Sesampainya di kamar hotel, pikiran Allie masih tersita dengan pembicaraannya dengan Abraham. Selama ini Arlo ingin balas dendam padanya, lalu kenapa pria itu sekarang mendukung idenya? Bahkan dari awal Arlo sudah menolaknya.âTidak mungkin Arlo mendukung ideku,â gumam Allie sambil berjalan ke kamar mandi. Dia butuh air dingin untuk mendinginkan otaknya.âKemana Arlo pergi seharian? Kenapa dia tidak menemuiku saat konferensi?â pikiran Allie kini tertuju pada pria itu.Hal itu membuat kesadarannya terhenyak, sambil menatap cermin di depannya, Allie kembali bergumam, âApakah aku sedang mengharapkannya?âDengan cepat dia menggelengkan kepala, lalu melepas seluruh pakaian, masuk ke bawah shower, menyalakan air dingin dan membiarkan air itu membasahi tubuhnya.Untuk sesaat dia hanya berdiri terdiam, menundukkan kepala, merasakan setiap butiran air dingin memijat kepala. Dahinya mendekat ke dinding kamar mandi dan menempelkannya disana, memejamkan mata berusaha menetralkan pikiran tentang A
Tak cukup menyentuhnya, Arlo membuka kedua kaki Allie lalu menurunkan kepala untuk mengecapnya di sana. Allie sempat menggeleng meminta Arlo tidak melakukannya, tetapi bukan Arlo namanya jika pria itu tidak mendapatkan apa yang dia inginkan.Tubuh Allie seketika melengkung menyambut cecapan panas yang menyengat nikmat, tak mampu berkata-kata lagi, hanya desahan dan teriakan nikmat yang keluar dari mulutnya. Tidak ada seorang pria pun yang Allie izinkan untuk menyentuhnya, hanya Arlo satu-satunya pria yang bisa menyentuhnya karena dia tidak bisa menolak godaan yang Arlo tawarkan.Entah berapa kali pria itu membuatnya meledak dalam waktu yang berdekatan, hingga akhirnya Arlo kembali tenggelam di dalamnya, menari dengan penuh kelembutan sekaligus menghanyutkan, hingga akhirnya meledak tak kalah dahsyat dengan ledakannya.Saking lelahnya, Allie tertidur setelah pria itu meledak, memenuhi dan memanaskan rahimnya, tanpa tahu lagi apa yang Arlo lakukan padanya setelah dirinya tertidur.Keeso
Allie memeluk putranya dengan air mata menetes penuh haru. Setelah sekian lama, akhirnya dia bisa menggendong dan memeluknya, kulit Barnes yang sebelumnya selalu kelihatan pucat, kini tampak kemerahan, matanya bersinar dengan warna mata seperti papanya.âBahkan wajahmu lebih mirip papamu dibanding mama,â gumam Allie kesal namun dengan ekspresi bahagia menghiasi wajahnya.Dokter mengatakan jika operasi Barnes berhasil, dia akan tumbuh normal seperti bayi pada umumnya. Meski mungkin harus ada pengawasan yang lebih ketat terkait kesehatan Barnes, tetapi Allie tidak masalah dengan hal tersebut.Meski keadaan Barnes sudah membaik, namun Allie tidak bisa segera membawanya pulang karena dokter harus melakukan pengamatan dan tindakan lebih lanjut untuk memastikan kondisi Barnes sudah benar-benar baik.Allie terus menatap wajah putranya penuh kekaguman, dia tidak merasa lelah meski sudah menggendongnya selama beberapa jam.âKamu anak yang hebat dan kuat,â pujinya sambil mengusap kulit lembut B
âMalam ini aku merasa sangat bahagia,â ujar Petric sambil menikmati makan malamnya di sebuah restoran mahal di pusat kota bersama Allie.âJangan berpikiran macam-macam! Aku mentraktirmu sebagai ucapan terima kasih karena kamu telah membantuku,â tanggap Allie.âApapun alasannya, yang penting aku bisa makan malam denganmu karena aku sudah memimpikannya selama ini.âKening Allie berkerut tajam mendengar apa yang Petric katakan. âAku tidak mengerti maksudmu, jangan membuatku berpikir jika kamu tertarik padaku.ââSemenjak kamu menolongku, aku sadar jika kamu wanita yang sangat spesial dan aku merasakan hal yang berbeda padamu. Aku tidak akan melepaskan wanita sepertimu.ââKamu hanya merasa berhutang budi padaku dan kini hutangmu telah lunas dengan membantuku. Aku rasa kita impas.ââBerapapun uang yang aku berikan padamu tidak akan bisa menggantikan pengorbanan yang kamu lakukan hingga kamu hampir mati karenaku.âAllie tertawa sumbang merespon sikap Petric yang dianggap berlebihan, tawanya
âBukankah dia karyawan baru yang menggoda Tuan Jackson?â bisik beberapa karyawan saat melihat Allie lewat di depan mereka.âDia yang membuat Besse dipindah ke bagian admin, aku yakin wanita itu mengatakan hal yang buruk tentang Besse agar dia bisa menggantikan tempatnya.ââBahkan wajahnya tidak lebih cantik dari Besse, apa yang Tuan Jackson lihat dari wanita sepertinya.ââWanita licik memang selalu memenangkan semuanya, tetapi aku yakin kejayaannya tidak akan bertahan lama, Tuan Jackson akan segera menendangnya jika sudah bosan.âBisikan-bisikan negatif tentang dirinya, membuat Allie semakin tidak nyaman. Dia tidak tahu penyebabnya sehingga seluruh karyawan di perusahaan Jackson menyerang dan mengatakan semua hal buruk tentangnya.Dia pun segera menyingkir untuk menghindari berita miring tersebut.âJika kamu masih punya rasa malu, sebaiknya kamu segera mengundurkan diri,â ucap Besse yang tiba-tiba sudah ada di belakang Allie.âApakah kamu yang menyebarkan berita miring tentangku?â All
Arlo terkejut melihat Allie berada di apartemennya, dia tidak menyangka wanita itu akan datang setelah ketegangan yang terjadi diantara mereka. Dengan langkah panjang dia mendatangi Allie dan memeluknya erat.âKamu ada disini, aku membutuhkanmu,â ucap Arlo sambil menyandarkan kepala di bahu wanita itu.âBagaimana keadaanmu?â tanya Allie yang masih ragu membalas pelukan Arlo.âSudah jauh lebih baik,â jawab Arlo.âApa kamu sudah makan?âArlo menggeleng menjawabnya.âPakai bajumu, aku akan membuatkanmu makanan,â ucap Allie.Sadar jika dirinya sangat lapar, Arlo mengangguk pasrah lalu melepaskan pelukannya. Allie segera menjauh dari pria itu dan melesat ke dapur untuk membuat makanan sekaligus menghindari Arlo dengan penampilannya yang menggoda, dia harus pergi sebelum kendali dirinya runtuh.Tak lama kemudian, aroma harum masakan memenuhi ruang apartemen. Allie menggunakan keahliannya untuk menghasilkan hidangan lezat dan berkelas dan dia tidak pernah gagal dalam melakukannya.Di sela ke
Arlo menelusupkan jarinya di sela jari-jari Allie dan menggenggamnya erat, dia bergerak dengan ritme lembut namun semakin lama semakin cepat, meningkatkan permainan.Kaki Allie yang awalnya membuka lebar di bawah kungkungan Arlo, kini melingkar ke pinggang kokoh yang bergerak di atasnya, menginginkan lebih dari penyatuan mereka.Erangan parau bersahut dengan desahan lembut menggema di dinding kamar, udara di sekitar mereka memanas dengan cepat, permukaan kulit keduanya lembab dan licin menimbulkan suara menggoda menambah semangat percintaan.Kulit punggung Arlo memantulkan cahaya lampu membuatnya mengkilap, kaki kekarnya menumpu tubuhnya dan bergerak menonjolkan ototnya yang mempesona.Allie hanya bisa pasrah menikmati setiap gairah yang Arlo bangkitkan dalam dirinya, tubuhnya terpampang polos memperlihatkan dua bukit kembar yang bergerak seirama dengan hentakan tubuh Arlo.Bibir mereka saling mengecap dan larut dalam tarian yang menggoda, nafas keduanya menderu kasar, dengan jantung
Keesokan harinya sebelum berangkat ke kantor, Arlo menyempatkan diri untuk menemui dokter yang memeriksanya. âKenapa kamu mengkonsumsi obat ini tanpa resep dokter?â tanya dokter sangat menyayangkan tindakan Arlo.âAku kesulitan tidur dan butuh penenang,â jawab Arlo enteng.âObat ini membuat kesehatanmu bermasalah.ââAku merasa cukup sehat sampai detik ini, aku yakin tidak akan mati dalam waktu dekat kecuali Tuhan berkata lain.ââYa, tubuhmu memang cukup sehat, tetapi tidak dengan kesuburanmu,â ucap dokter yang berhasil membuat Arlo memperhatikan ucapannya.âApa maksudmu? Jelaskanlah dengan kata-kata yang mudah dimengerti!â tubuh Arlo menegang berharap dia salah dengar.âKamu akan sulit mendapatkan keturunan, butuh pengobatan untuk jangka panjang dan mungkin kamu harus mencari istri yang lebih muda minimal 10 tahun agar dia bisa memberimu keturunan sambil menunggu pengobatanmu selesai,â terang dokter itu menggambarkan berapa lama pengobatan yang harus Arlo jalani.Tawa sumbang keluar
Sebuah rumah klasik elegan dengan halaman yang luas disulap menjadi taman yang indah penuh dengan bunga segar dilengkapi kelambu putih sehingga menciptakan suasana romantis.Karpet putih dengan rangkaian bunga harum tergelar menuju sebuah altar dengan dekorasi yang mengagumkan. Kanan kiri karpet tersebut berjajar rapi kursi kayu yang siap menampung para tamu undangan dalam pesta pernikahan Jackson.Saat matahari merangkak meninggi, satu persatu kursi tersebut mulai terisi yang didominasi oleh keluarga besar Jackson.Pernikahan Allie dan Arlo digelar dua minggu setelah lamaran mereka. Meski dengan persiapan yang singkat namun pesta yang digelar tidak mengecewakan. Keduanya sepakat hanya mengundang tamu terbatas demi menjaga kesakralan upacara pernikahan.Acara tersebut digelar di rumah yang akan menjadi tempat tinggal Arlo dan keluarga kecilnya bersama Allie, rumah yang didesain oleh Arlo sendiri sesuai dengan impian yang pernah Allie ceritakan padanya.Tak lama setelah kursi penuh par
âApakah kamu baik-baik saja?â tanya Arlo berlari mendapatkan Allie ketika wanita itu keluar bersama Britne untuk menemui keluarga Jackson yang masih berkumpul di ruang makan. Ketegangan masih tampak jelas di raut wajah mereka.Allie menatap Arlo dengan tatapan bersalah membuat jantung pria itu berdetak kencang dan rasa gelisah mencengkram hatinya, mengira jika Allie menolak lamarannya.âApakah kamu ingin bicara berdua saja denganku sebelum kita bertemu keluargaku? Aku tidak ingin kamu terbeban dengan lamaran yang aku ajukan,â lanjut Arlo ingin menenangkan wanita yang dia cintai.âMaafkan aku karena merusak lamaranmu,â balas Allie dengan nada tercekat.âAku yang seharusnya meminta maaf karena terlalu terburu-buru melamarmu dan membuatmu syok. Aku bisa mengerti jika kamu belum bisa memberikan jawaban, sekarang yang terpenting kamu baik-baik saja.âBritne yang mencuri dengar perkataan Arlo, menepuk pundak sepupunya itu. âJangan terlalu cepat menyimpulkan, beri Allie waktu untuk bicara!â
âApakah kamu merasa gugup?â tanya Arlo menggenggam tangan Allie yang terkait dan terlihat gemetar.Keduanya berada di dalam mobil yang berhenti di depan teras kediaman Jackson, sedangkan Barnes tidur di bahu Arlo.âSedikit,â jawab Allie pelan. âAda siapa saja di sana?â lanjutnya sambil menatap rumah besar dan megah milik keluarga Jackson.âSemuanya ada di sana, Britne pun ada di sana.ââBisakah kamu memberi waktu sebentar, aku masih terlalu gugup,â pinta Allie.âAku akan menemanimu di sini,â balas Arlo tak ingin meninggalkan wanita yang dicintainya, tanpa ragu memeluk dan mengusap punggung Allie.Setelah keberanian Allie terkumpul, dia mengajak Arlo untuk masuk. âAku sudah siap,â ujarnya.Arlo menggandeng tangan wanita yang dicintainya dengan posesif dan membawanya ke ruang tengah rumah itu, dimana keluarga besarnya sering berkumpul di sana.âSelamat malam,â sapa Arlo membuat semua orang di ruangan itu menoleh dan menatap kedatangan mereka.Keadaan seketika menjadi sunyi, semua mata t
âTidak perlu khawatir, aku bisa mengajarimu bagaimana menjadi wanita Jackson,â suara Kimberly mengagetkan Allie.Dia menoleh dan mendapatkan wanita itu berjalan mendekatinya dengan Barnes ada di gendongannya.âApakah Barnes merepotkanmu, Nyonya Kimberly?â ucap Allie sambil mengambil putranya dari gendongan Kimberly.âDia anak yang cerdas dan menggemaskan, wajahnya sangat mirip dengan Arlo saat masih seumurannya, Barnes sama sekali tidak merepotkanku,â kata Kimberly.âTerima kasih telah menjaganya.ââKamu tidak perlu berterima kasih karena dia juga cucuku. Aku berharap malam ini kamu dan Barnes akan menginap di kediaman Jackson sehingga aku punya banyak waktu untuk mengenal cucuku,â balas Kimberly tersenyum mendengar ocehan Barnes.Tubuh Allie menegang mendengar harapan Kimberly akan dirinya dan Barnes. Rasanya terlalu cepat untuk masuk ke dalam keluarga billionaire tersebut.âAku akan bicara dengan Arlo terlebih dahulu,â Allie mencari alasan untuk menghindar dan berniat untuk melarang
Allie membuka mata dengan senyum cerah mengingat percintaan panasnya bersama Arlo semalam serta hubungan mereka yang membaik. Dia mencari keberadaan pria itu dan menemukannya sedang duduk di pinggir ranjang membelakanginya.Pria itu masih belum berpakaian hingga memperlihatkan punggungnya yang menawan membuat matanya tak berkedip dan tatapannya tak bisa lepas dari sana.Sadar jika Arlo sedang menerima panggilan dari ponselnya, membuat Allie sengaja tidak mengganggunya. Dia menggeser tubuhnya mendekati Arlo lalu mengusap punggung pria itu.âSiapa yang menelepon sepagi ini?â tanyanya saat melihat Arlo mengakhiri panggilan.Pria itu menoleh dan memperlihatkan wajah tegang yang tidak bisa disembunyikan membuat Allie merasa cemas. âApakah semua baik-baik saja?ââMamamu masuk rumah sakit,â ujarnya.âAda apa dengan mamaku? terakhir kali aku bicara dengannya, dia baik-baik saja.ââDia mengalami kekerasan dari papa tirimu, aku meminta bantuan papa untuk menangani kasus mamamu.ââAku harus kemb
Allie merasa senang telah mengizinkan Arlo menghabiskan waktu bersama putranya. Wajah pria itu terus berbinar penuh kebahagiaan, hal itu membuat Allie bertekad bulat untuk menjadi wanita yang pantas untuk Arlo, wanita dewasa dan elegan yang tidak gegabah menyimpulkan sesuatu yang dia lihat dan dengar.Malam harinya Allie mengunci diri di kamar mandi cukup lama, menatap dirinya di cermin dengan pakaian menantang. Lingerie transparan dipakainya, hingga tubuhnya terlihat sangat menggoda dengan aset-aset yang tak bisa disembunyikan.âApakah aku terlihat seperti wanita jalang?â gumamnya pada diri sendiri.âPersetan dengan hal itu, aku ingin menyenangkan Arlo malam ini,â Allie berusaha menghapus keraguan yang menyelimuti.âSayang, apakah kamu baik-baik saja?â suara Arlo dari luar mengagetkan.âAku baik-baik saja,â jawab Allie cepat.âKamu sudah terlalu lama di kamar mandi, itu bisa membuatmu sakit,â Arlo mengingatkan.âSebentar lagi aku akan keluar.ââApakah kamu tidak nyaman aku berada di
Allie menghentikan kegiatan memasak ketika ada yang mengetuk pintu rumah. Dia membersihkan tangan dengan serbet lalu pergi untuk membuka pintu bagi tamunya.Keningnya berkerut heran ketika melihat seorang wanita cantik setengah baya dengan kacamata hitam dan pakaian elegan berdiri di depannya.âAda yang bisa aku bantu?â tanya Allie sopan.Wanita itu membuka kacamata dan tersenyum ramah. âApakah kamu bernama Allie?â wanita itu ganti bertanya.âBenar Nyonya, apakah aku mengenalmu?â Allie semakin heran dengan identitas tamunya.Wanita itu kemudian mengulurkan tangan untuk memperkenalkan diri. âNamaku Kimberly Jackson, istri dari Richard Jackson, mama Arlo. Senang bertemu denganmu, Allie. Sudah lama aku ingin melihat wajahmu.âWajah Allie seketika memucat mengetahui siapa yang berdiri di depannya, tubuhnya menegang merasa terancam oleh kedatangan wanita itu. Dia teringat bagaimana papa Arlo mengusir dan menyuruhnya pergi menjauh dari putranya.âArlo sedang berada di rumah Britne, kamu bis
âAku mengambil resiko besar dengan kembali membiarkanmu menyentuhku lagi,â ujar Allie sambil mengusap dagu Arlo yang ditumbuhi rambut-rambut kecil kasar, menelusuri dengan jari lentiknya.Mata Arlo terpejam menikmati sentuhan yang mengalirkan sengatan listrik kecil, lalu mengerang merespon. Saat pria itu membuka mata, Allie bisa melihat tatapan yang menggelap penuh gairah.âFokuslah padaku saja! Abaikan semua hal yang menjadi penghalang hubungan kita,â pinta Arlo dengan tatapan penuh komitmen akan hubungan kita.âBerjanjilah kamu tidak akan mengambil Barnes dariku!ââAku berjanji. Tak sedikitpun terlintas dalam pikiranku untuk memisahkanmu dengan putra kita. Dia akan tetap bersamamu, bersama kita.ââKita âĶ?â gumam Allie lirih.Arlo merendahkan kepala lalu mendekatkan bibir di telinga Allie. âYa, kita. Kita akan menjadi keluarga yang utuh. Jangan sampai karena keegoisan, Barnes kehilangan kesempatan untuk mendapatkan kebahagiaan.âBisikan Arlo seperti mantra yang meluluhkan hati. Desah
Saat matahari sudah tinggi, Allie terbangun dari tidurnya dan terkejut karena dia bangun terlalu siang. Hal ini karena dirinya baru saja tidur beberapa menit sebelum matahari terbit.Dia segera membersihkan diri dan pergi ke kamar Barnes untuk memeriksa keadaan putranya. Lagi-lagi dia dikejutkan dengan keberadaan Arlo yang ada disana. Ada warna gelap di kantung mata pria itu, membuatnya sadar jika Arlo tidak tidur semalaman.âApakah kamu tidak tidur?â tanya Allie.âAku tidak bisa tidur, hujan dan petirnya baru berhenti dini hari dan mungkin juga karena aku terlalu senang bisa menghabiskan malam bersama putraku. Tapi jangan khawatir, semalam Barnes bisa tidur dengan nyenyak dan aku tidak mengganggunya,â jawab Arlo tidak ingin Allie salah paham padanya.âBersihkan dirimu! aku akan membuat sarapan. Setelah kamu makan, kamu bisa tidur lalu pulang ke New City,â tegas Allie masih memasang dinding tebal terhadap Arlo.Selesai sarapan, Allie mengizinkan Arlo untuk tidur di kamarnya. Dia tidak