Ayah Kirana sangat kecewa pada Kirana, karena dengan begitu Kirana secara tidak langsung membohonginya dan mencoreng nama keluarga. PlakKirana menangis setelah ditampar oleh ayahnya sendiri. “Om, jangan tampar Kirana lagi. Tadi dia sudah mendapatkan tamparan dari mamah mertuanya!” Gibran berusaha untuk menahan ayah Kirana yang hendak menamparnya balik.Lalu ayah Kirana menampar Gibran berkali-kali. “Kamu siapa berani menghamili anak saya, hah?” Ayah Kirana kembali menampar Gibran sampai keluar darah dari sudut bibir Gibran. “Kamu bahkan tau kalau anak saya sudah menikah, tapi kamu menghamilinya sialan!”Kirana memeluk ayahnya, “Sudah ayah! Ini semuanya salah aku, aku yang awalnya memanfaatkan Gibran ayah, aku mohong jangan pukul dia lagi. Pukul aku, karena disini aku yang salah ayah!”“Udahlah om, percuma juga kalau misalnya om terus-terusan menampar mereka berdua pun gak akan bikin keadaan seperti semula lagi, “Eligo merasa kasian pada mereka berdua, walaupun dia yang melaporkan ha
Riana tersenyum gembira, akhirnya permasalahannya dengan Kirana sudah selesai. Riana sangat senang ketika hubungannya dengan Kirana kembali seperti semula. Bahkan hari ini dia mengajak Riana untuk kembali cek kehamilan mereka. Namun, hari ini Riana tidak bisa karena dia sudah berjanji akan bertemu dengan orang tua Andreas.Riana sempat menolak ajakan Andreas semalam, hanya saja Mirna mamahnya Andreas kembali meneleponnya dan mengajak Riana untuk makan malam bersama. Mau tidak mau Riana menerima ajakan tersebut karena dia menghormati kedua orang tua Andreas seperti orang tuanya sendiri.Riana kini sudah selesai berdandan dan tengah menunggu Andreas di tengah rumah, Riana menggerutu dirinya sendiri karena tidak ada baju yang menurutnya bagus karena kondisi badannya yang tengah hamil membuatnya melebar ke samping. Dengan terpaksa Riana menggungunakan baju milik mamahnya yang menurut Riana cocok dengan dirinya.Riana melirik kearah jam sudah menunjukkan pukul empat sore namun Andreas sama
“Loh itu bukannya si wanita gak tau diri itu yah?”Tentu saja semua orang yang ada disana langsung melihat ke balik kaca, disana terlihat Kirana bersama dengan Gibran sedang berjalan.Mirna tersenyum sinis, “Gitu tuh kayaknya selama bersama kamu Dre, kelakuannya pasti gak jauh. Pantesan aja sampe hamil anak orang!” Mirna yang sedari awal tidak menyukai Kirana, rasa tidak sukanya semakin bertambah ketika mendengar Kirana mengandung anak orang lain bukan anak Andreas. “Mamah marap kamu segera menceraikan wanita itu, mamah tidak sudi lagi. Muka mamah malu banget pas temen-temen mamah tau hal itu!”“Sudah mah, yang penting semuanya akan segera beres!” ujar Aldi.Riana masih melihat kearah Kirana. Sambil berfikir apakah Kirana sudah membuka hatinya untuk Gibran. Karena yang Riana tau Kirana hanya menganggap Gibran sebagai sahabatnya. Tetapi saat mendengar ucapan mamah Andreas itu seperti cerminan untuk dirinya sendiri, Riana menerima ajakan Andreas untuk makan malam bersama disaat Andreas
“Sekarang papah mau bertanya sama kamu, kamu tau Andreas masih mencintai kamu. Lalu kamu mau kembali lagi dengan Andreas?” Bram menunggu beberapa saat namun Riana hanya terdiam tidak menjawab, “Riana! Papah bertanya sama kamu, kenapa kamu diam saja?” tanya Bram yang geram.“Menurut papah aku harus gimana? Jujur saja, aku masih ragu,” jawab Riana.“Kenapa kamu jadi bertanya sama papah? Aku yang seharusnya sudah bisa memantapkan hati kamu sendiri. Papah gak mau kejadian waktu itu terjadi kembali Riana. Pada saat itu kamu memaksa untuk bercerai dengan Andreas walaupun kamu belum tau dia benar atau enggak, dan papah gak mau hal itu terjadi lagi disaat hati kamu masih ragu!”“Riana masih membutuhkan waktu pah, Riana tidak mau terlalu terburu-buru memutuskan. Sama seperti halnya seperti papah, Riana pun tidak mau gegabah lagi karena itu akan berdampak pada Riana sendiri! Terutama itu akan berdampak pada anak Riana, “ jawab Riana.Bram sebenarnya mengerti kemana arah Riana berbicara. Namun,
Riana langsung melepaskan pelukan Eligo, Riana menatap Eligo dengan tatapan tidak percaya. Dari dulu dia percaya dengan Eligo, tetapi ternyata dia juga menjadi salah seorang yang membantu Kirana untuk menjauhkan dirinya dengan Andreas. “Aku gak nyangka kamu bisa lakuin hal itu sama aku Go! Aku pikir selama ini kamu emang tulus sama aku,” Riana berusaha untuk menahan tangisnya, “Tapi ternyata kamu malah nusuk aku dari belakang kayak gini.”Riana membayangkan semuanya yang telah dia lalui bersama dengan Eligo. Mulai dari dia yang selalu menemani Riana ketika Riana ada masalah dengan Andreas, bahkan saat pergi ke Sukabumi pun Eligo mengikutinya. Namun ternyata semuanya hanyalah sebuah rencana belaka. Riana terlalu bodoh sehingga dirinya tidak menyadari kalau semuanya sudah disusun rapih oleh Eligo dan Kirana.Riana memang sudah memaafkan Kirana, tapi dia sama sekali tidak menyangka kalau masih ada satu rahasia lagi yang ditutupi oleh Kirana, yaitu keterlibatan Eligo untuk menghancurkan r
Riana menatap Andreas, “Apa kamu tau soal fotoku dengan Eligo?” tanya Riana.Andreas tidak pernah melupakan saat Kirana memperlihatkan foto Riana dengan Eligo pada saat di rumah sakit. Mengingat hal itu membuat Andreas sakit hati, karena pada waktu itu hubungannya dengan Riana sedang merenggang, meskipun sekarang bisa dikatakan hubungannya cukup baik dengan Riana, tetapi masih belum ada hubungan yang jelas.“Kamu tau?” tanya Riana kembali.Andreas menganggukkan kepalanya, dengan sedikit kesal karena mengingatnya kembali. “Aku tau!”Riana sama sekali tidak terkejut mendengar apa yang diucapkan oleh Andreas, karena dirinya sudah menebak kalau Kiranalah yang memberitahu Andreas, “Sejak kapan?” “Sejak kamu terus-menerus meminta cerai, jujur saja pada saat itu aku kecewa padamu, karena pada saat kita baik-baik saja pun kamu malah pergi bersama dengan Eligo dengan alasan kamu kerja kelompok!”“Tapi aku mempunyai alasannya kenapa aku melakukan hal itu,” sesungguhnya Riana tidak enak hati ke
Riana menghentak-hentakkan kakinya kesal. Dengan seenaknya Andreas tetap membawanya ke tempat yang sudah Riana janji pada dirinya sendiri bahwa dia tidak akan kembali ke tempat ini lagi. Tetapi dengan seenaknya Andreas tetap memaksa Riana untuk mengajaknya kesini walaupun sudah berapa kali dia menolak tetap saja kalah. “Dasar pemaksa! Apa-apa maksa, gak ngerti apa kalau aku udah gak mau lagi kesini.. Cih dasar!” gerutu Riana. Andreas menggelengkan kepalanya saat melihat perilaku Riana yang menurutnya kekanak-kanakan namun terlihat menggemaskan juga, “Cewek kalau lagi hamil emang kayak gitu yah? Ngambeknya kayak anak kecil!” ujar Andreas sambil terkekeh.Riana yang mendengar ucapan Andreas sekitika menghentikan langkahnya lalu berbalik pada Andreas yang ada dibelakangnya, “Apa yang kamu bilang barusan?” tanya Riana jengkel.Andreas langsung gelagapan, dia tidak menyangka kalau Riana masih bisa mendengar ucapannya tadi padahal dia sudah berbicara dengan suara yang pelan, “Ah.. enggak k
Gibran menatap ayah Kirana. Walaupun ragu, dia tetap harus terlihat bahwa dirinya layak untuk Kirana, “Kalau keluarga saya sudah merestui niat saya dengan Kirana. Mungkin mereka juga tidak ingin menanggung malu kembali karena saya tidak bertanggung jawab atas apa yang telah saya perbuat,” Gibran meneduhkan pandangannya, “Saya berharap, om bisa memberikan restu om untuk kami berdua!”Ayah Kirana merasakan kebingungan yang sangat besar, disatu sisi dia tidak ingin Kirana melahirkan tanpa adanya seorang suami, tapi disatu sisi dia pun kecewa atas apa yang telah mereka lakukan, terlebih ayah Kirana belum terlalu jauh mengenal Gibran. Ayah Kirana menghela nafasnya panjang, “Baiklah!”Mendengar perkataan yang ambigu dari ayah Kirana membuat Kirana dan Gibran kebingungan untuk mengartikan apa yang diucapkan oleh ayah Kirana, “Maksud om bagaimana?” tanya Gibran memastikan.Ayah Kirana kembali menghela nafasnya, keputusan ini sangat berat untuknya. Namun, ayah Kirana tidak ingin kembali egois