Home / Rumah Tangga / Istri Tak Dianggap / Rencana Balas Dendam 2

Share

Rencana Balas Dendam 2

Author: Ajeng padmi
last update Last Updated: 2024-02-08 08:00:26

Makan siang bersama itu membuat keduanya makin dekat, bahkan tanpa malu-malu lagi, calon itu mertuanya itu mengaku kalau dia adalah penggemar berat Ana, bahkan tak pernah ketinggalan mengikuti semua drama atau pun film yang Ana bintangi.

“Jadi boleh ya ibu ikut denganmu ke lokasi syuting, ibu mau pamer pada teman-teman ibu, mendatangi tempat syuting artis idola.”

Apa yang bisa Ana lakukan selain menganggukkan kepala.

“Lebarkan lagi senyummu Ana… yak begitu bagus sekali, selesai sudah, kita bisa istirahat,” kata sang fotografer.

Ana tersenyum dan menggumamkan terima kasih pada beberapa pihak yang membantunya.

“Silahkan yang mau makan dan minum, oh ya ini juga ada kue untuk kalian semua, silahkan dinikmati, Ana ayo sini sayang,” kata sang ibu mertua yang sudah heboh sendiri menyiapkan makanan yang tadi dia pesan, entah dari restoran mana, Ana sendiri juga tak tahu, tiba-tiba saja ada mobil yang datang dan menurunkan berbagai macam ma
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Istri Tak Dianggap   Ular Dalam Selimut 1

    Kelakuan Ana makin membuat Raffael muak, apalagi Bella yang tadi sudah susah payah dia buat tersenyum kini kembali menangis dan terluka. Bella adalah belahan jiwanya sejak kecil mereka terbiasa untuk bersama dan saat para tetua menjodohkan mereka, langsung disambut dengan begitu antusias. gadis kecil yang dulu selalu ingin dilindunginya kini malah lebih sering terluka saat berada di sampingnya, dan Raffael sama sekali tak bisa menerima hal itu, siapapun yang membuat Bella menangis dan bersedih harus merasakan akibatnya. “Dia sengaja mendekati ibu,” gumam Bella di antara tangisnya. Raffael hanya bisa terdiam dengan amarah yang membakar dadanya. Bella menatap sang suami dengan sendu, Raffael tahu, Bella adalah korban sesungguhnya dari kelicikan wanita itu, dan sialnya dia tak bisa apa-apa untuk menentang kehendak ayahnya.“Jangan khawatir aku akan mengurusnya, kamu mandi saja dulu, aku akan memberinya peringatan keras.”

    Last Updated : 2024-02-08
  • Istri Tak Dianggap   Ular Dalam Selimut 2

    Raffael dan bella mengakhiri liburan mereka lebih awal, karena kekacauan yang disebabkan oleh foto itu. Raffael perlahan menghentikan mobilnya dan memperhatikan Bella yang duduk di kursi penumpang, dia terlihat sangat sedih, rasa bersalah langsung menyelimuti hatinya, juga kemarahan di saat yang hampir sama.Di sinilah sekarang mereka, di rumah orang tuanya, dia harus meminta penjelasan pada sang ibu. “Aku ingin bicara sebentar, bu.” Sang ibu yang sedang asyik menonton drama yang dibintangi oleh Ana, hanya menoleh sekilas. “Kalian datang, bicara saja.” Raffael menghela napas terlihat tak sabar dengan sikap tenang sang ibu. “Bisakah kita bicara di ruang yang lebih privat, mungkin di ruang kerja ayah.” Sang ibu mengangkat alis, dilihatnya kembali drama di televisi yang sedang seru-serunya, rasanya enggan untuk meninggalkannya, tapi ekspresi sang anak yang terlihat serius membuatnya harus mengalah. “Kenap

    Last Updated : 2024-02-08
  • Istri Tak Dianggap   Pengantin Sendiri 1

    Akhir bulan Juli pun tiba, hari di mana pernikahan Raffael dan Ana akan segera di langsungkan. Bukan perhelatan mewah seperti yang sudah diduga oleh publik memang, hanya sebuah pesta tertutup dengan beberapa kerabat dan teman dekat mereka yang diundang, meski sedikit lebih besar dari pernikahan Raffael dan Bella yang memang digelar sangat tertutup dengan hanya mengundang keluarga inti saja, tapi tetap saja pernikahan ini terasa sangat hambar bagi Raffael. Tak bosan-bosannya dia merutuki dirinya sendiri yang malam itu sampai jatuh dalam jebakan Ana dan berakhir mengkhianati istrinya. Raffael memandang Ana yang di dudukkan di sampingnya dengan memakai gaun yang senada dengan bajunya sendiri, tapi entah mengapa Raffael merasa ada yang salah dengan gaun itu. Yang salah bukan bajunya, tapi orang yang memakainya, batinnya sinis. Dia tahu gaun itu pilihan ibunya, dan sang ibu juga sudah mengatakan-meskipun Raffael malas untuk mendengarkan- harga gau

    Last Updated : 2024-02-08
  • Istri Tak Dianggap   Pengantin Sendiri 2

    “Sudah cukup jangan bicara apapun, tidak ada yang lebih penting untukku dari pada kamu.” Raffael memeluk Bella dengan erat, dia ingin meyakinkan Bella dengan pelukannya bahwa semuanya akan baik-baik saja, bahkan Raffael tidak ambil pusing dengan para tamu di luar sana yang ingin dia lakukan sekarang adalah bagaimana membuat Bella percaya padanya dan tidak bersedih lagi. “kamu tidak akan kembali ke bawah?” tanya Bella sambil mengatur nafasnya yang memburu, setelah apa yang mereka lakukan bersama tadi, tubuh keduanya pun masih sama-sama polos di bawah selimut. Raffael berbaring miring dan menatap sang istri dengan sayang, dia selalu kagum dengan wajah cantik sang istri dan akan makin cantik setelah apa yang mereka lakukan tadi. cintanya pada Bella memang sangat besar tapi entah kenapa setelah kejadian malam itu hubungan percintaan mereka menjadi lebih hambar, dia tak lagi merasa puas seperti sebelumnya. Raffael menggelengkan kepalanya, demi Tuha

    Last Updated : 2024-02-08
  • Istri Tak Dianggap   Bukan Inginku 1

    Pernikahan adalah sebuah momen yang sangat membahagiakan bagi sepasang insan, tapi sepertinya hal itu tidak akan terjadi pada Ana. Jauh-jauh hari dia sudah mempelajari semuanya, menghafalkan semuanya seperti dia membaca skrip film atau drama yang akan dia bintangi, mensugesti dirinya sendiri bahwa ini hanya bagian lakon yang akan mengantarkannya pada kesuksesan dan juga membuatnya lebih dekat dengan laki-laki yang dia cintai, akan tetapi rasa sedih dan malu ini sangat nyata, dia bahkan bisa mendengar bisik-bisik beberapa orang yang memandangnya sebelah mata, dongeng indah yang tersebar di depan publik nyatanya hanya isapan jempol belaka. Ana hanya sendiri di sini, berusaha berdiri dengan tenang untuk menyalami para tamu undangan. “Di mana Raffael Ana? seharusnya dia menemui tamu bersamamu?” tanya salah seorang dikenal Ana sebagai seorang produser ternama, dan Ana juga pernah bekerja sama dengannya. “Ah itu, Maafkan, Raffael sedang sakit perut dia ke belakang sebentar,” kata Ana de

    Last Updated : 2024-02-09
  • Istri Tak Dianggap   Bukan Inginku. 2

    Ana membuang pandangannya ke luar jendela saat mobil mulai melaju, senyum yang dari tadi ada di bibirnya makin melebar, meski dia sadar itu hanya akting belaka, tapi tetap saja tak bisa mencegah hatinya yang membuncah oleh harapan. Dia diam-diam melirik Raffael yang duduk di sampingnya dengan tegang, tak ada senyum atau perkataan basa-basi untuknya, pandangan laki-laki itu juga lurus ke depan, tapi tetap saja tak mengurangi kebahagian Ana. Di rumah yang memang menjadi tempat tinggal Raffael dan Bella, terlihat wanita cantik itu berjalan hilir mudik dengan kesal di ruang depan, berkali-kali dia menengok jam dinding, tapi orang yang ditunggu tak juga muncul, ponsel yang dari tadi tak lepas dari tanganya itu tetap saja terdiam, membuat Bella ingin menjerit frustasi. “Kurang ajar, berani-beraninya wanita itu merebut suamiku,” katanya dengan pandangan marah, ponsel di tangannya juga tak luput dari amarah, dan kini tergeletak mengenaskan di sisi dinding, para pe

    Last Updated : 2024-02-09
  • Istri Tak Dianggap   Malam Pertama 1

    Ana melangkah dengan susah payah ke dalam rumah besar itu, menyeret koper besar dengan memakai gaun pengantin indah memang bukan hal yang lazim dilakukan, tapi mau bagaimana lagi, kenyataannya Ana memang harus melakukan itu sendiri, dia tak mungkin merengek supaya seseorang membantunya membawa barang bawaannya sendiri. Harga dirinya tidak mengijinkan itu. Sebagai artis yang saat ini banyak menerima tawaran pekerjaan, tentu saja barang bawaan yang harus dia bawa tidak sedikit, meski Ana telah berusaha menyortir barang bawaannya seselektif mungkin. Dua buah koper besar itu tentu saja membuatnya harus beberapa kali hampir terjerembab, apalagi sepatu hak tinggi yang dia gunakan juga menyulitkan gerakannya. Setelah perjuangan yang membuat Ana harus mandi keringat di malam ini, akhirnya gadis itu sampai juga ke ruang depan, sejenak diaturnya nafas yang memburu, tapi baru saja dia mengatur napas dan mendongak ingin melanjutkan langkahnya, Ana harus m

    Last Updated : 2024-02-09
  • Istri Tak Dianggap   Malam Pertama 2

    “Bu, ini malam kami berdua lagi pula-“ “Ibu tahu, ibu juga pernah muda, hanya sebentar, jangan khawatir ayahmu ada di samping ibu, jadi ibu tidak akan iri dengan kemesraan kalian berdua.” Kenapa malam ini banyak sekali menguji kesabarannya, batin Raffael dengan geram. Sekali lagi, dia hanya anak yang tidak ingin membuat sang ibu kecewa, dengan tanpa suara dia memberi tahu Bella yang membuat istrinya itu tak terima.Bella langsung menyambar gaunnya dan memakainya asal, dia akan mengikuti Raffael ke kamar Ana, enak saja mereka mau berduaan. Tapi masalah mulai terlihat saat dia tak tahu, bibi menempatkan Ana di kamar yang mana, dari sekian banyak kamar yang ada di rumahnya. sial, dengan berbagai alasan Raffael lalu mematikan sambungan sebentar dan bergegas mencari kamar Ana. Ana menatap nyalang langit-langit ruangan yang mulai malam ini akan menjadi kamarnya entah sampai kapan, malam pengantin yang

    Last Updated : 2024-02-09

Latest chapter

  • Istri Tak Dianggap   Sesi 2: Indah pada Waktunya

    “Jangan cepat-cepat jalannya, asistenku sudah mengurus semuanya.” Sofi tidak pernah membayangkan akan berada di posisi ini, jika ada orang yang mengatakan hal ini satu tahun yang lalu Sofi pasti langsung mengatakan orang itu sedang mabuk. Operasi tangannya emang berhasil dengan baik, dia bisa bermain biola lagi dengan baik, beberapa event baik di dalam dan di luar negeri telah dia ikuti, seperti impiannya. Dan bagi Sofi itu sudah cukup, bahkan tidak ada penyesalan di hatinya saat tiga bulan yang lalu dia memutuskan pansiun dini dan hanya akan menerima permintaan bermain biola saat event itu tak jauh dari kediaman mereka. Dia memang memutuskan memberi kesempatan pada dirinya dan Romeo untuk bisa bersama. Laki-laki itu memang telah membuktikan ucapannya, perhatian yang Sofi inginkaan dari sang suami sekarang bukan hanya impian, bahkan Romeo sangat protektif padanya, apalagi sejak sebulan yang lalu Sofi dinyatakan hamil. Laki-laki itu bahkan mekad menyetir dari Bandung setelah syuti

  • Istri Tak Dianggap   Sesi 2: Kesempatan

    “Kamu apa kabar?” Deg. Rasanya seperti mimpi mereka jalan berdua melintasi pematang sawah dan Romeo berbicara lembut padanya. Ingat ya lembut bukan kasar seperti biasanya dan tanpa senyum sinis yang menghiasi bibirnya. Ah mungkin karena Ara sudah menjelaskan semuanya dan hubungan mereka toh akan berakhir setelah dia menandatangani surat cerai itu. “Ehm ba.. baik.” Sofi merutuki dirinya sendiri kenapa harus gagap sih. Mereka kembali diam menyusuri pematang sawah sambil sesekali Sofi membantu Romeo yang hampir jatuh karena tak biasa berjalan di sawah, sebelum sampai ke rumah orang tua Sofi Romeo mencekap tangan sang istri lalu berkata. “Kita harus bicara.” Inilah saatnya. Sofi mengangguk. “Iya, tapi ibu sudah memanggil, makanlah dulu meski menunya mungkin tak sesuai seleramu.” Sejujurnya Sofi belum siap mendengar kata cerai dari mulut Romeo, dia sudah berusaha menguatkan hati sejak kembali ke rumah orang tuanya tapi saat berhadapan dengan Romeo langsung nyalinya menjadi ciut.

  • Istri Tak Dianggap   Sesi 2: Kunjungan

    Sudah satu bulan Sofi tinggal di rumah orang tuanya. Kota kecil yang sebagian penduduknya bermata pencaharian sebagai petani dan pedagang. Dan Sofi merasa hidupnya lebih tentram dan damai meski rasa rindu pada sosok sang suami yang tak pernah mengharapkannya kian meninggi. Romeo sudah sadar dan sudah kembali beraktifitas. Dari mana Sofi tahu tentu saja mama mertunya yang setiap hari menghubunginya, dan mengatakan kabar Romeo pada Sofi, beliau bukannya tidak meminta Sofi untuk kembali tapi dengan halus Sofi menolak apalagi saat infoteiment mengabarkan kalau Ara sudah ditemukan dan beberapa kali Ara juga terlihat bersama Romeo. Sofi ikut bahagia jika mereka bersama, bukankah itu yang seharusnya terjadi, sejak awal dia hanya orang luar yang sama sekali tidak diharapkan kehadirannya, meski tak bisa dipungkiri hatinya begitu sakit. Dia hanya harus lebih menguatkan hati jika sewaktu-waktu menerima kiriman surat cerai dari Romeo. “Bagaimana persiapan penampilan anak-anak bu Sofi... b

  • Istri Tak Dianggap   Sesi 2: Pergi

    Hal pertama yang dilihat Sofi saat membuka mata adalah semua putih dan bau tajam obat-obatan menusuk hidungnya. “Kamu sudah sadar, Nak?” Sofi menoleh dan mendapati mama Ara ada di sana, Sofi berusaha bangun tapi saat tak sengaja dia bertumpu pada tangannya dia mengernyit kesakitan. “Hati-hati tanganmu terluka parah.” Sofi ingat tusukan itu dan darah yang merembes keluar, begitu deras bercampur dengan ... darah Romeo. “Romeo bagaimana dia tante?” tanya Sofi begitu ingat kejadian malam itu, Romeo yang tak bergerak meski dia berteriak memanggil namanya. “Dia baik-baik saja kan?” “Tenanglah, dia sudah ditangani dokter, sekarang operasinya masih berlangsung,” kata wanita itu dengan senyum menenangkan. “Dimana?” Mama Ara langsung menggeleng dan menatap luka di tangan Sofi. Sofi mengikuti pandangan itu dan tangannya berdenyut begitu sakit sampai dia menyadari sesuatu... tapi sebelum dia bertanya pintu ruangan terbuka dan beberapa orang berpakaian dokter melangkah masuk. “Apa yang terj

  • Istri Tak Dianggap   Sesi 2: Awas

    Ternyata ke pesta bersama Romeo tak sehoror yang Sofi bayangkan. Paling tidak laki-laki itu memperlakukannya dengan baik meski Sofi tahu kalau itu hanya pencitraan saja. Yup tentu saja Romeo sang bintang yang tengah bersinar tidak akan sudi kalau nama baiknya akan tercemar lagi, apalagi perusahaan papanya juga pasti terkena dampaknya. “Jangan salah paham aku hanya tidak ingin nama baikku dan keluargaku hancur.” Tuhkan benar dugaan Sofi. Saat ini mereka memang sudah kembali berkendara meninggalkan pesta, dengan Romeo sendiri yang menyetir mobilnya, tanpa didampingi asisten atau bodyguard seperti b iasanya. Hal yang tadi sempat menjadi perdebatan dengan orang tua laki-laki itu di telepon. Sofi baru menyadari kalau menjadi orang kaya itu tidak selalu menyenangkan, bayangkan saja kalau hanya ingin pergi sebentar harus dikawal beberapa orang. Hah! “Aku tahu,” jawab Sofi sambil menunduk menatap kuku jarinya yang entah kenapa jadi lebih menarik. Tak dipungkiri ada sedikit rasa bahag

  • Istri Tak Dianggap   Sesi 2: Puas

    “Siapkan dirimu untuk menghadiri undangan ini besok.” Sofi menatap kertas undangan mewah yang dilemparkan Romeo padanya, dia baru saja mandi dan akan naik ke tempat tidur saat tiba-tiba pintu kamarnya terbuka dan sosok Romeo masuk tanpa perlu repot-repot mengetuk pintu atau mengucap salam. Untung saja aku tidak sedang ganti baju, batin Sofi. Status mereka memang suami istri tapi Sofi seperti masih berada di kamar kosnya yang dulu, serba tak peduli. “Apa aku harus ikut?” tanya Sofi nekad saar Romeo sudah membalikkan badannya, bukan apa-apa sih dia sangat mau memang untuk mendampingi laki-laki itu ke sebuah pesta, tapi masalahnya Romeo terlihat sangat membencinya, dan terlihat tak sudi bercakap-cakap dengannya bisa mati gaya dia datang terus dicuekin semua orang. “Mama yang minta,” kata Romeo seolah menjelaskan segalanya. “Apa beliau juga datang?” Mata Romeo langsung menyipit curiga membuat Sofi kesal. Segitunya dia hanya memastikan nanti ada orang yang dia kenal. “Aku tidak tah

  • Istri Tak Dianggap   Sesi2: Talak?

    “Kemasi semua barang-barangmu.” Mata Sofi langsung melebar saat mendengar perintah Romeo, dia hanya menatap laki-laki itu dengan pias. Apa lagi salahnya sekarang? Apa Romeo akan menceraikannya sekarang? Padahal baru saja dia berniat mengikuti saran mama mertuanya. “Kenapa? Apa Ara sudah kamu temukan?” tanya Sofi dengan dada bergemuruh kencang. “Bukan urusanmu.” Dan laki-laki itu langsung keluar kamar, Sofi terdiam ditempat benarkah ini akhir dari pernikahan mereka, dan sebentar lagi dia akan menyandang predikat janda. Sofi sudah memegang handle pintu, apa dia harus bercerita pada mama mertuanya? Tapi... Sofi menggeleng pelan, apa enaknya memiliki orang yang jelas-jelas tak mau kita miliki apalagi alasan pernikahan mereka sudah tidak ada lagi jika Ara sudah kembali. Dia bukan Ana yang mau saja menjadi istri kedua meski bukan keinginannya. Sofi menghela napas panjang dan membuka lemari pakaian, mengambil baju-bajunya yang beberapa hari lalu baru saja menjadi penghuni lemari ini d

  • Istri Tak Dianggap   Sesi 2: Pergi

    “Dimana?” Mata Sofi membulat saar mendengar suara di ujung sana, tentu saja dia mengenali suara Romeo dengan baik, dia tadi sempat tak percaya nomer Romeo yang sudah lama dia simpan tiba-tiba menghubunginya. “Ehm.... ini siapa?” rasa marah membuat Sofi tidak ingin langsung menjawab. “Kamu tahu siapa aku,” kata orang diujung sana. Sofi menghela napas. “Baiklah aku matikan jika bukan hal penting.” Sofi menatap ponselnya, ada godaan untuk menonaktifkan ponselnya, tapi ada juga rasa penasaran kenapa laki-laki itu tiba-tiba mencarinya, apakah dia sedang ada masalah? Ah sial kenapa dia masih peduli padanya? Bukankah Romeo sama sekali tidak menginginkannya, bahkan laki-laki itu juga menghinanya padahal dia hanya berniat membantu. Tak lama ponselnya kembali berdering dan nomer yang sama kembali menghubungi, Sofi hanya menatap layar ponselnya, hatinya masih bimbang lalu meletakkan ponsel itu lagi, tak lama panggilan itu berhenti. Sofi menghela napas panjang dan merebahkan tubuhnya di r

  • Istri Tak Dianggap   Sesi 2: Kecewa

    Air mata Sofi menetes membasahi pipinya. Bukan hanya karena dagunya yang dicengkeram erat oleh Romeo tapi juga kata-kata kasar penuh hinaan dari laki-laki itu. Sampai kapan dia harus seperti ini. “Sudah aku bilang bukan jangan pedulikan aku, jangan pernah berharap menjadi istriku yang sebenarnya.” Setelah berkata begitu Romeo menyambar kemeja yang tadi malam dia pakai dan memakainya dengan cepat sebelum pergi dari kamar itu tak lupa membanting pintu kamar. Sofi langsung tersenyum begitu pintu kamar dibanting, meski air matanya menetes dengan deras. “Memangnya apa yang kamu harapkan, Sof. Menoleh padamu saja dia tidak sudi,” gumam Sofi.Dengan kasar Sofi mengusap air matanya, dia lalu beranjak dari atas ranjang. Sudah tak ada gunanya di sini. Orang yang ingin dia lindungi malah menuduhnya dengan keji. Sejenak Sofi menatap bayangan wajahnya di dalam cermin dan yang menatap balik di sana hanya wanita menyediihkan dengan mata bengkak dan dagu memerah juga rambut yang awut-awutan

DMCA.com Protection Status