Suara kokok ayam bersahutan, kini matahari telah bersinar dari ufuk sebelah timur."Hoam"Zahwa melirik kesebalah kanan tempat tidurnya ia melihat kearah wajah suami masih tertidur pulas. "Sayang bangun!" ucapnya sembari mengguncang tubuh sang suami dengan lembut. "Hoaam, iya sayang!" sahut pria itu setengah sadar. Setelah pria itu menyahut sebentar, kini pria itu kembali tidur, betapa sebalnya Zahwa ketika sang suami bertingkah layaknya bocah yang tak mau dibanguni oleh Mamanya. "Sayang ayok bangun! udah pagi! pliss dong jangan kayak anak kecil!" celoteh Zahwa "Iya tunggu dulu sayang! lima menit lagi deh!" sahutnya kembali "Udah ahhh! pokoknya Zahwa gak mau banguni Mas Leo lagi! Malas aku!" celotehnya lagi dengan sebal Kini Zahwa segera bangun dari tempat tidur, ia bergegas untuk menuju kebelakang untuk membantu Ibunya, yang lebih dulu mengerjakan tugas seorang perempuan didapurnya."Zahwa!""Astaghfirullah!" ucap Zahwa kaget Zahwa tercengang kaget, pria dengan sebutan kepala
"Udah berapa kali juga aku bilang, aku tak peduli Zahwa, jika kamu adalah istri kakakku!" ucap kekeh Reza "Capek aku ngomong sama kamu Reza!" balasnya kesal.Tanpa aba-aba lagi Zahwa masuk kedalam rumah Ibunya. Perasaan Reza hancur saat Zahwa acuh tak acuh menolaknya. "Zahwa kenapa sih kamu gak mau membalas rasa cintaku yang besar ini! asal kamu tau Zahwa, cintaku ini jauh lebih besar dari cintanya Leo kepadamu!" kekeh Leo dalam hatinya Zahwa mencoba untuk berfikir bagaimana supaya pria batu itu tak ada perasaan lagi kepadanya, sungguh jika dibiarkan berlarut-larut Reza mencintainya akan membuat Zahwa stress. "Bagaimana caranya supaya Reza hilang rasa kepadaku tuhan? sungguh semua ini akan membuatku gila!" lirihnya dalam hati Seiris demi seiris bawang merah Zahwa potongi, namun pikirannya sekarang entah kemana, hanya raga perempuan itu saja yang kini berada didapur."Kenapa ya tuhan, ujian ini tak kunjung usai!" lirihnya dalam hati "Nduk kamu kenapa ngelamun? lagi mikirin Nak L
"Ok Dok!" jawab wanita paruh baya itu Sang dokter membawa kedua perawatnya untuk memberikan asupan makanan dan obat kepada wanita paruh baya itu. Segera para perawat itu memberikan pelayanan terbaik untuk Mama Leo, "Mari Bu saya suapin dulu!" ucap perawat itu. Secara bergantian kedua perawat itu melayani Mamanya Leo yang satu perawat menyuapinya dan yang satunya memberikan obat setelah mamanya Leo habis makan, setelah keduanya selesai menjalankan tugasnya, sang dokter dengan sigap memeriksa kondisi wanita paruh baya itu, untuk mendapatkan informasi terkini dari tubuh wanita paruh baya itu. "Mari Bu saya periksa dulu kondisi Ibu!" ucap sang dokter dengan sopan."Iya Dok!" sahutnya singkat Satu persatu kondisi kesehatan wanita paruh baya itu diperiksa secara intens. Dari tensi darah sampai tak lupa juga kondisi kaki yang mengalami patah tulang permanent. Setelah Dokter memeriksa kondisi kakinya, wanita paruh baya itu menanyakan nasib kakinya untuk kedepannya, "Dok kira-kira berapa
"Arrggghh!" teriak Leo Kepalanya serasa hampir pecah mendengar bantahan istrinya, ini adalah baru pertama kali Zahwa berani membantah kepada suaminya "Mulai berani kamu ya Zahwa! bicara keras kepadaku!" celetuknya " Mas Leo, bukannya aku berniat untuk berani membantah kepada suami, tapi Mas Leo jangan langsung menuduh aku gitu dong! emang yang dituduhkan Mama kepadaku itu ada bukti? jika aku yang mencelakakan Mama?" balasnya Mata Leo mulai mendelik kearah Zahwa, tangannya mulai terangkat dan hendak menampar pipi Zahwa."Jangan lakukan itu Nak Leo!" cegah Ibu. Nafas pria itu mulai menghela panjang, darahnya seperti mulai naik, wajahnya pun mulai memerah."Nak Leo, jika Nak Leo melakukan kekerasan pada Zahwa, Ibuk gak akan tinggal diam! Ibuk akan memberikan hukuman kepada Nak Leo!" tegas wanita paruh baya itu. Ibu Zahwa tak rela jika putri bungsunya ia jadikan bahan untuk kekerasannya. "Bukannya Ibuk mau ikut campur urusan rumah tangga kalian! tapi Ibuk tidak mau kalau sampai nak
"Zahwa?" teriak kompak keduanya Leo dan Reza tercengang melihat Zahwa yang tergeletak diatas tanah, mereka melihat darah yang mengalir sedang dipaha Zahwa."Zahwa kamu gakpapa sayang?" ucap Leo khawatir. Posisi pria itu sekarang ada didekat Zahwa, pria itu memangku istrinya yang sudah lemas tak berdaya, begitu panik keduanya, Leo merangkul tubuh Zahwa, pria itu bingung harus bagaimana sekarang."Ya tuhan, Zahwa bangun!" tepuknya kepipi sang istri berulang kali supaya ia sadar. "Semua gara-gara kamu, Reza! coba saja kau tidak kesini pasti semuanya akan baik-baik saja!" geram Leo seraya menunjuk kearah Reza."Loh! kenapa kamu salahin aku! jelas-jelas kau yang mendorongnya Leo!" balasnya geram Mendengar keributan itu sang Ibu segera menghampiranya, begitu paniknya saat sang anak sudah tak sadarkan diri dan terlihat darah mengalir dari wanita malang itu. "Kalian seperti anak kecil saja ya! berantem terus! ayok bawa Zahwa kerumah sakit sekarang!" protes Ibu, yang tak habis pikir denga
"Zahwa sayang, kamu harus bisa mempertahankan benih yang ada dikandunganmu ya sayang!" lirih Leo Zahwa sekarang harus memperjuangkan benih yang ada dikandungannya itu, terlihat Dokter sangat sibuk memasang peralatan medis ketubuh Zahwa, tak mudah bagi Dokter menangani pasien yang sedang dalam keadaan hamil muda. "Dok pasien terus mengeluarkan darah dari v*g*na nya Dok!" ucap seorang suster dengan khawatir. "Ayok, kita sekarang harus extra menangani sang pasien! mengingat beliau adalah istri dari Pak Leo! jika kita tidak bisa memberikan yang terbaik untuk wanita ini, akan habis kita!" pesan Dokter itu kepada semua suster yang membantunya. Sang Dokter mengetahui jika Kakek Leo sangat berpengaruh ke rumah sakit yang menangani Zahwa sekarang, walaupun itu adalah rumah sakit daerah yang berada di kota kecil tapi Kakek Leo sudah memberikan donasi yang sangat besar untuk kesejahteraan para nakes dirumah sakit daerah itu. Tak lama kemudian tubuh Zahwa memberikan respon yang menakutkan...
"Sus Ayo cepat tolong Ibu mertua saya!" celoteh Leo. Leo dengan ketiga suster tergesa untuk menghampiri wanita paruh baya itu"Sus tolong paggil petugas untuk mengambil tempat tidur dorong!" perintah salah satu suster kepada suster yang satunya."Baik suster!" jawabnya Leo terlihat sangat gelisah memikirkan istrinya ditambah lagi Ibu mertuanya yang tertimpa musibah, pikirannya juga mengarah kepada Mama tirinya yang masih dirawat dirumah sakit, sungguh ini sangat tidak mudah bagi hidup Leo. Pria itu menatap kepergian Ibu mertuanya yang telah dibawah oleh para suster untuk diberikan pertolongan pertama pada Ibu mertuanya itu, kini Ibu mertua dan para suster itu telah hilang dari pandangannya. "Aaargghhh, aku gak kuat tuhan," gerundel Leo, Pria itu mengacak-ngacak rambutnya Reza sedari tadi memperhatikan kakak tirinya yang seperti orang tak ada semangat untuk hidup. Ceklek Suara pintu ruang UGD terbuka dengan pelan, Seorang Dokter yang menangani Zahwa telah berdiri ditengah pintu.
Bunyi dering ponsel Leo terdengar seperti dengung isi kepala, Membuat Pria itu kini mengurungkan pembicaraannya dengan sang istri. Cuaca buruk di luar sana telah berhasil membuatnya demam dan pening. Di tambah pikirannya kacau karena wanita yang ia booking waktu itu, memiliki rasa takut tentang sesuatu yang kini menghantui. “Mas, ada telepon dari siapa Mas Leo?” tanya wanita yang ada disebelahnya itu. Ia menggelengkan kepala. “Entahlah.” katanya, sambil memandang penuh penasaran pada muka telepon berwarna hitam dipenuhi beberapa angka yang melingkar.“Pasti dari seorang perempuan?” tegas Zahwa. "Perempuan siapa sayang? ini nomornya gak gak ada di kontakku sayang!" sahut Leo "Coba mana biar aku saja yang menenerimanya Mas!" pinta Zahwa dengan mengulurkan tangannya yang mungil kearah Leo "Ahh udah lah sayang gak penting juga kok, pasti cuma orang iseng!" tolak Leo Leo menolak panggilan dari nomer yang tak dikenal itu, supaya sang istri tak memaksanya untuk meminta ponsel Leo dan m
Leo tampak bahagia saat sang istri menyuapinya dengan lembut. Diliriknya Zahwa yang tengah menunduk dan menyuapkan jeruk terakhirnya kemulut Leo. Sikapnya tenang, santun dan membuat dadanya berdesir samar.Hati Leo bahagia bukan main. Melihat begitu cantiknya wajah wanita yang selama ini tidak pernah lelah dan selalu ikhlas menemaninya. haruskah kini mendapati kalau mentari yang baru saja bersinar dalam hidupnya harus kembali mendung dengan kehadiran wanita lain yang tengah mengaku mengadung kepada suaminya. Entah mengapa, saat ini Leo merasa sangat bersalah saat kedatangan Chaca, terlihat tidak seperti yang ada dalam bayangannya selama ini. Kedatangan gadis masa yang pernah ia booking itu bukan lagi seperti yang dia harapkan dan dia hadirkan dalam doanya. Siang ini di mana dirinya baru menyadari kalau rasa bersalah, benci kepada dirinya sendiri yang keji pada sang istri.Tak terasa jam merambat menunjukkan pukul satu siang, namun Leo tidak segera beranjak dari atas tempat tidur Zah
"Wak, kamu ngerasa ada yang aneh gak siapa yang sedang ada diluar sana?" tanyanya pada dirinya sendiri seperti orang gak waras "Kayaknya diluar sana ada pria misterius itu, loh. Beberapa minggu lalu, aku juga merasakan hal yang aneh diluar kamarku ini!" gumamnya masih ketakutan.Ia masih saja tetap ada dalam selimut tebalnya karena ketakutan akan sosok moster yang kembali lagi "Aku khawatir jika sosok pria misterius itu akan datang kembali menyakitiku lagi?" ucapnya masih ketakutan lagi Tubuh Zahwa terus bercucuran keringat karena ia begitu ketakutan karena dikamarnya b"Khawatir Kirana terjerumus ke dalam pergaulan bebas, terus dia melewati batas, Mas," lirihku.Lelaki itu memang tidak pantang menyerah untuk meneror Zahwa . Selama beberapa pekan ini, dia berjuang selalu menerorku. Bagaimana aku bisa tenang jika aku selalu dihantui oleh sosok lelaki misterius yang menggunakan topeng jokers yang begitu menyeramkan. "Aduh bagaimana ini, aku jadi ketakutan, Mas Leo kamu kemana sih kok
"Ahh gue gak muji loh kok! gue cuma bilang yang sebenarnya!" ucap Zahwa kembali "Udah ahh, jangan muji gue mulu Wak!" celetuk Keisya kembali "Iya deh, gue diem aja!" ucap Zahwa kembali tak ingin memuji sahabatnya itu kembali. Berulang kali aku rasakan aku sungguh sangat beruntung memiliki sahabat sebaik Keisya, aku pernah menyesal karena pernah berfikir bahwa Keisya itu orangnya jahat dan licik kepadaku. Sungguh jika waktu bisa aku putar aku tidak akan berfikir jika Keisya adalah orang yang jahat dan licik sungguh aku sangat menyesal atas semua pikiran jelekku kepada sahabatku itu. "Key, gue mau jujur ya!" ucap Keisya!" ucap Zahwa "Jujur apa Wak? jujur saja!" celetuk Keisya kepada Zahwa "Maaf ya Key, gue pernah berfikir bahwa loh sahabatku yang jahat! maaf kalau aku pernah berpikiran seperti itu!" celetuk Zahwa kepada sahabatnya itu. "Hhmm dasar wanita sialan, berani-beraninya loh sampai berfikir seperti itu kepada gue! yang membuat gue jadi seperti ini kan loh wanita sialan!"
"Wak loh makan dulu ya! biar gue suapin loh! pokoknya loh harus habisin nasi ini supaya loh cepet sembuh!" celetuk Keisya kepada sahabatnya itu. "Key, kan gue udah makan pizza tadi, gue kenyang banget nih!" sahut Zahwa menolak kemauan Keisya "Oohh iya yah, loh kan udah makan pizza banyak!" celutuk Keisya kembali "Haha iya Key, kalau gue masih mau makan nasi itu, bisa begah perut gue dong!" ucap Zahwa kepada sahabatnya itu yang masih memegang piring di tangannya itu. Zahwa tertawa sumringah saat sahabatnya itu yang tengah memegang piring yang berisi sarapan pagi Zahwa. "Kok malah ketawa sih kamu Wak!" tanya Keisya kepada Zahwa "Ahh kamu ini Key kenapa sih kok lucu banget sihh?" ucap Zahwa. "Apa sih Wak kamu Wak!" ucap Keisya kembali. Mereka terus tertawa bersama tak ingin ia Zahwa melewatkan moment kebersamaan dengan sahabatnya itu. Kring kring kringTerdengar dering ponsel dari telfon Zahwa, terlihat dari layar ponsel Zahwa bahwa yang telfon adalah Leo sang suami. "Assalamual
"Makasih ya Key! kamu memang terbaik buatku saat ini!" celetuk Zahwa kepada Keisya yang sedang erat memeluk tubuhnya. Zahwa saat ini sangat bangga memiliki sahabat seperti Keisya yang sangat perhatian kepadanya, rasa haru saat Keisya begitu lama memeluk tubuhnya. "Wak, loh yang sabar ya, atas semua cobaan yang menimpa loh!" pesan Keisya kepada Zahwa "Iya Key, sekali lagi gue ucapkan banyak terimakasih!" ucap Zahwa sekali lagi. semabari keduanya menunggu pesanan makanan yang masih belum kunjung datang keduanya saling berbincang penuh kehangatan. kring kring kring Suara ponsel Keisya berdering terdengar ditelinga Keisya dan juga Zahwa "Key, ponselmu bunyi tuh!" ucap Zahwa "Eeeh iya Wak! tunggu ya gue terima dulu telfonnya, mungkin ini dari orang yang mau anterin makanan dari gofo*d!" ucap Keisya Segera Keisya mengangkat telfon dari orang yang menelfonnya. "Hallo!" ucap Keisya. "Mbak Keisya ya?" tanya pria yang ada diluar sana. "Iya dengan saya sendiri!" sahutnya. "Ini mbak,
"Hah, masak iya Leo punya wanita lain? kayaknya Leo bukan pria yang suka neko!" gumamnya dalam hati. "Kayakanya gue harus nyelediki Leo deh! gue harus buktikan bahwa dugaannya Zahwa tentang Leo salah!" gumamnya lagi Keisya terus kepikiran tentang Leo yang kata sang istri tengah memiliki perempuan lagi. Ia terus kepikiran tentang wanita baru yang Leo miliki. "Wak loh beneran yakin seratus persen kalau Leo punya wanita lain?" ucap Keisya. "Gak seratus persen sih Key! cuma fitasatku sangat kuat kalau Mas Leo punya wanita lain selain aku?" ucap Zahwa penuh keyakinan. "Kalau aku bantuin kamu gimana Wak?" ucap Keisya menawarkan bantuan kepada Zahwa "Serius loh Key? tapi kayaknya gak usah deh Key, nanti pas jadinya ngerepoti kamu!" ucap Zahwa. Keisya tetap saja ngotot karena Zahwa menolak tawarannya untuk membantu membuktika bahwa Leo sedang memiliki perempuan lain selain Zahwa."Ahh, nggak kok Wak! sumpah gue gak pernah ngerasa direpoti oleh loh!" ucap Keisya yang masih ngotot untuk
"Iya Key it's okay!" sahut Zahwa yang mulai luluh kembali pada wanita licik itu "Nah coba kamu belajar dari Keisya Mas! Keisya itu orangnya emang baik, dia juga tak segan untuk meminta maaf atas kesalahannya!" ucap Zahwa kepada sang suami yang masih saja cuek tak mau mendengarkan Zahwa. Mendengar ucapan Zahwa yang membela Keisya daripada dirinya membuat Leo sangat kecewa, ini bukan kali pertamanya Zahwa membela Keisya sampai telinganya panas bila mendengarnya. "Terserah kamu deh sayang!" sahut Leo cuek lalu meninggalkan Zahwa bersama Keisya dikamar itu. "Mas! Mas Leo! kamu emang benar-benar ya Mas!" teriak Zahwa memanggil sang suami yang tiba-tiba saja meninggalkan dirinya. Namun pria itu mengabaikan panggilan dari sang istri, ia tak peduli lagi dengan Zahwa yang membuat dirinya saat ini kecewa berat."Aishh, dasar kamu Mas! tega-teganya kamu ninggalin aku begitu saja!" celetuk Zahwa tak terima ia diperlakukan seperti ini. "Udah Wak, biarin saja suamimu pergi! toh walaupun kamu
"Woy, ngapain loh liatin gue seperti itu!" tanya Leo dengan keras kepada Keisya yang sedari tadi. Mendengar ucapan Leo seketika lamunan Keisya buyar. Ia seperti orang gugup saat ini untuk menjawab pertanyaan dari Leo. "Huh, apaan sih Leo! ngageti saja!" sahut Keisya mencoba untuk menjawab santai. "Ngapain loh bengong kearah gue gitu?" tanya Leo penasaran. "Gue itu bengong karena lagi mikirin pekerjaan gue yang sangat numpuk!" sahut Keisya dengan seribu alasannya. Leo masih saja terus mencecar pertanyaan kepada Keisya karena ia merasa tidak puas dengan jawaban Keisya. "Loh kalau lagi mikirin pekerjaan gak usah sambil fokus liatin gue seperti tadi! Gue kan risih jadinya!" celetuk Leo tak mau kalah sebelum mendapatkan jawaban yang pas dari Keisya. "Yeee,,, GR banget sih loh Leo! emang siapa yang fokus liatin loh! gue gak ngerasa pandangan gue kearah loh kok dari tadi! loh aja yang ke GR an!" ucap Keisya masih berusaha membuat alasan supaya Leo dan Zahwa percaya padanya. Mendenga
Mobilnya terus melaju kencang, hingga akhirnya mobil yang Keisya kendarai sampai disuatu salon kecantikan langganannya. "Hufft, akhirnya sampai juga!" celetuknya. Langkah kaki Keisya melangkah untuk cepat-cepat masuk kedalam salon kecantikan itu, ia tak sabar untuk membuat kantung matanya kembali menjadi indah seperti semula. "Yuuhhuu good morning semua!" sapa Keisya kepada pegawai yang kerja disalon itu. "Morning Say? tumben pagi-pagi banget say!" sahut salah satu pegawai salon kecantikan itu. "Iya nih, lagi urgent!" celetuk Keisya. "Ehh sis coba kamu liat kantung mata gue!" ucap Keisya kepada salah satu pegawai salon kecantikan itu. Keisya menunjukkan kantung matanya yang berwarna hitam bak hewan Panda kepada salah satu pegawai salon kecantikan. "Loh kok bisa begini say! hitam banget loh say! emang kok bisa jadi seperti itu sih say?" ucapnya Salah satu pegawai salon kecantikan itu heran, kenapa wanita yang sudah sering datang kesalon itu matanya bak hewan Panda, selama ini