alia, bangun!" Darren menepuk pelan pipi Alia."Tuan, punggung anda–" ucap Hendra terhenti."Ayo ke rumah sakit!" titah Darren lalu membopong tubuh Alia, ia mengabaikan timah panas yang bersarang di punggungnya. Bahkan darah terus merembes keluar."Baik, Tuan!""Kris, cari tahu siapa yang melakukan ini!" seru Darren sambil menahan amarah, bagaimana tidak akan marah jika Alia ada yang mengincar. Beruntung karena Darren datang tepat waktu. Ia juga mengumpat keempat bodyguardnya yang entah di mana saat ini.Seolah tidak memiliki rasa sakit, Darren kembali membopong tubuh Alia saat mereka sampai di rumah sakit. Sebenarnya Alia pingsan hanya karena kaget, ia bahkan sama sekali tidak terluka. Darren berteriak memanggil suster, seorang suster datang membawa brankar."Sus, tolong satu lagi!" teriak Hendra."Tidak perlu, cepat periksa dia!" tolak Darren, bahkan wajah lelaki itu sudah semakin pucat.Darren ikut masuk ke dalam ruangan. Melihat dokter y
Istri Yang Dicampakkan Menjadi Sultan"Pelaku sudah kami amankan, Tuan." Kris memberikan laporan pada malam harinya. Mereka memang terbiasa bekerja lebih cepat, wajar jika bayaran mereka juga mahal."Aku akan menemuinya besok! Jika sampai ini ulah Richard atau anak Darto, mereka akan langsung aku habisi!" sahut Darren."Baik, Tuan.""Ganti keempat orang itu! Dan suruh mereka memberikan alasan logis pada Alia, buat seolah-olah mereka mengundurkan diri. Aku tidak ingin lagi keselamatan Alia terancam karena kebodohan para bodyguard itu" titah Darren."Hanya diganti, Tuan?" tanya Kris takut ia salah dengar."Ck, telingamu mulai tuli kah? F*ck! Aku sudah berjanji pada Alia untuk tidak menyentuh mereka, jika bisa aku akan langsung menguliti mereka dan menemb*k satu satu kepalanya!" geram Darren.Kris langsung keluar dari kamar itu, dan kembali ke tempatnya. Orang itu sudah diamankan, tapi ia belum mau mengakui siapa yang menyuruhnya melakukan semua ini. Hanya Darren yang bisa memaksa, semua
Istri Yang Dicampakkan Menjadi Sultan"Aku tarik semua kata-kataku, anggap aja aku nggak pernah menyatakan cinta. Tapi aku mohon, jangan berpikir keluar dari rumah ini apalagi dari pengawasanku," balas Darren."Aku nggak mau berada di lingkaran orang-orang yang punya musuh, aku pengen hidup tenang. Aku bersedia kembalikan semua harta milik Mas Jodi yang penting aku dan Az bisa hidup tenang tanpa bayang-bayang permusuhan apalagi pertumpahan darah," sahut Alia, ia tidak seperti biasanya yang irit bicara. Ia sebenarnya tidak pernah merasa nyaman jika Darren terlalu sering berada di rumahnya, Alia tidak melarang lelaki itu untuk menemui Azfer tapi Alia tidak suka Darren tinggal di rumahnya."Kamu harus ngerti, aku melakukan semua ini untuk kebaikan kamu dan Az juga. Aku nggak mungkin membiarkan kalian menderita. Hanya kamu yang membuatku harus memohon sampai berkali-kali seperti ini, tolong dengarkan aku untuk keselamatan kalian." Darren menatap Alia yang mengalihkan pandangan, terlihat w
Istri Yang Dicampakkan Menjadi Sultan"Abang ngapain di sini?" tanya Alia. Kaget saat Farhan ada di rumah orangtuanya."Anter Mbak Rida, sekalian silaturahmi sama ibu dan bapak. Abang juga mau minta maaf, karena setelah kejadian itu Abang bahkan nggak ngerasa bersalah dan minta maaf ke ibu sama bapak," jawab Farhan sambil menunduk."Gimana kondisi Abang sekarang?" Alia bertanya bukan karena perhatian, ia masih merasa bersalah karena ini ulah Darren."Alhamdulillah udah baikan," jawab Farhan dengan mengulum senyum tapi masih menunduk, ia sama sekali tidak berani menatap Alia.Keduanya terdiam sejenak, mereka memang mengobrol di luar rumah dan Darren sangat jelas melihatnya tapi ia kesal karena tidak bisa mendengar apa yang dibicarakan oleh Alia dan Farhan.Semakin tidak rela Darren membiarkan Alia keluar dari rumah apa lagi dekat dengan Farhan. Bisa saja dengan satu jentikan jari Darren menyuruh anak buahnya untuk melenyapkan Farhan tapi Darren ingin bersaing secara sehat dengan mantan
Istri Yang Dicampakkan Menjadi SultanSeason 2Bab 41Darren benar-benar menjual perusahaan mendiang sang ayah dan uangnya ia sumbangkan. Darren tidak menyerahkan perusahaan itu pada Martin karena ia tidak ingin keluarganya masih berkecimpung di dunia hitam itu. Darren akan berusaha untuk hidup normal, ia kini memegang kendali atas perusahaan sang ibu.Lelaki itu bahkan menghancurkan semua senjata yang dimiliki olehnya. Ia ingin mengubur dalam-dalam masa lalunya yang kelam. Masih berharap cintanya juga akan dilihat oleh Alia."Tempat acara ulang tahun Azfer sudah disiapkan?" tanya Darren pada Roy."Sudah, Tuan. Tempatnya juga aman, semua cctv juga berfungsi dengan lancar," jelas Roy."Pastikan semua tamu harus diperiksa terlebih dahulu," pesan Darren."Baik, Tuan.""Kau pergilah ke sana. Aku akan menyusul sebentar lagi," tutur Darren lalu masuk ke dalam kamarnya.Hari yang tidak akan dilupakan olehnya, Alia akan menjawab pernyataan cinta Darren. Wanita itu sudah menjanjikan, entah iya
Istri Yang Dicampakkan Menjadi SultanPulang dari Spanyol, Darren langsung menemui Alia. Ia akan mengatakan semua fakta yang selama ini ditutupi olehnya. Selama Darren pergi, tidak ada sama sekali teror atau orang yang berniat menyakiti Alia dan keluarganya.Sampai saat ini Darren tetap mencari tahu dalang penembakkan karena orang bayaran itu masih tutup mulut, ia bahkan mengatakan rela mati demi tidak membocorkan siapa bosnya.Lelaki itu sangat gugup hingga berkali-kali menarik nafas panjang. Siap menerima segala konsekuensi yang akan diterima setelah mengakui semuanya. Ia juga meminta Alia untuk membawa Azfer. Kebetulan Alia memang membawa Azfer untuk pegi jalan-jalan sedangkan Pak Darma dan Bu Mira sibuk, tidak bisa menemani."Maaf, tadi jalanan macet. Pasti nunggu lama," ujar Alia yang baru saja sampai, ia hanya seorang diri datang."Kemana Az?" tanya Darren sambil mengedarkan pandangan mencari sosok Azfer."Ada di mobil, dia baru aja tidur," jelas Alia."Kalian habis jalan-jalan?
Istri Yang Dicampakkan Menjadi Sultan"Sebelumnya aku mau minta maaf," ujar Alia."Untuk?" tanya Darren."Untuk apa yang aku katakan beberapa waktu lalu. Saat itu aku terlalu emosi dan pikiranku sedang kacau, tapi tolong jangan salah artikan pertemuan ini. Aku cuman mau minta maaf," jelas Alia."Nggak ada hal lain yang mau kamu bilang?" pancing Darren.Alia menggelengkan kepalanya. "Aku nggak akan melarang kamu ketemu Azfer, tapi aku nggak mau kamu bawa Azfer keluar dari rumah orangtuaku," papar Alia.Bukan tanpa alasan, Alia merasa dirinya harus tetap waspada. Meskipun belum melihat secara langsung yang membuktikan jika Darren adalah seorang mafia tapi Alia harus tetap berjaga-jaga, tidak ingin nanti Azfer menjadi penerus Darren.Darren juga tidak ingin memaksa apapun yang menjadi keputusan Alia. Ia akan sabar menunggu Alia menyadari cinta Darren padanya benar-benar nyata bukan hanya sekedar gurauan atau kepura-puraan semata."Kalau gitu aku duluan ya," pamit Alia lalu bangkit mening
Istri Yang Dicampakkan Menjadi Sultan"Bagus. Besok aku akan berangkat ke Spanyol, Hendra tetap di sini yang lain ikut denganku," ujar Darren."Baik, Tuan."Darren bangkit dari duduknya dan berjalan menuju ke kamarnya. Ia tidak tinggal di rumah sang ibu maupun rumah Alia. Darren memilih tinggal di rumahnya sendiri. Mood lelaki itu memang tidak baik sejak kejadian beberapa hari lalu.Penolakan Alia masih terbayang di pelupuk mata. Darren tidak akan pernah mundur begitu saja saat semuanya baru akan dimulai. Ia hanya memberikan ruang untuk Alia, memberikan wanita itu dengan waktunya sendiri.Ting!Lamunan lelaki itu buyar mendengar notifikasi pesan di ponselnya. Dengan malas ia mengeluarkan benda pipih itu dari saku celananya. Tiba-tiba senyuman mereka.[Ada waktu nanti sore? Jika bisa temui aku di kafe.] Pesan yang dikirimkan Alia pada Darren.[Aku akan datang.] Terkirim.Tidak tahu maksud Alia tapi Darren berharap apa yang akan terjadi nanti adalah hal yang baik. Senyum tidak lepas dar
Istri Yang Dicampakkan Menjadi SultanAlia merasa heran saat pengacara mengatakan jika Bian sudah mengakui perbuatannya dan siap dihukum. Meskipun heran tapi Alia tentu bahagia karena Ria mendapat keadilan. Saat ini tugas Alia hanya membantu Ria pulih dari trauma yang dialaminya.Apa sikap Alia akan berbeda setelah tahu Darren diam-diam membantunya? Meskipun sudah membantu Alia tapi Darren sama sekali tidak berniat mengatakan semuanya, ia tidak suka diberikan pujian oleh siapapun. Ia juga tidak perlu mendapatkan terimakasih dari Alia."Syukurlah kalau masalahnya udah selesai," ucap Bu Mira."Iya, Bu. Tapi aku harus rutin melihat kondisi Ria, bagaimanapun dia bekerja di tempatku," balas Alia."Iya, kamu harus tanggung jawab, Al. Tugas kamu itu harus mensejahterakan karyawan kamu, jangan pernah dzalim pada orang kecil. Dulu juga kita ada di posisi mereka, bahkan untuk mendapatkan uang saja sampai setengah mati. Tapi sekarang alhamdulillah kita sudah hidup serba kecukupan, rezeki yang Al
Istri Yang Dicampakkan Menjadi SultanAlia terdiam kemudian tersenyum. "Oh, Marissa istrinya Bang Farhan ya?" tanyanya memastikan."Mantan istri, Mbak."Alia kaget, ia baru tahu jika Farhan sudah bercerai lagi. Marissa malah memperkenalkan lelaki yang menggendong seorang bayi sebagai suaminya. Mereka hanya berbincang sebentar karena Alia harus segera pergi."Maaf sebelumnya, tapi saya buru-buru.""Oh iya, Mbak. Sekali saya minta maaf, Mbak," ujar Marissa dengan mata berkaca-kaca.Alia menggenggam tangan Marissa. "Semuanya udah berlalu. Sekarang kita udah punya kebahagiaan masing-masing, jangan merasa bersalah lagi.""Makasih, Mbak."Diperlakukan baik oleh wanita yang suaminya pernah direbut membuat Marissa sangat malu. Alia bahkan sama sekali tidak marah-marah atau memaki Marissa atas kejadian memilukan di masa lalu.Mungkin wanita lain yang ada di posisi Alia akan memaki habis-habisan wanita yang telah merebut suaminya. Tapi Alia tidak seperti itu, ia sudah mengikhlaskan semua yang t
Istri Yang Dicampakkan Menjadi Sultan"Ck, serius!" sungut Amanda."Nanti lo juga tahu," balas Darren, ia fokus menatap jalan di depannya. Menyumpal headset di telinganya, bukan mendengarkan lagu atau semacamnya. Ia mendengarkan penjelasan sekretarisnya mengenai hasil pertemuan beberapa waktu lalu karena Darren tidak ikut di dalamnya."Abang, udah punya pacar?" tanya Hana tiba-tiba."Percuma, telinganya udah disumpal pake kayak gitu kok," tutur Amanda."Gue colek aja ya biar noleh," bisik Hana."Jangan, Tuan tidak boleh diganggu," cegah Hendra. Tahu sang atasan sibuk dengan pekerjaan. Tidak ingin Darren murka karena terganggu.Hana diantar sampai depan rumahnya, sedangkan mobil itu membawa Amanda menuju rumahnya. Darren sudah mengutarakan apa maksud dan tujuannya menemui Amanda. Ia berharap Amanda bisa membantunya untuk lebih dekat dengan Alia.Merasa tidak mungkin jika meminta bantuan pada orangtua Alia, ia juga harus menjaga harga dirinya. Mungkin jika Amanda yang masih muda bisa di
Istri Yang Dicampakkan Menjadi Sultan"Pura-pura aja nggak tahu, Al. Ibu takut kalau mereka tahu nanti kita disakiti," ujar Bu Mira dengan wajah cemas."Iya, Bu. Aku juga pasti jaga-jaga, kalau aku nggak ada di rumah jangan biarkan Az ketemu Darren kalau dia datang ya Bu," pinta Alia."Iya, kamu tenang aja. Ibu nggak mungkin biarin cucu ibu dekat sama orang jahat kayak Darren."Selama tahu, Bu Mira dan Pak Darma hanya pura-pura tidak tahu padahal dalam hatinya mereka was-was. Meskipun Darren terlihat baik di kata mereka tapi seorang mafia harus tetap dicurigai. Memang Darren tidak pernah menyakiti siapapun dari keluarga Alia. Tapi yang ditakutkan adalah Azfer yang akan dijadikan penerus bisnis haram itu.Alia akan segera mengurus semua harta peninggalan Jodi, jika keluarga Jodi menolak menerimanya Alia akan menyumbangkan semuanya pada yayasan dan juga orang-orang yang membutuhkan. Alia merasa dirinya sanggup untuk menghidupi Azfer. Dulu sebelum bertemu dengan Jodi dan hadirnya Azfer,
Istri Yang Dicampakkan Menjadi Sultan"Abang ngapain di sini?" tanya Alia. Kaget saat Farhan ada di rumah orangtuanya."Anter Mbak Rida, sekalian silaturahmi sama ibu dan bapak. Abang juga mau minta maaf, karena setelah kejadian itu Abang bahkan nggak ngerasa bersalah dan minta maaf ke ibu sama bapak," jawab Farhan sambil menunduk."Gimana kondisi Abang sekarang?" Alia bertanya bukan karena perhatian, ia masih merasa bersalah karena ini ulah Darren."Alhamdulillah udah baikan," jawab Farhan dengan mengulum senyum tapi masih menunduk, ia sama sekali tidak berani menatap Alia.Keduanya terdiam sejenak, mereka memang mengobrol di luar rumah dan Darren sangat jelas melihatnya tapi ia kesal karena tidak bisa mendengar apa yang dibicarakan oleh Alia dan Farhan.Semakin tidak rela Darren membiarkan Alia keluar dari rumah apa lagi dekat dengan Farhan. Bisa saja dengan satu jentikan jari Darren menyuruh anak buahnya untuk melenyapkan Farhan tapi Darren ingin bersaing secara sehat dengan mantan