Tidak ada yang mencoba menghentikan kedua nyonya yang mengamuk itu. para penonton di pintu kamar hotel hanya menonton dengan ngeri melihat keganasan dua wanita paruh baya sambil merekam dengan kamera ponsel. Mereka tidak berani ikut campur karena status Nyonya Brown dan Nyonya Jones. “Pelacur murahan! Aku akan hancurkan wajahmu yang menggoda suamiku!” raung Nyonya Brown mencakar wajah Melissa dengan kuku merahnya yang panjang.Kukunya yang panjang mencakar wajah Melissa sampai ke daging menyebabkan gambar garis berdarah di wajah cantik Melissa. Wajahnya rusak.“Arrggghh .... Carter tolong aku!” Melissa menjerit kesakitan mencoba melindungi wajahnya.Apa yang paling dia takuti adalah wajahnya rusak. Dia menoleh menatap Carter dengan tatapan memohon.Namun Carter sudah terlanjur terluka dan harga dirinya diinjak-injak. Dia berdiri dan meninggalkan kamar hotel itu tanpa menoleh ke belakang. Para penonton dengan bersemangat merekam adegan itu.“Carter! Jangan tinggalkan aku!” Melissa pan
Dario menyadari Aria pergi dan segera menyusulnya. Sementara para penonton masih tinggal.Dia berjalan di sebelah Aria.“Apa kamu sudah puas membalas dendammu?” tanyanya menggoda.“Tidak,” balas Aria acuh tak acuh tanpa menoleh menatapnya.“Masih belum cukup. Ini baru permulaan bagi keluarga Crowen.”Dario meliriknya, “Sungguh wanita pendendam. Tapi aku suka.” Dia menggoda sambil melingkarkan tangannya di pundak Aria genit.Aria meliriknya dari ujung mata cemberut.“Apaan sih, menjauh dariku.” Dia menyikut Dario.Namun pria itu kebal dengan kemarahannya dan masih merangkulnya dengan mesra.“Katakan pada calon suamimu bagaimana kamu akan membalas dendammu pada keluarga Crowen? Calon suamimu akan membantu dan melindungimu.” Dia berbisik dan meniup telinganya sensual.Bulu kudung Aria merinding. Pipinya memanas.“Itu bukan urusanmu,” gerutunya.“Menjauhlah dariku. Kamu sangat dekat!” Dia mendorong Dario menjauh dan menepis tangannya dari pundaknya.Panas tubuh pria itu seakan membakarnya
Aria terdiam, mencerna semua ucapan Dario. perasaan sungguh rumit. Benci, marah, bingung dan terkejut mendengar semua cerita Dario.Dia tidak tahu bagaimana menanggapinya semua yang dikatakan Dario.Dia masih membenci dan marah karena perlakukan kasarnya di masa lalu. Namun ketika mendengar cerita Dario hatinya rumit. Dia tidak tahu harus menyalahkan atau memaafkan Dario karena mencintainya dengan cara salah. Pria itu tidak tahu bagaimana mencintai seseorang.Di masa lalu, Aria mendengar beberapa gosip di masa lalu bahwa Kyle Clark seorang yang tidak setia pada pernikahan dan suka berselingkuh. Dario memiliki ibu dan saudara tiri di usia kecil. Dia menjadi seperti ayahnya karena gambaran di masa kecilnya.“Aria, kamu mendengarkanku?” Dario memanggilnya dengan lembut, menyadarkan Aria dari lamunannya.Aria tersadar dan menyadari dirinya berada dalam pelukan pria itu. tubuh keras pria itu menekannya. Wajahnya menunduk seperti akan menciumnya. Napas hangat pria itu menerpa wajahnya.Jant
Aku mencintaimu.Kalimat itu terus terngiang-ngiang dalam benak Aria hampir setiap saat. Dia terganggu. Jantungnya berdebar tanpa bisa dia kendalikan.Sepanjang dia mengenal seorang pria, sedikit yang mengatakan mencintainya.Kevin adalah salah satunya. Namun pria itu justru menghianatinya, membuatnya patah hati.Lalu Dario ....Sepanjang dia mengenal seorang Dario Clark. Pria itu adalah orang yang angkuh dan ego tinggi. Dia tidak pernah mengatakan perasaannya di masa lalu. Kecuali saat dia melamar untuk menikahinya. Mungkin, batinnya ragu-ragu.Tapi Aria melihat itu sebagai tipuan Dario untuk mengikatnya tetap di sisinya.Namun Aria tidak yakin perasaan Dario pada dirinya benar tulus atau sekedar tipuan lagi?Hati Aria rumit. Dia benci mengapa pria itu masih memiliki pengaruh pada dirinya sementara dia mencoba untuk tidak terjerat sekali lagi dengan pria itu.Aku mencintaimu.Aria membuang napas dengan kesal. Dia memejamkan matanya mencoba mengusir kalimat itu dari benaknya.Aku menc
“Ayo ambil tas kalian,” kata Aria melepaskan celemek di tubuhnya dan menuntun si kembar meninggalkan dapur.Bibi pengasuh meminta izin akan datang ke sekolah Delin dan Dixon pada pukul sembilan hingga kebutuhan anak-anak Aria yang urus.Ketika mereka keluar dari rumah sebuah mobil Audi hitam menunggu di luar alih-alih mobil Van yang selalu mengantar anak-anak ke sekolah.Seorang pria tampan dalam setelan jas biru gelap bersandar di badan mobil dengan kaca mata hitam di wajahnya.Dia berdiri tegap dan melepaskan kaca mata di wajahnya sambil tersenyum ala Prince Charming.“Selamat pagi.” Dia melambai pada si kembar dan mengedipkan sebelah matanya pada Aria.Mulut Aria terbuka, dan dia memelototinya.Pria itu penyebab dia gagal buat sarapan untuk si kembar.“Apaan sih dia ....”“Papa!” Delin berbinar dan berlari ke arah Dario.Sementara Dixon tetap berdiri di sebelah Aria sambil menggenggam tangan ibunya dengan muka cemberut.Dario berlutut dan merentangkan tangannya untuk memeluk putrin
Aria entah mengapa agak merasa bersalah ketika perubahan ekspresi Dario. Pria sudah meminta maaf dan membantunya semalam.Namun Aria masih memperlakukannya dengan suam-suam kuku.Dia membuka mulut hendak berbicara pada Dario.Namun pria itu memotong dan berkata pada si kembar.“Siap berangkat sekolah?” Dia membuka pintu belakang penumpang untuk si kembar“Ya!” seru Delin masuk ke dalam mobil tanpa menunggu Aria dan Dixon.“Ibu, Dixon, ayo masuk! Kita akan terlambat ke sekolah!” seru Delin melambai dari dalam mobil.Dixon cemberut dan mendongak menatap ibunya.“Ibu ....”Aria menghela napas dan tersenyum lembut mendorongnya masuk ke dalam mobil. Dia tidak punya pilihan lain.“Masuklah Dixon, ibu akan pergi bersama kalian.”Dixon dengan enggan masuk ke dalam mobil menyusul Delin.Ketika Aria menyusulnya duduk bangku penumpang Dario menahannya dan menutup pintu penumpang.“Kamu duduk di sebelahku.”Aria sempat memprotes ketika Dario tiba-tiba menggenggam tangannya. Dia membuka pintu bang
“Menyebalkan sekali! Beraninya dia mempermainkan aku!” Aria menggerutu membanting tas di atas meja kerja sebelum menghempaskan tubuhnya di kursi empuk.“Anda terlihat kesal Nona. Siapa yang membuatmu kesal?” Jenny asistennya berdiri di depan meja kerjanya bertanya heran.“Hanya seorang bajingan mesum,” dengus Aria bersungut-sungut.“Bagaimana ada pria yang begitu menyebalkan. Apa menggodaku begitu menyenangkan? Di satu sisi dia seorang bajingan. Di sisi lain bisa berubah menjadi lembut dan menyebalkan di saat bersamaan. Apa pria seperti itu bisa dipercayai?”“Ah, ini tentang seorang pria?” goda Jenny tersenyum tipis. Jarang melihat bosnya yang tenang dan lembut bersungut-sungut tentang seorang pria.Aria tidak pernah membicarakan tentang seorang pria sedemikian rupa. Bahkan Tuan Muda Seth pun tidak membuatnya seperti itu.“Tampaknya pria itu memiliki perasaan khusus dihati Nona.”Aria langsung melotot.“Omong kosong! Aku membencinya!” bantahnya.Jenny hanya tersenyum dengan pengertian
“Melissa dan Emily berniat menjual untuk persiapan pelarian ke luar negeri setelah apa yang terjadi di pesta. Mereka berpikir tidak ada gunanya mempertahankan perusahaan Quin. Untunglah saya sudah waspada mencegah siapa pun membeli properti tersebut. Saat ini mereka tengah putus asa menjual perusahaan Quin dan mencari investasi. Namun berkat pengaruh Garrett Grup, tidak ada yang berani bertindak.”“Kerja bagus.” Aria tersenyum dingin mengepalkan tangannya.“Bagus sekali, keluarga Crowen menggunakan semua hasil kerja keras ibuku setelah apa yang mereka lakukan padaku dan Ramus,” desisnya memukul meja kerjanya.“Ibu memiliki harta sebanyak itu, namun tidak ada satu pun dari mereka memiliki hati untuk menyelamatkan adikku.” Aria menggertak gigi penuh kebencian. Matanya tampak memerah oleh kemarahan dan kesedihan.Jenny menghela napas menatapnya bersimpati.Aria menatapnya tajam.“Jangan biarkan siapa pun membeli perusahaan Quin. Bertindaklah sebagai perwakilan Garrett Group berpura-pura