Rex Milan mengangguk dengan mantap dan percaya diri kala menjabat tangan perwakilan Walikota yang bertemu dengannya. Proses pengalihan lahan yang akan dijual untuk Moulson Enterprise sejauh ini berjalan dengan sangat baik.“Aku menantikan kabar dari Pak Walikota secepatnya. Kami pasti akan memberikan kontribusi yang sangat penting untuk kampanye nanti,” ujar Rex Milan memberikan janjinya. Perwakilan tersebut ikut mengangguk serta terkekeh.“Kami menunggu dukungan serta sponsor dari Moulson!”“Haha, tentu saja. Sebut saja dan kami akan memenuhinya.” Rex Milan melepaskan jabat tangan tersebut lalu mengantarkan perwakilan tersebut ke arah luar restoran dan Keith yang mengawal sejenak perwakilan tersebut sampai ia masuk ke dalam mobilnya.Rex Milan bertepuk tangan dan tertawa lebar melihat keberhasilan yang segera hadir di depan mata. Sebastian ikut tersenyum lalu duduk kembali di kursinya setelah Rex Milan kembali.“Kita akan segera merampungkan seluruh pembelian dan pengalihan lahan seb
Venus begitu syok dan ketakutan saat melihat Rex Milan mabuk dan kini ia malah mengamuk. Belum pernah Venus menyaksikan hal seperti ini sebelumnya.“Mundur!” bentak Steven pada Rex Milan yang terhuyung menunjuknya. Sebastian ikut kaget melihat sikap Steven yang berani menantang bosnya sendiri. Namun yang terjadi pada Rex Milan jauh lebih berbahaya. Entah mengapa Rex Milan seperti marah melihat Steven.“Kau? Apa kau mencoba merebut Istriku? Hah!” balas Rex Milan membentak Steven keras. Steven berdiri memagari Venus yang seperti akan diserang oleh Rex Milan. Sedangkan Emerson ikut bersama Steve seolah membentuk dua kubu di ruang tengah tersebut.“Rex, ayo kita ke dalam. Kamu sangat mabuk!” Sebastian mencoba membujuk Rex Milan yang menyentakkan tangan darinya. Ia tidak bisa berdiri dengan baik tapi terus mengoceh menuding Steven berselingkuh dengan Venus.“Mengaku saja! Kau mau berselingkuh dengan Istriku kan?” Rex Milan makin marah. Steven mencoba menahan dirinya. Ia tidak mengerti meng
Seth membawa Venus ke dalam kamarnya di lantai atas. Venus sudah pingsan dan ia sempat berteriak hal-hal yang tidak jelas.“Venus? Venus, kamu baik-baik saja? Venus!” panggil Seth menepuk pipi Venus yang masih tak sadarkan diri. Seth bernapas lebih cepat dan ia menjauhkan diri dari Venus dengan melihat ke kiri dan kanan. Seth mencari sesuatu yang bisa menyadarkan Venus.“Ah, apa ya? Parfum? Air? Ah─” Seth malah makin bingung. Ia berkeliling kamar tapi tidak menemukan apa pun sampai ia mendengar Venus mengerang pelan. Seth kembali ke tempat tidur menghampiri Venus untuk mengecek keadaannya. Venus terlihat sudah membuka matanya perlahan.“Venus?” sebut Seth pelan dan perlahan. Venus menoleh padanya lalu mengulurkan sebelah tangannya ke arah kanan.“Tolong aku, bukuku .... “ Venus menunjuk ke arah salah satu nakas. Seth mengernyit tak mengerti.“Apa maksudmu, Nyonya─”“Tolong aku. Bukuku ... ambilkan.” Venus berujar lemah. Ujung tangannya mengarah pada salah satu laci. Seth pun menoleh p
Arjoona Harristian pulang lebih awal untuk bertemu istrinya Claire. Ia juga sudah menantikan kedatangan Venus yang sudah berjanji akan kembali dalam beberapa hari. Sayangnya nyaris tiga hari, anak keduanya itu tidak memberi kabar apa pun.“Venus sudah menelepon?” tanya Arjoona masih dengan dasi yang belum sepenuhnya terlepas. Claire mendekat lalu menggeleng. Tangannya meraba dasi yang dikenakan suaminya dan menariknya simpulnya perlahan sampai lepas.“Huff, bagaimana ini? Manajer di Skylar Labels juga mengatakan kalau dia gak datang latihan hari ini. Aku pikir kalau aku menyusul ke Skylar, aku bisa bicara sama dia,” ujar Arjoona lagi. Arjoona lalu duduk di salah satu sofa yang membelah ruangan tersebut bersama Claire yang memegang lengannya.“Memangnya kamu mau bicara apa?” Claire balik bertanya. Arjoona menoleh pada istrinya dengan raut wajah kecewa dan tanpa senyuman. Kerutan mulai tampak di sudut mata Arjoona yang mulai men
Dokter yang memeriksa Rex Milan hanya tersenyum sebelum menghampiri Sebastian yang berdiri menunggu.“Tidak ada luka serius. Hanya sedikit memar di perutnya. Aku sudah memeriksa kadar alkohol dan efeknya akan hilang dalam 24 jam. Banyak minum air putih dan beristirahat. Semoga cepat sembuh,” ujar dokter yang berjaga di klinik tersebut pada Sebastian.“Apa tidak seharusnya dia dirawat di klinik saja?” Sebastian balik bertanya.“Aku rasa tidak perlu. Tapi jika mungkin nanti terjadi keluhan lain, kalian bisa datang lagi.” Dokter itu masih memberikan penjelasan dengan baik. Sebastian mendengus pelan lalu mengangguk. Ia berbalik untuk keluar sesaat menemui para pengawal.“Tuan?” sebut Keith menegakkan posisinya.“Mana Nel?” tanya Sebastian dengan nada ketus. Seth sudah sedikit membuang muka melihat ke arah lain.“Oh, itu─” Emerson menoleh pada Seth yang hanya diam saja pura-pura tidak melihat.“Apa kalian tidak melaporkan semua ini pada Nel? Kalian sengaja mau menutupi insiden ini ya?” Seb
Seth Aldrain alias Arion Konstantine berjalan di salah satu koridor rumah sakit tempat salah satu temannya sedang bekerja yaitu dokter Jason Thorne. Jason adalah orang yang menyusun strategi untuk Dion Juliandra berpura-pura mendapatkan cedera setelah bertengkar dengan Rex Milan semalam. Kini, Seth alias Arion harus memastikan jika Dion baik-baik saja.“Kenapa tidak balut saja lenganmu sekalian?” Arion menyeletuk saat masuk ke dalam kamar VIP milik Dion. Dion yang sedang bertelanjang dada lantas berbalik dan tersenyum.“Kamu baru datang? Bagaimana semalam?” Dion baik bertanya. Arion mengedikkan bahunya sekilas.“Rex Milan marah dan memecatmu,” jawabnya singkat dan dingin.“Oh ya? Huh, aku sudah menduganya,” ujar Dion lantas duduk di pinggir ranjang tanpa merasa kesakitan seperti yang sedang ia lakukan. Dokter Jason masuk tak lama kemudian. Ia akan memasang penyangga lengan dan membalut punggung Dion sebelum ia mengenakan rompi anti peluru.“Hei, Arion! Kapan kamu datang?” Jason menyap
“Maaf, Tuan Wilson. Steven masih harus dan bisa bekerja untuk mengawal. Dia hanya mengalami cedera sementara saja,” ujar NLE Black melaporkan tentang Steven pada Rex Milan.Rex Milan segera bangun dari tempat duduknya menghadapi Steven yang tampak datar menatapnya. Dari balik topengnya, Steven kemudian menundukkan pandangannya. Terbersit rasa kasihan padanya tapi Rex Milan masih kesal dan marah.“Aku sudah bilang untuk memecat dia kan?” Rex Milan mengulang lagi perintahnya.“Iya, tapi Steven terikat dengan kontrak. Yang terjadi adalah di luar kuasa Steven─”“Maksudmu kamu ingin menyalahkanku?” sahut Rex Milan sedikit meninggikan suaranya.“Bukan─”“Aku minta maaf, Tuan Wilson. Aku sudah menendang perutmu. Aku melakukannya karena respons refleksku semata. Aku mengira kamu akan menyakiti Nyonya Venus sedangkan aku bertugas menjaganya,” ujar Steven memotong cepat.“Apa kau pikir aku bisa menyakiti Istriku sendiri? Aku hanya ingin bicara dengannya!” sahut Rex Milan.“Caramu menariknya sud
“Tuan Jasman, kamu akan membersihkan ruang samping, lalu seluruh koridornya beserta kamar mandi. Jangan keluar dari area tempatmu bekerja,” ujar supervisor tim petugas kebersihan yang membagi tugas lima orang yang akan bekerja membersihkan rumah Rex Milan Wilson hari ini.“Baik, Bu,” jawab Jasman singkat. Matanya memperhatikan seluruh rumah sambil mengira-ngira posisinya bisa meletakkan kamera dan penyadap di seluruh rumah. Selain juga karena seluruh rumah dipasangi oleh kamera sehingga ia harus berhati-hati.“Em, sudah periksa mereka?” tanya NLE Black pada Emerson yang dari tadi mengawasi pada personel petugas kebersihan. Emerson menggeleng.“Belum, Pak.”“Ayo lakukan sebelum mereka memulai pekerjaan.” NLE Black memerintahkan Emerson untuk memeriksa satu persatu petugas kebersihan yang masuk ke rumah Rex Milan.“Baik, Pak─”“Tunggu dulu. Bukankah kami sudah melewati metal detector dan pemeriksaan di depan tadi? Lagi pula kami kan datang setiap hari!” ujar Supervisor tim kebersihan te