Beranda / Urban / Istri Presdir yang Hilang / 42. Momen yang Paling Berharga

Share

42. Momen yang Paling Berharga

Penulis: Pixie
last update Terakhir Diperbarui: 2023-12-23 08:48:17

"Sekarang," Edmund bersusah payah mengalahkan sesak dalam dadanya, " bantulah aku untuk membuat malam ini menjadi momen berhargaku dengan Sky."

Demi menahan kedutan hebat di dagu, ia lanjut dengan berbisik, "Meskipun aku bukan ayahnya, dia sudah kuanggap seperti anakku sendiri. Jadi tolong ...."

Edmund mengatur napas. Ia takut suaranya pecah kalau terus dipaksa kuat.

"Izinkan aku untuk menikmati kebersamaan kami untuk yang terakhir kali. Aku tidak tahu apakah setelah ini kami masih punya kesempatan untuk bertemu lagi. Lucas bisa saja menghalangi kami. Jadi, demi mengantisipasi kemungkinan terburuk itu," Edmund kembali berhenti.

"Baiklah," sela Rachel. Ia ikut sesak mendengar penderitaan Edmund.

"Aku mengerti. Kita harus mendirikan tenda secepat mungkin. Ayo bergegas sebelum Sky kembali," angguknya sambil lanjut mengikat tali.

Edmund tahu Rachel ingin membuat suasana menjadi lebih baik. Ia bingung harus bersyukur atau marah. Mengapa mudah sekali Rachel merelakan dirinya pergi dan
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Istri Presdir yang Hilang   43. Aku Sayang Padamu

    Edmund menutup buku dan memindahkan Sky ke kantong tidurnya. Sementara balita itu terlelap, ia berbaring miring sambil menyangga kepala dengan sebelah tangan. "Terima kasih sudah tumbuh menjadi anak yang baik dan cerdas, Sky. Aku sangat bangga padamu." Edmund mengelus tangan sang balita dengan lembut. Senyumnya samar, napasnya berat. Matanya tak sedetik pun berpaling dari wajah mungil itu. "Maaf kalau kita harus berpisah. Maaf kalau aku belum sempat memberimu banyak hal. Kalau saja aku punya kesempatan untuk menebus kesalahan, aku pasti akan menjadi ayah terbaik bagimu, Sayang." Edmund mengecup tangan Sky, lalu menempelkannya di pipi. Ia mengira itu bisa mengurangi bebannya. Namun ternyata, tekanan dalam dada malah bertambah hebat. "Seandainya saja dulu aku tidak mengusir kalian ...." Setitik air mata jatuh di wajah Edmund. Tak ingin membasahi tangan Sky, ia cepat-cepat menyekanya dengan pundak. Kemudian, tanpa bersuara, ia menarik Sky untuk merapat. Sambil memeluknya, ia terpe

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-23
  • Istri Presdir yang Hilang   44. Sampai Jumpa

    Edmund mengangguk. Ia serahkan kamera polaroid kesayangannya. Sky menerima itu dengan raut gelisah. "Paman, bukankah ini barang bersejarah bagi kamu dan istrimu? Kenapa kau memberikannya kepadaku?" "Aku ingin kau berfoto setiap hari lalu menulis pengalamanmu hari itu di baliknya. Setiap bulan, kau harus mengirimkan 30 foto kepadaku." Edmund mengeluarkan sekotak kertas foto yang siap digunakan. "Aku akan mengirim satu bungkus setiap bulan. Stoknya harus selalu aman." "Itu berarti, kau juga harus menyertakan foto-fotomu dalam paket itu, Paman. Dengan begitu, aku juga tahu bagaimana keadaanmu dan apa saja yang kau lakukan setiap hari." Edmund melebarkan senyum. "Itu ide bagus. Kau mau menyimpan ini di tasmu?" Sky dengan sigap melepas ransel dan membukanya. "Terima kasih, Paman," ujarnya dengan mata berkaca-kaca. Edmund membelai kepala Sky dengan lembut. Selang keheningan sesaat, ia kembali berkata, "Selain itu, aku punya satu hal lagi untukmu." Alis Sky meninggi. Melihat Edmund me

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-24
  • Istri Presdir yang Hilang   45. Pertarungan Sengit

    "Paman Ed!" Sky histeris. Ia hendak berlari menghampiri. Namun, sang ibu lebih dulu menariknya mundur. "Sayang, tunggu di sini. Biar Mama yang menahan Papa." Namun, gadis mungil itu meronta. Ia mau menyelamatkan sahabatnya. Rachel tidak mungkin melepasnya. Beruntung, Hunter bersedia turun tangan. "Lucas, apa yang kau lakukan?" hardik pria paruh baya itu sambil menahan lengan temannya. "Kendalikan dirimu! Dengarkan dulu penjelasan kami." "Apa yang perlu kudengar? Bukankah semuanya sudah jelas." Lucas mengalihkan pandangan, menyoroti Edmund dengan penuh kebencian. "Laki-laki yang tidak tahu diri ini sengaja datang ke sini untuk mendekati Rachel. Dia berniat untuk merebut istriku!" Masih dengan napas memburu, ia melirik Hunter. "Kau lihat bagaimana mereka berpelukan tadi? Mengapa kau biarkan itu? Kau berada di pihaknya?" "Kau sudah salah paham, Lucas. Itu pelukan perpisahan. Tuan Hills berencana pulang. Lihat! Perahunya saja sudah siap." Alih-alih tenang, Lucas malah mendengus. "

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-24
  • Istri Presdir yang Hilang   46. Harus Ada yang Menjaganya

    "Di mana akal sehatmu, Lucas? Bisa-bisanya kau menghajar Tuan Hills begitu. Kau lupa bahwa Sky ada di sini?" Rachel berusaha keras menahan emosi, tetapi nada bicaranya tetap meninggi. Lucas menggertakkan geraham lebih keras mendengarnya. "Dia layak diberi pelajaran." "Kau lihat putrimu!" Rachel menunjuk Sky. Gadis mungil itu sedang menekan luka Edmund dengan bibir mencebik dan mata berkaca-kaca. "Dia ketakutan! Sky masih sangat kecil. Tapi gara-gara ulahmu, dia harus menyaksikan sesuatu yang mengerikan." Sambil berusaha meredam kekesalan, Rachel menurunkan nada bicaranya. Matanya menatap Lucas lebih dalam . "Sekarang, bagaimana kau bertanggung jawab? Bagaimana kau menjelaskan kebodohanmu barusan?" Ia meninggikan alis. "Kau tidak takut Sky menganggapmu sebagai seorang pria yang jahat? Kau tidak peduli dengan perasaannya yang hancur karena berpikir ayahnya seorang pembunuh?" Sementara Lucas mulai merenung, Rachel berbisik, "Sadarlah, Lucas. Kau sudah keterlaluan. Kau pikir dirimu

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-25
  • Istri Presdir yang Hilang   47. Kecemburuan Lucas

    Bukannya senang, alis Edmund malah berkerut resah. Ia tidak mau ada masalah baru karenanya. "Sky, kau ingat? Aku ini orang dewasa yang mandiri. Aku bisa pergi sendiri tanpa bantuan orang lain." Wajah Sky kembali kusut. "Tapi aku mau menemanimu, Paman Ed. Mama, apakah Mama tega membiarkan Paman Ed pergi sendiri?" Edmund melirik Rachel. Tangannya terkepal, bersiap menerima jawaban pahit. Namun, tanpa terduga, Rachel malah menggeleng. "Tidak aman kalau kau berangkat ke kota seorang diri. Jika kau pingsan di tengah jalan, siapa yang akan membantumu?" Edmund berkedip-kedip tak percaya. "Kau ... tidak keberatan menemaniku? Bagaimana dengan Lucas? Kesalahpahamannya bisa memburuk." Napas Rachel seketika tersekat oleh keraguan. Paru-parunya tersumbat kekhawatiran. Namun perlahan, rasa bersalah mendominasi pikirannya. "Kau bisa terluka begini karena Lucas. Dia seharusnya bertanggung jawab. Karena dia tidak mungkin mau mengantarmu ke sana, biar kami yang melakukannya." Mata Sky seketika m

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-25
  • Istri Presdir yang Hilang   48. Melaksanakan Kewajiban Istri

    "Cium aku," pinta Lucas dengan suara yang bercampur desah. Napas Rachel kembali tersendat. Ketegangan di sekujur sarafnya tidak lagi terelakkan. Selama ini, selalu Lucas yang mencium lebih dulu. Sesuatu selalu menahan dirinya untuk memulai ataupun menyambutnya. "Kau tidak mau?" Nada bicara sang pria menyiratkan ancaman. Rachel menelan ludah. Ia beringsut mendekat, berjinjit meraih bibir Lucas. Baru satu detik mereka bersentuhan, Lucas sudah menahan tengkuknya, mengecup lebih dalam. Tangan yang semula bermain-main dari luar kini menelusup ke balik pakaian. "Sayang, jangan terlalu kuat. Akh!" Rachel mendongak dan terpejam. Tangannya yang sejak tadi enggan menyentuh Lucas, kini mencengkeram pundaknya. Lucas baru saja menyingkap bajunya, memberinya gigitan yang menggetarkan setiap sel dalam tubuhnya. "Sayang, kubilang pelan-pelan," pinta Rachel, mulai mendesah. Ia sadar matanya mulai basah. Perasaan tidak nyaman itu telah kembali menyelubungi hatinya—pengap dan sesak. Alih-alih me

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-26
  • Istri Presdir yang Hilang   49. Mari Berpisah

    Sang wanita melirik Edmund dengan mata berkaca-kaca. Rasa bersalah tampak jelas di matanya. Namun, sedetik kemudian, pandangannya kembali pada Lucas. "Kita adalah dua insan yang saling mengandalkan untuk kabur dari ketakutan. Maaf kalau pada akhirnya, aku harus mengecewakan kamu. Tapi aku tidak bisa lagi meneruskan." Lucas menggeleng, mengingkari apa yang terbersit dalam benaknya. "Apa yang kau bicarakan, Rachel? Aku sungguh tidak mengerti." "Aku sudah curiga sejak awal, saat terbangun dari koma," aku Rachel menebar keheningan dan kekakuan di udara. Edmund dan Lucas hanya terpaku menatapnya. "Saat itu, semua terasa aneh bagiku. Kau bilang kalau aku adalah Rachel, tapi nama itu terasa asing bagiku." "Kau juga bilang kalau aku istrimu, lalu kau memelukku. Tapi tubuhku sama sekali tidak mengenalimu. Pelukanmu tidak terasa hangat bagiku. Aku malah merasa canggung." Rachel berhenti sejenak. Ia melirik Edmund, tetapi tidak ada yang keluar dari mulutnya. Ia tidak mungkin mengaku bahwa

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-26
  • Istri Presdir yang Hilang   50. Mama Adalah Alice

    "Bahkan saat bertemu denganmu di Mauritius,” ujar Alice serak, “aku menyangkal kalau hatiku mengenalimu. Aku takut kalau kau ternyata memang suamiku. Aku merasa belum siap menghadapi masa lalu." Raut Edmund kembali kaku. Kekhawatirannya muncul. Apakah Alice hendak mengatakan bahwa ia tidak mau pulang bersamanya? "Lalu kau datang kemari,” lanjut Alice, membuat Edmund menahan napas. “Kau menunjukkan bukti-bukti kalau aku Alice. Aku sadar bahwa semua itu masuk akal, bahwa aku adalah istrimu yang hilang. Tapi aku tetap dengan egoku. Aku dengan teganya mengabaikan semua itu, menganggapmu sebagai orang aneh. Padahal, akulah yang egois dan terlalu takut dengan takdir." Ketegangan Edmund seketika luntur. Alice kini menatapnya dengan raut bersalah. Tarikan napasnya bertambah berat. "Aku sama sekali tidak punya bayangan tentang bagaimana hidupku sebelumnya, Tuan Hills. Apakah aku orang yang jahat atau aku orang yang selalu ditindas? Aku takut kalau aku sebetulnya bukan ibu yang baik bagi Sky

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-27

Bab terbaru

  • Istri Presdir yang Hilang   Special Chapter 10. Petualang Cilik yang Hebat

    "Sky, kita seharusnya membawa senapan itu juga tadi. Mengapa kita meninggalkannya di dalam tenda? Pemburu itu jadi bisa mengambilnya," bisik Emily sembari mengguncang tangan Sky. Merasa risih, Louis menyikut lengannya. "Sudahlah, Emily. Tidak ada yang perlu disesali. Kita sebaiknya memikirkan cara untuk mengalahkan laki-laki jahat ini." "Kalian pikir kalian bisa mengalahkanku?" Pemburu itu tertawa kasar. "Jangan bermimpi!" Sang pemburu mengangkat senapannya lagi. Namun, ketika ia hendak membidik, suara aneh datang dari atas. Melihat seekor orang utan besar hendak melompat dari dahan, Sky bergegas menarik si Kembar berlari mengikutinya. Ia tidak peduli lagi dengan senapan yang tergeletak di tanah. Ia tahu betul bahwa orang utan yang sedang marah jauh lebih berbahaya dibandingkan musuh mereka. Sementara itu, sang pemburu sudah terlanjur terpaku. Ia hanya bisa berteriak saat mamalia besar itu menimpanya. Pemburu lain yang menyaksikan tidak berani bertindak. Mereka bahkan sama sekali

  • Istri Presdir yang Hilang   Special Chapter 9. Tembakan yang Akurat

    Si Kembar kembali bungkam. Mereka tidak tahu jawaban apa yang tepat. Mereka tidak ingin kembali ke kurungan sempit itu, tetapi mereka juga tidak mau ditembak. Apalagi, pemburu di hadapan mereka tampak serius dengan ancamannya. "Louis, kurasa kita jangan melawan. Dia tidak akan ragu menembak kita. Lihat, jarinya sudah siap menekan pelatuk," bisik Emily was-was. Louis menelan ludah. Ia sepakat dengan sang adik, tetapi enggan mengakuinya. "Tenang, Emily. Masih ada cara lain untuk selamat." Ia berpikir keras, memaksa otak untuk menelurkan ide spontan. "Tuan, bagaimana kalau kita bernegosiasi?" ucapnya tanpa terduga. Sang pemburu menarik matanya mundur dari lubang pengintai. Sebelah alisnya terdongkrak naik. Ia tidak menduga bisa mendengar kata itu. "Negosiasi apa yang bisa ditawarkan anak kecil sepertimu?" "Kami ini bukan anak-anak biasa. Kami adalah pewaris Savior Group, calon pemimpin hebat di masa depan. Kalau kau bersedia membebaskan kami, kami akan membayarmu dengan jumlah besar

  • Istri Presdir yang Hilang   Special Chapter 8. Peringatan Terakhir

    "Papa, kebetulan sekali, GPS milik Louis ada padaku. Aku sedang melihat koordinat lokasinya," ujar Sky sambil berkedip-kedip gusar. "Itu bagus, Sayang. Bisa kau bacakan koordinatnya? Papa akan langsung menuju ke sana." Sky menelan ludah. Keringat dingin membutir di keningnya. "Itulah masalahnya. Aku lupa angka-angka yang sudah kuhafal." Edmund terdiam sejenak. Sky bisa membayangkan sang ayah mendesah kecewa. "Papa, apakah Papa marah? Ganti." "Tidak, Sayang. Papa tidak marah. Papa mengerti kalau kamu terlalu gugup sekarang. Coba tarik napas dalam-dalam, tenangkan pikiran. Kamu sudah berhasil mengingat semua angka dan bahkan huruf, Sayang. Pelan-pelan, kamu pasti bisa membacanya." Sky menuruti saran Edmund. Setelah terpejam sejenak, ia memperhatikan koordinat dengan saksama. "Ada garis kecil yang sedang tidur di sini, Papa." "Oke. Itu tanda negatif. Artinya kalian sedang berada di selatan garis khatulistiwa. Lalu?" "Ada bulat. Ini nol, kan?" "Ya. Kamu melakukannya dengan baik s

  • Istri Presdir yang Hilang   Special Chapter 7. Tertangkap

    "Apakah aku tidak salah lihat? Ada anak manusia di tengah hutan?" Pria itu berbicara dengan bahasa yang tidak Louis dan Emily mengerti.Decak kesal terlontar dari pria yang satu lagi. "Sial! Menambah pekerjaan kita saja." "Apa yang harus kita lakukan sekarang?" "Apa lagi? Kita tidak mungkin membiarkan mereka lepas. Mereka bisa melapor kepada orang-orang. Rencana kita bisa berantakan. Ayo tangkap mereka!" Si Kembar mengerjap melihat senapan yang ditodongkan ke arah mereka. Emily langsung bersembunyi di balik punggung Louis, sedangkan Louis dengan berani melangkah maju dan merentangkan tangan di depan Mimi. "Jangan sakiti orang utan ini! Mereka adalah hewan langka yang dilindungi oleh seluruh dunia. Mereka tidak boleh diburu dan diperdagangkan!" seru Louis lantang. Dari balik pundak Louis, Emily mengintip. "Ya! Orang utan harus dilestarikan, bukan diburu. Memangnya kalian tidak kasihan kepada mereka? Lihat! Anaknya sampai ketakutan!" Di luar dugaan, dua pemburu itu malah tertawa. T

  • Istri Presdir yang Hilang   Special Chapter 6. Keputusan yang Tepat

    "Tidak, Louis." Emily mengernyitkan dahi. "Kita tidak boleh meninggalkan Mimi sendirian di sini. Dia bisa mati.""Tapi itu yang dia mau. Dia ingin anaknya selamat. Dia pasti bertahan. Kita hanya perlu menyelamatkan anak Mimi dengan cepat. Menurutku, kita bisa melakukannya. Kita ini anak-anak terlatih, kau ingat?" Alih-alih setuju, Emily menggeleng tegas. "Tidak, Louis. Itu terlalu berisiko. Kita tidak boleh egois dan memikirkan kesenangan kita sendiri. Bagaimana kalau kita hubungi rumah hutan saja? Ini masalah serius."Sementara Louis menghela napas berat, Sky menautkan alis. Ia terlihat sangat serius dengan bibir terlipat ke dalam."Kurasa Emily benar. Kita tidak bisa menyelesaikan masalah ini sendiri. Kita butuh bantuan orang dewasa. Papa Mama kita dan orang-orang yayasan. Kita harus melaporkan hal ini kepada mereka. Mimi butuh bantuan medis, sedangkan para pemburu liar itu harus ditangkap." Louis termenung sebentar. Ia sebetulnya enggan menghubungi orang tuanya. Ia ingin mandiri.

  • Istri Presdir yang Hilang   Special Chapter 5. Suara Tembakan

    "Sky, bunyi apa itu?" bisik Emily dengan suara tersekat. "Apakah itu suara ledakan?" "Kurasa itu suara senapan," potong Louis sebelum menggenggam lengan gadis yang paling kecil. "Sky, mungkinkah itu pemburu liar?" Sky berkedip-kedip gusar. "Mungkin iya. Daerah ini sudah berada di luar lingkup yayasan. Tim patroli hanya sesekali memeriksanya. Itu pun kalau mereka sempat." "Bukankah perburuan liar itu dilarang? Kenapa masih ada saja orang-orang jahat yang membunuh satwa? Kira-kira, apa yang baru saja mereka tembak? Apakah orang utan?" tanya Louis dengan ekspresi serius. Emily langsung bergidik ngeri. "Oh, kalau memang para pemburu itu mengincar orang utan, kuharap dia berhasil lolos dan selamat. Orang utan itu hewan langka. Kasihan kalau mereka punah." "Dan kuharap itu bukan Mimi," lanjut Sky sembari mengentakkan kaki. "Dia selalu membawa anaknya ke mana-mana. Dia pasti susah bergerak dan rentan terhadap serangan." "Bagaimana kalau kita memeriksanya? Kalau memang itu ulah pemburu l

  • Istri Presdir yang Hilang   Special Chapter 4. Petualangan Anak-Anak

    "Sayang, apakah kamu melihat anak-anak?" tanya Alice sembari menghampiri Edmund. "Anak-anak?" Edmund mengalihkan pandangan dari laptopnya. Kedua alisnya terdongkrak. "Bukankah mereka masih tidur? Aku tidak melihat mereka keluar tenda." "Kupikir juga begitu. Tapi setelah kuperiksa, mereka tidak ada." Edmund pun menoleh ke sekeliling. Mata dan telinganya menajam. Akan tetapi, tidak ada jejak anak-anak yang terdeteksi. "Mungkinkah mereka bermain di kebun belakang?" Alice menggeleng. "Aku sudah mencari mereka di sana. Tidak ada." "Kandang ayam? Siapa tahu, Sky mengajak si Kembar dan Russell melihat anak ayam." "Tidak ada juga." Edmund menjentikkan jari. "Kandang angsa! Mereka pasti sedang bermain dengan Gigi dan Gusi." Alice menghela napas berat. Guratan di keningnya tampak lebih jelas. "Tidak ada, Ed. Aku sudah mencari mereka ke mana-mana. Mereka tidak ada." "Apakah kau sudah mencari di dalam rumah? Siapa tahu mereka sedang bermain petak umpet. Mereka mungkin saja sedang bersemb

  • Istri Presdir yang Hilang   Special Chapter 3. Janji Louis

    Alis Louis berkerut mendengar pertanyaan Edmund. "Kenapa Anda bertanya begitu, Tuan? Tentu saja aku menyayangi Sky. Dia temanku. Dia sudah seperti seorang adik bagiku." Edmund berkedip kaku. "Begitukah? Kau menganggapnya sebagai seorang adik?" Louis mengangguk mantap. "Ya, kurasa Emily juga begitu. Dulu dia menginginkan adik perempuan. Ternyata, Russell yang keluar. Dia sempat sedih. Kehadiran Sky membantu mengobati kekecewaannya." Bibir Edmund perlahan mengerucut. Tangannya disempal ke dalam saku. "Jadi, kau menganggap putriku sebagai adikmu?" gumamnya. Entah mengapa, perasaan lega timbul dalam hatinya. "Apakah itu berarti kau akan menjaganya seperti adik-adikmu?" "Ya, aku akan berusaha untuk menjaga Sky dengan baik. Aku tidak akan membuatnya menangis." Alis Edmund kembali tertaut. "Tapi tadi, aku melihatmu mengusili Emily. Apakah kau bisa dipercaya untuk menjaga adik-adikmu?" Tiba-tiba saja, bibir Louis berkedut. Sambil menggaruk pelipis, ia terkekeh. "Soal itu, aku memang suk

  • Istri Presdir yang Hilang   Special Chapter 2. Mengawasi Louis

    Semua orang bertepuk tangan saat Sky dan teman-teman hewannya selesai melakukan pertunjukan. Bukan hanya anak-anak Harper yang terkesima, tetapi orang tua mereka juga. "Terima kasih, Sky. Ini adalah sambutan paling manis yang pernah kami terima," tutur Kara dengan senyum lebar. "Ya, ini sambutan yang luar biasa. Bagaimana caramu melatih hewan-hewan itu? Bukan hanya kucing dan anjing, kamu juga berhasil melatih dua ekor angsa." Frank mengacungkan jempolnya. Sky terkekeh bangga. "Itu karena mereka bukan sembarang hewan, Tuan. Mereka adalah teman-temanku dan mereka pintar. Kurasa mereka mau mengikuti aba-aba dariku karena kami akrab." "Mereka teman-temanmu?" Frank menaikkan alis. Si Kembar langsung berebut menjelaskan. "Tidak ada anak-anak lain di sini, Papa. Karena itu, Sky hanya bermain dengan teman-teman hewannya." "Sky bilang dia selalu memberi mereka makan yang banyak. Kurasa, karena itu juga hewan-hewan itu patuh padanya. Mereka suka pada Sky!" Sky melompat antusias. "Louis

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status