Share

Surat Permohonan Jessica

Penulis: Yudith Valley
last update Terakhir Diperbarui: 2022-08-10 23:16:55

"Pagi, Jessie!“ sapa rekan kantor sesama sekretaris beda atasan pada Jessica yang baru datang.

Gadis itu melirik sekilas jam tangan sambil menempelkan kartu karyawan ke sebuah mesin door access control hingga kunci pintu palang yang menjadi area pemisah—yang hanya bisa diakses karyawan dari Morgan Company bisa masuk, pun terbuka. Waktunya sempit, Bos Perfeksionis itu akan mengomel panjang lebar bila dia terlambat.

”Hai, Chintya. Pagi juga,“ sapa balik Jessica sambil melangkah masuk melewati portal diikuti perempuan bernama Chintya itu dari mesin sebelahnya.

”Aku dengar selentingan kabar kalau kamu bakal mengajukan surat permohonan resign lagi, ya?“ tanya Chintya sambil tersenyum tipis.

Merek saat ini berdiri bersandingan, menunggu lift yang akan membawa ke lantai atas tempat berkantor. Jessica hanya membalas senyuman malas tanpa bersedia menjawab. Sudah bisa ditebak kalau perempuan yang sangat ingin menggantikan posisinya itu penasaran dengan kenaikan gaji yang akan diterimanya setelah ini.

”Ayolah! Aku ingin melamar bagianmu,“ bisiknya sambil terkekeh.

”Coba saja konsultasi dengan kepala personalia. Siapa tahu bisa mutasi ke bagianku,“ bisik Jessica seraya melangkah masuk ke dalam lift. Rasanya ingin cepat sampai di lantai atas agar bisa lepas dari perempuan kepo macam Chintya. Pekerjaannya hari ini banyak setelah libur akhir pekan.

”Jess!“ panggil seorang pria dengan suara berat dan lantang.

Tentu saja Jessica hafal betul siapa pemiliknya. Reflek tangan perempuan yang saat ini mengenakan blouse dengan detil asimetris pada bagian leher hingga memberikan kesan jenjang dan tirus berbahan chambrey itu menahan laju pintu lift agar terbuka kembali. Chintya hanya bisa menatap heran ke arah Jessica lalu menoleh pada pria yang berdiri kaku di luar lift.

”Selamat pagi, Pak Daniel,“ sapa Chintya setelah sadar mengapa Jessica menahan pintu lift agar tidak tertutup.

”Pagi juga,“ balas Daniel datar. ”Jessie, ikut saya!“

Gerak refleks dari kepala yang diberikan Daniel padanya tentu saja sudah menunjukkan segalanya. Tidak ada pertanyaan dan harus dilakukan dengan cepat. Jessica pun segera pamit pada Chintya dengan kedipan mata seraya melangkah meninggalkan lift, menyusul Daniel yang sudah berjalan menjauh.

”Huh, i love Monday!“

Jessica mempercepat langkah agar bisa segera menyalip langkah Daniel yang lebar.

”Besok-besok pakai saja celana panjang agar bisa bergerak lincah!“ omel Daniel melirik ke arah sang sekretaris yang memadukan kemeja dengan rok span dan blazer

”Baik, Pak!“ jawab Jessica seraya menundukkan kepala, memindai penampilannya hari ini yang lebih cantik dari biasanya.

”Apa kamu punya pacar?“ lontar Daniel seraya memasuki lift yang merupakan fasilitas khusus diperuntukkan bagi staf dengan jabatan penting dan tamu VIP. 

Jessica langsung menatap kaget ke arah Daniel. Pertanyaan macam apa itu? Jessica diam-diam mendesis.

Selama bekerja Jessica merasa tidak memiliki waktu yang bebas untuk berkencan sungguhan. Banyak pria yang ditemuinya memilih untuk tidak melanjutkan hubungan karena merasa Jessica tidak memiliki waktu luang karena memprioritaskan bosnya dalam keadaan apa pun. Mendengar pertanyaan Daniel tentang pacar, tentu menawarkan kekesalan dalam dirinya.

”Kenapa tidak segera masuk?“ tegur Daniel begitu melihat Jessica malah diam terpaku di depan lift alih-alih segera berdiri di sampingnya.

”Ah, maaf,“ sahut Jessica segera masuk dengan wajah gelagapan.

”Kepala personalia bilang kalau kamu mengajukan surat permohonan pengunduran diri lagi.“ Daniel ingin memeriksa kebenaran itu langsung dari sekretarisnya sendiri.

”Kamu biasanya mengajukan lewat saya, kenapa kali ini lewat personalia?“

Daniel menekan tombol lantai nomor enam belas. Di sanalah dia berkantor sebagai CEO dari perusahaan Morgand Company. Sebuah bisnis manufaktur yang memiliki beberapa pabrik yang tersebar di berbagai kota industri. Bahkan barang yang telah dihasilkan oleh perusahaannya telah menjadi salah satu barang ekspor andalan ke berbagai negara. Namun, karena surat wasiat neneknya itu, keluarga besar Morgand dilanda kecemasan. Satu-satunya orang yang ditekan agar segera melaksanakan amanat nenek Airin hanyalah dirinya. Jujur, kepala Daniel rasanya seperti mau pecah menghadapi itu semua.

”Iya, Pak. Karena saat mengajukan langsung pada Pak Daniel, permohonan itu selalu ditolak,“ jawab Jessica sedikit merasa kikuk.

Teringat jelas penawaran yang diberikan ibu Daniel kemarin. Rasanya sangat gelisah apabila sampai Daniel memaki-maki gayanya yang ingin membantu mengatur perjodohan. Sementara dirinya sendiri jomlo abadi.

”Kamu pikir lewat personalia lebih mudah?“ tanya Daniel dengan tatapan mata mengejek.

Jessica semakin dibuat tidak berkutik di depannya. Meskipun dia tidak pernah berani beradu debat dengan bosnya, tetapi batinnya selalu mengomel tidak jelas. Tangannya akan mulai mengepal dan bibirnya bergerak, seirama dengan makian yang dia ucapkan tanpa suara.

Jessica berjalan mengikuti Daniel menuju ke ruangan kantor begitu lift terbuka. Otaknya terus mengumpulkan ingatan, jadwal apa saja yang harus dikerjakan Daniel hari ini. Setelah merapikan meja kerja Daniel dengan kerapian yang sempurna, Jessica segera duduk di kursinya sendiri yang terletak di pojokan, tetapi masih satu ruangan. 

Tidak seperti sekretaris lain yang berada di ruangan sendiri, Jessica tidak memilikinya. Itulah mengapa dia tidak memiliki privasi untuk menerima panggilan di luar pekerjaan.

”Apa jadwalku hari ini?“ tanya Daniel dari meja kerjanya seraya menyeleksi map yang akan dia pelajari. Dia tidak mengalihkan pandangannya dari sana saat bertanya pada Jessica.

”Menghadiri interview untuk mengisi posisi staff di Depertemen Pemasaran, Pak,“ jawab Jessica seraya membuka buku catatan berisi jadwal kegiatan daily Daniel.

”Atur pertemuanku dengan depertemen produksi. Aku ingin tahu sampai sejauh mana persiapan mereka untuk peluncuran produk terbaru.“

”Baik, Pak,“ sahut Jessica seraya mengangkat gagang telepon setelah beberapa kali berbunyi.

Tangannya sibuk mengetik pada layar laptop di hadapannya. Mengatur jadwal agar tidak tumpang tindih dengan beberapa jadwal yang telah tersusun sebelumnya. Fokusnya mulai buyar saat orang yang saat ini melakukan panggilan Mommy Bos. Seketika Jessica menoleh ke arah Daniel yang masih sibuk dengan berkas di hadapannya.

”Aku sudah merencanakan pertemuan Daniel dengan salah satu putri dari Gubernur. Apakah kamu bisa mengatur jadwal makan siang dengannya hari ini, Jessie?“ tanya Debby penuh harap.

”Ah, itu ... sebenarnya pak Daniel sedang banyak pekerjaan, Tante. Bagaimana kalau—“

”Kalau begitu makan malam saja. Aku akan menginformasikan tempatnya nanti sore. Okay, terima kasih, Jessica!“

”T-tapi ....“

Jessica mengembus napas. Mommy Bos telah mematikan sambungan telepon bahkan sebelum dirinya memberikan alasan apa pun. Tangannya mengepal erat, bukan hanya anaknya saja yang merepotkan, ternyata ibunya sama saja.

”Pak Dan—"

“Jess!''

Kedua langsung melepaskan tawa kecil. Memanggil bersamaan dan itu sangat memalukan bagi Jessica tentunya sebagai bawahan. Dia segera memberikan anggukan ringan kepada Daniel agar lebih dulu mengutarakan apa yang menjadi pertanyaan.

Bab terkait

  • Istri Sempurna Bos Perfeksionis    Mata Duitan

    “Bapak duluan saja,” ucap Jessica tersenyum sopan, mempersilakan Daniel untuk mengutarakan lebih dulu apa yang ingin disampaikan padanya.“Ok, ini soal malam itu. Saat aku mabuk. Astaga! Katanya Reno mengalihkan tanggung jawabnya padamu untuk mengantarku pulang, ya? Bedebah itu sangat kurang ajar,” rutuk Daniel seraya berdiri dari tempat duduk dengan dua telapak tangan mulai menelusup ke dalam saku celananya lalu berjalan mendekati meja Jessica yang kini menatapnya penuh minat.Sama seperti biasanya, Bos Daniel selalu menciptakan atensi kuat dan tidak menyukai pengabaian. Semua yang berhadapan dengannya harus fokus menyimak karena pria itu tidak akan pernah mengulang apa yang disampaikan apabila kurang jelas. Jessica hafal sifat itu bahkan sampai di luar kepala.“Jadi ... apa kamu benar-benar serius ingin mengundurkan diri?”Jessica mencelus, membulatkan bola mata tidak percaya pada apa yang ditanyakan bosnya. Kasus mabuk dan berhasil mengantarkan pulang yang seharusnya mendapat apres

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-12
  • Istri Sempurna Bos Perfeksionis    Rancangan Indah Jessie

    “Tentu saja saya mata duitan.” Jessica tersipu, sama sekali tidak tersinggung karena memang dia tipe perempuan yang rela kerja lembur demi segepok uang dari bonus loyalitas di luar insentif gaji pokok.Namun, reputasinya sebagai perempuan yang sulit digoda, tentu saja tidak ada celah sedikitpun baginya dianggap sebagai sekretaris murahan. Gadis itu termasuk karyawan tahan godaan menjadi wanita simpanan yang sering terjadi di lingkungan perusahaan.Jessica bekerja siang dan malam untuk menebus sebagian besar utang yang dilakukan ayahnya semasa hidup bersama istri barunya untuk berfoya-foya. Semua orang yang mengenalnya pasti akan memberikan simpati pada perempuan berusia dua puluh tujuh tahun itu.Kini, ayahnya telah tiada. Namun, beban itu tidak juga menjadi ringan karena ibu tirinya masih saja bergaya hidup sosialita dengan berbagai alasan. Dia tidak mungkin langsung meninggalkan rumah itu karena masih ada adik tirinya yang harus diurus. Hubungan dengan Kim sangat baik sebagai saudar

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-13
  • Istri Sempurna Bos Perfeksionis    Rasa Tidak Nyaman

    Jessica membulatkan bola matanya, cukup kaget dengan analisa yang diberikan bosnya karena jelas itu tidak salah. Namun, Jessica tidak mungkin bicara jujur. Ia pun segera tertawa kecil sambil mengibaskan tangannya ke arah udara demi bisa menepis dugaan sang bos.“Ah, Bapak bisa saja. Saya merencanakan apa?” balasnya seraya terus berjalan mengikuti langkah Daniel agar tidak ketinggalan.“Makan malam seperti apa yang kamu impikan? Sepertinya kamu kecewa kalau tidak dilakukan malam ini,” tukas Daniel sedikit melirik ekspresi sekretaris andalannya selama enam tahun ini sambil terus saja melangkah.“Yang berkesan, mungkin,” jawab Jessica malam kikuk sendiri.Dia sedang merencanakan kencan buta antara Daniel dan seorang wanita cantik pilihan Mommy Boss, tapi kenapa rasanya malah seperti sedang merancang kencan sendiri? Membayangkan saja Jessica sudah merinding sendiri. Dia tidak berharap Daniel berpikir itu kencan antara mereka berdua, huh ... Bos dan Sekretaris? Tidak mungkin bagi Jessica

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-15
  • Istri Sempurna Bos Perfeksionis    Desir Rasa Tidak Biasa

    Sepanjang perjalanan Jessica hanya diam. Menatap wajah bosnya saja tidak berani. Benar 'kan apa yang dia diduga sebelumnya, bos Daniel akan memaki-makinya karena telah lancang. Tidak, bukan memaki—pikir Jessica, tetapi marah dalam diam atau menggunakan nada sarkas saat berbicara. Bukan lagi sebuah rahasia bila kisah perjalanan cinta bos Daniel tidak semulus kulit tubuhnya yang begitu terawat. Daniel ditinggalkan sang kekasih hati padahal rencana pernikahan telah mulai disusun. Perempuan cantik bernama Shofia bahkan mengumumkan pernikahan dengan pengusaha kaya raya dari Perancis setelah tiga bulan memutuskan hubungan pertunangan secara sepihak dengan Daniel. Sebagai sekretaris yang telah bekerja untuk Daniel selama enam tahun, kisah empat tahun yang lalu itu masih segar dalam ingatan Jessica. Keterpurukan yang sulit membaik—mungkin hingga saat ini. Kenyataannya Daniel masih betah hidup sendiri tanpa kekasih. Jessica mengikuti langkah Daniel, mengekor di antara para staf yang mengiku

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-20
  • Istri Sempurna Bos Perfeksionis    Janji

    Daniel mengamati penampilannya di depan cermin. Pakaiannya sangat pas di tubuhnya yang proporsional. Kulit putih pucat sangat terawat. Apabila Jessica bersanding dengan Daniel, mata hatinya sebagai perempuan sangat iri dengan kerapian dan kebersihan yang dimiliki sang bos. Dia merasa sangat tidak sebanding.“Atur dulu ruanganku, baru kita berangkat,” kata Daniel seraya menoleh pada meja kerjanya yang menurutnya sangat berantakan.Saat ini mereka sudah kembali dari Koy's Central. Sudah sampai di kantor pusat perusahaan Morgand Company. Jam sudah menunjukkan pukul enam sore. Beberapa karyawan yang tidak lembur dan berkepentingan juga sudah pulang.“Baik, Pak,” balas Jessica pelan.Jessica mengeluh lelah dalam hati. Perjalanan ke Koy's Central dilanjutkan ke beberapa tempat membuat kakinya seperti mau lepas. Sepatu hak tinggi yang dipakai sangat menyebalkan bagi Jessica karena membuatnya pegal-pegal. Bayangannya untuk segera pulang lalu merendam kaki dengan air hangat dicampur tetesan ai

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-25
  • Istri Sempurna Bos Perfeksionis    Bukan Salah Ruang

    Daniel hanya mengulas senyum selintas lalu lenyap seketika sambil berbalik badan setelah melepaskan diri dari tatapan sang sekretaris.Mata Jessica pun melotot, sedikit panik karena untuk kesekian kalinya sang bos suka sekali bertele-tele padahal jelas biasanya sangat to the points. Jessica segera berinisiatif mendekat agar bosnya lekas menjawab.“Janji apa, Pak? Saya harus apa?” Jessica sedikit mengadang langkah Daniel meskipun tidak begitu kentara karena dia segera bergeser begitu menyadari terlalu dekat dengan sang bos.“Kamu harus membantu menyeleksi perempuan yang akan menjadi temanku kencan, menemaniku menemui mereka karena jelas kamu tahu aku ini sangat sulit untuk beramah-tamah dengan perempuan asing dan kamu tidak boleh meninggalkan perusahaan ini sebelum mendapatkan pengganti sekretaris baru yang kompeten,” ucap Daniel dengan wajah serius kali ini.Jessica sempat termenung mendengar penyampaian Daniel, tetapi dia pun akhirnya mengangguk setuju setelah melihat wajah pria itu

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-01
  • Istri Sempurna Bos Perfeksionis    Menghancurkan Acara

    Jessica dan pelayan restoran yang mengantar Daniel pun dibuat bingung tidak terkira. Di dalam sana terdapat dua orang perempuan saling berpelukan mesra dan tanpa malu menampilkan adegan ciuman. Jelas sebagai pria normal, Daniel langsung melengos jijik mendapati adegan seperti itu tepat di depan matanya. Daniel langsung menutup pintu lagi, tetapi langkahnya langsung dicegah Jessica agar tidak sampai pergi begitu saja dari sana.“Pak Daniel,” panggil Jessica setelah sadar dengan apa yang terjadi. Tangannya secara refleks langsung terulur pada lengan sang bos demi bisa menjaga agar pria itu tidak langsung pergi.“Apa-apaan ini!” decak Daniel dengan nada menahan kemarahan tidak terkira.“Pak, saatnya menghadapi dan memutuskan, bukannya marah,” kata Jessica berupaya untuk menenangkan hati sang Perfeksionis.“Menggelikan!” umpatnya seraya melayangkan tatapan tidak suka pada perempuan cantik yang kini duduk bersebelahan dengan wanita bergaya tomboy. “Jangan lagi menampakkan wajah kalian di

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-07
  • Istri Sempurna Bos Perfeksionis    Kutukan Jessica

    Jessica meneguk ludah kering. Suasana pesta dengan berbagai hidangan mewah tersaji di hadapannya. Dengan mata kepala sendiri melihat bagaimana teman-teman ibunya menikmati secara gratis, sedangkan yang menanggung beban biaya itu dirinya.Jessica tidak menyangka. Utang yang sedianya hanya tinggal dibayarkan bulan ini ternyata diperbaharui lagi oleh sang ibu tiri demi gaya hidup mewah. Sangat tidak masuk akal bagi Jessica mengingat usianya yang sudah mencapai tiga puluh sembilan, nyatanya kedewasaan sama sekali tidak ada padanya.“Ya Tuhan. Kenapa ayah bisa bertemu dan menikah dengan perempuan gila seperti dia,” keluh Jessica sambil menghela napas.Saat ini dia sedang menunggu Abby selesai mengambil beberapa menu makanan yang diidamkannya sebelum menghancurkan dengan tongkat bisbol kesayangan almarhum ayahnya. Kesedihan Abby karena tidak diperkenankan makan makanan di dalam pesta ibunya membuat hati Jessica bagai disayat sembilu. Benar-benar ibu yang minta disadarkan dengan satu pukulan

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-10

Bab terbaru

  • Istri Sempurna Bos Perfeksionis    Berkeluh kesah

    Jessica menyumpal kedua telinganya dengan headphone, begitu juga dengan Abby. Kedua kakak beradik beda ibu yang melahirkan itu menikmati makan malam bersama. Saling melemparkan tawa tanpa memedulikan gedoran pintu yang dilakukan Milla dari luar. Rasanya sedang malas berdebat malam-malam karena pagi harinya dia harus bekerja keras lagi demi mengumpulkan pundi-pundi uang.“Biarkan dia lelah sendiri,” bisik Jessica tersenyum manis pada Abby.“Aku rasa itu ide terbaik daripada harus mendengar kalian ribut,” balas Abby ditanggapi Jessica dengan cubitan gemas pada hidungnya. Setelah bunyi gedoran pintu menghilang, keduanya langsung membuang penutup telinga itu bersamaan diiringi tawa riang. Missi berjalan lancar.“Ibumu sudah pergi,” bisik Jessica tersenyum gemas.“Semoga dia bisa lekas tidur,” balas Abby mengangguk mengerti kalau kakaknya memang benar-benar tidak mau ribut dengan ibunya.“Hm. Kita juga setelah menghabiskan makanan ini,” sahut Jessica mulai kembali menyantap makanan dari at

  • Istri Sempurna Bos Perfeksionis    Kutukan Jessica

    Jessica meneguk ludah kering. Suasana pesta dengan berbagai hidangan mewah tersaji di hadapannya. Dengan mata kepala sendiri melihat bagaimana teman-teman ibunya menikmati secara gratis, sedangkan yang menanggung beban biaya itu dirinya.Jessica tidak menyangka. Utang yang sedianya hanya tinggal dibayarkan bulan ini ternyata diperbaharui lagi oleh sang ibu tiri demi gaya hidup mewah. Sangat tidak masuk akal bagi Jessica mengingat usianya yang sudah mencapai tiga puluh sembilan, nyatanya kedewasaan sama sekali tidak ada padanya.“Ya Tuhan. Kenapa ayah bisa bertemu dan menikah dengan perempuan gila seperti dia,” keluh Jessica sambil menghela napas.Saat ini dia sedang menunggu Abby selesai mengambil beberapa menu makanan yang diidamkannya sebelum menghancurkan dengan tongkat bisbol kesayangan almarhum ayahnya. Kesedihan Abby karena tidak diperkenankan makan makanan di dalam pesta ibunya membuat hati Jessica bagai disayat sembilu. Benar-benar ibu yang minta disadarkan dengan satu pukulan

  • Istri Sempurna Bos Perfeksionis    Menghancurkan Acara

    Jessica dan pelayan restoran yang mengantar Daniel pun dibuat bingung tidak terkira. Di dalam sana terdapat dua orang perempuan saling berpelukan mesra dan tanpa malu menampilkan adegan ciuman. Jelas sebagai pria normal, Daniel langsung melengos jijik mendapati adegan seperti itu tepat di depan matanya. Daniel langsung menutup pintu lagi, tetapi langkahnya langsung dicegah Jessica agar tidak sampai pergi begitu saja dari sana.“Pak Daniel,” panggil Jessica setelah sadar dengan apa yang terjadi. Tangannya secara refleks langsung terulur pada lengan sang bos demi bisa menjaga agar pria itu tidak langsung pergi.“Apa-apaan ini!” decak Daniel dengan nada menahan kemarahan tidak terkira.“Pak, saatnya menghadapi dan memutuskan, bukannya marah,” kata Jessica berupaya untuk menenangkan hati sang Perfeksionis.“Menggelikan!” umpatnya seraya melayangkan tatapan tidak suka pada perempuan cantik yang kini duduk bersebelahan dengan wanita bergaya tomboy. “Jangan lagi menampakkan wajah kalian di

  • Istri Sempurna Bos Perfeksionis    Bukan Salah Ruang

    Daniel hanya mengulas senyum selintas lalu lenyap seketika sambil berbalik badan setelah melepaskan diri dari tatapan sang sekretaris.Mata Jessica pun melotot, sedikit panik karena untuk kesekian kalinya sang bos suka sekali bertele-tele padahal jelas biasanya sangat to the points. Jessica segera berinisiatif mendekat agar bosnya lekas menjawab.“Janji apa, Pak? Saya harus apa?” Jessica sedikit mengadang langkah Daniel meskipun tidak begitu kentara karena dia segera bergeser begitu menyadari terlalu dekat dengan sang bos.“Kamu harus membantu menyeleksi perempuan yang akan menjadi temanku kencan, menemaniku menemui mereka karena jelas kamu tahu aku ini sangat sulit untuk beramah-tamah dengan perempuan asing dan kamu tidak boleh meninggalkan perusahaan ini sebelum mendapatkan pengganti sekretaris baru yang kompeten,” ucap Daniel dengan wajah serius kali ini.Jessica sempat termenung mendengar penyampaian Daniel, tetapi dia pun akhirnya mengangguk setuju setelah melihat wajah pria itu

  • Istri Sempurna Bos Perfeksionis    Janji

    Daniel mengamati penampilannya di depan cermin. Pakaiannya sangat pas di tubuhnya yang proporsional. Kulit putih pucat sangat terawat. Apabila Jessica bersanding dengan Daniel, mata hatinya sebagai perempuan sangat iri dengan kerapian dan kebersihan yang dimiliki sang bos. Dia merasa sangat tidak sebanding.“Atur dulu ruanganku, baru kita berangkat,” kata Daniel seraya menoleh pada meja kerjanya yang menurutnya sangat berantakan.Saat ini mereka sudah kembali dari Koy's Central. Sudah sampai di kantor pusat perusahaan Morgand Company. Jam sudah menunjukkan pukul enam sore. Beberapa karyawan yang tidak lembur dan berkepentingan juga sudah pulang.“Baik, Pak,” balas Jessica pelan.Jessica mengeluh lelah dalam hati. Perjalanan ke Koy's Central dilanjutkan ke beberapa tempat membuat kakinya seperti mau lepas. Sepatu hak tinggi yang dipakai sangat menyebalkan bagi Jessica karena membuatnya pegal-pegal. Bayangannya untuk segera pulang lalu merendam kaki dengan air hangat dicampur tetesan ai

  • Istri Sempurna Bos Perfeksionis    Desir Rasa Tidak Biasa

    Sepanjang perjalanan Jessica hanya diam. Menatap wajah bosnya saja tidak berani. Benar 'kan apa yang dia diduga sebelumnya, bos Daniel akan memaki-makinya karena telah lancang. Tidak, bukan memaki—pikir Jessica, tetapi marah dalam diam atau menggunakan nada sarkas saat berbicara. Bukan lagi sebuah rahasia bila kisah perjalanan cinta bos Daniel tidak semulus kulit tubuhnya yang begitu terawat. Daniel ditinggalkan sang kekasih hati padahal rencana pernikahan telah mulai disusun. Perempuan cantik bernama Shofia bahkan mengumumkan pernikahan dengan pengusaha kaya raya dari Perancis setelah tiga bulan memutuskan hubungan pertunangan secara sepihak dengan Daniel. Sebagai sekretaris yang telah bekerja untuk Daniel selama enam tahun, kisah empat tahun yang lalu itu masih segar dalam ingatan Jessica. Keterpurukan yang sulit membaik—mungkin hingga saat ini. Kenyataannya Daniel masih betah hidup sendiri tanpa kekasih. Jessica mengikuti langkah Daniel, mengekor di antara para staf yang mengiku

  • Istri Sempurna Bos Perfeksionis    Rasa Tidak Nyaman

    Jessica membulatkan bola matanya, cukup kaget dengan analisa yang diberikan bosnya karena jelas itu tidak salah. Namun, Jessica tidak mungkin bicara jujur. Ia pun segera tertawa kecil sambil mengibaskan tangannya ke arah udara demi bisa menepis dugaan sang bos.“Ah, Bapak bisa saja. Saya merencanakan apa?” balasnya seraya terus berjalan mengikuti langkah Daniel agar tidak ketinggalan.“Makan malam seperti apa yang kamu impikan? Sepertinya kamu kecewa kalau tidak dilakukan malam ini,” tukas Daniel sedikit melirik ekspresi sekretaris andalannya selama enam tahun ini sambil terus saja melangkah.“Yang berkesan, mungkin,” jawab Jessica malam kikuk sendiri.Dia sedang merencanakan kencan buta antara Daniel dan seorang wanita cantik pilihan Mommy Boss, tapi kenapa rasanya malah seperti sedang merancang kencan sendiri? Membayangkan saja Jessica sudah merinding sendiri. Dia tidak berharap Daniel berpikir itu kencan antara mereka berdua, huh ... Bos dan Sekretaris? Tidak mungkin bagi Jessica

  • Istri Sempurna Bos Perfeksionis    Rancangan Indah Jessie

    “Tentu saja saya mata duitan.” Jessica tersipu, sama sekali tidak tersinggung karena memang dia tipe perempuan yang rela kerja lembur demi segepok uang dari bonus loyalitas di luar insentif gaji pokok.Namun, reputasinya sebagai perempuan yang sulit digoda, tentu saja tidak ada celah sedikitpun baginya dianggap sebagai sekretaris murahan. Gadis itu termasuk karyawan tahan godaan menjadi wanita simpanan yang sering terjadi di lingkungan perusahaan.Jessica bekerja siang dan malam untuk menebus sebagian besar utang yang dilakukan ayahnya semasa hidup bersama istri barunya untuk berfoya-foya. Semua orang yang mengenalnya pasti akan memberikan simpati pada perempuan berusia dua puluh tujuh tahun itu.Kini, ayahnya telah tiada. Namun, beban itu tidak juga menjadi ringan karena ibu tirinya masih saja bergaya hidup sosialita dengan berbagai alasan. Dia tidak mungkin langsung meninggalkan rumah itu karena masih ada adik tirinya yang harus diurus. Hubungan dengan Kim sangat baik sebagai saudar

  • Istri Sempurna Bos Perfeksionis    Mata Duitan

    “Bapak duluan saja,” ucap Jessica tersenyum sopan, mempersilakan Daniel untuk mengutarakan lebih dulu apa yang ingin disampaikan padanya.“Ok, ini soal malam itu. Saat aku mabuk. Astaga! Katanya Reno mengalihkan tanggung jawabnya padamu untuk mengantarku pulang, ya? Bedebah itu sangat kurang ajar,” rutuk Daniel seraya berdiri dari tempat duduk dengan dua telapak tangan mulai menelusup ke dalam saku celananya lalu berjalan mendekati meja Jessica yang kini menatapnya penuh minat.Sama seperti biasanya, Bos Daniel selalu menciptakan atensi kuat dan tidak menyukai pengabaian. Semua yang berhadapan dengannya harus fokus menyimak karena pria itu tidak akan pernah mengulang apa yang disampaikan apabila kurang jelas. Jessica hafal sifat itu bahkan sampai di luar kepala.“Jadi ... apa kamu benar-benar serius ingin mengundurkan diri?”Jessica mencelus, membulatkan bola mata tidak percaya pada apa yang ditanyakan bosnya. Kasus mabuk dan berhasil mengantarkan pulang yang seharusnya mendapat apres

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status