"Halo! Salam semuanya. Saya harap saya tidak mengganggu," kata Sebastian dengan sopan.Para pelayan tidak bisa tidak menatapnya. Sebastian Lewis adalah seorang pria dengan pekerjaan yang bagus didukung dengan wajah yang tampan, apalagi temperamennya yang rendah hati serta sikapnya yang halus sangat kontras dengan sikap Aiden yang meski luar biasa tampan, namun adalah seorang dominan dan arogan. "Sedari tadi kami semua menebak-nebak siapa yang dibawa pulang oleh Tuan Alaric," kata Rebecca dengan senyum menawan, "Merupakan suatu kehormatan makan bersama dengan seorang dokter yang memiliki keahlian luar biasa, Dr. Lewis!""Anda terlalu menyanjung," jawab Sebastian. Dia lantas menoleh demi melihat Eva dengan raut prihatin, "Kudengar Nyonya Eva Malik tidak sehat?""Bukankah sedikit aneh untuk terlalu memedulikan istri orang lain, Dokter?" Aiden bertanya dengan posesif.Aiden melingkarkan sehelai rambut Eva di jarinya dan menatap Sebastian dengan mata dingin. Dokter Lewis benar-benar berani
"Omong kosong! Bagaimana mungkin seorang pria seperti Dokter Lewis bisa tertarik pada wanita yang sudah menikah?" Alaric Malik berseru, "Dan kau Aiden, sudah dua tahun sejak kau menikah. Dimana cucu yang kuminta?""Kami berusaha keras setiap malam, bukan begitu, Istriku?"Aiden menekankan kata "berusaha" untuk memprovokasi dan menyakiti Sebastian. Sebastian tidak bisa menahan diri untuk tidak mengepalkan gagang gelasnya begitu keras sehingga urat-urat di tangannya yang panjang menyembul."Berusaha saja tidak cukup. Aku ingin melihat hasilnya," Alaric terlihat kecewa dan menambahkan, "Mungkin nanti Dokter Lewis bisa memeriksa kondisi Eva juga.""Kita lihat saja nanti, Tuan Alaric," kata Sebastian, "Bagaimana kalau sekarang kita selesaikan makan dulu."Semua orang di meja makan menyimpan agenda mereka sendiri. Eva menundukkan kepala dan fokus memakan pasta. Lumayan, tapi spageti agak kurang matang atau mungkin sakitnya telah membuat semuanya terasa hambar baginya.Aiden mengambil beberap
Rebecca muncul dari kegelapan dan menghalangi jalan Eva kembali ke rumah. Eva sedikit mengernyit, bertanya-tanya apa yang sedang dilakukan Rebecca."Ada apa, Rebecca?" dia bertanya."Aku melihat betapa manisnya kalian berdua di pintu gerbang tadi," kata Rebecca, "Sepertinya dirimu enggan berpisah dengan Dokter Lewis ya, Eva. Benar-benar mengharukan !"Eva menyilangkan lengan, dia menolak untuk mentolerir Rebecca. Insiden lilin bius yang sebelumnya sudah cukup membuat kesabarannya terhadap Rebecca habis."Kau menguping pembicaraan kami?""Apa aku perlu menguping? Sudah jelas apa yang terjadi, kalian berdua berselingkuh!" Rebecca berkata, "Dokter Lewis datang mengunjungimu dengan kedok memberikan nasihat medis kepada Tuan Alaric sedangkan kau memasak hidangan favoritnya untuk makan malam. Kalian berdua benar-benar tidak tahu malu, melakukan perselingkuhan di kediaman Aiden!"Rebecca memberi Eva tatapan angkuh dan merendahkan."Terserah dengan apa pun yang kau pikirkan," kata Eva dengan
Dalam beberapa hari terakhir, Eva telah berubah secara drastis, pikir Rebecca, Di masa lalu Eva terlalu lemah untuk membela diri terhadap taktik intimidasi Rebecca. Ketika Rebecca dengan sengaja jatuh dari tangga dan menyalahkan Eva, dia sepertinya tidak bisa mengucapkan sepatah kata pun untuk membela diri. Rebecca berpikir tentang rumor yang dia dengar.Dia pasti mengidap suatu jenis penyakit, pikir Rebecca, Para pelayan tampaknya mengira Eva menderita semacam penyakit mental yang menjelaskan perubahan kepribadian yang tiba-tiba.Butuh beberapa saat bagi Rebecca untuk meredakan amarahnya. Sebagai putri kedua dalam keluarga Jonas, Rebecca tumbuh dengan dimanjakan oleh para pelayan dan kedua orang tuanya. Rebecca tidak terbiasa dengan orang yang menolak memberikan apa yang dia inginkan, dan dia juga tidak terbiasa ditampar.Rebecca berteriak-teriak dan mengoceh, menunjuk-nunjuk ke wajah Eva, "Kau! Beraninya kau memukulku?"Saat Rebecca berbicara, dia mendorong dada Eva. Dorongan itu cuk
Aiden menatapnya dengan ekspresi menghitung seolah-olah dia mengerti semua yang Eva katakan. Walau sebenarnya Aiden tidak tahu apa yang sedang istrinya itu rencanakan."Apa maksudmu dengan meragukan pesona Aiden?" Rebecca berkata, "Aku hanya merasa kasihan saja pada Aiden. Dia pantas mendapatkan wanita yang lebih baik daripada istri yang tidak setia.""Apa? Itu konyol!" kata Eva, "Kau terlalu mengkhawatirkan hubunganku dengan suamiku, Rebecca.""Cukup," kata Alaric, "Dokter Lewis adalah tamu dan juga dokterku sekaligus dokter pengasuh Eva. Eva pantas mengantarnya sampai ke depan pintu." Pria paruh baya itu kemudian menambahkan dengan peringatan, "Keluarga Jonas tidak akan mendapatkan reputasi yang baik dengan menyebarkan rumor palsu tentang keluarga Malik."Rebecca menggigit bibir, malu dan frustrasi dengan kata-kata Alaric. Meskipun gelap, dia masih bisa melihat cara Dokter Lewis memandang Eva dan Rebecca merasakan keengganan pria itu untuk berpisah dari Eva di pintu gerbang."Tapi Tu
Aiden menatap Eva dengan kedalaman yang tiba-tiba dan dengan lembut memegang dagu Eva di tangannya, "Kau baru saja mengatakan bahwa kau merasa bahagia dalam pernikahan kita, sayang. Tapi, bisakah kau membuktikannya kepadaku?"Meskipun Eva membenci Aiden dengan segenap jiwa raga, tapi Eva tidak dapat menyangkal bahwa dia terpikat oleh Aiden.Apakah Aiden mencoba untuk membantuku lagi? Eva bertanya-tanya, Aneh sekali!Kemudian Eva menyadari kalau Aiden hanya mencoba membuktikan suatu hal kepada Alaric. Tetap saja, akan mudah untuk berpura-pura menikah dengan bahagia. Eva meletakkan tangannya di atas tangan Aiden, mengangkat alisnya, Eva mengangkat dirinya dengan berjinjit lalu mencium bibir Aiden. Aiden seketika membeku.Rebecca menatap Aiden dan Eva dengan tak percaya. Tanpa sadar, dia mengepalkan tangan dan menggertakkan gigi.Para pelayan terkesiap. Nyonya Eva mencium Tuan Aiden di depan umum! pikir mereka, Tapi anehnya Tuan Aiden tidak mendorong Eva. Semua pelayan tahu kalau Aiden s
Dengan dukungan Aiden di tangannya, Rebecca merasa tidak membutuhkan persetujuan Eva. Rebecca sangat yakin dia akan menemukan pil-pil itu, dia melihat Eva memasukkan pil tersebut ke dalam saku. Rebecca ingin mempermalukan Eva dan membalas dendam.Rebecca merasakan kehangatan kulit Eva melalui saku. Bahan pakaian yang halus terasa basah dan dingin di jari-jarinya, tetapi Rebecca tidak merasakan benturan keras dari botol pil itu. Rebecca melihat saku itu tergeletak rata di tubuh Eva, tetapi botol pil itu seharusnya menyebabkan benjolan yang terlihat. Rebecca bingung dan memeriksa lagi, tetapi dia tidak menemukan apa pun.Bagaimana ini mungkin? Aku dengan jelas melihat Eva memasukkan pil ke dalam saku ini, pikir Rebecca, Apakah aku salah lihat?Bertekad, Rebecca meraih saku lainnya tetapi tidak menemukan apa pun, dia mulai merasa bingung."Itu tidak mungkin!" dia berseru, "Aku melihatnya meminum pil!"Eva diam-diam mengembuskan napas lega. Dia tidak tahu kemana perginya pil itu. Dia meli
Perilakunya dalam beberapa hari terakhir telah memperjelas bahwa Eva tidak lagi terikat secara mendalam dengannya.Cara tercepat untuk melupakan seseorang adalah dengan mencintai orang lain, pikirnya, Dan cara tercepat bagi seorang wanita untuk jatuh cinta dengan seorang pria adalah dengan bercinta dengannya. Jadi apakah Eva dan Sebastian telah bercinta?Merasakan kemarahan Aiden, Eva menyadari bahwa meskipun Aiden tidak mencintainya, harga diri pria itu sangat tinggi. Aiden sudah pasti tidak ingin wanita yang menjadi istrinya disentuh pria lain.Dengan tersenyum tanpa rasa takut Eva lantas berkata, "Sepertinya akhir-akhir ini kau sering emosian. Tapi bukankah sebelumnya sudah kukatakan kalau aku akan terus berselingkuh jika kau tidak menceraikanku, Suamiku."Eva menarik-narik kemejanya untuk mencoba menciptakan jarak di antara tubuh mereka, dan berkata dengan nada melengkung, "Sepertinya kau sangat terganggu dengan perselingkuhanku dengan Sebastian."Kata-kata Eva memancing amarah yan