Home / Romansa / Istri Rahasia Sang Ceo / Bab 7 Rahasia Farel

Share

Bab 7 Rahasia Farel

Author: RinaraDesvia
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Bab 8 Rahasia Farel

Selepas memanjakan wajah di salon, aku memutuskan pergi ke kafe untuk bertemu dengan Arin sahabatku.

Ada banyak hal yang ingin aku ceritakan padanya, meluahkan segala rasa mengganjal di hati.

"Jadi kamu sudah gak curiga lagi ni, sama suamimu?" Tanya Arin. Dia kemudian meraih minuman di meja dan meminumnya.

Setelah kejadian malam itu aku menceritakan semua pada Arin karena hanya Arinlah tempat aku menceritakan semua masalahku.

"Ya ada  dikit sih yang masih janggal dihati tapi aku tepis, aku tak mau hanya gara- gara masalah yang tak ada buktinya rumah tanggaku jadi retak."

"Ya syukur deh kalau gitu, gak perlulah curiga berlebih pada pasangan," kata Arin.

Arin lebih dahulu menikah.Namun, dalam hal keturunan kita sama, sama- sama belum dikaruniai keturunan. Bahkan Arin juga pernah dititik paling kritis dalam rumah tangganya ketika suaminya selingkuh dan membawa perempuan selingkuhannya itu kerumahnya, bahkan suaminya sempat mengutarakan keinginannya yang mau poligami. Berkat keteguhan hati Arin dalam mempertahankan rumah tangganya, pada akhirnya  suaminya sadar dan kembali juga pada Arin.

"Dalam rumah tangga itu memang biasa ada kerikil, ya ibarat jalan kan ada yang mulus ada yang enggak, jadi ya tergantung kita menyikapinya," ujar Arin di sela kami menikmati makanan kami.

"Tapi gimana kalau ternyata Mas Farel memang benaran bohong?" 

"Astagfirullahaladzim Ane, baru aja aku kasih pengertian eh udah mau suudzon lagi," ujar Arin kesal. 

Sejujurnya aku masih belum bisa percaya seratus persen pada Mas Farel.

______

Setelah bercerita dengan Arin dan meluahkan segala rasa di hati akupun pulang,aku baru saja  sampai rumah saat Mas Farel datang dengan motor gedenya. Dikarenakan mobil Mas Farel belum selesai diperbaiki maka Dia memakai motor untuk kerja.

Senyum segera mengembang dibibir Mas Farel " Asalamualaikum, cinta dunia akhirat Mas," ujarnya saat aku mendekat untuk tazim.

Kubalas ucapan suamiku dengan senyuman, memang dia pandai membesarkan hati istrinya.

"Hmm cantiknya istri Mas," pujinya. Menarik tubuhku kepelukan lalu menghirup wangi rambutku yang habis creambat.

"Hmm wangi," pujinya. 

Saat seperti inilah aku benar- benar terlena dan merasa sebagai perempuan yang paling teruja dan dicintai dan melupakan segala curiga dan prasangka dihati ini padanya.

______

Setelah besiap kamipun ke rumah Ibu mertuaku yang kurang lebih memakan waktu sekitar tiga jam, dalam perjalanan tak henti- hentinya kami bercerita dan sesekali di iringi candaan-candaan ringan.

Seorang wanita segera menyambut kedatangan kami begitu melihat mobil kami masuk kehalaman rumah.

"Ibu ada Bi?" Tanya Mas Farel pada Bi Munah.

"Ada Den di dalam," jawab wanita itu ramah.

"Non Ane apa kabar, makin cantik aja," ujar wanita itu saat bersitatap denganku.

"Alhamdulilah baik Bi," jawabku.

Setelah berbasa-basi sebentar kamipun masuk kedalam rumah. Rumah Ibu taklah besar. Namun, sangat nyaman bagi penghuninya, suasananya adem dan teduh.

"Eh anak-anak Ibu sudah sampai, sibuk didapur sampai tak tahu kalian datang," kata Ibu menyambut kedatangan kami. Ada senyum mengembang di bibir yang sudah mulai keriput itu.

Segera kuraih tangan mertuaku dan mencium punggung tanganya sebagai tazim, begitu juga Mas Farel juga melakukan hal yang sama.

"Yok makan dulu!" Ujar Ibu Mertuaku.

Sudah biasa jika kami datang, Ibu mertuaku akan masak makanan kesukaan kami, Mas Farel ayam crisypi, orek tempe sementara aku pecel lele. Alhamdulilah aku yang yatim piatu ini memiliki mertua yang baik dan pengertian seperti Ibu sehingga tak merasa kekukarangan kasih sayang jadinya.

"Makan yang banyak ya kalian! Ane kamu juga, Ibu perhatikan kamu agak kurusan," ujar Ibuku.

"Akhir-akhir ini memang saya malas makan Bu," jawabku.

"Gak boeh gitu, sehat itu mahal lo," kata Mertuaku sambil mengambillkan ayam goreng dan menaruh kepiringku.

"Gak papa Bu, nanti Ane ambil sendiri," ujarku.

"Tu dengerin!" Ujar Mas Farel menatap kearahku.

"Iya Mas," jawabku.

Aku makan begitu lahap, begtu pula Mas Farel, hampir semua hidangan yang Ibu siapkan untuk kami, kami makan habis membuat Ibu tertawa senang.

"Eh Bu, tadi Bi Muna sudah nyisihin makanan belum?" Tanya Mas Farel.

"Sudah, tadi Ibu sudah sisihkan buat Dia," ujar Ibu.

Selesai makan kami duduk di sofa ruang tengah sambil mengobrol apa saja, suasanapun begitu hangat. Ibu juga menasehati kami agar lebih sabar menghadapi apapun ujian dalam rumah tangga kami, mungkin sebab kami belum memiliki keturunan jadi Ibu memberi kami nasihat seperti ini.

"Bu aku duluan tidur ya, ngantuk," pamitku setelah bicara pada Mas Farel terlebih dahulu.

"Iya," jawab Ibu Mertua.

Aku pun segera menuju kamar atas tempat biasa kami tidur saat kami berkunjung kesini.

Baru saja aku akan membuka pintu kamar, aku mendengar Ibu bicara. Salah satu kelebihanku, aku memiliki telinga yang tajam.

"Giamana Le, apa kamu sudah jujur pada Ane?" 

Deg, 

Jantungku bagai disentap seketika, ada rahasia apa ini.

"Belum Bu, aku belum berani," jawab Mas Farel lirih.Namun, aku masih bisa dengar.

"Le sepahit apapun kejujuran itu lebih baik dari sebuah kebohongan, kasihan Ane, sudah terlalu lama kamu bohongin dia. Ibu takut kalau nanti malah dia tahu dari orang lain, tentu itu lebih sakit rasanya Le," ujar Ibu.

Ikutkan hati aku ingin segera turun dan menanyakan pada Ibu, ada rahasia apa Mas Farel? 

"Farel masih nunggu waktu yang tepat Bu." 

"Jangan lama-lama Le, sudah dua tahun kamu membohongi Ane, Dia istri yang baik Le, kamu jangan sia-siakan," 

"Ya Bu, sudah malam, Farel permisi dulu," ujar Mas Farel.

Aku segera buru-buru masuk kamar dan pura-pura tidur walau dalam hati ada berjuta pertanyaan. 

Mas Farel menyembunyikan rahasia apa?

Apa ini ada hubunganya dengan Mbak Riana?

Ya Tuhan Kenapa begitu banyak rahasia yang Mas Farel sembunyikan dariku.

 

Related chapters

  • Istri Rahasia Sang Ceo   Bab8

    Bab 8 Jujurlah Mas Le sepahit apapun kejujuran itu lebih baik dari sebuah kebohongan Le, kasihan Ane, sudah terlalu lama kamu bohongin dia. Ibu takut kalau nanti malah Dia tahu dari orang lain, tentu itu lebih sakit rasanya Le," ujar Ibu. Aku sudah lama memejamkan mata, mencoba melupakan semua kata-kata Ibu Mas Farel tadi. Namun, kata-kata terus terngiang ditelingaku. kamu menyimpan rahasia apa Mas?Kenapa begitu banyak rahasia yang kau sembunyikan padaku? Sepertinya pernikahanku yang sudah hampir 2 tahun ini tidak cukup untuk mengenali pribadi Mas Farel, siapa dia, seperti apa masa lalunya? Ya Allah kenapa begitu berat cobaan ini? Aku semakin mempererat menutup mataku menahan segala rasa sakit dan cemas yang gini sudah seperti luka yang menganga dihatiku. Beberapa saat kemudian.Aku terkejut saat sebuah tangan melingkar dipinggangku, tangan besar yang selalu memberiku ketenangan selama ini. Tak perlu lagi aku

  • Istri Rahasia Sang Ceo   Bab 9

    Bab 9. CurigaSetelah berkata demikian aku turun menuju meja makan di mana Ibu Mertuaku sudah menungguku dari tadi."Kalian ini gak lapar ya?" tanya ibu Mas Farel menatap kami bergantian."Lapar Bu, ni nunggu mantu Ibu bangun, lama bangunya. Ibu tahulah mantu Ibu ini kalau tidur kek mana," ujar Mas Farel.Mas Farel sepertinya berusaha mencairkan suasana telihat dari candaan-candaan kecilnya yang di tujukan padaku. Namun, kali ini aku yang enggan menanggapinya.Di dalam hatiku ini masih ingin menuntut penjelasan Mas Farel, dia harus menceritakan semua tentang apa yang disembunyikan selama ini dariku.***"Sekarang kamu gak bisa menghindar lagi, Mas," ujarku pada Mas Farel.Saat ini kita sudah sampai di rumah kami sendiri, setelah sarapan pagi kami memutuskan pulang karena sore aku harus mengajar dan Mas Farel mendadak ada tugas di luar kota selama dua hari.Mas Farel menarik napas berat mendengar ucapank

  • Istri Rahasia Sang Ceo   Bab 10

    Bab 10 Coklat siapa?Panggilanpun kami akir. Namun, sejenak kemudian aku menyadari sesuatu."Mas Farel ada di lobi hotel tapi kok sepi gak ada orang bising atau suara-suara orang banyak, hanya ada suara anak kecil dan satu perempuan dewasa," gumamku.Perasaan curiga mulai kembali menyelimuti hati ini kembali menyadari keganjilan-keganjilan tadi.Ya Tuhan berilah petunjukmu agar aku tak tersiksa begini!***Sore harinya aku mengajar seperti biasa di bimba.Aku baru saja sampai bimba saat kulihat Tasya datang. Anak kecil berlari kecil ke arahku, ada senyum mengembang di bibir kecilnya."Tasya jangan lari, nanti jatuh,"ujarku memperingatkan Tasya."Bu Guru kemana kok dua hari gak ngajar?" tanya Tasya padaku. Bocah itu kemudian bergelayut manja di lenganku."Bu Guru ada perlu sayang. Kamu tadi diantar siapa?" tanyaku saat aku tak melihat sosok Mbak Riana, biasanya Mbak Riana akan menemui aku dulu jika mengantar

  • Istri Rahasia Sang Ceo   Bab 11

    Bab 11Eh itu sendal siapa?" gumamku.Aku melihat sendal anak kecil dan bekas bungkus coklat dan permen.Gak mungkin itu bekas makanan Mas Farel, Mas Farel tak suka coklat apalagi permen, lalu itu semua milik siapa?Aku harus menyelidiki semua mulai sekarang, foto diruang tamu, Tasya yang keceplosan panggil Papa, suara anak kecil di telepon, sendal anak kecil di mobil tak mungkin ini kebetulan.Setelah sekian detik termenung dan mencoba berpiikir jernih tanpa emosi agar tak salah dalam menyingkapi masalah ini, akupun memutuskan keluar dari mobil Mas Farel.Membuka pintu mobil dan tak lupa menguncinya dengan remot agar keamanan mobil terjaga. Akhir-akhir ini banyak sekali kes pencurian motor dan mobil di sekitar sini.Entahlah sepertinya sejak adanya pandemi ini kes kejahatan makin meningkat, pencurian, penodongan, perampokan yang semua karena demi memenuhi desakan kebutuhan perut.Jika lapar orang akan n

  • Istri Rahasia Sang Ceo   Bab 12

    .Bab 12Ouh maksudku itu, keponakannya sayang bukan anak," jawab Mas Farel sambil mengusap tengkuknya.Aku hanya menjawab pernyataan Mas Farel dengan kata 'O'."Kita makan di luar yok Yang!" ajak Mas Farel karena kebetulan kamu belum makan."Aku masak saja lah Mas, lagi mager aku.""Ok, Mas bantuin ya."Aku biarkan saja Mas Farel membantuku memasak dan berusaha bersikap biasa saja seolah tak ada apapun di antara kami tapi bukan berati aku akan diam saja, aku pasti akan selediki semuanya sampai tuntas."Eh Mas, kok aku penasaran ya sama kembaran kamu," ucapku sambil tetap fokus mengiris bawang.Mas Farel memandangku heran ," kembaran?" lanjut Mas Farel bertanya."Itu lo Mas, ayahnya Tasya," jawabku sambil tetap fokus menyelesaikan kerjaku."Aduh.""Kenapa Mas?" tanyaku saat mendengar teriakan mengaduh Mas Farel."Ini tanganku kena pisau."Aku se

  • Istri Rahasia Sang Ceo   Bab13

    Bab 13PrakTiba-tiba Mas Farel menggebrak meja dengan keras."Diam! Kamu gak tahu masalah mereka, jadi lebih baik kamu jangan menghakimi suaminya seperti itu," ujar Mas Farel dengan suara yang melengking tinggi.Terlihat jelas kilat kemarahan dari nada bicaranya."Kok jadi kamu yang emosi Mas, aku kan ngomongin suami Mbak Riana bukan kamu. Lagian kok Mas belain banget suami Mbak Riana, Mas emang kenal sama dia?" ujarku.Senyap, Mas Farel kini tampak kebingungan, jelas sekali terlihat dia sedang berusaha menyembunyikan sesuatu dariku."Kok diam Mas, beneran kamu kenal suami Mbak Riana, atau dia beneran kembaranmu," ujarku sambil senyum untuk mencairkan suasana.Tak apa aku mengalah kali ini, tapi aku akan terus diam-diam mencari kebenaranya, aku gak akan sudi dibohongi dan dipermainkan seperti ini.Tiba- tiba terlintas nama Ali di benakkku, sepertinya dia tahu sesuatu."Mm, maaf sayang aku tadi terlalu baper

  • Istri Rahasia Sang Ceo   Bab 14

    Bab 14Mas besok antar aku ke rumah sakit ya, jadwalku kontrol besok."Mataku terbelalak membaca pesan dari kontak yang diberi nama 'A'.Siapa pemilik nama dengan insial 'A' itu, apa mungkin itu Mbak Riana yang mengirim pesan? Tapi, menggunakan nomor lain.Pertanyaan-pertanyaan itu terus memenuhi kepalaku."Temanmu siapa yang sakit Mas?" tanyaku saat Mas Farel keluar dari toilet.Mas Farel segera menoleh ke arahku saat mendengar pertanyaan dariku itu, ekspresinya datar."Enggak ada sayang, memang kenapa?" tanya Mas Farel tanpa ada gugup sedikitpun dari nadanya."Ini ada chat minta ditemani kontrol?"kataku.Mas Farel meraih ponsel yang aku berikan lalu membuka layar ponselnya.Sekian detik kemudian"Oh ini anu sayang, karyawan kantor," jawab Mas Farel sambil mengusap tengkuknya.Tampaknya sudah mulai sedikit gugup dengan pertanyaanku."Kenapa kamu yang antar,

  • Istri Rahasia Sang Ceo   Bab 15

    Bab 15"Rumah Sakit," gumamku.Apakah ini kebetulan?Segera kubalas voice note dari Tasya itu."Mau ngapain sayang, terapi?"tanyaku karena setahuku memang Mbak Riana punya jadwal terapi tiap sebulan sekali."Enggak Tante, control aja. Besok pagi Papa mau anterin. Katanya Papa tugas disini,"jawab Tasya.Dari nadanya bocah itu begitu gembira jika menyebut Papanya membuat aku kadang merasa kasihan. Terlihat jelas dia begitu merindukan Papanya."Wah tidur sama Papa dong?"godaku."Enggak," jawab Tasya pendek."Kok enggak?"tanyaku sedikit heran."Papa kalau malam tidur di rumahnya. Kata Papa kalau malam ada kerja Bu Guru.""Loh kok aneh, emang Papa Tasya kerja apa?"tanyaku penuh selidik."Gak tahu Bu Guru."Ku akiri voice note dengan Tasya dengan pesan selayaknya seorang guru dengan muridnya.Hatiku mendadak gelisah set

Latest chapter

  • Istri Rahasia Sang Ceo   Bab 42

    Bab 25 Pulanglah Sayangpov FarelAsalamualaikumSenyap, tak ada jawaban atas salamku. Entah kemana Nara pembantuku, mungkin Dia sedang asyik bekerja di belakang sehingga tak mendengar salamku.Ku rebahkan bobot tubuhku di sofa, menatap sekeliling ruangan.SepiTak ada lagi suara Ane istriku yang menjawab salamku walau kadang kedengaran terpaksa, tak ada lagi Dia yang menyambutku walau tiada lagi senyum untukku.Pulanglah Sayang!Aku merintih di dalam hati, sungguh aku rapuh tanpa istriku. Tak kupedulikan lagi penampilanku walau teman-temanku bilang aku sekarang lebih tua dari umurku dengan rambut yang tak beraturan di wajahku, rambut yang tak lagi klimis dan ku sisir asal tiap pergi kekantor wajah juga kusut tak lagi ceria.

  • Istri Rahasia Sang Ceo   Bab 41

    Bab 24 Inalilahiwainalilahirojiun"Terus kamu percaya begitu saja pada Riana?"Aku mengangguk lemah membuat Arin menggeleng beberapa kali."Temui Luciana! Minta penjelasan darinya, jangan hanya menilai masalah dari sebelah pihak saja!"Aku gak tahu rumah Luci Rin.""Nanti kita cari sama-sama," ujar Arin."Tapi kamu jangan tanya Mas Farel!""Kenapa?""Bisa saja kan nanti Mas Farel bersengkongkol dengan Luci untuk membodohiku."Arin menggeleng ," Ane, ane kalau sama Riana, setiap ucapannya kamu telan mentah-mentah, giliran sama Farel yang notabenenya suamimu kamu ragu," ujar Arin.Mendadak kepalaku pusing dan perutku sedikit mual."Ahh..," rintihku sambil me

  • Istri Rahasia Sang Ceo   Bab 40

    Bab 23 Awas Kau Luciana!Pov RianaAku tersenyum puas setelah mengirim video mesra Farel dan Luciana mantan tunangnya. Mereka berada di sebuah kafe di samping Rumah Sakit tempat aku terapi.Sengaja aku mengikuti Farel saat akumelihatnya bersama Luci"Sasaran empuk ni," gumamku. Aku lalu diam-diam merekam mereka dari tempat yang mereka tak ketahui.Aku tahu Ane adalah wanita lemah yang dengan mudah aku pengaruhi dengan kata-kata yang aku goreng secara sempurna agar Dia kasihan padaku. Aku yakin setelah ini mereka akan perang.Aku tersenyum miring membayangkanya."Salah kamu Ane, kamu terlalu lugu jadi wanita," gumamku.Beberapa saat setelah video kukirim aku mendapat pesan dari Ane.[Ini ka

  • Istri Rahasia Sang Ceo   Bab 39

    Bab 22 Jangan Bodoh Ane!"Ane!"Saat aku sedang asyik mengingat Mas Farel aku dikejutkan oleh sebuah suara. Aku pun menoleh ke arah sumber suara."Mbak Riana.""Kamu ngapain di sini?""Mau makan Mbak, oya kenalkan Mbak ini Arin temanku."Arin mengulurkan tangannya dan bersalaman dengan Mbak Riana."Bu Guru.""Hai sayang," ujarku pada Tasya. Anak itu berlari kepelukanku saat aku mengembangkan tangan. Ada rasa rindu padanya setelah beberapa hari gak ketemu."Kamu dari mana sayang?""Dari bimba di jemput Papa sama Mama."Hatiku berdesir lirih takut kalau-kalau Mas Farel muncul

  • Istri Rahasia Sang Ceo   Bab38

    Bab 21 Separu jiwaku PergiPov Farel"Aku sudah gak papa, nanti malam giliran Mas pergi ke rumah Mbak Riana, Tasya pasti sudah rindu sama Mas.""Tapi Mas ingin menemanimu," ujarku lembut.Suami mana yang tega meninggalkan istrinya yang sedang mengandung dan dalam keadaan lemah seperti itu. Hatiku bagai teriris tiap melihatnya muntah, lemah dan tak berdaya seperti itu. Sempat terpikir olehku untuk menggugurkan saja kandungan istriku, dari pada melihat istriku menderita seperti itu.Tubuhnya kurus, wajahnya pucat bahkan selalu muntah tiap dia memakan sesuatu. Ingin ini muntah ingin itu muntah, apa memang begini kalau wanita sedang mengandung."Wanita hamil memang seperti itu Le, Ibu juga dulu seperti itu. Itu bawaan bayi, jika sudah tiga atau empat bulan juga akan baik sendiri," ujar Ibuku lembut saat aku mengadu tentang kekawatiranku

  • Istri Rahasia Sang Ceo   Bab 37

    Bab 20 Aku Menyerah"Ya Allah," gumamku sambil menutup mulutku begitu video kuputar. Aku lihat Mas Farel sedang berada di mall dengan luciana dan anaknya dan mereka tampak sedang berbahagia seperti sebuah keluarga.Kali ini aku sudah tak tahan lagi, aku harus segera pergi dari sini.[Ini kapan Mbak?] chatku pada Mbak Riana.[Tadi Dik][Ya Alah Mbak, jadi Mas Farel gak antar Mbak terapi?][Tiap terapi juga Mbak sendiri Dik, jujur Mbak sudah gak tahan tapi Mbak bisa apa, dengan kondisi Mbak sekarang ini, Mbak gak mungkin bisa menghidupi Tasya, jangankan menghidupi Tasya Dik, menghidupi diri sendiri pun Mbak tak mampu]Ya Allah luruh air mataku membaca pesan dari Mbak Riana, aku mencoba menempatkan diri ini pada posisi Mbak R

  • Istri Rahasia Sang Ceo   Bab 36

    Bab 19"Riana sakit kanker hati akibat komplikasi dari sakit hepatitis. Dan kamu tahu sistem penularanya lewat apa? Lewat sperma, tahu gak kamu!" ujar Mas Farel dengan nada tinggi, matanya tajam menatap kearahku."Maksudnya, Mas?""Coba pikir kalau aku sehat, lalu bagaimana dia bisa tertular?""Maksud Mas, Mbak Riana melakukan hubungan sexsu*l dengan pria lain?""Iya, Dia menjebakku, Dia sudah hamil saat aku melakukannya padanya, Dia juga memberiku obat perangsang di minumanku malam itu. Tujuan Dia adalah agar aku bisa dikambing hitamkan atas perbuatanya.""Kejam!""Iya, sekarang kamu tahu kan, Riana itu cuma manis di mulut, kelihatan baik tapi hatinya busuk, itu kenapa aku melarang kamu memakan makanan dari Dia. Bisa saja Dia memasukkan obat tertentu yang membaha

  • Istri Rahasia Sang Ceo   Bab 35

    Bab 34"Ini Rumah Sakit tau gak! Banyak orang sakit ! Kenapa teriak seperti itu," ujar Mas Farel dengan mata yang masih mendelik menatap Tasya, bocah itu sembunyi di balik tubuh Mbak Riana, bibirnya gemetar, sepertinya dia ketakutan dengan ulah Papanya.Keterlaluan!"Mas!" kataku menatap tajam Mas Farel, sungguh aku tak suka caranya menegur Tasya. " Kok kamu kasar begitu sama anak," ujarku kesal."Gak papa dik, memang Tasya yang salah kok. Tasya minta maaf sama Papa!" seru Mbak Riana bernada perintah pada Tasya putrinya.Tasya tampak takut-takut mendekati Mas Farel " Tasya minta maap Pa," ujarnya dengan suara bergetar dan sedikit terbata."Lain kali jangan di ulang lagi!" kata Mas Farel dengan nada dingin. Bahkan dia juga seperti enggan menatap Tasya anknya._____________Beberapa saat kemudian,Mbak Riana akhirnya pamit pulang setelah beberapa lama menemaniku, kami cerita banyak hal, selama itu pula aku lihat sikap Mas Farel

  • Istri Rahasia Sang Ceo   Bab 34

    Bab33Gak Mas, kalau Mas gak mau bersikap adil, lebih baik aku mundur. Ceraikan aku!'Ku tatap Mas Farel yang tampak terkejut, pundaknya berjengkit, mulutnya sedikitterbuka. Namun, segera menutup kembali."Baiklah kalau itu maumu, aku akan ceraikan kamu sekarang juga,"Jujur aku terkejut saat Mas Farel dengan entengnya bilang soal perceraian padaku seolah tanpa beban. Seperti benar kata orang, lelaki itu hanya manis di bibir saja."Aku akan ceraikan kamu tapi langkahi dulu mayatku, lebih baik aku mati dari pada aku harus pisah dari kamu!" ujar Mas farel menatap nanar ke arahku.Aku hanya diam dan tak menunjukkan reaksi apapun dengan kata-kata Mas Farel itu, mungkin harusnya aku merasa teruja dengan ungkapannya tapi tidak untuk saat ini, hatiku sudah terlanjur hambar untuk merasakannya.Luka akibat kebohongan Mas Farel sudah menggores hatiku sangat dalam yang bahkan tak kan mungkin bisa hilang bekasnya&nbs

DMCA.com Protection Status