“bagaimana aku bisa tidak datang saat seseorang menyakitimu!” balas Aria dengan mata berkaca-kaca dan dengan cepat mencoba melepaskan ikatan di tubuh Dario.Namun sayang ikatan simpul tali itu sangat kuat dan rumit.“Mengapa ikatan ini tidak bisa buka!’ isaknya mencoba membuka ikatan di tubuh Dario,“Aku bisa mengurus diriku sendiri. Kamu harus cepat pergi! Melissa akan menyakitmu!” kata Dario cemas.“Cepat tinggalkan aku dan pergi dari sini!”Aria menggelengkan kepalanya.“Aku tidak akan meninggalkanmu!” tegasnya tetap membuka ikatan di tubuh Dario.Sayang tali itu sangat kuat dan ikatannya sangat rumit. Aria putus asa tidak melepaskan ikatan di tubuh Dario dan tidak ada pun benda tajam yang bisa digunakan untuk memotong tali yang mengikat Dario.Sementara Dario cemas. Dia tidak tahu ke mana Melissa dan pria yang bernama Alex pergi. Dia pingsan setelah dipukul. Tapi dia tahu Melissa sudah merencanakan Aria datang untuk mencelakainya.“Aria, kamu harus pergi! Jangan pedulikan aku. Cep
“Alex, bagaimana menurutmu? Ide apa yang kamu punya agar mereka bisa merasakan penderitaan yang sama seperti yang kualami?” Melissa berbalik bertanya pada pria di belakangnya dengan senyum main-main di wajahnya.Pria di belakangnya menyilangkan tangannya di depan dada, lalu melirik Aria di atas.Matanya berkilau dengan kilatan aneh menatap tubuh Aria dari atas ke bawah.Dario mengernyit dan memelototi Alex marah melihat matanya yang tertuju pada tubuh Aria. Entah mengapa dia merasakan firasat buruk tentang ini.Alex menyeringai dengan seringai di wajahnya.“Bagaimana kalau membuat saudara tirimu merasakan apa yang kamu rasakan ketika Dario mengirim sekelompok orang untuk melecehkanmu?”Mata Melissa berbinar dengan ekspresi senang.“Benar juga. Idemu sangat bagus.” Dia kemudian menoleh menatap Aria dan Dario dengan senyum jahat.“Jangan berani-beraninya kamu melakukan sesuatu pada Aria!” Dario berkata mengancam mengerti apa yang akan dilakukan Melissa dan Alex pada Aria. Dia meronta di
“Akhh!!” Aria berteriak kesakitan meraih tangan Melissa agar melepaskan rambutnya.“Melissa Crowen! Lepaskan Aria, jalang!” Dario berseru marah melihat perlakuan Melissa pada wanita yang dicintainya.Melissa semakin kasar mencengkeram rambut Aria sambil menyeringai liar mengeluaekan sebuah belati dari sakunya.Senyum kejamSeth tidak berhenti dan menaiki perut Alex, dia menghantam wajahnya dengan pukulan keras bertubi-tubi.“Senyum kejam tersungging di bibirnya saat dia menempelkan belati itu ke leher Aria.“Kalian berdua tidak akan bisa pergi dari sini. Aku akan membunuh kalian di sini! Hahahaa .....”Melissa tertawa terbahak melihat ketakutan di wajah Dario.“Kamu gila!” seru Dario marah dan panik.“Aku memang gila! Kamu mengirimku ke rumah sakit jiwa!” geram Melissa tampak terprovokasi dengan ucapan Dario. dia dengan kuat menempelkan belati itu ke leher Aria. Darah mengalir dari sayatan pisau.“Melissa, kumohon hentikan!” Dario berseru panik. Dia tidak berani berkata apa-apa lagi
“Keinginanku? Yang kuinginkan adalah membunuh kalian berdua!” Dia menarik rambut Aria membuat Aria berteriak kesakitan dan mengayungkan belatinya untuk menggorok leher Aria.Seth berhenti memukul Alex dan menoleh mendengar teriakan Aria. Matanya membelalak melihat Melissa hendak menggorok leher Aria.Dia meninggalkan Alex dan berlari panik meraih tangan Melissa dari belakang. Dia menarik tubuhnya menjauh dari Aria sembari mencengkeram tangannya yang memegang belati. “Kamu siapa?! lepaskan aku!” Melissa meronta dalam cengkeraman Seth, mencoba membebaskan tangannya.Seth dengan kuat menahan tangan Melissa yang memegang belati dan berusaha melepaskan belati itu dari tangannya yang kebetulan jatuh di dekat Alex. Dia melemparkan belati itu ke lantai dan mencengkeram leher Melissa.“Khok! A-Alex!” Melissa berteriak dengan ekspresi kesakitan dicekik oleh pria itu.“Aku tidak peduli kamu adalah saudara Aria, tapi kamu sudah berani mencelakainya, aku akan membunuhmu di sini,” desisnya berbaha
"Tok tok tok dokter Giandra! Buka pintunya tanda seru anak magang ingin bertamu!"Dia bertingkah seperti anak kecil yang sedang mengajak temannya untuk bermain. Beberapa kali dia membenturkan kepalanya ke daun pintu yang masih tertutup dengan mata yang terpejam.Pintu itu mendadak terbuka dari dalam hal tersebut membuat Amora hilang keseimbangan. Diandra yang sudah bersiap untuk menopang tubuh wanita itu mendapat serangan mendadak.Amora seolah-olah sengaja menjatuhkan diri kepelukan Giandra dan memeluk tubuh akar lelaki itu dengan sangat."Kamu mabuk?" Giandra mencium aroma alkohol yang menyengat."Aku sangat benci keluargamu, Bagaimana bisa mereka merendahkan ku seperti ini!" Masih di posisi yang sama, Amora berteriak dan sesekali menangis histeris.Karena takut hal itu dapat mengambil perhatian banyak orang akhirnya Giandra membawa masuk Amora dan membiarkan wanita itu melakukan apa saja yang dia mau."Aku ingin keluarga Dwipangga hancur! Sehancur-hancurnya!" Amora masih meracau sa
“Apa yang terjadi di sini?” seorang dokter berkata menarik perhatian mereka. Mira adalah orang pertama yang bereaksi. Dia langsung menghampiri dokter itu. “Dokter bagaimana keadaan anak saya?!” Suaranya terdengar cemas, matanya berkaca-kaca seolah dia akan menangis. Joseph langsung melepaskan kerah baju Dario dan menghampiri dokter itu dengan cepat. “Bagaimana keadaan putraku?!” suaranya tak kalah cemas dari istrinya. Semua anggota keluarga Garrett memfokus perhatian pada dokter itu. Aria mengambil kesempatan itu untuk menanyakan keadaan Dario sebelum mengikuti anggota keluarga Garrett yang lain untuk menanyakan keadaan Seth. Dario berdiri diam di belakangnya. Begiut perhatian semua orang tertuju padanya, Dokter itu menghela napas berat. “Tuan Muda Seth terluka parah dan kehilangan banyak darah. Kami membutuhkan golongan darah O. Tapi stok darah O kami sedang kosong. Jika kami tidak mendapatkan donor darah sekarang, takutnya nyawa Tuan Muda Seth tidak dapat di selamatkan,” kata
Usai mengantar Joseph untuk pemeriksaan, Aria pamit untuk melihat kemajuan donor darah Seth.Kebetulan dia melihat Dario keluar dari sebuah ruangan sambil memegang lengannya.“Dario!” panggilnya berlari kecil menghampiri pria itu.Dario berbalik melihat Aria berlari kecilnya.“Kamu baru saja donor darah? Apa rasanya sakit?” Aria bertanya dengan cemas memeriksa lengan Dario.Dario tersenyum menenangkannya.“Aku baik-baik saja. Di bandingkan aku, kondisi Seth lebih parah.”Aria mendesah dan menatap Dario dengan tatapan bersalah.“Maafkan sikap pamanku. Bagi pamanku, Seth sangat berharga. Dia putra tunggal ....”“Aku tahu, kamu tidak seharusnya meminta maaf.” Dario menyentil dahi Aria.“Aku mengerti perasaan pamanmu. Jika hal yang sama terjadi pada Dixon aku akan bereaksi seperti pamanmu,” ujarnya menenangkannya.Aria menarik dan menghembuskan napas untuk menenangkan hatinya yang kalut.“Aku sungguh tidak menyangka Melissa akan berbuat sejauh ini merencanakan penculikan dan pembunuhan.”
Setidaknya Melissa sudah mati. Tidak akan lagi orang yang bisa menyakiti Aria atau pun keluarga kecilnya. Dario melepaskan pelukan Aria dan menatap wanita itu dengan ekspresi serius. “Aria, aku tidak akan mundur lagi. Kejadian hari ini sudah membuatku menyadari banyak hal.” Aria menghapus air matanya dan menatap Dario dengan ekspresi bertanya. “Apa yang ingin kamu ....” “Mari kita menikah,” potong Dario dengan ekspresi serius. “Kita sudah banyak dan membuang waktu dengan berpisah. Kita tidak tahu apa berapa banyak waktu kita miliki, dan jika sesuatu terjadi—“ “Apa yang kamu katakan! Jangan berpikir macam-macam!” potong Aria marah. “Aku tahu ....” balas Dario muram. Dia memikirkan banyak hal hari ini, ada banyak orang yang memisahkan dan menyakiti mereka. Dia tidak yakin apa lagi yang akan terjadi di masa depan. Dario menatap Aria dengan ekspresi serius. “Sayang, mari kita menikah dan meyakinkan keluarga Garrett agar merestui kita.” “Tapi bagaimana? Keluargaku belum bisa me