Enam tahun dia tidak makan buah ini, sekarang memakannya lagi dia masih dapat merasakan rasa manisnya, sayangnya suasana hatinya tidak sama lagi.Dia makan sepotong demi sepotong, tiba-tiba dia menyadari tangan Angkasa sudah tidak seperti sebuah telapak tangan lagi. Telapak tangan yang tadinya hanya ada beberapa bintik merah saja kini telah merah dan membengkak semuanya. Bahkan lehernya, wajahnya juga mulai merah."Angkasa, ka—" Tasya buru-buru meletakkan mangga di tangannya, dia ingin mengatakan sesuatu, namun terhenti.Dia tidak seharusnya memperhatikannya!Tapi kalau dia alergi sampai mati, bagaimana dengan Putri?Benar!Dia memperhatikan pria brengsek ini demi Putri!Tasya diam-diam berperang melawan dirinya sendiri, baru setelah dia dapat menata kembali nada bicaranya, dia menekan bel pemanggil perawat di sisi ranjangnya.Melihat Tasya yang begitu mengkhawatirkan dirinya, Angkasa tertawa getir."Dalam kondisi begini pun kamu masih tertawa? Otakmu tidak waras ya?" Tasya merasa taw
"Aku manusia, bukan dewa, aku sudah sakit seperti ini, kamu masih menyuruhku untuk pergi ke perusahaan? Bukankah Itu terlalu kejam? Lagipula, siapa yang membuatku menjadi seperti ini? Bukankah hanya untuk mengupaskan mangga untukmu?" Angkasa sangat pandai berkata-kata. lakukan.Tasya melihat tampang Angkasa saat ini, dan berkata dengan sedikit marah. "Kamu hanya alergi, tidak perlu dirawat di rumah sakit, kan?""Nyawaku sangat berharga, dan aku ingin pergi setelah benar-benar sembuh total, apakah tidak boleh?" Angkasa memerankan maksimal karakteristikTasya terdiam. "Aku tidak meminta kamu untuk mengupas mangganya. Angkasa, kamu benar-benar bajingan!""Aku tidak peduli, aku alergi karena mengupas mangga untukmu, Sekarang kondisiku sangat lemah dan kesulitan untuk bernapas, aku mungkin saja mengalami shock kapan saja, jadi aku perlu dirawat di rumah sakit. Dokter, cepat, saya perlu ventilator." Angkasa tiba-tiba sesak setelah berbicara, seolah-olah dia benar-benar kehabisan napas.Tasy
Dia tidak percaya bahwa begitu banyak umpan yang digunakan, Angkasa tidak akan segera bergerak. "Apa yang terjadi pada Angkasa?" Tasya mengerutkan keningnya dengan kuat. "Seharusnya dia sudah tahu hubungan Zayn dengannya, mengapa dia tidak mengungkitnya sama sekali?"Sebelum dia kembali ke sini, dia berencana ingin membuat Angkasa jatuh cinta padanya, dan kemudian membuatnya rela mendonorkan ginjalnya untuk menyelamatkan Putri. Dan pada akhirnya, dia akan meninggalkan Angkasa dan membiarkannya merasakan sakitnya ditinggalkan oleh orang yang dicintai.Tasya telag bersumpah, bahwa dia benar-benar berpikir akan melakukan hal itu. Tetapi pada hari dia kembali ke Bandung, hari dia melihat Angkasa, dan ketika sikapnya terhadapnya berbeda dengan enam tahun yang lalu. Tasya menjadi panik, dia takut!Ya! Takut!Dia dengan sedih menyadari bahwa dia tidak bisa menahan kelembutan Angkasa, dan terlebih lagi dia tidak bisa melihat ketika identitas Zayn terungkap. Tasya harus menghadapi perpisahan i
Ketika Khiar mendengar kata-kata ini, dia ingin mengatakan pada dirinya sendiri untuk percaya pada Tasya, tetapi dia memiliki perasaan cemas yang menyebar dari hatinya. "Tidak peduli apapun yang kamu lakukan, aku akan tetap mendukungmu, kamu harus ingat, kamu masih memiliki aku."Pada akhirnya, Khiar hanya bisa mengucapkan kata-kata ini.Mata Tasya sedikit lembab. Jika dia bertemu Angkasa dalam hidup ini adalah karma buruknya, maka bertemu Khiar adalah penyelamat terbaik yang diberikan Tuhan kepadanya.Seorang pria sebaik Khiar, dia seharusnya tidak boleh mengecewakannya, tapi dia tidak tahu apakah dia bisa selamat setelah melawan Angkasa? Jika tidak, bagaimana dia layak mendapatkan pria yang sebaik ini?Tasya memegang ponselnya dengan erat, mengetahui bahwa Khiar tidak senang mendengarkan ini, dia tetap berkata dengan pelan. "Khiar, kamu tidak muda lagi, jika kamu bertemu gadis yang cocok, jangan tunda lagi."Tiba-tiba hati Khiar terasa sakit. "Tidurlah lebih awal."Dia mengakhiri pe
Dia berteriak dengan cepat, dan ketika dia melihat sosok di dalam kamar mandi bergerak, dia tanpa berpikir langsung membuka pintu kamar mandi. "Mengapa kamu turun sendirian? Dan, mengapa kamu tidak memanggilku?" setelah dia mengatakan itu dia ingin membantu Tasya, tetapi dihindar oleh Tasya."Tidak perlu, Tuan Angkasa, aku masih bisa menangani ini. Dan bukankah ada pepatah lama yang mengatakan, melakukan dengan mandiri dan semua akan terpenuhi"Setelah itu, dia memberi Angkasa sebuah senyuman yang cerah, dan kemudian keluar dari kamar mandi dengan melewatinya. Senyum itu seperti bunga di musim semi, sangat indah, tapi tangan Angkasa malah menggenggam erat.Apa artinya ini ketika seorang wanita tidak lagi membutuhkan pria? Dia tahu, tetapi tidak mau mengakuinya.Pikiran Angkasa bergolak, dan dia berbalik tiba-tiba, tidak peduli apakah Tasya senang atau tidak, apakah dia suka atau tidak, dia langsung menggendongnya secara paksa dan berjalan menuju tempat tidur.Tasya terkejut, dan dia s
Adelia tidak mengerti semua yang dialami oleh Tasya, tetapi dia mendukung Tasya dengan tanpa syarat. Dia segera menghubungi orang-orang mereka, agar diam-diam mengikuti mereka.Setelah melakukan panggilan telepon, Adelia bertanya untuk meyakinkan. "Kamu tahu dia tidak berprikemanusiaan? Dan, kamu masih menggunakan Zayn sebagai umpan, kamu tidak takut—""Aku takut, tapi aku lebih takut Putri tidak bisa menungguku sampai hari itu." Tasya terdiam beberapa saat, kemudian dia kembali berkata. "Zayn bukan anak biasa, dia juga tidak menyukai Angkasa, sehingga kewaspadaannya akan menjadi lebih kuat. Sekarang, Angkasa tahu bahwa dia adalah putranya, Jika dia bisa bersikap lebih baik, mungkin aku belum punya kesempatan. Tetapi, jika dia ingin melakukan sesuatu yang buruk pada Zayn, maka hari-hari baiknya sudah berakhir!"Kebencian yang dalam tersirat dimata Tasya membuat Adelia tertegun. "Tasya, apakah kamu berniat untuk mengakhirinya dengan cepat?""Ya." Sahut Tasya dengan datar."Kenapa? Buka
Wajah Zayn tiba-tiba berubah. Bahkan jika kualitas mentalnya dia sangat bagus, dia tetap saja hanya seorang anak kecil. Padahal, dia berpikir bahwa dia membuat segalanya dengan sangat mulus, tetapi dia tidak menyangka Angkasa memiliki rekaman video itu. Dia ingat, telah memblokir sementara rekaman video pada saat itu."Kamu jangan omong kosong, aku belum pernah ke sana." Zayn menunduk dan menolak untuk mengakuinya, tetapi tangan kecilnya sedikit menegang.Angkasa menatapnya saat ini dan berkata sambil tersenyum. "Jangan berpikir bahwa kamu sudah bisa tenang karena kamu telah memblokir sistem video ku. Jangan lupa, aku juga orang yang belajar komputer, belum pernah kah kamu mendengarnya? Dibawah lapisan perlindungan, apakah masih ada kode perlindungan yang tersembunyi di bawah lapisan tersebut? Jika kamu hanya melakukannya terhadap salah satu komputer lainnya yang ada disana, aku mungkin tidak dapat mendeteksinya," Angkasa tersenyum saat mengucapkan itu. "Tetapi, yang kamu gunakan adal
Dokter Steve berkata dengan pelan. "Tuan Angkasa, laporan identifikasi sudah keluar, memang dia adalah orang yang sama. DNA antara Nona Helen dan Nina Tasya sama persis."Meskipun sudah lama dia bisa menebak bahwa Tasya adalah istrinya, tetapi pada saat ini, perasaan Angkasa masih tidak dapat terbendung. "Apakah itu tidak salah?""Seratus persen tepat, aku berani menjamin itu." Dokter Steve bekerja di keluarga Winaya selama bertahun-tahun, dan Angkasa tentu saja memercayainya.Setelah menutup telepon, hati Angkasa tidak bisa tenang untuk waktu yang lama. Dia tidak sabar untuk bergegas masuk dan memeluknya dengan erat, dan kemudian bertanya, mengapa?Apa yang terjadi enam tahun yang lalu?Tetapi, ketika kakinya mencapai pintu bangsal, dia melihat Tasya yang sedang kesakitan dari celah pintu. Dia meringkuk, seolah-olah yang sakit itu bukan kakinya, dan keringat dingin menetes dengan deras di dahinya membuat wajahnya yang pucat tampak mengerikan. Tetapi dia tidak mengatakan apapun, dan t
"Tuan Angkasa!" Ethan menerobos pintu kamar dengan terburu-buru. "Tuan, aku mendapatkannya!"Ethan berlari mendekati Angkasa sembari memberikan secarik kertas kepada Angkasa. Melihat kertas itu, raut wajah Angkasa berubah, dia terlihat sangat gembira dan berkata. "Bagus! Bagus sekali! Tapi, kenapa orang ini tidak menginginkan imbalan sama sekali? Siapa dia?!"Pertanyaan itu membuat Ethan tertegun, dia menarik nafas dalam-dalam kemudian berkata. "Aku tidak tahu, Tuan, pria itu tidak ingin memberikan identitasnya, dia hanya menelpon dan ingin memberikan ginjalnya kepada Putri, namun, siapakah Putri?""Nanti aku jelaskan, untuk sekarang jangan banyak bertanya!" Angkasa mengerutkan keningnya, dia terus berpikir namun tidak menemukan jawaban apapun. Kemudian dia berkata, "Apakah dia mau datang ke rumah sakit?"Ethan terkejut, dia tidak berani bertanya lebih banyak lagi dan berkata. "Ya, tapi dia tidak ingin bertemu denganmu, dia hanya berkata 'Jika menginginkan Putri selamat, jangan mencari
Melihat ibu dan putranya yang sama-sama menangis, membuat Ethan merasa sedih. Da melangkahkan kakinya dan berkata, "Nyonya, Tuan Muda, Tuan Angkasa telah memperhatikan kalian selama ini. Enam tahun yang lalu, saat tubuh Nyonya tidak ditemukan, Tuan Angkasa tidak mengizinkan siapa pun untuk membangun makam untuk Anda. Dia bersikeras mengatakan bahwa jika tubuh istrinya tidak ditemukan, itu berarti istrinya masih hidup. Selama enam tahun terakhir, Tuan Angkasa telah mengubah dirinya menjadi sebuah mesin yang bekerja tanpa henti seperti robot," Ethan menghela nafas panjang. "Tak ada kesedihan, kegembiraan, maupun kebahagiaan. Meskipun dia membawa Nona Angelina ke rumah Keluarga Wijaya, dia juga merawat dan memperhatikan Tuan Muda Kedua dan ibunya. Meskipun demi mengembalikan identitas dan perkembangan Tuan Muda Kedua, tapi Tuan Angkasa sama sekali tak ada perasaan khusus kepada Nona Angelina."Ethan terdiam beberapa saat, kemudian melanjutkan. "Tuan Angkasa bahkan tidak membiarkan Nona A
Tasya menepis keraguannya, kemudian mendengar rekaman itu.[Angkasa, kamu sungguh keji! Tasya, kamu brengsek! Apakah kamu tidak melihatku di matamu, selama wanita ini ada? Aku kembali enam tahun yang lalu untuk mendapat status sebagai Nyonya Wijaya?! Angkasa, apakah kamusungguh-sungguh tak tahu? Aku melahirkan David untuk bisa bersamamu. Tapi, mengapa hanya ada Tasya di hatimu? Itu kejadian enam tahun yang lalu, dan enam tahun kemudian juga masih seperti itu! Kamu yang memaksaku, Angkasa, kamu memaksaku!][Enam tahun lalu, aku menyuruh seseorang membakar Tasya hingga mati. Enam tahun kemudian, bahkan aku juga membuat hidup Tasya jauh lebih buruk!]Saat dia mendengar apa yang dikatakan Angelina, ekspresi wajahnya mendadak berubah. Ternyata kebakaran enam tahun lalu diatur oleh Angelina! Dengan kata lain, Angkasa benar-benar tidak tahu apa-apa pada saat itu.Apakah justru dia yang selalu menyalahkan Angkasa? Meskipun Tasya sudah mulai percaya kepada Angkasa, tapi ketika bukti sudah ada
Zayn rasanya ingin sekali menghajar Decky, tapi Ethan lebih cepat darinya. Saat Angkasa melangkah mundur, dia langsung meninju mata pria itu. Decky merasa kepalanya pusing. Ethan memelintir lengannya tepat di belakangnya dan mengambil alih kembali.Ethan menendang tempurung lutut Decky dan berkata dengan dingin, "Decky, siapa yang mengajarimu keahlian ini? Kamu sungguh tak tahu berterima kasih karena hari ini kamu berurusan dengan Tuan Angkasa. Apakah kamu tidak punya hati?"Decky tahu bahwa dia sudah kalah, dia tidak bisa berjuang lebih jauh lagi. Namun, dia berpikir, 'Apakah Kokom sudah membuangku saat ini?'Decky tidak tahu dan tidak berani bertanya, dia hanya berharap Kokom bisa melarikan diri dari dunia ini. Meskipun kemungkinannya sangat rendah, memiliki harapan masih lebih baik daripada tak punya harapan.Dimas yang berada di luar juga bergerak cepat. Dia sudah berurusan dengan tim di bagian depan dan segera berkumpul menuju ke tempat Angkasa berada."Angkasa, Zayn!" Tasya berl
Saat Kokom melihat Angkasa, mereka berdua bingung. Dia menarik Decky, kemudian berbalik dan pergi. Namun dia mendengar Angkasa berkata dengan nada dingin, "Kalian kira kalian bisa pergi ke mana? Salon ini dikepung oleh orang-orangku. Apa kalian yakin kalian bisa kabur?"Decky langsung menghentikan langkahnya saat itu juga. Sebenarnya, Angkasa bisa dianggap sebagai penyelamatnya. Dalam Keluarga Wijaya, selama ini Angkasa sangat baik kepadanya, tapi ... Decky menghentikan langkahnya dan memandang Angkasa.Dia merendahkan suaranya dan berkata, "Tuan Angkasa ... Kupikir Anda meninggal dalam kebakaran enam tahun yang lalu. Ternyata aku sangat naif. Anda melewati hidup Anda dengan baik saat ini. Tapi Tasya telah berubah karena kebakaran itu. Dapatkah Anda memberi tahu saya apa yang terjadi kemudian?"Wajah Angkasa berubah menjadi dingin, raut wajahnya tak sebaik sebelumnya.Decky tahu bahwa persahabatannya dengan Tuannya, Angkasa dan asisten rumah tangganya, telah memburuk sejak enam tahun
Decky buru-buru kembali. Saat dia melihat seseorang membuat keributan, dia merasa sedikit gugup. Namun, dia tak berani tinggal di situ dan segera berbaur dengan kerumunan orang yang berjalan ke arahnya.Sebelum Angelina keluar, Decky ditarik seseorang begitu dia melalui pintu."Siapa?" Decky sangat waspada."Ini aku, Kokom." Mata Kokom hanya dibalut secara sederhana, tapi luka itu masih terasa sakit.Melihat kondisi Kokom, Decky menjadi makin khawatir. "Bagaimana kamu bisa jadi seperti ini?""Bocah ingusan itu! Kami semua membenci anak itu. Decky, dengarkan aku. Zayn kabur. Meskipun aku tahu dia masih di salon kecantikan ini, tapi aku sangat kesal dan tidak tenang. Bukan suatu kebetulan jika seseorang membuat masalah di luar tanpa alasan. Kemungkinan kita semua akan terlibat!" Ujarnya dengan panik. "Dengarkan aku. Jangan menemui Angelina sekarang. Ayo kita pergi. Aku khawatir orang-orang Angkasa ada di luar sekarang. Ketika kita ingin lari, kita sudah tidak bisa lari lagi." Kokom berk
Tangan Angkasa gemetar. Ketika Tasya mendengarnya, fia dengan cepat mendekati Angkasa. Ketika dia melihat deretan kode di ponsel Angkasa, dia bertanya dengan bingung, "Di mana ini? Mengapa semuanya begitu acak?"Angkasa dengan bangga berkata, "Anak kita sungguh genius! Ini adalah kode jaringan antara dia dan aku. Zayn telah memberi tahu aku lokasi tepatnya. Ethan, beri aku alat pelacak lokasi."Karena Ethan tahu teknologi komputer Zayn, sehingga dia tidak meragukannya lagi. Ethan menyerahkan alat pelacak lokasi kepada Angkasa. Angkasa mencari sesuai dengan posisi yang diberikan oleh Zayn, dan akhirnya lokasinya terlacak di sebuah kamar di lantai pertama barat laut sebuah salon kecantikan."Di sana! Zayn ada di salon itu! Tunjukkan padaku bagaimana cara masuk ke lubang ventilasi. Yang lain bekerja sama dengan Tasya. Ethan, suruh Agung untuk menutup jaringan internet. Semua orang yang berada di luar, hari ini, tak peduli siapa yang ada di dalam sana, aku tak akan membiarkannya kabur!""
Setelah Zayn bersembunyi di bawah tempat tidur di ruang VIP, dia tiba-tiba melihat sebuah lubang kecil yang didalamnya terdapat kamera. Dia tidak mengerti mengapa benda itu ada di sana, tetapi baginya, itu merupakan kesempatan.Zayn tersenyum tipis. Dengan cepat, dia melihat ke arah kamera, dan menemukan bahwa ini hanyalah mesin yang terhubung, dan ada mesin kontrol utama di luar untuk mengendalikannya.'Bagaimana aku bisa melewati semuanya di sini?' Zayn merasa bahwa ini agak merepotkan.Jika dia mematikan kamera ini, pasti akan menarik perhatian semua orang, sekaligus memberitahu semua orang bahwa dia ada di sini. Zayn menjulurkan kepalanya dan melihat ke arah kamar mandi. Orang di dalamnya masih mandi dan bahkan tidak memperhatikan dia masuk.Zayn pelan-pelan merangkak ke luar, mencari saklar listrik, tapi dia tidak bisa menemukannya. Dia tiba-tiba menyadari bahwa saklar biasanya ada di luar, dan dia akan tertangkap jika dia keluar.'Bagaimana aku bisa mematikan listrik untuk semen
Tasya menarik napas dalam-dalam, lalu berkata dengan nada marah, "Salon kecantikan macam apa ini? Kalian mengintimidasiku seperti orang asing? Baiklah! Di seluruh Bandung, tak hanya ada salon kecantikan ini saja. Kamu benar-benar menganggap dirimu sampah. Aku tak perlu membuang waktuku di sini."Setelah berkata demikian, Tasya menendang kursi, mengambil tas miliknya, dan meninggalkan salon kecantikan itu. Pelayan itu tidak menahan kepergian Tasya, tapi dia merasa lega."Pergi dan periksalah. Apakah orang-orang di belakang sudah menemukan si kecil brengsek itu? Sekarang, pasanglah tanda di luar untuk menutup toko. Jangan biarkan seorang pun masuk lagi, atau sesuatu akan terjadi." Seorang Manajer salon kecantikan itu berkata dengan tenang.Para pelayan lainnya melakukan titahnya dengan cepat.Tasya memperhatikan bahwa saat dia keluar, para pelayan salon kecantikan itu tiba-tiba menggantung tanda 'TUTUP'.Tiba-tiba, dia merasa dugaannya semakin kuat. Saat Angkasa melihat Tasya keluar, di