Home / Romansa / Istri Sementara Tuan Adam / 17. POV TUAN ADAM (Hidayah)

Share

17. POV TUAN ADAM (Hidayah)

Author: Aryan Lee
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Aku kembali setelah lima tahun meninggalkan negri ini. Kuinjakan kaki lagi di sebuah tempat, di mana pernah menjadi sebuah kenangan yang tidak mungkin terlupakan seumur hidupku.

Perasaan berdosa dan bersalah terus mengerogoti hatiku. Terutama cinta ini yang tidak pernah bisa padam, meskipun diriku sudah ada yang memiliki.

Andai waktu dapat kuulang, aku tidak akan melakukan perbuatan terlarang itu. Kini aku merasa seperti mendapatkan sebuah hukuman atas perbuatanku di masa lalu. Sampai sekarang aku belum juga dikaruniai seorang anak pun. Sungguh aku sangat menyesali keputusanku pada buah cinta kita, Sari.

Kini aku datang kembali, hanya untuk meminta maaf secara langsung kepadamu Sari. Wanita yang pernah kusakiti secara lahir dan batin. Sungguh aku tidak sanggup menanggung semua beban ini. Jika bukan karena masih memiliki sebuah iman, pasti aku sudah jadi orang gila karena setiap malam bayang-bayangmu dan lengkingan suaramu yang memohon dan mengiba di kakinya waktu itu. Seperti sebuah r
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Istri Sementara Tuan Adam   18. Mencari

    Seorang wanita cantik tampak tergesa memasuki sebuah kantor di Jakarta sambil menarik sebuah koper. Ia segera menuju ke sebuah ruangan yang memiliki jabatan penting di tempat itu. Tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu, perempuan itu langsung masuk sehingga mengejutkan seseorang yang berada di dalamnya.“Sovia, kapan kamu datang?” tanya lelaki itu yang sangat terkejut melihat kedatangan wanita yang dikenalnya.“Di mana Al, Zein?” Sovia tidak menjawab dan langsung balik bertanya.Zein segera berdiri dan menghampiri Sovia lalu berseru, “Duduklah! Tenangkan dirimu!”kemudian Zein segera mengambil sebotol air mineral dari sebuah kulkas mini dan memberikannya kepada Sovia. Kemudian ia ikut duduk di hadapan wanita itu. "Terima kasih," ucap Sovia sambil menerima pemberian Zein dan meminumnya beberapa teguk. Setelah beberapa saat kemudian, ia terlihat lebih tenang."Sekarang ceritakanlah, aku siap mendengarkannya!" seru Zein kembali. “Sudah beberapa hari Al tidak bisa dihubungi. Aku takut te

  • Istri Sementara Tuan Adam   19. Bukan Wanita yang Diharapkan

    Tuan Adam memutuskan untuk sementara waktu akan menentap di Indonesia sampai menemukan Sari. Maka dari pada itu, ia segera menghubungi yayasan penyalur asistan rumah tangga dan keamanan. Tidak butuh waktu lama seorang perempuan dan dua orang security segera dikirim mengurus dan menjaga villanya.Tuan Adam memilih stay di vila karenadi tempat inilah hatinya merasa tentram. Ia ingin fokus mendekatkan diri kepada Sang Khalik. Bahkan sampai mengurung diri di dalam kamar untuk merenung dan melakukan ibadah. Hanya cara seprti itulah ia bisa merasa sedikit lebih tenang.Masalah pekerjaan bisa dikendalikan dari rumah. Lagi pula di kantor sudah ada Zein sebagai wakilnya. Jadi ia bisa fokus mencari Sari.“Kamu ada di mana Sari?” lirih Tuan Adam sambil menatap taman. Tiba-tiba bayangan sari sekilas berlari di hadapannya. Lelaki itu tampak tersenyum mengingat kebersamaan mereka waktu itu di sini.“Al,” panggil seseorang yang membuyarkan lamunan Tuan Adam. Tuan Adam segera menoleh dan menatap d

  • Istri Sementara Tuan Adam   20. Akhirnya Kita Bertemu

    Pagi ini sangat cerah, langit berwarna biru dengan untaian mega berwarna putih. Tuan Adam dan Sovia terlihat sedang sarapan dan fokus dengan makannya masing-masing.“Cepat habiskan! Aku akan mengajakmu ke suatu tempat,” seru Tuan Adam yang memecah keheningan di antara mereka.“Kita mau ke mana?” tanya Sovia dengan mata yang masih sembab.“Ke taman bunga, anggap saja kita sedang liburan di sini,” jawab Tuan Adam sambil menyudahi sarapannya.“Baiklah, tunggu sebentar aku ganti baju dulu,” sahut Sovia yang segera beranjak dari tempat duduknya.Tuan Adam menjawab dengan anggukkan dan berkata, “Kutunggu di mobil ya.” Tidak lama kemudian Sovia sudah keluar dari vila, ia terlihat mengenakan dress dan sebuah kaca mata hitam. Terlihat sangat cantik dan simpel. Tuan Adam segera membukakan pintu mobil dan mereka meluncur pergi.Tuan Adam mengajak Sovia ke taman Bunga Nusantara, wanita itu terlihat senang sekali. Ini adalah pertama kalinya ia mengajak Sovia ke tempat yang cukup romantis. Terlih

  • Istri Sementara Tuan Adam   21. Mencari Jejakmu

    Sari sangat terkejut melihat kedatangan putranya. Ia langsung menghambur menyambut Yusuf dan membawanya menjauh dari tempat itu. Mereka segera menghampiri Bayu yang tampak menyusul.Sementara itu Tuan Adam berbalik dan memandangi kepergian Sari. Ia tampak tersenyum melihat Sari dari kejauhan yang telah mempunyai suami dan seorang anak. Ketika wanita itu sudah hilang di balik pepohonan. Seketika Tuan Adam pun tersadar, jika belum mendapatkan ucapan maaf dari Sari. dirinya segera mengejar wanita itu.“Kamu kenapa?” tanya Bayu ketika melihat Sari dengan wajah yang ketakutan.Sari tidak langsung menjawab dan segera memberikan Yusuf minum. Ia kemudian mendekati Bayu dan berbisik, “ Kang, titip Yusuf sebentar! Aku bertemu dengan dia tadi di tempat ini dan semua harus jelas sekarang juga.”“Benarkah? Baiklah kalau begitu aku dan Yusuf akan tunggu di sini,” jawab Bayu yang dijawab anggukkan oleh Sari. Sari segera berlalu kembali ke taman untuk menemui Tuan Adam lagi. Namun, ketika ia sampai

  • Istri Sementara Tuan Adam   22. Yusuf Kamu di Mana?

    Sovia, tadi aku ketemu teman lama jadi--““Jadi kamu melupakanku begitu saja, sampai meninggalkanku. Seberapa pentingkah temanmu itu?” potong Sovia sambil menatap Tuan Adam dengan mata yang berkaca-kaca.“Maaf, sungguh aku tidak berniat untuk meninggalkamu seorang diri di sana,” ucap Tuan Adam mencoba menjelaskan.“Cukup! Aku lelah dan sedang tidak ingin berdebat lagi denganmu Al,” sergah Sovia sambil membaringkan tubuhnya di atas kasur dengan posisi memunggungi suaminya.Tuan Adam segera merebahkan tubuhnya di sisi Sovia. Dengan perlahan ia memeluk istrinya. Sovia tidak mengelak karena itu adalah kelemahannya yang tidak bisa jauh dari lelaki itu.***Sudah beberapa hari ini Sovia terlihat acuh tak acuh kepada suaminya. Ia ingin menunjukan kepada Tuan Adam, jika dirinya masih merajuk atas kejadian di taman bunga tempo hari. Sovia ingin tahu usaha apa yang akan lelaki itu lakukan untuk membuatnya jadi senang kembali.“Zein, tadi bilang ada beberapa masalah yang tidak kehandle olehnya d

  • Istri Sementara Tuan Adam   23. Pencarian Yusuf

    Sovia tampak menunggu di depan di ruang UGD. Ia telihat gelisah dengan tubuh yang gemetar merasa takut. Jika sampai Tuan Adam tahu jika ia yang telah menabrak anak itu. Pasti dirinya akan disuruh pulang sekarang juga. Sovia tidak mau hal itu terjadi. Apa pun caranya ia akan tetap bertahan untuk menemani suaminya di sini.Setelah beberapa saat seorang dokter ke luar dari ruang itu dan bertanya,“Siapa tadi yang telah membawa seorang anak korban kecelakaan?” tanya dokter itu dengan serius.Sovia segera menenangkan dirinya dan menjawab dengan gugup, “Sa … saya Dok.”"Apakah ibu keluarga korban?" tanya dokter itu kembali."Bukan Dok, saya yang telah menolongnya," jawab Sovia dengan berusaha agar tetap tenang. "Sebaiknya ibu segera menghubungi keluarga korban karena anak itu butuh transfusi darah secepatnya!" saran dokter itu sambil memberitahu.“Iya Dok, tolong berikan perawatan yang terbaik! Berapa pun biayanya akan saya bayar,” sahut Sovia dengan penuh rasa tanggung jawab.“Bukan itu

  • Istri Sementara Tuan Adam   24. Ikatan Batin

    Dengan memberikan berbagai alasan kepada Dokter. Akhirnya sehari kemudian, Sovia sudah boleh membawa anak itu pulang, tetapi bukan ke rumah korban melainkan ke vila suaminya. Tuan Adam tampak terkejut melihat istrinya pulang sambil menggendong seorang bocah. Tuan Adam laIu menatap ke arah Sovia dan bertanya, “Kenapa kamu bawa anak itu ke rumah ini? Bukankah dia masih butuh perawatan?” Tuan Adam terlihat heran.“Keluarga korban tidak ada yang datang Al dan aku tidak tahu di mana rumahnya,” jawab Sovia yang membuat Tuan Adam menggeleng.“Kamu bisa tunggu sampai anak itu siuman Sov. Lagi pula ada security yang bisa mencari tahu dengan datang ke lokasi kejadian,” ujar Tuan Adam yang tidak mengerti jalan pikiran istrinya.“Maaf tidak terpikirkan, sepertinya lebih baik anak ini menginap dulu di vila kita sampai ia siuman. Jadi bisa ditanya di mana rumahnya," saran Sovia yang terdengar masuk akal.Setelah berpikir sejenak, akhirnya Tuan Adam pun menyetujui, "Baiklah, tapi sebelum 2×24 jam

  • Istri Sementara Tuan Adam   Ikatan Batin 2

    Sang Surya baru saja meninggi, cahayanya mulai memancar memeluk pagi dengan sinarnya yang hangat. Sovia tampak berjalan dengan menggendong seorang bocah lelaki. Kemudian mereka berhenti di meja makan untuk sarapan. Di mana Tuan Adam sudah terlebih dahulu duduk di sana.“Sekarang kamu makan ya, habis itu minum obat! Baru tante akan antar kamu pulang!” ujar Sovia sambil hendak menyuapi bubur.Anak itu tampak menggeleng sambil mengunci mulut mungilnya.“Ayo, buka mulutnya!” seru Sovia kembali, tetapi Yusuf kembali menggeleng, “Ya sudah kalau tidak mau.” Sovia terlihat putus asa untuk membujuk anak itu supaya mau makan, “Oh ya, nama kamu siapa?” tanyanya kembali sambil tersenyum.Bocah itu tidak menjawab dan tetap membungkam mulutnya dengan rapat.“Namanya Yusuf,” sahut Tuan sambil Adam menyeruput wedang jahe kesukaannya.“Kamu tahu dari mana, kalau namanya Yusuf?” tanya Sovia dengan heran.“Semalam dia menyebutnya ketika mengigau,” jawab Tuan Adam sambil menatap Yusuf yang tertunduk. K

Latest chapter

  • Istri Sementara Tuan Adam   End 79. Kucintai Kamu Dalam Doaku

    "Memakai hijab itu adalah salah satu kewajiban muslimah demi menjaga auratnya. Tapi mengenakan kerudung itu harus berdasarkan keimanan bukan karena sesuatu hal. Misalnya untuk menarik perhatian orang agar terlihat lebih baik," ujar Azza menjelaskan setelah mendengar keinginan Jelita yang mau memakai hijab. Jelita kemudian menegaskan,"Oh seperti itu, jadi kalau hati kita belum mantap sebaiknya jangan berhijab dulu?" "Boleh-boleh saja untuk belajar. Tapi amat disayangkan, kalau kita sudah memakai hijab karena alasan tertentu lalu melepasnya kembali, miris melihatnya," ujar Azza yang juga memberitahu bagaimana sikap seorang muslimah terutama dalam menjaga aurat dan pandangannya. "Ya sudah kalau begitu aku mau belajar sekarang," ujar Jelita dengan antusiasnya. Mendengar itu Azza tampak senang sekali dan mengajak, "Boleh, ayo sini aku ajarkan memakai hijab!" Azza kemudian memilah koleksi hijabnya dan mulai mengajarkan Jelita cara memakainya. "Masya Allah, kamu cantik sekal

  • Istri Sementara Tuan Adam   78. Mencarimu

    "Jelita mana Tante?" tanya Fatih sambil mencari gadis itu dengan kedua mata elangnya. Dengan tetap tenang Tante Windi menjawab, "Ada di kamar sedang istirahat. Duduklah Fatih, sepertinya kita harus bicara!" Fatih segera duduk di sofa berhadapan dengan Tante Windi."Menurut Tante, kamu fokus saja urus perusahaan. Soal Jelita biar Tante yang tangani. Dia sudah dewasa Fatih, jadi sudah berani membangkang dan bisa melakukan perbuatan lebih nekat lagi, kalau terlalu dikekang!" ujar Tante Windi memberikan masukan ketika Fatih datang untuk menjemput Jelita.Fatih tampak berpikir sesaat dan menurut saran dari Tante Windi ada benarnya juga. Dengan tinggal di rumah ini, ia bisa bekerja dengan tenang dan tidak perlu khawatir lagi. "Baiklah, aku setuju Jelita tinggal bersama Tante. Tapi aku akan menambah beberapa orang keamanan lagi," ujar Fatih menyetujui."Oke, demi Jelita kamu boleh memperketat keamanan untuknya!" ujar Tante Windi sambil mengangguk kecil. "Sebelum pulang, aku mau bicara e

  • Istri Sementara Tuan Adam   77. Aku Tidak Mau Pulang

    "Kamu harus pulang Nak, agar keluarga Jelita tidak cemas!" saran Sari setelah mendengar cerita Jelita.Jelita langsung terlihat sedih dan memohon, "Tolong Bu, izinkan aku menginap beberapa hari lagi!"Sari segera membelai kepala Jelita seraya berkata, "Maaf Nak, ibu dan abi bukan tidak suka kamu menginap di rumah kami. Tapi tanpa izin dari orang tua, kamu akan dianggap hilang. Jadi sebelum mereka lapor polisi sebaiknya kamu pulang dulu. Nanti boleh menginap lagi di sini kapan pun."Jelita tampak menghela napas panjang. Ia mana mungkin diizinkan menginap di rumah orang lain. Keluar dari pintu gerbang rumah saja dilarang. Gadis itu terus berpikir agar bisa tinggal lebih lama lagi di rumah ini. "Ya sudah, boleh aku pinjam telepon, untuk menghubungi mami di rumah?" pinta Jelita yang dijawab anggukan oleh Sari. Setelah dipinjami telepon, Jelita segera menjauh untuk menghubungi keluarganya. Jelita tentu tidak mau merepotkan Yusuf dan keluarganya yang begitu baik. Ia akan pulang dan kemba

  • Istri Sementara Tuan Adam   76. Mengenalmu

    Mentari tampak bersinar di ufuk timur. Bunga dan dedaunan terlihat segar dibalur sisa air hujan. Jelita sudah bangun dengan tubuh yang lebih bugar, meskipun kakinya masih terasa pegal akibat lari kemarin. Ia segera membasuh tubuhnya yang terasa lengket, meskipun air cukup dingin. Setelah itu segera memakai celana panjang dan sweater yang dibawakan Azza semalam. Setelah selesai, Azza datang lagi menemui Jelita. Tidak lama kemudian kedua gadis itu segera ke luar dari kamar dan menuju ke ruang makan. Di mana keluarga Tuan Adam terlihat sedang sarapan bersama. "Jelita kenalkan ini, Ibu, Abi dan Kang Yusuf," ujar Azza memperkenalkan keluarganya. Jelita segera menyalami Sari, sedangkan Tuan Adam dan Yusuf hanya mengatupkan tangan. "Nama yang cantik sesuai dengan orangnya. Bagaimana keadaan kamu Nak?" tanya Sari sambil tersenyum ramah. "Aku baik-baik saja Bu. Terima kasih, sudah memberikan izin untuk menginap di sini," ucap Jelita yang merasa disambut dengan hangat, padahal mereka baru

  • Istri Sementara Tuan Adam   75. Kabur (Season 2)

    Hujan masih mengguyur kawasan puncak. Ketika sebuah mobil mewah tiba-tiba berhenti di jalan yang tampak macet. Seorang gadis cantik terlihat ke luar dari kendaraan itu dan berlari ke arah belakang. Tidak lama kemudian disusul oleh pria berbadan besar dan berpakaian rapi. "Tunggu, jangan pergi Non!" seru pria itu sambil mengejar.Gadis itu tampak ketakutan dan terus berlari sekencangnya. Sesekali ia berhenti di belakang kendaraan lain, sambil mengatur nafas dan berharap pria itu tidak mengejarnya lagi. Akan tetapi, doanya tidak terkabul. lelaki itu justru semakin dekat ke arahnya. Sehingga membuat gadis itu jadi kian panik."Pokoknya aku tidak mau kembali ke rumah," lirih gadis itu yang segera kembali berlari dengan nafas yang terengah. Namun, ketika di belakang mobil box Ia sudah tidak kuat lagi untuk melarikan diri. Kini dirinya hanya bisa pasrah akan apa yang terjadi. Alunan musik terdengar mengalun syahdu dari salah satu mobil sayur. Seorang pria bermata teduh tampak menikmati l

  • Istri Sementara Tuan Adam   74. POV Adam, Bu Nilam dan Sari.

    Lelaki sejati.Waktu terus bergulir, tidak terasa usiaku kian menua, raga ini juga mulai sakit-sakitan. Untung aku mempunyai seorang istri yang sangat perhatian sekali. Ia Seorang perempuan hebat yang Allah jodohkan dengan diriku ini yang jauh dari kata sempurna.Selama pernikahan kami tidak pernah sekalipun Sari mengeluh, ia selalu sabar dan ikhlas dalam mengurus dan merawatku anak-anak, dan ibuku. Sungguh aku sangat bersyukur karena semenjak kecelakaan 20 tahun yang lalu, seolah Allah memberikan aku kehidupan kedua untuk memperbaiki diri untuk menjadi lelaki sejati.Kini perkebunan sudah dipegang oleh Yusuf, sedangkan aku lebih banyak menghabiskan waktu di rumah dan hanya sesekali ke kebun jika Yusuf sedang keteter atau pergi. Aku menjalani sisa hidupku dengan banyak beribadah dan sering ke masjid.Alhamdulillah … aku di percaya menjadi salah satu pengurus. Rasanya begitu damai hati ini banyak melakukan kegiatan di rumah Allah. Sungguh aku tidak pernah merasa hati ini begitu bahagia

  • Istri Sementara Tuan Adam   73. Cinta Abadi

    Roda kehidupan telah berputar, kini Bayu semakin sukses sebagai pengusaha di bidang otomotif yang memiliki beberapa bengkel di kota tempat tinggalnya. Jika Allah telah berkehendak tidak ada yang tidak mungkin bagi-Nya. Apalagi Bayu adalah sosok yang sabar dan ikhlas dalam menjalani hidup ini.“Aku turut senang Ning, jika sekarang Bayu sudah sukses sebagai pengusaha,” ucap Sari atas keberhasilan adik iparnya itu.“Iya Teh, Alhamdulillah ….” Ningsih bersyukur atas keberhasilan suaminya.“Bayu memang pantas mendapatkan semuanya karena ia adalah lelaki yang baik,” puji Sari sambil mengingat kebaikan Bayu yang tiada terkira kepadanya.Ningsih tampak mengangguk seolah sependapat dengan kakaknya. Lalu ia pun bertanya, “Teteh sendiri bagaimana? Pasti senang sekali ternyata Kang Adam masih hidup dan bisa berkumpul lagi dengan Yusuf.”“Teteh sangat bahagai Ning, ternyata Alllah banyak memberikan rahmat-Nya yang melimpah,” ujar Sari akan karunia yang didapatkannya selama ini.Sementara itu, Ada

  • Istri Sementara Tuan Adam   72. Aku Pulang

    Dari kabar yang terdengar, ternyata mobil yang dikemudikan oleh Saba masuk ke jurang ketika dikejar oleh polisi dan suster gadungan itu juga sudah ditangkap. Sementara itu keluarga Al Razi seperti Fatimah dan putranya segera kembali ke Turki setelah menjual semua saham serta aset perusahaan yang berada di Indonesia, kecuali vila.Sebenarnya Adam bisa saja merebut harta warisannya kembali, tetapi tidak mau. Ia ingin hidup sederhana dan bahagia bersama dengan keluarga kecilnya. Setelah situasi sudah aman, Adam kemudian menjemput Yusuf untuk tinggal bersama kembali. “Ibu!” panggil Yusuf sambil berlari kecil ketika melihat Sari di depan teras yang sudah menunggu kepulangan putranya.“Yusuf,” balas Sari sambil melapangkan satu tangan memeluk putra sulungnya itu.“Yusuf kangen sama Ibu,” ungkap bocah itu sambil memeluk Sari dengan erat.Sari segera membalas pelukan Yusuf dan mencium kepala anak itu seraya berkata, “Ibu juga kangen sama kamu sayang.” “Ibu, ini adik siapa?” tanya Yusuf sa

  • Istri Sementara Tuan Adam   POV IBU NILAM (Doa yang Terkabul)

    Malam itu hujan turun dengan lebat. Udara pun jadi dingin seolah menggigit tulang. Aku segera menyelimuti tubuh ini rapat-rapat dan mencoba memejamkan mata, tetapi entah mengapa selalu gagal. Tiba-tiba jantungku berdetak sangat cepat. Aku segera menyibak tirai dan melihat hujan masih turun deras.Entah mengapa pikiranku tertuju ke sungai yang berada di bawah sana. Perasaan ini kian gelisah dan berpikir mungkin akan terjadi banjir bandang. Akan tetapi, itu tidak mungkin karena rumahku berada di atas tebing. Untuk menghilangkan kegelisahan hati aku melakukan zikir sampai pagi menjelang.Aku segera membuka pintu, ketika hujan masih turun gerimis. Diriku kemudian berjalan ke halaman rumah untuk melihat aliran sungai. Tiba-tiba pandanganku tertuju kepada sesosok tubuh yang tersangkut di bebatuan. Naluriku untuk menolong pun muncul dan dengan hati-hati menuruni anak tangga menuju ke tepian sungai.Ketika sampai di tempat tujuan, aku segera menarik tubuh itu dengan sekuat tenaga. Lalu memeri

DMCA.com Protection Status