"Mama, bagaimana dengan kali ini? Makanlah denganku, yah …." Zayn memohon kepada Tasya dengan tatapan memelasnya.Zayn jarang meminta Tasya untuk apa pun. Dari awal pemahamannya, anak itu selalu mengandalkan diri sendiri, yang membuat Tasya sangat sedih. Sekarang Zayn sangat bersedia memohon untuk dirinya. Tasya berpikir bahwa jika dia berbalik dan pergi, itu mungkin menyakiti hati Zayn. Selain itu, Zayn tidak tahu dendam antara dirinya dan Angkasa. Dia tidak bisa marah kepada anak-anak. Memikirkan hal ini, Tasya menghela nafas dan berkata. "Baiklah, dengan enggan aku akan makan sesuatu untuk kalian.""Yey! Bagus sekali!" David melompat langsung dan bahagia.Meskipun Zayn tidak menunjukannya begitu jelas, sudut bibirnya sedikit naik, jelas dia dalam suasana hati yang baik. Angkasa tidak pernah berpikir Zayn akan membantunya untuk membuat Tasya tetap tinggal. Jadi, sudahkah putranya memutuskan untuk bergabung menjadi satu grup dengannya untuk membantunya mendapatkan Tasya kembali?Ang
"Apakah kamu bermimpi? Siapa yang tidak tahu bahwa kamu satu-satunya pewaris Keluarga Wijaya." Tasya mengatakan dengan sinis.Angkasa berkata dengan suara rendah. "Itu karena adikku dikeluarkan dari Keluarga Wijaya, dan namanya dihapus dari rantai Keluarga Wijaya. Tidak ada yang diizinkan menyebutkan namanya dalam Keluarga Wijaya. Seiring berjalannya waktu, semua orang akan melupakan namanya."Ketika dia mengatakan ini, dia tiba-tiba tidak bisa makan lagi. "Adikku membuat kesalahan ketika dia beranjak 17 tahun. Pada waktu itu, dia masih muda dan kuat, bahkan keberaniannya untuk membunuh orang sangat kuat. Meskipun dikatakan bahwa Keluarga Wijaya memiliki usaha yang hebat, semua orang sama di depan hukum. Bagaimanapun, ibuku akan melakukan sesuatu untuk melindungi adikku, dia mengeluarkannya dari Keluarga Wijaya di depan semua orang, dan mengatakan bahwa dia tidak akan diizinkan untuk kembali ke Keluarga Wijaya dalam kehidupan ini. Malam itu, saudaraku meninggalkan kota Bandung. Tidak
Angkasa agak senang, dan membawa Tasya ke sisi pantai. Angin laut agak kencang, Angkasa melepas jaketnya dan menaruhnya di tubuh Tasya.Begitu Tasya ingin menurunkannya, dia mendengar Angkasa berkata. "Aku tidak ingin menggunakan yang berat, yang ringan saja.""Tentu saja, seolah-olah kamu memiliki kekuatan. Aku tidak tahu siapa yang berbaring di meja operasi seperti orang penyakitan menunggu donor darah dari dua anak belum lama ini." Tasya menepuk dada Angkasa.Angkasa merasa bahwa dia benar-benar tidak marah dengan Tasya yang sekarang. Wanita ini berbicara seperti pisau!Sayangnya, dia hanya suka mendengarkannya. Dia merasa bahwa dia mungkin sedikit jahat. Enam tahun yang lalu, Tasya terlalu baik dan lembut baginya. Sebaliknya, dia tidak menyadari hatinya untuknya. Sekarang, semakin pemberontak dan cueknya dia, semakin Angkasa menyukainya.Angkasa tiba-tiba tersenyum. Dan tampaknya aneh bagi Tasya. "Kamu tidak memiliki penyakit otak, kan?"Angkasa berdiri di sampingnya, melihat ke a
Tasya tidak tahu sama sekali bagaimana dia harus bereaksi. "Aku tidak tahu! Aku tidak tahu apapun! Aku selalu berpikir bahwa pria yang aku cintai adalah yang terbaik di dunia, tetapi kebakaran yang aku alami membuatku mengalami terlalu banyak hal, aku tidak tahu apakah aku harus percaya padamu atau tidak. Angkasa, jangan pernah berpikir jika kamu menceritakan kisah seperti itu, aku akan mempercayaimu? Dan dimanfaatkan olehmu lagi, dan akan ditipu olehmu? Tidak bisa! Aku tidak akan!" Tasya mendorng Angkasa dan lari dengan tergesa.Tasya tidak bisa menerima penjelasan seperti itu!Tidak akan pernah!Angkasa menatap punggungnya dan menghela nafas kemudian berkata pada dirinya sendiri. "Apa yang bisa aku lakukan untuk membuatmu mempercayaiku?"Namun hanya agin laut yang berhembus yang memberikan tanggapan. Angkasa meninggalkan pesisir pantai dengan putus asa.Zayn keluar dari persembunyian dan melihat dengan serius ke arah kepergian Angkasa. Dia tidak tahu apa yang dia pikirkan.Terlihat
Ketika Tasya tiba, Angkasa sudah siap untuk pergi."Angkasa! Tunggu!" Teriak Tasya dengan cemas.Angkasa sedikit membeku, dan berbalik secara tiba-tiba, dan melihat Tasya berlari ke arahnya seperti orang gila."Pelan-pelan, nanti jatuh!" Angkasa terkejut.Dalam ingatannya, Tasya sangat payah dalam olahraga. Jika dia berlari secepat itu, bukankah itu gila?Dia secara tidak sadar mengangkat kakinya dan berjalan menuju Tasya. Ethan menatap Angkasa, tapi dia tidak menghentikannya. Angkasa berlari menghampiri Tasya, dan Tasya kehabisan napas."Ada apa? Enggan berpisah denganku?" Angkasa memulai lelucon.Tasya tidak tahan dengan lelucon Angkasa. Dia meraih kerah Angkasa dan bertanya dengan kejam. "Ada sesuatu yang tidak beres dengan orang tua ku? Benar, kan?"Wajah Angkasa sedikit berubah. Ethan menghela nafas dan Dimas juga terkejut. "Wow, dia adalah wanita pertama yang berani menarik kerah leher Tuan Angkasa.""Dia bukan wanita biasa." Ethan menelan air liur dan tidak melihat apa-apa.Ang
"Mungkin kehidupan selanjutnya, tidak, kehidupan selanjutnya bukanlah waktu yang baik. Jika ada kehidupan selanjutnya, aku tidak akan pernah membiarkan diriku bertemu denganmu lagi!" Tasya berkata dengan suara yang dingin.Angkasa berkata dengan rasa sakit dihatinya. "Kalau begitu, bagaimana jika di kehidupan ini. Tidak peduli apapun itu, aku berhutang padamu atau dengan siapapun, mari kita perjelas. Tasya, kamu ditakdirkan untuk terlibat denganku dalam hidup ini. Kali ini, aku tidak akan pernah melepaskanmu lagi. "Tasya tidak mengatakan apa-apa, hanya ingin menyangkal dua kalimat, tetapi pesawat tiba-tiba terbentur, dan goncangan keras mendorong Tasya untuk sementara waktu, dan seluruh orang menahan ke depan dan Tasya langsung jatuh ke pelukan Angkasa."Ah!" seru Tasya, badannya dipeluk oleh Angkasa.Ketika badan mereka berdua bersentuhan, perasaan itu tiba-tiba muncul, membuat mereka sekilas merasakannya. Luka pada Angkasa sebenarnya sangat sakit, tetapi di situasi seperti ini, tid
"Mereka baik-baik saja, kejadian enam tahun lalu, mereka berdua jatuh sakit dan hampir krisis, tetapi untungnya mereka selamat. Tapi mereka sudah membaik sejak kejadian itu. Kalau kamu memberitahu mereka kamu masih hidup, mungkin mereka akan dengan senang menerimamu, mungkin saja," jawab Angkasa dengan lembut.Tasya tidak begitu yakin Dia tahu seperti apa orang tuanya, sekarang hasilnya seperti ini, terlebih dia harus kembali ke Prancis. Sekarang bukan saat yang tepat untuk mengatakan pada orang tuanya apa yang akan dia lakukan. Jika tidak, akan susah untuk memastikan kalau orang tuanya akan menyalahkannya lagi.Setelah semua itu, di mata orang tuanya kehidupan semua orang berharga. Tasya hanya diam, dia terlihat khawatir.Angkasa selalu merasa Tasya punya banyak rasa khawatir sejak dia kembali, tetapi dia tidak berkata apa-apa. Jadi Angkasa tidak bisa mencari tahu. Dia hanya bisa menghela nafas, memikirkan sesuatu yang ingin diucapkan olehnya, tetapi tidak membuka mulutnya.Ketika mo
"Angkasa, siapa mereka aku juga tidak tahu, tetapi aku dan ibumu mendapat sebuahbfoto, di dalamnya ada Tasya. Sudah enam tahun, kita semua mengira kalau anak ini sudah tidak dikenal lagi, tidak dikira, anak ini masih hidup dan baik-baik saja. Tetapi kata mereka, enam tahun lalu Tasya terbakar api, lalu dia dibawa pergi ke luar negri. Aku dan ibumu berpikir kalau kita akan melihatnya kesana, dikabarkan dia hilang ingatan, mungkin jika kita bertemu bisa mengembalikan ingatan anak ini. Kita juga sudah tua, hanya punya satu anak perempuan, saat itu karena ada masalah keluarga, kita mengusirnya. Kalau lebih awal kita tahu kalau dia terkena bencana ini, walaupun dicaci-maki semua orang di Bandung, aku tidak ingin kehilangan anak perempuanku!" Setelah berkata seperti itu, matanya merah.Tasya tidak tahu kapan dia akan kembali, saat mendengar ibu dan ayahnya berkata seperti itu, air matanya mengalir dengan deras. Tetapi dia dengan cepat menghapus air matanya, dia penasaran, siapa yang mengiri
"Tuan Angkasa!" Ethan menerobos pintu kamar dengan terburu-buru. "Tuan, aku mendapatkannya!"Ethan berlari mendekati Angkasa sembari memberikan secarik kertas kepada Angkasa. Melihat kertas itu, raut wajah Angkasa berubah, dia terlihat sangat gembira dan berkata. "Bagus! Bagus sekali! Tapi, kenapa orang ini tidak menginginkan imbalan sama sekali? Siapa dia?!"Pertanyaan itu membuat Ethan tertegun, dia menarik nafas dalam-dalam kemudian berkata. "Aku tidak tahu, Tuan, pria itu tidak ingin memberikan identitasnya, dia hanya menelpon dan ingin memberikan ginjalnya kepada Putri, namun, siapakah Putri?""Nanti aku jelaskan, untuk sekarang jangan banyak bertanya!" Angkasa mengerutkan keningnya, dia terus berpikir namun tidak menemukan jawaban apapun. Kemudian dia berkata, "Apakah dia mau datang ke rumah sakit?"Ethan terkejut, dia tidak berani bertanya lebih banyak lagi dan berkata. "Ya, tapi dia tidak ingin bertemu denganmu, dia hanya berkata 'Jika menginginkan Putri selamat, jangan mencari
Melihat ibu dan putranya yang sama-sama menangis, membuat Ethan merasa sedih. Da melangkahkan kakinya dan berkata, "Nyonya, Tuan Muda, Tuan Angkasa telah memperhatikan kalian selama ini. Enam tahun yang lalu, saat tubuh Nyonya tidak ditemukan, Tuan Angkasa tidak mengizinkan siapa pun untuk membangun makam untuk Anda. Dia bersikeras mengatakan bahwa jika tubuh istrinya tidak ditemukan, itu berarti istrinya masih hidup. Selama enam tahun terakhir, Tuan Angkasa telah mengubah dirinya menjadi sebuah mesin yang bekerja tanpa henti seperti robot," Ethan menghela nafas panjang. "Tak ada kesedihan, kegembiraan, maupun kebahagiaan. Meskipun dia membawa Nona Angelina ke rumah Keluarga Wijaya, dia juga merawat dan memperhatikan Tuan Muda Kedua dan ibunya. Meskipun demi mengembalikan identitas dan perkembangan Tuan Muda Kedua, tapi Tuan Angkasa sama sekali tak ada perasaan khusus kepada Nona Angelina."Ethan terdiam beberapa saat, kemudian melanjutkan. "Tuan Angkasa bahkan tidak membiarkan Nona A
Tasya menepis keraguannya, kemudian mendengar rekaman itu.[Angkasa, kamu sungguh keji! Tasya, kamu brengsek! Apakah kamu tidak melihatku di matamu, selama wanita ini ada? Aku kembali enam tahun yang lalu untuk mendapat status sebagai Nyonya Wijaya?! Angkasa, apakah kamusungguh-sungguh tak tahu? Aku melahirkan David untuk bisa bersamamu. Tapi, mengapa hanya ada Tasya di hatimu? Itu kejadian enam tahun yang lalu, dan enam tahun kemudian juga masih seperti itu! Kamu yang memaksaku, Angkasa, kamu memaksaku!][Enam tahun lalu, aku menyuruh seseorang membakar Tasya hingga mati. Enam tahun kemudian, bahkan aku juga membuat hidup Tasya jauh lebih buruk!]Saat dia mendengar apa yang dikatakan Angelina, ekspresi wajahnya mendadak berubah. Ternyata kebakaran enam tahun lalu diatur oleh Angelina! Dengan kata lain, Angkasa benar-benar tidak tahu apa-apa pada saat itu.Apakah justru dia yang selalu menyalahkan Angkasa? Meskipun Tasya sudah mulai percaya kepada Angkasa, tapi ketika bukti sudah ada
Zayn rasanya ingin sekali menghajar Decky, tapi Ethan lebih cepat darinya. Saat Angkasa melangkah mundur, dia langsung meninju mata pria itu. Decky merasa kepalanya pusing. Ethan memelintir lengannya tepat di belakangnya dan mengambil alih kembali.Ethan menendang tempurung lutut Decky dan berkata dengan dingin, "Decky, siapa yang mengajarimu keahlian ini? Kamu sungguh tak tahu berterima kasih karena hari ini kamu berurusan dengan Tuan Angkasa. Apakah kamu tidak punya hati?"Decky tahu bahwa dia sudah kalah, dia tidak bisa berjuang lebih jauh lagi. Namun, dia berpikir, 'Apakah Kokom sudah membuangku saat ini?'Decky tidak tahu dan tidak berani bertanya, dia hanya berharap Kokom bisa melarikan diri dari dunia ini. Meskipun kemungkinannya sangat rendah, memiliki harapan masih lebih baik daripada tak punya harapan.Dimas yang berada di luar juga bergerak cepat. Dia sudah berurusan dengan tim di bagian depan dan segera berkumpul menuju ke tempat Angkasa berada."Angkasa, Zayn!" Tasya berl
Saat Kokom melihat Angkasa, mereka berdua bingung. Dia menarik Decky, kemudian berbalik dan pergi. Namun dia mendengar Angkasa berkata dengan nada dingin, "Kalian kira kalian bisa pergi ke mana? Salon ini dikepung oleh orang-orangku. Apa kalian yakin kalian bisa kabur?"Decky langsung menghentikan langkahnya saat itu juga. Sebenarnya, Angkasa bisa dianggap sebagai penyelamatnya. Dalam Keluarga Wijaya, selama ini Angkasa sangat baik kepadanya, tapi ... Decky menghentikan langkahnya dan memandang Angkasa.Dia merendahkan suaranya dan berkata, "Tuan Angkasa ... Kupikir Anda meninggal dalam kebakaran enam tahun yang lalu. Ternyata aku sangat naif. Anda melewati hidup Anda dengan baik saat ini. Tapi Tasya telah berubah karena kebakaran itu. Dapatkah Anda memberi tahu saya apa yang terjadi kemudian?"Wajah Angkasa berubah menjadi dingin, raut wajahnya tak sebaik sebelumnya.Decky tahu bahwa persahabatannya dengan Tuannya, Angkasa dan asisten rumah tangganya, telah memburuk sejak enam tahun
Decky buru-buru kembali. Saat dia melihat seseorang membuat keributan, dia merasa sedikit gugup. Namun, dia tak berani tinggal di situ dan segera berbaur dengan kerumunan orang yang berjalan ke arahnya.Sebelum Angelina keluar, Decky ditarik seseorang begitu dia melalui pintu."Siapa?" Decky sangat waspada."Ini aku, Kokom." Mata Kokom hanya dibalut secara sederhana, tapi luka itu masih terasa sakit.Melihat kondisi Kokom, Decky menjadi makin khawatir. "Bagaimana kamu bisa jadi seperti ini?""Bocah ingusan itu! Kami semua membenci anak itu. Decky, dengarkan aku. Zayn kabur. Meskipun aku tahu dia masih di salon kecantikan ini, tapi aku sangat kesal dan tidak tenang. Bukan suatu kebetulan jika seseorang membuat masalah di luar tanpa alasan. Kemungkinan kita semua akan terlibat!" Ujarnya dengan panik. "Dengarkan aku. Jangan menemui Angelina sekarang. Ayo kita pergi. Aku khawatir orang-orang Angkasa ada di luar sekarang. Ketika kita ingin lari, kita sudah tidak bisa lari lagi." Kokom berk
Tangan Angkasa gemetar. Ketika Tasya mendengarnya, fia dengan cepat mendekati Angkasa. Ketika dia melihat deretan kode di ponsel Angkasa, dia bertanya dengan bingung, "Di mana ini? Mengapa semuanya begitu acak?"Angkasa dengan bangga berkata, "Anak kita sungguh genius! Ini adalah kode jaringan antara dia dan aku. Zayn telah memberi tahu aku lokasi tepatnya. Ethan, beri aku alat pelacak lokasi."Karena Ethan tahu teknologi komputer Zayn, sehingga dia tidak meragukannya lagi. Ethan menyerahkan alat pelacak lokasi kepada Angkasa. Angkasa mencari sesuai dengan posisi yang diberikan oleh Zayn, dan akhirnya lokasinya terlacak di sebuah kamar di lantai pertama barat laut sebuah salon kecantikan."Di sana! Zayn ada di salon itu! Tunjukkan padaku bagaimana cara masuk ke lubang ventilasi. Yang lain bekerja sama dengan Tasya. Ethan, suruh Agung untuk menutup jaringan internet. Semua orang yang berada di luar, hari ini, tak peduli siapa yang ada di dalam sana, aku tak akan membiarkannya kabur!""
Setelah Zayn bersembunyi di bawah tempat tidur di ruang VIP, dia tiba-tiba melihat sebuah lubang kecil yang didalamnya terdapat kamera. Dia tidak mengerti mengapa benda itu ada di sana, tetapi baginya, itu merupakan kesempatan.Zayn tersenyum tipis. Dengan cepat, dia melihat ke arah kamera, dan menemukan bahwa ini hanyalah mesin yang terhubung, dan ada mesin kontrol utama di luar untuk mengendalikannya.'Bagaimana aku bisa melewati semuanya di sini?' Zayn merasa bahwa ini agak merepotkan.Jika dia mematikan kamera ini, pasti akan menarik perhatian semua orang, sekaligus memberitahu semua orang bahwa dia ada di sini. Zayn menjulurkan kepalanya dan melihat ke arah kamar mandi. Orang di dalamnya masih mandi dan bahkan tidak memperhatikan dia masuk.Zayn pelan-pelan merangkak ke luar, mencari saklar listrik, tapi dia tidak bisa menemukannya. Dia tiba-tiba menyadari bahwa saklar biasanya ada di luar, dan dia akan tertangkap jika dia keluar.'Bagaimana aku bisa mematikan listrik untuk semen
Tasya menarik napas dalam-dalam, lalu berkata dengan nada marah, "Salon kecantikan macam apa ini? Kalian mengintimidasiku seperti orang asing? Baiklah! Di seluruh Bandung, tak hanya ada salon kecantikan ini saja. Kamu benar-benar menganggap dirimu sampah. Aku tak perlu membuang waktuku di sini."Setelah berkata demikian, Tasya menendang kursi, mengambil tas miliknya, dan meninggalkan salon kecantikan itu. Pelayan itu tidak menahan kepergian Tasya, tapi dia merasa lega."Pergi dan periksalah. Apakah orang-orang di belakang sudah menemukan si kecil brengsek itu? Sekarang, pasanglah tanda di luar untuk menutup toko. Jangan biarkan seorang pun masuk lagi, atau sesuatu akan terjadi." Seorang Manajer salon kecantikan itu berkata dengan tenang.Para pelayan lainnya melakukan titahnya dengan cepat.Tasya memperhatikan bahwa saat dia keluar, para pelayan salon kecantikan itu tiba-tiba menggantung tanda 'TUTUP'.Tiba-tiba, dia merasa dugaannya semakin kuat. Saat Angkasa melihat Tasya keluar, di