Sepanjang perjalanan kembali ke kamar, Lio terus saja mengomeli Toni. Ia begitu kesal lantaran Toni mengganggu waktu bertemu dengan Lea, padalah ia masih begitu merindukan bidadarinya itu.
Begitu kesal hingga ingin menghajar Toni, namun Lio memilih untuk diam dan mengacuhkan asistennya.
“Saya bantu, Tuan.”
“Tidak usah, terima kasih.” Ketusnya.
Lio masih benar-benar kesal, melihat hal itu bukannya membuat Toni marah malah sebaliknya. Laki-laki kaku itu malah tersenyum samar melihat tingkah atasannya.
“Orang jatuh cinta memang gila,” batinnya.
Lio naik kembali ke atas brangkar, ia menutup seluruh tubuhnya dengan selimut.
“Anda bisa kekurangan udara jika begitu.”
“Apa perdulimu, pergilah.”
Toni hanya bisa menggelengkan kepala, ia pun beralih pergi ke sofa. Duduk tenang dengan laptop dipangkuan juga tumbukan berkas di depannya.
Sesekali ia melir
Sesuai permintaan Lea, kini Rania terlihat tengah mengantri makanan di warung seafood ternama di kotanya. Lama ia menunggu hingga tiba juga pada nomor antriannya.“Semoga nggak kelamaan.”Namun berbeda dengan Lea, wanita itu nampak berhati-hati dalam mengganti bajunya. Hari ini, ia ingin membuktikan semua ucapan Lasmi. Ia tak bisa tenang sebelum membuktikan semua ucapan ibu angkatnya itu.“Aku harus kuat, nggak bisa lemah gini.”Dengan begitu perlahan ia mengganti bajunya. Lea sudah siap keluar dari rumah sakit, namun nampak beberapa orang masih berlalu-lalang di depan ruang rawatnya.Setelah dirasa cukup aman, Lea keluar dengan sikap santainya. Ia tak ingin seseorang menyadari gelagat paniknya.Dengan menggunakan taksi, Lea pergi mengunjungi alamat yang sempat Lasmi selipkan padanya.Jantungnya terus berdebar entah kenapa, Lea merasa sesuatu tengah terjadi. Tapi apa?Sebuah taksi berhenti tepat di depan
Lea berteriak dengan begitu kencang, mengejutkan Lio yang tengah memeluknya. Lalu tiba-tiba ia kehilangan kesadarannya. Hal itu membuat Lio begitu panik, dengan segera ia membawa tubuh Lea dan membaringkannya diatas ranjang.Lio menekan tombol untuk memanggil dokter, dan tak lama seorang suster datang.“Sus, panggilkan dokter.”Lio begitu panik, ia terus menggenggam tangan Lea dan memintanya bangun.Sekar yang baru saja datang begitu terkejut saat melihat suster keluar dari ruang rawat Lio dengan wajah panik dan tergesa-gesa.“Astaga, Lio?”Sekar mengira telah terjadi sesuatu pada putranya, dan setelah ia masuk ia hanya bisa terdiam di tempatnya.Lio berdiri di depannya, namun tangannya terlihat menggenggam tangan seseorang.“Lio?”Dan saat Lio menyingkirkan tubuhnya, mata Sekar begitu terbelalak tak percaya. Diranjang ada Lea yang tengah terbaring dengan mata terpejamnya.Sekar
Lea masih terisak dalam pelukan Sekar, matanya tak henti mengalirkan buliran air yang terus jatuh membasahi pipinya.Rania hanya bisa diam menatap bagaimana kacaunya saat ini Lea, ia tak bisa membayangkan bagaimana sakitnya jadi Lea.“Kau kejam, meninggalkan istrimu dan malah menikah diam-diam dengan mantan kekasihmu.” Batin Rania tak terima.“Maafkan, Mom. Maafkan wanita ini yang tak bisa mendidik putranya hingga sanggup menyakiti wanita sebaik kau, Nak.”Lea memeluk erat tubuh Sekar, ia tak pernah menyalahkan siapapun dalam masalah ini. Bagi Lea, dirinya yang telah bersalah menerima pernikahan dengan Lius begitu saja.-Lius masih terus memikirkan Lea, ia tak bisa lepas dari baying-bayang wajah Lea yang pergi dengan membawa air mata.Lebih lagi, wajah nya yang nampak sangat pucat begitu mengganggu hatinya. Ia juga mengkhawatirkan kandungan istrinya itu.“Kalau cemas, datangi saja. Aku tidak
Semua meninggalkan Lea, memberi waktu pada wanita itu untuk menenangkan diri. Itulah permintaan Lea, ia ingin sendiri dan tak ingin di kunjungi.Berat meninggalkan Lea sendiri dalam masalah ini, namun Sekar juga yang lainnya menghargai keputusan Lea.Lius yang membuat Lea seperti ini, hancur dan merasa sendiri. Lius tak terima jika keluarganya memihak pada Lea, ia menuduh Lea telah menebar keburukan di dalam keluarganya.Lea yang tak terima dengan tuduhan itu meminta semua orang untuk pergi meninggalkannya. Ia tak ingin semakin banyak fitnah yang Lius ucapkan padanya, ia sudah terlalu sakit dengan semua tindakan juga ucapan mantan suaminya itu.Antonio menyerat Lius pulang ke rumah, bersama Sekar juga Rania. Lio harus tinggal di rumah sakit, selain karena kondisinya yang belum fit juga tak ingin meninggalkan Lea seorang diri.Antonio yang murka menarik kasar Lius masuk kedalam rumah, mendorong kasar tubuh anaknya hingga tersungkur di atas lantai di
Lea masih tak percaya dengan apa yang baru saja diketahuinya, ia merasa tengah diputar 180 derajat dari kehidupan sebelumnya.“Apa benar aku memang masih memiliki keluarga? Keluarga kandung ku?” gumamnya.Ia menghabiskan waktu dengan memikirkan ulang kejadian yang terasa begitu cepat itu, kejadian dimana kakak kandungnya mendatanginya.Lea ingin bertemu dengan ayahnya, ayah kandung yang dirindukannya. Ayah yang tak pernah ia ketahui kenyataannya.“Aku ingin bertemu ayahku, ayah yang sungguh-sunggu menginginkanku.”-Rania bersama orang-orangnya berhasil menerobos masuk kedalam rumah pribadi Lius. Disana mereka berhasil melumpuhkan semua penjagaan Lius.Rania memerintahkan semua anak buahnya untuk menyisir seisi rumah, ia juga memerintahkan untuk menggeledah area belakang rumah. Sebab Rania tak ingin Lisa kabur dari tangannya.Ia sendiri memilih naik ke lantai atas, mencari sendiri keberadaan Lisa.
Sudah satu minggu semenjak kepulangan Lea dari rumah sakit, kini wanita itu tinggal bersama Rania di apartemen milik Lio.Kandungan Lea semakin besar, hal itu terkadang membuatnya semakin mudah lelah. Lio selalu menemaninya, bahkan laki-laki itu sudah menjelma menjadi suami siaga untuk istrinya.Berbanding terbalik dengan kondisi Lea, Lisa kini harus menerima kenyataan pahit atas kehilangan anak dalam kandungannya.Setelah apa yang dilakukan Rania padanya membuat Lisa selalu uring-uringan, hal itu membuat emosinya tak pernah stabil dan berakhir dalam sebuah kecelakaan.Lius yang mendengar kabar Lisa marah besar terhadap keluarganya, bahkan ia mendatangi Rania sendiri dan melabraknya. Tak sampai disana , Lius bahkan menyeret nama Lea kedalam masalah Lisa.Semenjak kejadian itu, hubungan Lius menjadi jauh dengan keluarganya. Lius lebih memilih bersama dengan Lisa, hidup berdua dengan wanita yang dicintainya.Lisa tak menyesali kematian anaknya
Sekar merasa kesal, ia selalu kalah start dengan Lio ketika menyangkut Lea. Seperti hal nya malam ini, ia sudah berencana membawa Lea untuk mengipa dengannya. Namun yang ia dapati hanya Rania yang tengah sibuk dengan dekor kamar bayi.“Selalu saja anak itu membutku kalah.” Gerutunya, sedang Rania hanya bisa menggelengkan kepala.Wardi begitu murka, semua surat-surat penting milinya hilang entah kemana. Brangkasnya dibobol orang, tak hanya surat peting saja yang hilang. Semua perhiasan milik Lasmi ikut raib tak tersisa.Wardi hanya bisa menyesali semuanya.“Dasar jalang tak tahu diri, berani nya menusukku dari belakang.”Semua surat-surat dibawanya, namun beruntung surat-surat kepemilikan perusahaan masih ditangannya. Wardi menyimpannya ditempat terpisah, ia hanya takut Lasmi akan mencuranginya.Mengetahui apa yang terjadi di rumahnya membuat Lasmi gelap mata. Ia murka pada Wardi, ia menyalahkan semua pada suaminya.
Lea datang, ia mendatangi makam dimana Wardi dikuburkan. Ada rasa tak terima ketika ibunya harus disandingkan dengan Wardi yang telah begitu kejam pada mereka.Lea hanya bisa menghela nafas.Lio begitu setia menemani Lea, laki-laki itu tak pernah jauh dari wanitanya.“Berikan ucapan perpisahan, “ bisik Lio dan diangguki segera oleh Lea.Saat keduanya hendak pergi, tiba-tiba muncul Lius dari arah berlawanan.Melihat Lea juga Lio bersama membuat hatinya terbakar cemburu, bagaimana pun juga Lea pernah ada atau mungkin masih ada di hatinya.“Nggak nyangka kita ketemu disini.”Lea hanya diam tak ingin menanggapi, begitu juga dengan Lio. Keduanya tak ingin membuat keributan, terutama mereka tengah berada di tempat yang tak seharusnya ada kebisingan.“Wah, hebat banget ya. Mau naik ranjang? Dari adik ipar jadi istri sah.”Lea masih diam tak ingin menanggapi, namun Lio sudah mengepalkan tangan