Share

6. Ajari Aku

Author: Velmoria
last update Huling Na-update: 2025-03-09 17:18:16

Zuri menunduk, fokus menyabuni lengan Axel. “Belum. Kami belum pernah melakukannya,” jawabnya pelan.

“Aku hanya bertanya tanpa tujuan,” kata Axel cepat, berusaha menutupi nada ingin tahunya.

“Aku tahu,” angguk Zuri singkat.

Axel mengerutkan kening. Apa Zuri sudah menebak rencananya? “Kita akan melakukannya malam ini. Kalau kau belum siap, kuberi waktu sampai tengah malam.” Menatap Zuri tajam, dia tidak mau menunda lagi.

Zuri berhenti bergerak, tangannya diam di sana, lalu menatap Axel langsung—bukan dengan ketakutan, tapi keberanian kecil. Axel balas menatap, menantang Zuri. Tapi Zuri langsung menciut, menunduk dan melanjutkan menyabuni Axel.

“Katakan apa yang ingin kau katakan,” desak Axel, kesal dengan sikap Zuri. Bergerak menuju bathtub, masuk ke dalam dan menegakkan punggung agar kembali disabuni Zuri.

“Aku akan berusaha siap sebelum tengah malam,” balas Zuri, beralih ke punggung Axel. Pas sekali momen ini untuk menghindari tatapan si suami.

“Harus. Kau harus siap. Ingat perjanjian kita. Kau harus bergerak lebih cepat dariku. Tujuan kita menikah adalah penerus laki-laki dan kau melunasi utang kakakmu. Kita selesaikan cepat. Mengerti?” Axel melirik melewati bahu.

“Aku mengerti,” jawab Zuri cepat, nadanya tegas kali ini.

Axel tersenyum sinis menerima tanggapan Zuri. Lalu tiba-tiba, menarik tangan Zuri dari sela lengannya, menahan tanpa berbalik, membuat si istri tampak memeluk dari belakang. Tapi tangan Zuri tidak gemetar seperti dugaannya—tak ada penolakan atau jeritan. Zuri diam, membiarkan.

Axel menarik lebih jauh, memutar tubuh Zuri hingga menghadapnya. Dia keluar dari bathtub, duduk di pinggirnya, dan menarik Zuri ke pangkuannya.

Zuri tidak menunduk, tapi menatap langsung, membuat Axel tersentak. Rasa malu tiba-tiba muncul, tapi dia menepisnya cepat.

“Kau harus siap sekarang,” bisiknya di telinga Zuri, menempatkan si istri tepat di atas pangkuannya. “Aku tidak mau menunggu lagi.”

Zuri mengangguk. “Ajari aku,” katanya, melingkarkan lengan di leher Axel. Ketakutan lenyap dari wajahnya, diganti hasrat yang terlihat jelas.

Mereka saling menatap dekat, tanpa jarak. Axel menyapu ibu jarinya ke bibir Zuri, memasukkannya saat ada celah. Zuri menghisap lembut tanpa diperintah, matanya tidak berkedip.

“Kita mulai,” kata Axel, melepas gaun tidur Zuri dengan gerakan cepat.

Zuri mengangguk, tidak ragu. Axel mengerutkan kening dalam hati—kenapa wanita itu tidak takut sekarang? Terbawa suasana? Terlalu menikmati?

Dia menarik Zuri lebih dekat, menjilat leher si istri kasar sebelum turun ke payudara. Jarinya memainkan puting Zuri dengan sengaja, memancing.

Napas Zuri mulai berat. Lalu Axel menghisap keras, menggigit ringan, membuat Zuri mendesis pelan, tapi tidak menolak. Payudaranya menegang dua kali lipat, dadanya naik-turun cepat.

Axel melanjutkan, lidahnya menelusuri perut Zuri, turun ke bawah. Zuri hanya membalas dengan sentuhan kecil di telinga dan rambut Axel.

Kejantanan Axel sudah keras, tidak sabar. Menarik celana dalam satin Zuri—berwarna ivory dengan renda halus—ke samping, memposisikan dirinya di kewanitaan si istri yang basah.

“Ah!” Zuri menjerit tertahan, membekap mulutnya. Tubuhnya menegang, kesakitan jelas di wajahnya.

Axel terhenti sejenak, dia tahu kalau Zuri masih perawan. “Kuajari kau sekarang. Lihat baik-baik,” katanya, menatap Zuri yang memalingkan wajah.

Zuri menurut, menatap ke bawah, melihat kejantanan Axel yang tegang baru masuk sedikit. “Mu-mungkin kau perlu membuka celana dalamku—oh!” Dia menegang lagi, kesakitan, kepalanya mendongak.

Axel tak peduli, memaksa masuk lebih dalam. “Sedikit lagi. Sudah setengah,” katanya, menyeringai puas. “Aku tidak suka melepas celana dalammu.”

Zuri menatap Axel dengan mata sendu, air mata tertahan. “Biar kulepaskan kalau begitu,” tawarnya pelan.

“Tidak, aku tidak mau,” tegas Axel. Sensasinya akan berbeda kalau Zuri telanjang penuh, karena momen itu untuk nanti. “Lihat baik-baik, jangan alihkan pandanganmu.”

Zuri menurut, menatap kejantanan Axel yang masuk perlahan dari sisi celana dalamnya. Tubuhnya gemetar, kesakitan terlihat, tapi dia diam.

“Akh!” erang Zuri akhirnya keluar saat Axel berhasil masuk sepenuhnya—campuran sakit dan lega.

Axel menarik tubuh Zuri yang bergetar lebih dekat padanya, bangga berhasil menembus si istri dalam posisi sulit ini. Dia mendekati wajah Zuri, berbisik di sana. “Pelajari ini, Zuri. Aku suka yang sulit. Kuajarkan kau menahan diri. Jangan pernah mendahuluiku, mengerti?”

Zuri mengangguk pelan. “Mengerti,” jawabnya.

“Jangan keluar lebih dulu. Tahan sekuat mungkin. Kalau tidak, kuhukum kau semalam suntuk tanpa ampun,” ancam Axel, tatapannya tajam.

Zuri tersenyum sekilas—berani, hampir mengejek. Axel mengerutkan kening, tapi tak berkomentar. Dia mencengkeram celana dalam Zuri, menariknya turun kasar untuk memaksa tubuh wanita itu naik-turun mengikuti ritmenya. Dia sengaja tak memegang pinggang Zuri, ingin si istri belajar bergerak sendiri.

Zuri mendesah, Axel juga. Mereka saling menatap, tidak ada yang memalingkan muka. Wajah Zuri menunjukkan dia hampir klimaks, tapi Axel mencengkeram pinggang wanita itu kuat-kuat.

“Terus bergerak,” perintahnya saat Zuri melambat. “Ingat yang kuajarkan?”

“Jangan mendahului,” jawab Zuri, napasnya terengah-engah.

Axel tersenyum sinis. “Bertahanlah. Aku masih lama.”

Kesulitan terlihat di wajah Zuri, tapi dia berusaha. Axel menikmati perlawanan kecil itu, penasaran seberapa jauh Zuri bisa bertahan dibanding Elysia.

Zuri merasakan kewanitaannya perih, panas, tapi hentakan Axel yang tak kenal ampun membawa sensasi aneh—sakit bercampur nikmat yang tidak ingin berhenti. Dia ingin klimaks, tapi berusaha menahan, takut melanggar perintah Axel. Tubuhnya gemetar, napasnya terengah.

“Akh!” Axel mengerang keras, menarik kepala Zuri mendekat. Napasnya menderu. “Buka kakimu lebih lebar, naikkan setinggi mungkin,” bisiknya kasar.

Zuri menurut, tapi pinggangnya sudah nyeri. Axel mengangkat kedua kaki Zuri lebar-lebar, sejajar dengan kepalanya. Sensasi hangat membanjirinya di dalam sana—benih Axel, banyak, terus mengalir. Zuri berharap itu cepat jadi bayi laki-laki.

Mereka kini di ranjang. Axel tidak tahan lama di pangkuan seperti katanya—dia menarik Zuri ke kasur, melepas celana dalam wanita itu sepenuhnya. “Lain kali, bergerak lebih cepat saat kuminta,” katanya, napasnya masih tidak teratur.

Zuri tidak menatap suaminya. “Ya, baik,” jawabnya pelan, tubuh sudah terasa remuk.

“Tadi kau minta diajari. Begitu caraku mengajarimu,” tambah Axel.

Zuri diam, tak membantah. Tubuhnya lelah, tapi pikirannya mengakui kenikmatan itu.

***

Paginya Zuri terbangun lebih dulu. Menyadari Axel tertidur lelap di sisinya, telanjang di balik selimut—sama seperti dirinya. Dia memandang tubuh Axel tanpa malu, merasa itu wajar. Pria itu suaminya, sah secara hukum. Kenapa harus malu?

Akh! Zuri merasa sangat kesakitan.

Lalu dia melihat Axel bergerak. Jadi cepat-cepat dia memunggunginya, takut ketahuan. Jantung Zuri berdegup kencang—bukan karena takut, tapi malu membayangkan semalam.

Namun, Zuri tidak bisa bohong—dia menyukai cara Axel memasukinya, mengajarinya, meski brutal. Bahkan kalau Axel mencambuknya saat bercinta, dia akan terima itu tanpa mengeluh.

Senyum kecil muncul di wajahnya. Dia mencakar punggung Axel semalam, tapi kuku pendeknya tidak meninggalkan bekas parah. Beruntung, atau Axel akan membentaknya pagi ini.

Tiba-tiba, lengan Axel melingkari pinggangnya dari belakang. Zuri menegang, napasnya tertahan. Kenapa dia kaku sekarang? Semalam, dia agresif, membalas setiap sentuhan Axel tanpa ragu.

Zuri sangat ingat momen itu—senja, kamar mandi, ranjang berantakan. Keberaniannya muncul saat Axel menariknya ke pangkuan, didorong keinginan untuk cepat hamil.

“Ayo, lakukan lagi,” bisik Axel, napasnya hangat di tengkuk Zuri.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Kaugnay na kabanata

  • Terjebak dalam Pernikahan Suami Kakakku   7. Menggoda

    Zuri merinding, bulu kuduknya berdiri. Bercinta lagi? “Berbalik dan lihat aku,” perintah Axel, nadanya lebih tajam.Zuri menurut, berbalik perlahan. Wajah Axel tampan meski rambutnya berantakan—ulahnya semalam, menjambak dan mengacak-ngacak selagi menahan serangan Axel. Mereka saling menatap, hawa dingin pagi terasa dari tatapan pria itu.“Kau tidak mendengarku?” tanya Axel, suaranya nyaris kasar.“Aku mendengarmu,” jawab Zuri hati-hati, mengangguk. Axel suaminya, jadi dia harus menjalani ini dengan benar.“Karena aku yang menginginkannya lagi, apa itu artinya aku juga yang harus memulainya?” tanya Axel sinis.Zuri menelan ludah. “Kau suka aku memulainya dengan cara seperti apa?” balasnya pelan, langsung menyesal bertanya.“Kau minta diajari lagi?” Axel menyeringai, alisnya bertaut. Zuri mengangguk, tidak tahu harus jawab apa. Jujur, ini sungguh pengalaman pertamanya.“Coba mulai dengan menggodaku,” perintah Axel.Zuri mengerjap bingung, lalu bangkit duduk. Selimutnya merosot, memperl

    Huling Na-update : 2025-03-09
  • Terjebak dalam Pernikahan Suami Kakakku   8. Istri Kedua?

    Kini, Aurelia kembali ke Valmont bersama Ronan dan Alina. Ibunya terkejut, begitu pula Axel, tapi bedanya, ibunya selalu ingin tahu, sementara Axel tidak ambil pusing.Kemarin, Gideon Cross—orang kepercayaan Axel, memberitahu bahwa Aurelia bercerai dari Ronan Donovan, pria kasar yang menghabiskan kekayaannya di meja judi.Axel melirik jam tangannya. Pukul sebelas lewat dua puluh menit. Zuri pasti sudah tidur. Terakhir dia melihat istrinya itu mengeringkan rambut sambil menatap ponsel, tidak menyadari kepergiannya. Dia sengaja tak memberitahu ke mana dia pergi atau di mana dia akan bermalam. Menurutnya, Zuri tidak berhak tahu.“Alina memang sudah mengantuk. Ini jam tidurnya, tapi karena terus batuk, dia gelisah dan sulit tidur,” kata Aurelia, muncul kembali. Kali ini, dia tak duduk di seberang Axel, melainkan di sisinya.“Sekarang bagaimana?” tanya Axel, nadanya tetap datar.Aurelia tersenyum lembut—senyum yang bisa membuat hati bergetar. “Dia sudah tertidur pulas setelah aku ikut tidur

    Huling Na-update : 2025-03-15
  • Terjebak dalam Pernikahan Suami Kakakku   9. Pria dengan Sorot Mata yang Hangat

    “Oh, sebentar. Biar aku ambil ponselku dulu, Nyonya,” jawab Dottie, bergegas mengambilnya.Zuri lega—Dottie tidak curiga. Dia mendapat nomor Axel dan ragu menelepon, takut mengganggu. Akhirnya, dia memilih mengirimkan pesan.[Axel, ini Zuri. Aku minta izin untuk ke rumah mendiang bibi Isolde. Aku janji tidak akan lama.]Dia menghela napas, lalu memanggil Cole yang sedang duduk membaca buku di ruang tamu. Pemandangan itu menghibur hatinya—pria dengan buku.“Ke jalan Fairview, Nyonya?” tanya Cole, berdiri tegak. Seolah tahu ke mana tujuan Zuri. Sebab selama ini, sang nyonya memang jarang minta diantarkan selain ke rumah mendiang bibinya.Zuri mengangguk. “Ya,” jawabnya singkat dengan senyum.Perjalanan delapan belas menit berlalu dalam diam yang canggung. Cole masih memanggilnya ‘Nyonya’, membuat Zuri merasa jarak itu tidak pernah berkurang.“Silakan hubungi aku ketika Anda selesai, Nyonya,” kata Cole, menyerahkan secarik kertas dengan nomornya.Zuri mengangguk, menerimanya. Cole jelas m

    Huling Na-update : 2025-03-16
  • Terjebak dalam Pernikahan Suami Kakakku   10. Pria Beristri

    [Axel, ini Zuri. Aku minta izin untuk ke rumah mendiang bibi Isolde Brooks. Aku janji tidak akan lama.] Axel menghela napas, langsung menghubungi Caden, sebelum mencerna pesan Zuri yang sebenarnya sudah jelas. Ada apa dengannya? Pikirannya terasa kacau. Axel melirik ke kiri. Daphne Fontaine duduk di kursi tunggal, kaki bersila, memandangnya dengan tatapan menusuk. Tingkah Daphne selalu mengkhawatirkan, membuatnya harus waspada. “Kenapa menatapku begitu? Jam tidurmu masih kurang?” tanya Daphne ketus, matanya tak lepas dari Axel. “Tutup mulutmu. Kau penyebab aku berada di sini. Sangat menderita tidur di sofa,” balas Axel tidak kalah tajam, lalu kembali berbaring. Terlambat ke kantor, dia sudah merencanakan alasan untuk mengelabui Caden agar mengerjakan semua tugasnya tanpa banyak tanya. “Salahmu,” kata Daphne, mengangkat sebelah bahu. “Karena tidak mau masuk ke kamar dan tidur di ranjang bersamaku.” Axel berdecak, memelototi gadis itu. “Aku pria beristri,” tegasnya, kesal. “Ah, al

    Huling Na-update : 2025-03-17
  • Terjebak dalam Pernikahan Suami Kakakku   11. Kemarahan dalam Setiap Gerakan

    Zuri melangkah masuk ke rumah, jantungnya berdegup kencang saat mendengar suara Axel di ambang pintu.“Aku tiba di rumah lebih dulu darimu, Zuri.” Nada pria itu dingin, penuh tekanan, seolah menyindir keterlambatannya.Zuri menelan ludah. Axel bukan sedang menyambutnya, pria itu menegaskan kemenangannya. Semalam pria itu tidak pulang, dan kini menatap Zuri dengan wajah masam.Zuri terlambat membaca pesan peringatan Axel karena terpaku pada cerita Lennox Fairfax—putra angkat bibi Isolde yang baru dia kenal.“Apa alasanmu?” tanya Axel, suaranya setengah membentak, membuat Zuri tersentak.“Aku ... aku bertemu seseorang,” jawabnya pelan, tidak yakin harus menyebut Lennox atau tidak. Ceritanya terlalu panjang untuk dijelaskan sekarang.“Sepenting itukah dia sampai kau mengabaikan peringatanku?” lanjut Axel, nadanya hati-hati tapi tajam, menusuk telinga Zuri.Zuri menunduk, sesekali melirik wajah Axel yang muram, lalu mengalihkan pandang ke sofa, dinding—apa saja selain mata si suami yang ta

    Huling Na-update : 2025-03-18
  • Terjebak dalam Pernikahan Suami Kakakku   12. Suami Kejam

    Ini semua wujud ketakutan dan tekanan yang dia rasakan pada Axel. Andai dia bisa lebih santai menghadapi pria itu, mungkin kecemasan dan kegugupan tak akan sekuat ini. Tapi dia hanya pintar bicara dalam hati—nyatanya, ketakutan itu tak pernah hilang, bahkan di situasi biasa.“Zuri!” Tiba-tiba suara Axel menggelegar dari luar, diiringi ketukan keras di pintu.Zuri terlonjak, jantungnya nyaris berhenti. Dia buru-buru membuka pintu, tangannya gemetar hebat. Axel masuk, membanting pintu dengan satu tangan, sementara tangan lainnya menyambar pinggang Zuri dengan kasar.“Ini kali kedua, Zuri,” katanya, mengingatkan dengan nada rendah yang menekan.Zuri bingung. Apa maksudnya? Axel menggertakkan gigi, rahangnya mengeras. Zuri menelan ludah, berusaha berani menatap wajah itu, tapi tiba-tiba Axel menghisap lehernya dengan kuat. “Akh!” Zuri mengerang pelan, tubuhnya menegang seketika.“Kenapa keningmu mengernyit? Kau tidak tahu apa kesalahanmu?” tanya Axel, tersenyum sinis. Seperti penjahat kej

    Huling Na-update : 2025-03-18
  • Terjebak dalam Pernikahan Suami Kakakku   13. Terselubung Hasrat

    “Kuingatkan lagi, jangan mendahuluiku. Mengerti?” perintah Axel.Zuri mengangguk, menahan desahan meski sulit. Dia tak ingin kalah—tidak boleh klimaks lebih dulu.***Membaca pesan dari Daphne di ponselnya, Axel tertawa sinis.[Aku membencimu, Axel! Sangat benci!]Tadi Axel meninggalkan Daphne di gerai donat dengan alasan pekerjaan mendadak. Bohong, tentu saja. Dia hanya tidak ingin Zuri tiba di rumah lebih dulu dan kehilangan amunisi untuk mendesak sang istri—bercinta brutal dan habis-habisan diselingi amarahnya.Getar kedua masuk. Pesan dari Aurelia.[Aku sudah memberitahu ibuku dan ibumu mengenai hal yang kemarin kita bahas bersama. Ibumu tidak masalah jika kau menikahiku untuk sementara waktu karena alasan itu. Sekarang, keputusan ada di tanganmu, Axel. Bisakah kau membantuku?]Axel mengutuk dalam hati. Bajingan! Aurelia tidak menyerah. Dia sudah menolak tegas. Dua detik kemudian, pesan lain masuk. Dari wanita itu lagi.[Biarkan aku yang bicara pada istrimu.]Axel mengepal tinju, l

    Huling Na-update : 2025-03-18
  • Terjebak dalam Pernikahan Suami Kakakku   14. Istri yang Tidak Mau Dimadu

    Zuri hampir terlonjak dari ranjang saat Axel tak menawarkan, melainkan memaksa memakaikan pakaian ke tubuhnya. Jantungnya berdetak kencang, rasa malu membakar wajahnya. Yang lebih memalukan, Axel tidak membiarkannya mengenakan bra dan celana dalam sendiri—tangan pria itu bergerak cepat, dingin, dan pasti, menyelipkan setiap helai kain ke kulit Zuri yang masih hangat, sedikit lengket oleh keringat setelah bercinta tadi. Axel mengambil botol parfum mahalnya, lalu menyemprotkan ke leher, pergelangan tangan, dan bahkan pinggul Zuri. Aroma kayu bercampur rempah menyengat hidung—sesuatu yang cuma ada di mimpi Zuri sebelumnya. Harganya mungkin lebih dari gaji setahunnya, jauh dari kemampuan untuk kebutuhan sehari-hari yang sudah menumpuk. Dia tak paham kenapa Axel melakukan ini—apa artinya? Tapi mulutnya terkunci, tidak berani bertanya. Hanya menatap bayangannya di cermin, diam. “Lihat,” ujar Axel, suaranya penuh kepuasan. “Bagus sekali.” Ia berdecak, jelas bangga dengan hasilnya. Zu

    Huling Na-update : 2025-03-25

Pinakabagong kabanata

  • Terjebak dalam Pernikahan Suami Kakakku   45. Di Bawah Kuasa

    “Hm-mh,” jawab Zuri, suaranya parau seperti bersenandung.“Tidurlah. Akan kubangunkan saat hujannya reda,” kata Axel.“Baiklah,” jawab Zuri. Entah nadanya kecewa atau tidak, tapi setengah sadar, dia mengecup leher Axel pelan sebelum memejamkan mata.Saat terbangun beberapa belas menit kemudian, Zuri melihat embun sisa hujan di kaca mobil. Axel sudah menyetir, alunan musik lembut mengalir—pengantar tidur. Untuknya? Dia pikir mungkin saja begitu. Menggeliat dalam selimut, Zuri mendengar Axel berdeham.“Jangan sampai selimutmu terlepas, Zuri. Atau aku akan menghukummu. Kau mengerti?” ancam Axel.Bercanda atau serius, tetap saja Zuri merasa panik. “Aku mengerti.”“Bagus,” kata Axel.Jalan menuju rumah di Fairview sudah dekat. Zuri menghela napas. Seperti rasa kecewa karena kebersamaan mereka segera berakhir.“Ponselmu terus berdering sejak tadi. Periksalah,” ujar Axel.Zuri menemukan tas di bawah kakinya. Melihat ponsel, jantungnya berdebar cepat. Lennox menelepon lima belas kali dan meni

  • Terjebak dalam Pernikahan Suami Kakakku   44. Basah Bersama

    Mendapatkan undangan dari salah satu kenalan Nyonya Marina Edelina Swiss untuk peragaan busana di aula terbesar di Valmont, Zuri mengajak Rara bersamanya. Acara itu dipenuhi perancang busana ternama dari Valmont dan sekitarnya. Setelah selesai, Zuri melihat Rara lebih banyak diam, sesuatu yang tidak biasa.Namun, Zuri bisa merasakan kepercayaan diri Rara memudar perlahan. Sepertinya, itu cuma dugaan Zuri.“Zuri, kurasa kita butuh seorang perancang busana,” ujar Rara saat mereka melangkah melewati lobi. “Selama ini, aku dan Sila hanya mengikuti selera dan permintaan pelanggan sesuai model yang mereka inginkan—entah meniru foto majalah atau gambar model pakaian. Bagaimana menurutmu?”Zuri tersenyum, mengangguk setuju. “Ide bagus, Rara. Tapi menurutku, bukankah kau bisa menjadi keduanya?”Rara menatap Zuri, mengerjapkan matanya berulang kali, seolah Zuri baru saja mengucapkan sesuatu yang tidak masuk akal. “Zuri, akan kuberitahu padamu,” kata Rara serius. “Sebenarnya, tidak ada yang sala

  • Terjebak dalam Pernikahan Suami Kakakku   43. Obsesi Sang Pemilik

    Axel membongkar itu di depan Lennox, sengaja. Dia tak pernah memberitahu Zuri semua yang diketahuinya. Baginya, Zuri tidak perlu tahu betapa dalam dia menggali setiap detail hidup istrinya itu. Penasaran adalah kekuatan Axel, dan tak ada yang bisa disembunyikan dari dirinya.Lennox berusaha menyembunyikan keterkejutannya, tapi Axel melihatnya—senyum sekilas yang canggung, penuh cemas.“Aku juga benar-benar tidak tahu kenapa kakak tiriku bisa tiba di sini tanpa tanda apa pun yang terbaca olehku. Biasanya, aku selalu tahu keberadaannya. Aku yakin, beberapa hari lalu dia masih di luar negeri untuk urusan pekerjaan. Axel, aku sungguh-sungguh minta maaf,” pintanya tulus.Tatapan Lennox penuh penyesalan, sorot mata yang jujur—Axel mengerti itu. Mereka sesama pria, bisa membaca isyarat seperti ini. Tapi kejujuran itu tidak cukup untuk Axel.“Jauhkan dia dari Zuri, atau aku yang akan bertindak,” ancam Axel, nadanya datar tapi tegas.“Tentu. Aku pasti akan menjauhkan Zuri dari kakakku. Aku ber

  • Terjebak dalam Pernikahan Suami Kakakku   42. Mendominasi

    “Kau belum siap untuk itu,” kata Axel, menarik Zuri dari dinding dan mendorongnya ke meja rias di sudut kamar.Axel membalikkan tubuh Zuri, menekuk pinggang si istri hingga tangan bertumpu di meja, bokong Zuri terangkat sempurna di hadapannya.Cermin di depan Zuri memantulkan wajahnya—pucat, penuh hasrat, dan ketakutan yang selalu membuat Axel terobsesi.“Lihat dirimu,” perintah Axel, tangannya menyentuh punggung Zuri, menelusuri lekuk tubuh istrinya yang gemetar. “Kau harus tahu betapa kau cuma milikku.”Axel membuka laci meja rias, mengambil sabuk kulit yang tersimpan di sana.Zuri menoleh, matanya melebar. “Axel, apa—”“Diam,” bentak Axel, melipat sabuk itu dan menampar bokong Zuri pelan—tidak terlalu keras, tapi cukup membuat Zuri tersentak dan mengerang. “Ini baru. Kau akan belajar menikmatinya.”Axel menggesekkan kejantanannya di antara bokong Zuri, tak langsung masuk, hanya menggoda—seperti kebiasaannya. Ujung batangnya menyentuh kewanitaan Zuri. Basah dan panas, tapi Axel mena

  • Terjebak dalam Pernikahan Suami Kakakku   41. Pembelajaran Baru

    “Axel, tolong ….” Zuri memohon, tidak tahan lagi dengan siksaan ini.“Tolong apa?” Axel menggesekkan kejantanannya di bibir kewanitaan Zuri, menggoda si istri tanpa masuk. “Katakan kau membutuhkanku.”“Aku membutuhkanmu,” bisik Zuri, putus asa.Senyum kemenangan Axel muncul sekilas sebelum dia mendorong masuk penuh, miliknya mengisi Zuri dengan penuh dan satu hantaman keras. Zuri menjerit, tubuhnya melengkung karena sensasi yang luar biasa. Axel tidak memberi istrinya itu waktu, langsung bergerak dengan ritme brutal, ranjang berderit di bawah tekanannya.“Kau milikku, Zuri,” kata Axel, tangannya mencengkeram pinggul Zuri erat. “Hanya aku yang boleh membuatmu begini.”Zuri mencakar seprai, mencoba menahan orgasme yang mengancam. Kewanitaannya berkedut mengelilingi kejantanan Axel, basah dan licin, tapi dia tahu kalau harus menunggu.Axel mempercepat gerakan, napasnya semakin berat, keringat menetes dari dahinya. “Tahan,” perintah Axel, parau.Zuri menggigit bibir hingga terasa perih, t

  • Terjebak dalam Pernikahan Suami Kakakku   40. Lakukan Untukku

    Axel membalikkan tubuh Zuri tiba-tiba, menekan ke sofa hingga wajah si istri terbenam di bantal. “Angkat pinggulmu,” perintahnya.Zuri menurut, merasakan tangan Axel mencengkeram bokongnya. Kejantanan Axel masuk lagi dari belakang, lebih dalam, lebih brutal. Dia mencakar bantal, menahan jeritan.“Jangan berani selesai, Zuri,” ancam Axel, tangannya menampar bokong Zuri keras hingga pasti menyisakan perih. “Aku belum selesai denganmu.”Zuri terengah, mencoba mengendalikan tubuhnya yang sudah di ambang puncak. Axel terus menghantam, suara kulit bertemu kulit mengisi ruangan.Napas Axel semakin berat, tanda dia mendekati klimaks. “Kau milikku,” desisnya. Tangannya mencengkeram pinggul Zuri erat. “Hanya aku yang boleh membuatmu begini.”Akhirnya, Axel mengerang keras, miliknya berdenyut di dalam Zuri saat dia mencapai puncak. Cairan panasnya mengisi si istri sepenuhnya dan baru saat itulah Axel berkata. “Sekarang, selesai untukku.”Zuri tidak bisa menahan lagi. Dengan satu dorongan terakhi

  • Terjebak dalam Pernikahan Suami Kakakku   39. Dominasi Utuh

    Zuri terengah saat Axel mencium lehernya. Tangan si suami merayap ke bawah, membuka resleting rok-nya. Ketakutan Zuri bercampur sensasi aneh—dia tidak bisa melawan. Bibir Axel turun ke dadanya, lidah panas itu menari di kulitnya, dan Zuri mendesah tanpa sadar. Axel membuka kedua kaki Zuri, jari-jarinya menyelinap ke dalam, menggoda si istri hingga Zuri terengah.“Axel ….” Zuri merintih, tubuhnya mengkhianatinya.“Katakan kau menginginkanku,” desis Axel, menekan Zuri lebih dalam.Zuri tak bisa menolak. “Aku menginginkannya,” bisik Zuri, dan Axel tersenyum puas, meneruskan hingga mereka tenggelam dalam gelombang kenikmatan yang panas dan liar.Zuri lemah, menyerah pada tatapan gelap Axel yang penuh kemenangan. Senyum Axel melebar, tapi tidak ada kehangatan di dalamnya—hanya hasrat dingin yang membakar.Axel mendorong Zuri lebih keras ke sofa, blus-nya sudah terbuka penuh, bra-nya direnggut Axel dengan satu gerakan kasar hingga dia tersentak. Napas Zuri memburu saat jari-jari Axel meraya

  • Terjebak dalam Pernikahan Suami Kakakku   38. Tidak Mau mengakui

    Zuri merasa ini terlalu aneh.Axel mencium Zuri begitu dalam, hingga napasnya tersendat. Kenapa? Apa ini pertanda Axel ingin naik ke tempat tidur untuk bercinta? Jantung Zuri berdegup kencang, hampir meledak di depan sorot mata suaminya yang gelap dan tajam.Mereka terengah bersama saat Axel melepaskan Zuri. Sudut bibir Axel tertarik—sinis, dingin. Dan Zuri tidak bisa memahami maksudnya.“Ayo, masuk,” ajak Axel, bernada rendah dan menggoda.Bulu kuduk Zuri berdiri. Dia takut—selalu begitu di dekat sang suami. Tapi di saat yang sama, ada getar aneh di tubuhnya. Axel melingkarkan lengannya hampir menyentuh perut Zuri, mengingatkan wanita itu pada tujuan Axel menikahinya, bayi laki-laki.Oh, seketika Zuri ingat. Dia lupa pamit pada Lennox! Ketakutan pada Axel membuatnya berlari begitu si suami memanggil, meninggalkan Lennox tanpa sepatah kata.“Apa yang kau lihat?” bentak Axel tiba-tiba.Zuri terperanjat, cepat berbalik dari menoleh ke belakang. “Tidak. Itu ….”Haruskah dia memberitahu A

  • Terjebak dalam Pernikahan Suami Kakakku   37. Ingin Lebih

    “Takut padaku? Oh, Zuri Everlyn. Kau terlalu manis,” kata Axel dalam hati. Dia selalu sadar bahwa garis antara kebodohan dan sikap menggemaskan si istri begitu tipis, namun memabukkan. Jangan berubah—tetaplah seperti itu. Inilah keinginan serius seorang Axel.“Mau kusiapkan teh lemon atau cokelat panas?” tawar Zuri, lembut namun terjaga jarak. Dia selalu begitu—menjaga ruang kosong di antara mereka, kecuali saat keduanya berada di atas ranjang.“Tidak ke dua-duanya,” jawab Axel.Karena Zuri yang tampak menciut karena jawabannya, membuat Axel nyaris tertawa geli. “Kopi saja, kalau begitu,” tambahnya. Dia sudah berniat mematikan ponselnya, tapi menemukan banyak pesan masuk, termasuk dari si istri.Axel membuka pesan itu sambil mengingat kejadian pagi tadi. Saat Zuri mengirim pesan ini, Axel masih sibuk menenangkan Alina dari tangisnya. Beruntung, Ronan akhirnya datang menjemput setelah mereka sarapan donat kayu manis dan sereal cokelat. Entah bagaimana Ronan memenangkan perdebatan denga

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status