“Benar-benar ....” Evelyn dengan cemas menyuruh Aria duduk di sofa mengingat dirinya yang pasti belum terlalu kuat untuk terlalu lama berjalan dan berdiri pasti rasa sakit itu masih terasa.Keluarga Garrett menyambut Aria dengan hangat dan mengobrol.Kehangatan keluarganya membuat Aria sesaat tidak menyadari ketidakhadiran Dario."Syukurlah kamu baik-baik saja," tutur Seth pada Aria yang bercengkerama."Ya, terima kasih sudah mengkhawatirkan aku," balas Aria tersenyum pada sepupunya.“Ibu, Ibu ....” Delin menarik lengan baju Aria meminta perhatian ibunya.Aria menunduk dan menatap putrinya.“Ya sayang, ada apa?”“Di mana Papa? Mengapa Papa tidak ikut Ibu?”Pertanyaan Delin menyadarkan Aria tentang keberadaan Dario.Dia celingukkan keberadaan Dario.“Dario di mana?” Dia bergumam bingung hendak berdiri dari sofa.Kebetulan dia melihat Joseph memasuki ruang tamu.Namun Aria masih mencoba untuk berpikiran baik karena ia tidak mau menimbulkan asumsi buruk sendiri yang membuat pikirannya se
Jika di dalam rumah Garrett, Dario tahu wanitanya dan juga anak kembarnya tengah tertawa bahagia dan bercengkerama, karena Arja sudah merindukan anaknya ketika berada di rumah sakit. Mungkin ini adalah salah satu cara yang dilakukan oleh sang pencipta agar Dario dan Aria bisa bersatu. Sementara itu di luar, Dario menggertak gigi menahan hawa dingin yang menerjang tubuhnya akibat hujan deras mengguyur. Dia menatap tajam mansion mewah di depannya. Rasanya dia ingin pergi dari tempat ini atau menerobos masuk ke kediaman Garrett.Namun harga dirinya melarangnya. Jika ini adalah yang diberi Joseph untuknya, dia hanya bisa bersabar menahan ujian ini.Setidaknya jika ini bisa membayar penderitaan Aria dan mendapatkan wanita itu dari keluarga Garrett.Setidaknya Dario akan tenang Aria bahagia ketika bersama dirinya tidak hanya itu, tidak masalah jika Joseph memintanya untuk berada di luar dan tidak diperbolehkan masuk, apa pun alasannya nanti kepada Aria, Dario terima karena ia ingin membuk
Sementara itu, Aria bersama kedua anak kembarnya tengah tertawa lepas dan saling bercanda. Rasa bahagia itu kini bergejolak di dalam hati Aria, meskipun ia kehilangan satu buah hatinya. Tapi setidaknya ia masih memiliki sepasang anak kembar yang membuat hatinya merasa tenang, dan bahagia dengan setiap tingkah yang ditunjukkan oleh mereka.Sesekali, Aria tampak tertawa dan menangkap bola mainan yang dilemparkan oleh anak-anaknya. Bahkan saat ini, Aria tidak terpikirkan akan ketidakhadiran Dario.Hanya ada Joseph dan Mira yang kini memperhatikan Aria dengan kedua anaknya."Aku berharap, ia tidak memilih pria yang salah seperti ibunya. Aku harap ia bertemu dengan pria yang menyayanginya dan tidak pernah menyakitinya. Tapi sayangnya, malah lelaki seperti Dario Clark yang dia pilih," ujar Joseph kepada Mira menghela napas.“Dario tidak seburuk itu. Buktinya dia merawat Aria dengan sabar. Dan dari interaksinya dengan si kembar aku yakin Dario adalah ayah yang baik,” balas Mira membela Dario
Waktu berlalu dalam sekejap. Aria yang berada di dalam rumahnya pun sudah sangat lelah setelah bermain dan kembali berkumpul bersama dua anak kembarnya.Hingga akhirnya, Aria memutuskan untuk mengajak anak-anaknya tidur lebih awal, karena Aria yakin pasti mereka sudah sangat kelelahan.Aria mengulas senyum tipis di wajahnya, tatkala melihat wajah putrinya yang sudah tertidur dengan pulas. Ketika melihat wajah putrinya yang polos membuat perasaan Aria merasa tenang dan nyaman hal yang paling membuat dia bahagia setelah Dario adalah anak-anaknya. Aria mengelus lembut kepala putrinya, bahkan setelah kehilangan anak yang ada di dalam kandungannya membuat Aria semakin protektif dengan anak kembarnya tersebut. Ia sangat khawatir jika kedua anaknya itu tersakiti atau mungkin tidak bahagia dan ia tidak ingin membuat anak-anaknya merasa sedih.Namun tidak berapa lama setelah itu, suara guntur pun berbunyi membuat Aria terkesiap.Dia melihat keluar jendela dan melihat suasana di luar tampak a
Sebelum Aria keluar dua pelayan wanita tiba-tiba muncul dan menghadang jalannya.“Nona Maafkan kami, Tuan Joseph sudah memberikan perintah jika Nona Aria keluar dari rumah, kami tidak boleh membiarkan Anda pergi.Aria menatap mereka tajam.“Kalian yang membuat Dario tidak bisa masuk rumah? Apa itu perintah Paman?!” tanyanya marah.Kedua pelayan itu hanya menundukkan kepala.“Kami hanya melakukan perintah Nona.”Aria menggertak gigi marah dan cemas melihat hujan turun semakin deras. Seingatnya hujan ini sudah berlangsung selama berjam-jam. Dia tidak tahu berapa lama Dario menunggu di bawah hujan.Bahkan dari kejauhan dia dapat melihat tubuh Dario bergetar.“Sudah berapa lama dia berdiri di sana?” Dia bertanya marah pada kedua pelayan itu.Mereka tidak menjawab dan hanya menundukkan kepala tidak berani membalasnya.Aria menggertakkan gigi.“Jangan menghalangiku!” Dia mendorong kedua pelayan yang menghalangi jalannya.Namun dua pelayan itu tetap menghadang jalannya dan menahan tubuhnya a
“Aria, apa yang kamu lakukan? Jangan membuat keributan.” Joseph menatap Aria tajam."Justru aku yang bertanya apa yang Paman lakukan terhadap Dario?”“Apa Paman tidak punya rasa kemanusiaan sedikit pun terhadap apa yang kamu lakukan pada Dario. Lihat di sana dia sudah basah kuyup dan kedinginan di luar," ujar Aria kepada Joseph dengan suara yang ia naikkan beberapa oktaf.Aria tidak memedulikan peringatan Joseph, yang di pikirannya adalah Dario yang sudah berjam-jam hujan-hujanan di luar.“Paman, mengapa kamu membuat Dario berdiri di luar rumah hujan-hujan begini? Mengapa kamu berbohong padaku?! Mengapa kamu melakukan ini?!” Aria tidak bisa mengontrol dirinya dan marah pada pamannya.Aria tidak merasa takut sama sekali karena ia benar tujuan dia pulang ke Mexico untuk meminta restu, tapi Joseph malah menunjukkan sikap yang tidak baik.Joseph menatapnya tajam.“Ini untuk memberinya pelajaran,” jawab Joseph dingin melirik ke arah Dario yang berdiri di luar yang masih menurunkan hujan de
Aria tidak bisa menjawab, dia juga ragu-ragu apakah dia bisa bertahan bersama Dario tanpa mengubah hati mereka?“Aria, status kamu berbeda dengan dulu. Kamu sekarang adalah Nona Muda keluarga Garrett. Apa kamu tidak berpikir Dario tidak akan tergoda dengan status dan pengaruh keluarga Garrett? Apa kamu yakin Dario tidak akan berubah seperti ayahmu?”Ucapan Joseph mengingatkan Aria akan traumanya pada ayah kandungnya yang sudah berselingkuh dan menyimpan wanita simpanan setelah menipu ibunya karena kekayaannya.Namun Dario berbeda dari Stefan Crowen. Dia sangat mengenal Dario.Aria menggelengkan kepalanya membantah ucapan Joseph.“Paman, kamu tidak bisa menyamakan Dario dengan ayahku. Mereka berdua adalah orang yang berbeda,” ujarnya dengan tenang melihat keluar rumah.Dia semakin yakin melihat Dario bertahan berdiri di bawah hujan deras berjam-jam saat dia bisa saja pergi.Aria mengalihkan pandangannya pada Joseph dengan tatapan memohon.“Paman, kumohon biarkan Dario masuk atau biarka
"Aku tidak akan pergi ke mana pun apalagi membiarkan Dario masa kuyup di sana!" bantah Aria kepada Joseph.“Aria, jangan membuatku habis kesabaran. Masuk ke dalam! Kalian berdua, bawa Nona Muda ke dalam!” perintahnya pada kedua pelayan di belakang Aria.“Baik Tuan.” Kedua pelayan itu menerima perintah Joseph dan meraih kedua tangan Aria.“Lepaskan aku! Paman kumohon!” Aria meronta mencoba melepaskan dirinya dari cengkeraman kedua pelayan itu.“Aria!” Dario membelalak melihat kedua pelayan mencengkeram paksa Aria.Dia menggertak gigi tidak memedulikannya dan bergegas ke arah mereka. Namun baru beberapa langkah dia jatuh tersungkur di atas tanah karena kram kakinya keram.Dario mengerang berusaha untuk bangkit, namun jatuh lagi karena tubuhnya tidak bisa menahan beban lelah akibat berdiri berjam-jam.“Dario!” Aria cemas melihat Dario terjatuh . Dia ingin menghampirinya namun di tahan pelayan atas perintah Joseph. Dia menoleh menatap Joseph memohon.“Paman kumohon biarkan aku memeriksa k