Share

Bab 129. Gejala?

Tangan Arsen mulai membelai lembut pipi Airina, sesekali ia menyibakkan rambut Airina yang terurai. Tatapannya intens tanpa ragu.

"A-Arsen, jangan lakukan di sini!" bisik Airina dengan tatapan mengintimidasi.

Arsen menatap Airina dengan tatapan yang lebih intens. Seolah ia siap melayani istrinya di mana pun dan kapan pun.

"Arsen, maaf! Aku merasa tidak nyaman jika melakukan itu di sini ...," Airina mengulang ucapannya.

"Tidak, mari kita pulang saja!" ajaknya.

Kepalang tanggung!

Menatap lekat bibir Airina, rasanya Arsen tidak lagi mampu menahan dirinya.

"Hah?" Airina membeo.

Belum lama ia datang ke kantor Arsen, dan kini pria di hadapannya sudah mengajaknya kembali pulang.

Gila!

"Kamu masih harus bekerja, jangan lalai dalam pekerjaanmu, Arsen!" tegas Airina pada prianya.

"Iya, baiklah."

Arsen kembali duduk di kursi kehormatannya, menatap beberapa dokumen yang sempat ia abaikan. Selama itu, Airina hanya diam menatap suaminya bekerja.

"Jangan menatapku seperti itu, kamu ingi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status