Beranda / Romansa / Istri Tuan Muda Lumpuh / 162. Pengorbanan yang Tak Terlihat

Share

162. Pengorbanan yang Tak Terlihat

Penulis: Dera Tresna
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Geena tersenyum menatap pria di sampingnya yang tidur sangat nyenyak, hingga dengkuran halus terdengar keluar dari mulutnya yang setengah terbuka.

Melihat hal tersebut, Geena menyadari jika selama ini Mattew tidak pernah tidur nyenyak bahkan mungkin tidak pernah tidur dan semua itu karena sikap bodohnya.

Rasa bersalah lagi-lagi meremas hatinya membuat Geena berjanji tidak akan menyakiti hati pria itu lagi.

Jarinya terulur dan mengusap kantung mata Mattew yang berwarna gelap yang kini terlihat lebih jelas dibanding tadi malam. Tangannya turun, lalu mengusap dada telanjang pria itu.

“Maafkan aku jika tanpa sadar aku telah menyakitimu, aku yakin kamu pasti terluka sangat dalam karena sikapku,” gumam Geena lirih karena tidak ingin membangunkan pria itu.

Dia mengecup kening dan mata Mattew, lalu meraih baju tidur yang tersampir di ujung ranjang untuk dipakainya karena tubuhnya masih telanjang tanpa sehelai benang pun di balik selimut.

Baru saja Geena ingin turun dari ranjang, tangan Mattew
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Istri Tuan Muda Lumpuh   163. Dia Tak Bisa Diampuni

    “Sangat manis, rasanya seperti madu yang membuatku jadi candu,” gumam Mattew setelah berhasil membuat Geena meledak. Pria itu merambat ke atas lalu melumat bibir kekasihnya.Geena terpekik kaget ketika Mattew menghentakkan miliknya dengan tajam dan melakukan penyatuan yang sempurna, miliknya seketika penuh dan mengetat oleh gairah Mattew yang membara.Matanya terbelalak merespon pinggul Mattew yang mulai bergerak pelan, manik mata mereka bertabrakan dan saling mengunci.“Apakah kamu tidak lelah? Seharusnya kamu banyak istirahat,” engah Geena di sela hentakan pria itu.“Bercinta denganmu adalah cara istirahatku yang paling efektif,” balas Mattew, dia merengkuh Geena lalu menggerakkan pinggulnya dengan ritme yang semakin lama semakin cepat.Suara derit meja makan mengiringi gerakan mereka, seirama dengan tarian keduanya. Geena menengadahkan wajahnya, mempersilahkan Mattew mengecap leher jenjang dan dadanya, memberi akses sebebasnya untuk menandainya.Tangan Mattew menekan punggung dan b

  • Istri Tuan Muda Lumpuh   164. Menyentuhmu Menjadi Kenangan Tak Terlupakan

    Hari-hari yang Geena lewati bersama Mattew penuh dengan kebahagiaan, pria itu memperlakukannya dengan sangat baik dan melimpahinya dengan cinta, memanjakannya bak putri raja.Meskipun begitu, tetap saja masih ada rasa cemas dan khawatir yang menghantuinya setiap kali teringat akan keluarganya. Geena yakin papa dan mamanya semakin membenci Mattew karena perbuatan pria itu.“Kenapa kamu melamun?” tanya Mattew sambil memeluk Geena dari belakang dan mengecup puncak kepalanya.Tidak langsung menjawab, Geena membalikan badan lalu memeluk Mattew dengan erat. “Aku khawatir jika keluargaku menemukan kita, kira-kira apa yang akan terjadi pada kita saat hal itu terjadi?” jawabnya.“Mereka tidak akan menemukan kita, tempat ini sangat tersembunyi dan tidak mudah untuk ditemukan,” Mattew berusaha menenangkan kekasihnya.“Tidak mudah ditemukan bukan berarti tidak bisa. Dengan kekuasaan dan relasi Jackson, apapun bisa mereka cari. Lagi pula kita tidak mungkin terus bersembunyi dari mereka,” balas Gee

  • Istri Tuan Muda Lumpuh   165. Bukan Ancaman Namun Menakutkan

    “Apakah kamu sadar jika tubuhmu sangat indah,” kata Mattew yang tidak melepaskan pandangannya dari tubuh Geena yang bersinar bak malaikat.“Aku selalu tidak percaya diri dengan tubuhku, aku bukan wanita seksi yang pintar menggoda seperti Casidy,” singgung Geena.“Jangan menyebut wanita itu yang bisa membuat gairahku padam karena rasa marah yang aku rasakan pada wanita itu,” tegur Mattew.Geena berdecak kesal mendengar teguran itu. “Toh kalian dulu kalian adalah sepasang kekasih,” gumam Geena yang masih bisa didengar oleh Mattew.“Meski aku hilang ingatan, aku yakin aku dan Casidy tidak pernah menjalin hubungan apapun. Tubuhku tidak pernah berbohong saat merespon siapapun yang berada didekatku, termasuk dirimu. Aku yakin dari dulu perasaanku padamu sama seperti sekarang ini dan tidak pernah berubah.”Tubuh Geena membeku mendengar hal tersebut, jika benar perasaan Mattew padanya sudah ada dari dulu, maka pria itu berarti sudah mencintainya saat dia masih menganggapnya sebagai kakak kand

  • Istri Tuan Muda Lumpuh   166. Masa Depan yang Sudah Diatur

    Geena mencengkeram kuat bagian belakang pakaian Mattew saat melihat papanya berjalan dengan langkah panjang mendekati mereka. Dia ingin maju melindungi pria itu dari papanya, namun Mattew menahan langkahnya.“Ini bagianku, tetaplah di belakangku!” tegas Mattew yang tidak bisa dibantah oleh Geena.Sesampainya Axton di hadapan pria itu, Mattew berniat menjelaskan apa yang terjadi, tetapi tanpa diduga, Axton melayangkan pukulan keras ke wajahnya hingga tubuh Mattew terhuyung dan jatuh ke lantai.“Papa hentikan!” teriak Geena hendak berlari melindungi Mattew, namun langkahnya kembali tertahan ketika tangan kekar mencengkeramnya.“Dia pantas mendapatkannya, tidak ada satu pun pria yang pantas menyentuhmu dengan cara yang dia lakukan,” kata Richard yang kemudian menariknya menjauh dari perkelahian papanya dan Mattew.Sekali lagi Geena melihat papanya memukul Mattew hingga bibir pria itu berdarah dan wajahnya terluka.“Uncle, lepaskan aku!” berontak Geena ingin berlari mendapatkan Mattew.“K

  • Istri Tuan Muda Lumpuh   167. Kepura-puraan Hanya Akan Membuatmu Menderita

    “Kamu sangat cantik, aku yakin kamu akan menjadi pengantin paling cantik di dunia ini,” seru Britne dengan binar senang melihat Geena memakai gaun pengantin saat dia mengantarnya ke butik.Geena hanya tersenyum masam mendengar pujian tersebut. “Apakah kamu suka dengan gaun ini?” tanyanya.“Aku menyukainya, gaun ini sangat cocok untukmu,” jawab Britne.Dengan wajah datar tanpa ekspresi, Geena menoleh ke arah penjahit yang bertanggung jawab atas gaunnya dan berkata, “Aku pilih gaun yang ini.”“Pilihan Anda sangat bagus karena ini adalah gaun terbaik kami,” balas penjahit itu yang kemudian membantu Geena melepaskannya.Selesai dengan gaun pengantinnya, Geena mendekati Britne dan berusaha membujuk saudaranya agar dia bisa pergi menemui Mattew. Atas dasar alasan itulah dia bersedia pergi bersama Britne untuk memilih gaun pengantin.“Bisakah kita ke penjara sebentar? Aku harus bertemu Mattew dan tahu keadaannya,” pinta Geena.Wajah Britne seketika berubah dengan ekspresi penuh penyesalan. “

  • Istri Tuan Muda Lumpuh   168. Sisi Gelap yang Menakutkan

    Suara ombak menjadi hal menenangkan yang bisa Geena dengar setiap kali membuka mata. Biasanya dia akan menyambut pagi dengan senyum, menyakinkan diri jika dia bisa bahagia tanpa Mattew dan keluarganya.Namun hari ini Geena terbangun dengan denyut kepala yang membuat kamarnya berputar, rasa mual menghantam perutnya sehingga memaksanya turun dari ranjang dan berjalan terhuyung menuju kamar mandi.Baru saja membuka pintu kamar mandi, dia tak bisa menahan rasa mualnya lagi sehingga memuntahkan isi perutnya begitu saja. Dia berusaha agar perutnya tidak benar-bener kosong, namun tubuhnya berkata lain, rasa mual itu terus membuatnya memuntahkan semua yang dia makan sehingga tak ada sedikit pun makanan yang tersisa di dalam perutnya.Nafasnya terengah, matanya berkaca-kaca ketika rasa mual itu akhirnya lenyap dari perutnya. Berusaha untuk tetap kuat dengan keadaannya, Geena membersihkan kamar mandi dan tiba-tiba saja air matanya terus menetes keluar tanpa tahu penyebabnya.Merasa ada yang ane

  • Istri Tuan Muda Lumpuh   169. Kebencian dan Dendam akan Menghancurkan

    Malam harinya Axton mendatangi istrinya yang berbaring memunggunginya. Dia tahu Inggrid marah padanya karena sikapnya. Dia pun berbaring di samping istrinya lalu memeluknya dari belakang, mengecup tengkuk Inggrid dan membenamkan wajahnya di sana.“Maafkan aku,” gumam Axton lirih dengan nafas yang menyapu tengkuk Inggrid membuat nafas wanita itu tercekat karena sensasi yang muncul.Namun Inggrid sengaja tetap diam dan tak menanggapi perkataan suaminya.“Apakah kamu masih marah?” tanya Axton yang cemas menanggapi kemarahan istrinya.“Jangan bersikap seperti ini! Jika kamu marah, aku merasa kehilangan matahariku. Aku tidak semangat mengerjakan apapun dan merasa tidak tenang. Apakah kamu akan terus menyiksaku?” bujuk Axton berharap kemarahan istrinya segera mereda.“Jangan berlebihan! Kamu terlihat baik-baik saja,” balas Inggrid.Mendengar suara istrinya, hati Axton merasa lega dan senang, itu artinya kemarahan Inggrid sudah surut. Menyadari hal tersebut, dia mengangkat dan membalikkan tu

  • Istri Tuan Muda Lumpuh   170. Kembali Diberi Kesempatan

    Axton dan Inggrid berjalan menelusuri lorong rumah sakit yang terasa panjang dan tak berujung. Jika dulu mereka sangat menginginkan Mattew menghilang dari kehidupan putri mereka, kini rasa khawatir mencengkeram hati keduanya mendengar kecelakaan mengerikan yang Mattew alami.Rasanya seperti masuk ke dalam mimpi buruk dimana putrinya akan hancur jika Mattew mati dalam kecelakaan tersebut.Tiba di depan sebuah ruangan dingin dengan lampu di atas pintu yang menyala, pertanda Mattew sedang ditangani di dalamnya, sepasang mata menatap mereka dengan nyalang.“Pergi! Untuk apa kalian datang ke sini?” seru Ciara dengan segala kemarahannya. Wanita itu mendorong Axton agar menjauh dari depan ruang operasi putranya dan memukul dada pria itu dengan keras meski itu tak memiliki pengaruh apapun bagi Axton karena tubuh pria itu besar dan kekar.“Hentikan sikapmu Ciara! Kami datang untuk melihat keadaan Mattew dan kami merasa cukup prihatin dengan apa yang menimpanya,” ujar Inggrid berusaha menghent

Bab terbaru

  • Istri Tuan Muda Lumpuh   224. Epilog dan Prolog

    Sebuah rumah klasik elegan dengan halaman yang luas disulap menjadi taman yang indah penuh dengan bunga segar dilengkapi kelambu putih sehingga menciptakan suasana romantis.Karpet putih dengan rangkaian bunga harum tergelar menuju sebuah altar dengan dekorasi yang mengagumkan. Kanan kiri karpet tersebut berjajar rapi kursi kayu yang siap menampung para tamu undangan dalam pesta pernikahan Jackson.Saat matahari merangkak meninggi, satu persatu kursi tersebut mulai terisi yang didominasi oleh keluarga besar Jackson.Pernikahan Allie dan Arlo digelar dua minggu setelah lamaran mereka. Meski dengan persiapan yang singkat namun pesta yang digelar tidak mengecewakan. Keduanya sepakat hanya mengundang tamu terbatas demi menjaga kesakralan upacara pernikahan.Acara tersebut digelar di rumah yang akan menjadi tempat tinggal Arlo dan keluarga kecilnya bersama Allie, rumah yang didesain oleh Arlo sendiri sesuai dengan impian yang pernah Allie ceritakan padanya.Tak lama setelah kursi penuh par

  • Istri Tuan Muda Lumpuh   223. Kebahagian Itu Datang

    “Apakah kamu baik-baik saja?” tanya Arlo berlari mendapatkan Allie ketika wanita itu keluar bersama Britne untuk menemui keluarga Jackson yang masih berkumpul di ruang makan. Ketegangan masih tampak jelas di raut wajah mereka.Allie menatap Arlo dengan tatapan bersalah membuat jantung pria itu berdetak kencang dan rasa gelisah mencengkram hatinya, mengira jika Allie menolak lamarannya.“Apakah kamu ingin bicara berdua saja denganku sebelum kita bertemu keluargaku? Aku tidak ingin kamu terbeban dengan lamaran yang aku ajukan,” lanjut Arlo ingin menenangkan wanita yang dia cintai.“Maafkan aku karena merusak lamaranmu,” balas Allie dengan nada tercekat.“Aku yang seharusnya meminta maaf karena terlalu terburu-buru melamarmu dan membuatmu syok. Aku bisa mengerti jika kamu belum bisa memberikan jawaban, sekarang yang terpenting kamu baik-baik saja.”Britne yang mencuri dengar perkataan Arlo, menepuk pundak sepupunya itu. “Jangan terlalu cepat menyimpulkan, beri Allie waktu untuk bicara!”

  • Istri Tuan Muda Lumpuh   222. Kejadian Tak Terduga

    “Apakah kamu merasa gugup?” tanya Arlo menggenggam tangan Allie yang terkait dan terlihat gemetar.Keduanya berada di dalam mobil yang berhenti di depan teras kediaman Jackson, sedangkan Barnes tidur di bahu Arlo.“Sedikit,” jawab Allie pelan. “Ada siapa saja di sana?” lanjutnya sambil menatap rumah besar dan megah milik keluarga Jackson.“Semuanya ada di sana, Britne pun ada di sana.”“Bisakah kamu memberi waktu sebentar, aku masih terlalu gugup,” pinta Allie.“Aku akan menemanimu di sini,” balas Arlo tak ingin meninggalkan wanita yang dicintainya, tanpa ragu memeluk dan mengusap punggung Allie.Setelah keberanian Allie terkumpul, dia mengajak Arlo untuk masuk. “Aku sudah siap,” ujarnya.Arlo menggandeng tangan wanita yang dicintainya dengan posesif dan membawanya ke ruang tengah rumah itu, dimana keluarga besarnya sering berkumpul di sana.“Selamat malam,” sapa Arlo membuat semua orang di ruangan itu menoleh dan menatap kedatangan mereka.Keadaan seketika menjadi sunyi, semua mata t

  • Istri Tuan Muda Lumpuh   221. Keputusan untuk Perubahan

    “Tidak perlu khawatir, aku bisa mengajarimu bagaimana menjadi wanita Jackson,” suara Kimberly mengagetkan Allie.Dia menoleh dan mendapatkan wanita itu berjalan mendekatinya dengan Barnes ada di gendongannya.“Apakah Barnes merepotkanmu, Nyonya Kimberly?” ucap Allie sambil mengambil putranya dari gendongan Kimberly.“Dia anak yang cerdas dan menggemaskan, wajahnya sangat mirip dengan Arlo saat masih seumurannya, Barnes sama sekali tidak merepotkanku,” kata Kimberly.“Terima kasih telah menjaganya.”“Kamu tidak perlu berterima kasih karena dia juga cucuku. Aku berharap malam ini kamu dan Barnes akan menginap di kediaman Jackson sehingga aku punya banyak waktu untuk mengenal cucuku,” balas Kimberly tersenyum mendengar ocehan Barnes.Tubuh Allie menegang mendengar harapan Kimberly akan dirinya dan Barnes. Rasanya terlalu cepat untuk masuk ke dalam keluarga billionaire tersebut.“Aku akan bicara dengan Arlo terlebih dahulu,” Allie mencari alasan untuk menghindar dan berniat untuk melarang

  • Istri Tuan Muda Lumpuh   220. Saatnya Mengambil Keputusan

    Allie membuka mata dengan senyum cerah mengingat percintaan panasnya bersama Arlo semalam serta hubungan mereka yang membaik. Dia mencari keberadaan pria itu dan menemukannya sedang duduk di pinggir ranjang membelakanginya.Pria itu masih belum berpakaian hingga memperlihatkan punggungnya yang menawan membuat matanya tak berkedip dan tatapannya tak bisa lepas dari sana.Sadar jika Arlo sedang menerima panggilan dari ponselnya, membuat Allie sengaja tidak mengganggunya. Dia menggeser tubuhnya mendekati Arlo lalu mengusap punggung pria itu.“Siapa yang menelepon sepagi ini?” tanyanya saat melihat Arlo mengakhiri panggilan.Pria itu menoleh dan memperlihatkan wajah tegang yang tidak bisa disembunyikan membuat Allie merasa cemas. “Apakah semua baik-baik saja?”“Mamamu masuk rumah sakit,” ujarnya.“Ada apa dengan mamaku? terakhir kali aku bicara dengannya, dia baik-baik saja.”“Dia mengalami kekerasan dari papa tirimu, aku meminta bantuan papa untuk menangani kasus mamamu.”“Aku harus kemb

  • Istri Tuan Muda Lumpuh   219. Bukan Rasa Hutang Budi

    Allie merasa senang telah mengizinkan Arlo menghabiskan waktu bersama putranya. Wajah pria itu terus berbinar penuh kebahagiaan, hal itu membuat Allie bertekad bulat untuk menjadi wanita yang pantas untuk Arlo, wanita dewasa dan elegan yang tidak gegabah menyimpulkan sesuatu yang dia lihat dan dengar.Malam harinya Allie mengunci diri di kamar mandi cukup lama, menatap dirinya di cermin dengan pakaian menantang. Lingerie transparan dipakainya, hingga tubuhnya terlihat sangat menggoda dengan aset-aset yang tak bisa disembunyikan.“Apakah aku terlihat seperti wanita jalang?” gumamnya pada diri sendiri.“Persetan dengan hal itu, aku ingin menyenangkan Arlo malam ini,” Allie berusaha menghapus keraguan yang menyelimuti.“Sayang, apakah kamu baik-baik saja?” suara Arlo dari luar mengagetkan.“Aku baik-baik saja,” jawab Allie cepat.“Kamu sudah terlalu lama di kamar mandi, itu bisa membuatmu sakit,” Arlo mengingatkan.“Sebentar lagi aku akan keluar.”“Apakah kamu tidak nyaman aku berada di

  • Istri Tuan Muda Lumpuh   218. Tak Semuanya Buruk

    Allie menghentikan kegiatan memasak ketika ada yang mengetuk pintu rumah. Dia membersihkan tangan dengan serbet lalu pergi untuk membuka pintu bagi tamunya.Keningnya berkerut heran ketika melihat seorang wanita cantik setengah baya dengan kacamata hitam dan pakaian elegan berdiri di depannya.“Ada yang bisa aku bantu?” tanya Allie sopan.Wanita itu membuka kacamata dan tersenyum ramah. “Apakah kamu bernama Allie?” wanita itu ganti bertanya.“Benar Nyonya, apakah aku mengenalmu?” Allie semakin heran dengan identitas tamunya.Wanita itu kemudian mengulurkan tangan untuk memperkenalkan diri. “Namaku Kimberly Jackson, istri dari Richard Jackson, mama Arlo. Senang bertemu denganmu, Allie. Sudah lama aku ingin melihat wajahmu.”Wajah Allie seketika memucat mengetahui siapa yang berdiri di depannya, tubuhnya menegang merasa terancam oleh kedatangan wanita itu. Dia teringat bagaimana papa Arlo mengusir dan menyuruhnya pergi menjauh dari putranya.“Arlo sedang berada di rumah Britne, kamu bis

  • Istri Tuan Muda Lumpuh   217. Punya Hak Untuk Bahagia

    “Aku mengambil resiko besar dengan kembali membiarkanmu menyentuhku lagi,” ujar Allie sambil mengusap dagu Arlo yang ditumbuhi rambut-rambut kecil kasar, menelusuri dengan jari lentiknya.Mata Arlo terpejam menikmati sentuhan yang mengalirkan sengatan listrik kecil, lalu mengerang merespon. Saat pria itu membuka mata, Allie bisa melihat tatapan yang menggelap penuh gairah.“Fokuslah padaku saja! Abaikan semua hal yang menjadi penghalang hubungan kita,” pinta Arlo dengan tatapan penuh komitmen akan hubungan kita.“Berjanjilah kamu tidak akan mengambil Barnes dariku!”“Aku berjanji. Tak sedikitpun terlintas dalam pikiranku untuk memisahkanmu dengan putra kita. Dia akan tetap bersamamu, bersama kita.”“Kita …?” gumam Allie lirih.Arlo merendahkan kepala lalu mendekatkan bibir di telinga Allie. “Ya, kita. Kita akan menjadi keluarga yang utuh. Jangan sampai karena keegoisan, Barnes kehilangan kesempatan untuk mendapatkan kebahagiaan.”Bisikan Arlo seperti mantra yang meluluhkan hati. Desah

  • Istri Tuan Muda Lumpuh   216. Tak Bisa Menghindar Apalagi Menolak

    Saat matahari sudah tinggi, Allie terbangun dari tidurnya dan terkejut karena dia bangun terlalu siang. Hal ini karena dirinya baru saja tidur beberapa menit sebelum matahari terbit.Dia segera membersihkan diri dan pergi ke kamar Barnes untuk memeriksa keadaan putranya. Lagi-lagi dia dikejutkan dengan keberadaan Arlo yang ada disana. Ada warna gelap di kantung mata pria itu, membuatnya sadar jika Arlo tidak tidur semalaman.“Apakah kamu tidak tidur?” tanya Allie.“Aku tidak bisa tidur, hujan dan petirnya baru berhenti dini hari dan mungkin juga karena aku terlalu senang bisa menghabiskan malam bersama putraku. Tapi jangan khawatir, semalam Barnes bisa tidur dengan nyenyak dan aku tidak mengganggunya,” jawab Arlo tidak ingin Allie salah paham padanya.“Bersihkan dirimu! aku akan membuat sarapan. Setelah kamu makan, kamu bisa tidur lalu pulang ke New City,” tegas Allie masih memasang dinding tebal terhadap Arlo.Selesai sarapan, Allie mengizinkan Arlo untuk tidur di kamarnya. Dia tidak

DMCA.com Protection Status