Angkasa memandangnya dengan dingin dan berkata. "Masalah ini dari awal memang tidak ada jawabannya. Jika benar ada kaitannya dengan Helen, tidak peduli seperti apa hukumannya, aku akan menanggungnya, kami pria di Keluarga Wijaya akan menjaga para wanitanya!""Benarkah?" Agung tertawa mendengar itu.Kemudian, mereka masuk ke dalam kamar dan melihat Nyonya besar Diningrat yang sedang duduk di atas kasur menggunakan selang infus.Agung yang melihat ibunya dengan miris. "Ibu, maaf, anakmu tidak dapat menjagamu, sehingga membuatmu seperti ini."Nyonya besar Diningrat ingin mengatakan sesuatu, tapi tenaganya tida cukup.Agung merendahkan tubuhnya dan berusaha mendengar apa yang dikatakan Nyonya besar Diningrat. "Kamu keluar dulu, ada hal yang ingin aku bicarakan dengan Angkasa.""Bu, saya tidak mungkin meninggalkan Ibu sendirian di sini, jika memang ada yang ingin Ibu katakan, saya tidak akan mengganggu." Saat ini Agung memperlakukan Angkasa begitu serius, bagaikan mereka ini bermusuhan, ta
Angkasa terkejut, tidak menyangka anak yang dia ambil dari panti asuhan adalah anggota keluarga Diningrat.Dia memberikan Nyonya besar Diningrat segelas air. Nyonya meminum seteguk air, untuk meredakan emosinya.Angkasa memahami perasaan Nyonya Besar Diningrat, Keluarga Diningrat adalah sebuah keluarga kecil, dapat menemukan anak dari anak pertamanya tentu merupakan hal besar bagi Nyonya besar Diningrat. Namun, sangat disayangkan saat itu dirinya tidak mengetahuinya."Nyonya besar Diningrat, saya tidak paham, enam tahun yang lalu, dia dan istri saya bersama menghilang, mengapa baru sekarang Anda mencari saya untuk membicarakan hal ini? Dan lagi, apa hubungannya dengan Helen? Saya sempat mendengar, Anda sengaja melakukan penipuan ini, tujuannya adalah Helen?"Bicara sampai sini, Angkasa sungguh tidak paham, hal ini juga tidak langsung berhubungan dengannya, hanya ingin bertanya untuk memperjelas.Nyonya besar Diningrat menghela nafas. "Awalnya setelah anak ini menghilang, saya juga men
Angkasa sendiri tahu nada bicaranya tidak enak. Tapi perasaannya terhadap Tasya memang tidak mampu diungkapkan oleh apapun. Dia menghela nafas, naik mobil, langsung duduk di kursi belakang, masih dengan emosinya yang bergerjolak. Pria itu mengambil rokok dan menyalakannya, menghisapnya secara perlahan.Ethan masuk ke kursi pengemudi, melihat Angkasa seperti ini, dengan suara pelan berkata. " Tuan Angkasa, Anda merasa saya banyak bicara, Anda boleh mendenda saya atau menurunkan saya, hanya saja jangan memaksakan diri Anda begini, paru-paru Anda tidak tahan asap rokok."Angkasa dalam-dalam menghirup rokoknya kemudian mematikannya. Dia melihat kemacetan di luar sana, berbicara perlahan. "Ethan, aku tahu hubunganmu denganku sangat dalam, meskipun dikatakan atasan-bawahan, sebenarnya sudah seperti hubungan saudara. Aku juga tahu itu demi kebaikanku, aku merasa, memperlakukan satu orang perempuan yang baru dikenal beberapa hari seperti ini sangat sulit dipahami, benarkan?"Melihat Angkasa b
Perkataan Angkasa membuat Ethan menganggukan kepalanya, dengan suara pelan berkata. "Tapi hal ini akan membuat Rian keluar, beberapa tahun ini, Rian bekerja sama dengan kita, sudah jelas dia juga ingin bermain mengenai hal ini, melakukan hal ini bukankah begitu murahan?""Tidak bisa dibilang murahan, nanti masih akan ada kesempatan untuk menyuruh dia mengurusnya." Setelah Angkasa bicara dengan penuh arti dia naik ke helikopter.Ketika helikopternya sedang mengudara, perasaan Angkasa juga seoerti sedang terbang. Dia sama sekali tidak berani untuk percaya, dirinya tiba-tiba seperti menjadi pemuda yang begitu bersemangat. Ternyata perasaan hatinya begitu luar biasa, luar biasa hingga dia bisa menukar dengan segalanya.Helikopter sampai tengah malam.Dimas merasa ada orang yang datang, hal yang dilakukan pertama adalah mempersiapkannya, tidak disangka itu adalah Angkasa. "Tuan Angkasa? Bagaimana kamu bisa datang? Apakah ada hal penting yang ingin disampaikan?" Dimas sangat jarang bertemu
Dia menghela nafas lega, menoleh untuk melihat Angkasa, dan berbisik. "Bisakah Paman membantuku mengangkat Mama ke tempat tidur? Tanah di sini sangat lembab, aku khawatir dia tidak tahan."Angkasa bangkit dengan cepat, dengan hati-hati memeluk Tasya ke tempat tidur.Dia ingin menyalakan lampu, tetapi dihentikan oleh Zayn. "Mama takut lampu dan api. Dia pada dasarnya tidak menyalakan lampu di malam hari. Jika bukan karena menggambar, dia tidak akan terbangun sepanjang malam."Hati Angkasa sakit lagi, mereka yang telah terbakar oleh api takut akan cahaya. Seorang wanita yang dulu sangat cerah sekarang hanya bisa hidup dalam kegelapan?Hati Angkasa tidak nyaman, dia dengan lembut menarik selimut untuk menutupi Tasya.Zayn telah memakai sepatunya dan mengenakan pakaiannya. "Ayo pergi keluar dan bicara, jangan mengganggu Mama beristirahat, siklus tidurnya kurang baik."Mendengarkan Zayn berkata, Angkasa memandangi putranya yang berkata dengan masuk akal, dia melepas mantelnya dan memakaika
Setelah pensiun, dia menikahi Tasya. Apa yang dia lakukan untuk Tasya selama hampir lima tahun itu?Angkasa tiba-tiba tidak bisa memikirkan apa pun yang akan memberinya cukup keberanian untuk berdiri di depan Tasya dan berbicara tentang hak asuh anak itu.Awalnya Angkasa ingin menggunakan masalah merawat Zayn untuk menahan Tasya supaya tetap tinggal. Sekarang, mendengar Dimas berkata seperti itu, Angkasa berpikir. 'Apakah aku pria brengsek?'Jangan bilang anaknya sendiri tidak mengenalinya, jika demikian Angkasa akan merasa jijik bahkan pada dirinya sendiri!Angkasa menepuk pundak Dimas sambil berkata. "Terima kasih, Dimas, kamu telah membuatku memahami hal ini.""Nona Helen yang ada di dalam itu, apakah Tuan berencana menjadikannya sebagai istri?" Dimas bisa melihat bahwa perasaan Angkasa terhadap Tasya berbeda dari yang lain, jadi dia bertanya dengan santai.Angkasa berbisik. "Zayn adalah anakku, anak kandungku! Tapi Helen adalah ibu kandung Zayn, jadi menurutmu aku bisa apa?"Dimas
"Tidak memiliki hati dan otak?!"Tidak heran, dia sebegini kasarnya, sebenarnya ingatan tersebut tidak bisa dilupakannya, sehingga membuat Tasya merasa sedih setiap kali dia mengingatnya. Namun, Angkasa menampilkan raut wajah tidak bersalah, seolah-olah Tasya sedang bercanda. Angkasa maju satu langkah, dia bertelanjang dada, hormon pria menyembur keluar dari seluruh tubuhnya ke arah Tasya.Tasya tanpa sadar mundur selangkah, takut dirinya akan terpesona. Sudah enam tahun, namun pesonanya masih tak tertahankan. Angkasa sepertinya telah melihat jelas maksud Tasya, dia menjebak Tasya di sebuah partisi di tempat latihan.Satu lengannya menyokong punggung Tasya, aroma tubuhnya tercium sangat kuat. Tasya ingin mendorong Angkasa, namun dia menyadari bahwa tangan Angkasa yang telanjang dan terentang akhirnya diturunkan."Angkasa, kendalikan dirimu!""Kendalikan diriku? Aku dan istriku begitu intim, buat apa mengendalikan diri? Tasya, sampai kapan kamu akan berpura-pura denganku?" Sikap agresi
Melihat Tasya yang terus berjalan tanpa menghiraukannya, wajah Angkasa melemas. Raut wajahnya terlihat sangat sedih, seakan kehidupannya telah hilang begitu saja."Tuan Angkasa!" Teriakan Dimas menggelegar.Dimas berlari ke arah Angkasa dengan tergesa-gesa, pria itu menyaksikan hal gila yang dilakukan oleh Angkasa. Namun, Dimas terdiam saat melihat sosok wanita yang sedang ditatap oleh Angkasa.JLEB!Tasya menghentikan langkahnya, hatinya langsung menegang. Suasana tempat pelatihan yang sepi itu seakan seperti kuburan yang begitu mencekam."Tidak! Tidak mungkin!"Angkasa adalah seseorang yang sangat mencintai hidupnya, bagaimana mungkin dia melukai dirinya sendiri?Tetapi langkah kaki Tasya seperti, dia tidak bisa mengangkatnya lagi. Tepian mata Tasya terasa mengganjal dan tidak nyaman, cairan hangat dengan cepat mengalir dari sana. Perasaan cinta dan benci waktu itu sekarang berkumpul dan bersarang di dadanya, seperti akan meledak.Tasya tidak berani berbalik, dia bahkan tidak ingin
"Tuan Angkasa!" Ethan menerobos pintu kamar dengan terburu-buru. "Tuan, aku mendapatkannya!"Ethan berlari mendekati Angkasa sembari memberikan secarik kertas kepada Angkasa. Melihat kertas itu, raut wajah Angkasa berubah, dia terlihat sangat gembira dan berkata. "Bagus! Bagus sekali! Tapi, kenapa orang ini tidak menginginkan imbalan sama sekali? Siapa dia?!"Pertanyaan itu membuat Ethan tertegun, dia menarik nafas dalam-dalam kemudian berkata. "Aku tidak tahu, Tuan, pria itu tidak ingin memberikan identitasnya, dia hanya menelpon dan ingin memberikan ginjalnya kepada Putri, namun, siapakah Putri?""Nanti aku jelaskan, untuk sekarang jangan banyak bertanya!" Angkasa mengerutkan keningnya, dia terus berpikir namun tidak menemukan jawaban apapun. Kemudian dia berkata, "Apakah dia mau datang ke rumah sakit?"Ethan terkejut, dia tidak berani bertanya lebih banyak lagi dan berkata. "Ya, tapi dia tidak ingin bertemu denganmu, dia hanya berkata 'Jika menginginkan Putri selamat, jangan mencari
Melihat ibu dan putranya yang sama-sama menangis, membuat Ethan merasa sedih. Da melangkahkan kakinya dan berkata, "Nyonya, Tuan Muda, Tuan Angkasa telah memperhatikan kalian selama ini. Enam tahun yang lalu, saat tubuh Nyonya tidak ditemukan, Tuan Angkasa tidak mengizinkan siapa pun untuk membangun makam untuk Anda. Dia bersikeras mengatakan bahwa jika tubuh istrinya tidak ditemukan, itu berarti istrinya masih hidup. Selama enam tahun terakhir, Tuan Angkasa telah mengubah dirinya menjadi sebuah mesin yang bekerja tanpa henti seperti robot," Ethan menghela nafas panjang. "Tak ada kesedihan, kegembiraan, maupun kebahagiaan. Meskipun dia membawa Nona Angelina ke rumah Keluarga Wijaya, dia juga merawat dan memperhatikan Tuan Muda Kedua dan ibunya. Meskipun demi mengembalikan identitas dan perkembangan Tuan Muda Kedua, tapi Tuan Angkasa sama sekali tak ada perasaan khusus kepada Nona Angelina."Ethan terdiam beberapa saat, kemudian melanjutkan. "Tuan Angkasa bahkan tidak membiarkan Nona A
Tasya menepis keraguannya, kemudian mendengar rekaman itu.[Angkasa, kamu sungguh keji! Tasya, kamu brengsek! Apakah kamu tidak melihatku di matamu, selama wanita ini ada? Aku kembali enam tahun yang lalu untuk mendapat status sebagai Nyonya Wijaya?! Angkasa, apakah kamusungguh-sungguh tak tahu? Aku melahirkan David untuk bisa bersamamu. Tapi, mengapa hanya ada Tasya di hatimu? Itu kejadian enam tahun yang lalu, dan enam tahun kemudian juga masih seperti itu! Kamu yang memaksaku, Angkasa, kamu memaksaku!][Enam tahun lalu, aku menyuruh seseorang membakar Tasya hingga mati. Enam tahun kemudian, bahkan aku juga membuat hidup Tasya jauh lebih buruk!]Saat dia mendengar apa yang dikatakan Angelina, ekspresi wajahnya mendadak berubah. Ternyata kebakaran enam tahun lalu diatur oleh Angelina! Dengan kata lain, Angkasa benar-benar tidak tahu apa-apa pada saat itu.Apakah justru dia yang selalu menyalahkan Angkasa? Meskipun Tasya sudah mulai percaya kepada Angkasa, tapi ketika bukti sudah ada
Zayn rasanya ingin sekali menghajar Decky, tapi Ethan lebih cepat darinya. Saat Angkasa melangkah mundur, dia langsung meninju mata pria itu. Decky merasa kepalanya pusing. Ethan memelintir lengannya tepat di belakangnya dan mengambil alih kembali.Ethan menendang tempurung lutut Decky dan berkata dengan dingin, "Decky, siapa yang mengajarimu keahlian ini? Kamu sungguh tak tahu berterima kasih karena hari ini kamu berurusan dengan Tuan Angkasa. Apakah kamu tidak punya hati?"Decky tahu bahwa dia sudah kalah, dia tidak bisa berjuang lebih jauh lagi. Namun, dia berpikir, 'Apakah Kokom sudah membuangku saat ini?'Decky tidak tahu dan tidak berani bertanya, dia hanya berharap Kokom bisa melarikan diri dari dunia ini. Meskipun kemungkinannya sangat rendah, memiliki harapan masih lebih baik daripada tak punya harapan.Dimas yang berada di luar juga bergerak cepat. Dia sudah berurusan dengan tim di bagian depan dan segera berkumpul menuju ke tempat Angkasa berada."Angkasa, Zayn!" Tasya berl
Saat Kokom melihat Angkasa, mereka berdua bingung. Dia menarik Decky, kemudian berbalik dan pergi. Namun dia mendengar Angkasa berkata dengan nada dingin, "Kalian kira kalian bisa pergi ke mana? Salon ini dikepung oleh orang-orangku. Apa kalian yakin kalian bisa kabur?"Decky langsung menghentikan langkahnya saat itu juga. Sebenarnya, Angkasa bisa dianggap sebagai penyelamatnya. Dalam Keluarga Wijaya, selama ini Angkasa sangat baik kepadanya, tapi ... Decky menghentikan langkahnya dan memandang Angkasa.Dia merendahkan suaranya dan berkata, "Tuan Angkasa ... Kupikir Anda meninggal dalam kebakaran enam tahun yang lalu. Ternyata aku sangat naif. Anda melewati hidup Anda dengan baik saat ini. Tapi Tasya telah berubah karena kebakaran itu. Dapatkah Anda memberi tahu saya apa yang terjadi kemudian?"Wajah Angkasa berubah menjadi dingin, raut wajahnya tak sebaik sebelumnya.Decky tahu bahwa persahabatannya dengan Tuannya, Angkasa dan asisten rumah tangganya, telah memburuk sejak enam tahun
Decky buru-buru kembali. Saat dia melihat seseorang membuat keributan, dia merasa sedikit gugup. Namun, dia tak berani tinggal di situ dan segera berbaur dengan kerumunan orang yang berjalan ke arahnya.Sebelum Angelina keluar, Decky ditarik seseorang begitu dia melalui pintu."Siapa?" Decky sangat waspada."Ini aku, Kokom." Mata Kokom hanya dibalut secara sederhana, tapi luka itu masih terasa sakit.Melihat kondisi Kokom, Decky menjadi makin khawatir. "Bagaimana kamu bisa jadi seperti ini?""Bocah ingusan itu! Kami semua membenci anak itu. Decky, dengarkan aku. Zayn kabur. Meskipun aku tahu dia masih di salon kecantikan ini, tapi aku sangat kesal dan tidak tenang. Bukan suatu kebetulan jika seseorang membuat masalah di luar tanpa alasan. Kemungkinan kita semua akan terlibat!" Ujarnya dengan panik. "Dengarkan aku. Jangan menemui Angelina sekarang. Ayo kita pergi. Aku khawatir orang-orang Angkasa ada di luar sekarang. Ketika kita ingin lari, kita sudah tidak bisa lari lagi." Kokom berk
Tangan Angkasa gemetar. Ketika Tasya mendengarnya, fia dengan cepat mendekati Angkasa. Ketika dia melihat deretan kode di ponsel Angkasa, dia bertanya dengan bingung, "Di mana ini? Mengapa semuanya begitu acak?"Angkasa dengan bangga berkata, "Anak kita sungguh genius! Ini adalah kode jaringan antara dia dan aku. Zayn telah memberi tahu aku lokasi tepatnya. Ethan, beri aku alat pelacak lokasi."Karena Ethan tahu teknologi komputer Zayn, sehingga dia tidak meragukannya lagi. Ethan menyerahkan alat pelacak lokasi kepada Angkasa. Angkasa mencari sesuai dengan posisi yang diberikan oleh Zayn, dan akhirnya lokasinya terlacak di sebuah kamar di lantai pertama barat laut sebuah salon kecantikan."Di sana! Zayn ada di salon itu! Tunjukkan padaku bagaimana cara masuk ke lubang ventilasi. Yang lain bekerja sama dengan Tasya. Ethan, suruh Agung untuk menutup jaringan internet. Semua orang yang berada di luar, hari ini, tak peduli siapa yang ada di dalam sana, aku tak akan membiarkannya kabur!""
Setelah Zayn bersembunyi di bawah tempat tidur di ruang VIP, dia tiba-tiba melihat sebuah lubang kecil yang didalamnya terdapat kamera. Dia tidak mengerti mengapa benda itu ada di sana, tetapi baginya, itu merupakan kesempatan.Zayn tersenyum tipis. Dengan cepat, dia melihat ke arah kamera, dan menemukan bahwa ini hanyalah mesin yang terhubung, dan ada mesin kontrol utama di luar untuk mengendalikannya.'Bagaimana aku bisa melewati semuanya di sini?' Zayn merasa bahwa ini agak merepotkan.Jika dia mematikan kamera ini, pasti akan menarik perhatian semua orang, sekaligus memberitahu semua orang bahwa dia ada di sini. Zayn menjulurkan kepalanya dan melihat ke arah kamar mandi. Orang di dalamnya masih mandi dan bahkan tidak memperhatikan dia masuk.Zayn pelan-pelan merangkak ke luar, mencari saklar listrik, tapi dia tidak bisa menemukannya. Dia tiba-tiba menyadari bahwa saklar biasanya ada di luar, dan dia akan tertangkap jika dia keluar.'Bagaimana aku bisa mematikan listrik untuk semen
Tasya menarik napas dalam-dalam, lalu berkata dengan nada marah, "Salon kecantikan macam apa ini? Kalian mengintimidasiku seperti orang asing? Baiklah! Di seluruh Bandung, tak hanya ada salon kecantikan ini saja. Kamu benar-benar menganggap dirimu sampah. Aku tak perlu membuang waktuku di sini."Setelah berkata demikian, Tasya menendang kursi, mengambil tas miliknya, dan meninggalkan salon kecantikan itu. Pelayan itu tidak menahan kepergian Tasya, tapi dia merasa lega."Pergi dan periksalah. Apakah orang-orang di belakang sudah menemukan si kecil brengsek itu? Sekarang, pasanglah tanda di luar untuk menutup toko. Jangan biarkan seorang pun masuk lagi, atau sesuatu akan terjadi." Seorang Manajer salon kecantikan itu berkata dengan tenang.Para pelayan lainnya melakukan titahnya dengan cepat.Tasya memperhatikan bahwa saat dia keluar, para pelayan salon kecantikan itu tiba-tiba menggantung tanda 'TUTUP'.Tiba-tiba, dia merasa dugaannya semakin kuat. Saat Angkasa melihat Tasya keluar, di