Share

Balap liar

Penulis: Fredelina Putri
last update Terakhir Diperbarui: 2021-08-12 23:30:14

Broom Broom Broom 

Suara deru motor di jalanan terdengar mencabik-cabik gendang telinga pasangan bibi dan keponakan di dalam kamar tersebut. 

Belum sempat Tantri menjawab pertanyaan sang bibi, suara deru motor balap itu kembali mengganggu obrolan mereka. 

Apa itu motor Banyu? 

Tantri tanpa sadar melakukan pergerakan aneh di mata Yusti. 

"Kamu kenapa, Tantri? Kok kayak gugup gitu, nggak ada yang lagi kamu tutupi dari bibi, kan?" desak Yusti memastikan. 

Tantri hendak menyahut, namun suara dari luar semakin mengganggu lagi dan lagi seolah telah terencana dengan baik. 

Yusti tanpa aba-aba atau pun banyak bicara segera meninggalkan Tantri dan berjalan ke arah pintu masuk rumah. 

Tantri merasakan detak jantungnya berdegup hebat. Ia takut Banyu yang ada di depan sana tertangkap basah oleh Yusti. 

"Bibi!" panggil Tantri. 

Yusti menoleh ke belakang tanpa membalikkan badann

Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Istri Pilihan Mama   Frustasinya seorang Arsaka

    Empat tahun lalu…Gedebugg BraggSuara motor terpelanting membentur aspal jalan mengejutkan Tantri usai mendengar kebut-kebutan dari beberapa pemilik motor super ribut yang melintas di depan rumah.Gadis cantik berusia empat belas tahun itu baru saja menyapu halaman dan mengumpulkan daun-daun kering untuk ia masukkan ke dalam wadah. Ia mendengar suara riuh orang-orang yang menyoraki para pemotor ugal-ugalan dan terjatuh. Bukannya menolong, mereka malah mengolok-olok.Merasa kesal karena suara itu, Tantri memberanikan diri mendekati salah satu pemotor yang jatuh. Dengan santainya, ia mengulurkan tangan pada seorang pemuda yang masih sibuk mengatur napas usai motornya mencium aspal."Gimana? Sakit nggak, Mas?" tanya Tantri dengan tangan yang masih terjulur pada sosok pemuda tersebut. Pemuda yang bahkan belum ia tahu namanya.Pemuda itu bangun dari posisinya karena bantuan Tantri. Ia hendak mengucapkan terim

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-14
  • Istri Pilihan Mama   Bertanggung Jawab

    Matahari telah beranjak naik ke peraduan, menyambut datangnya hari baru. Tantri telah bersiap dengan beberapa map berisi curriculum vitae dan tulisan tangannya yang bertujuan melamar pekerjaan dari satu tempat ke tempat lain. Ia ingin mengadu nasib sekali lagi. Setidaknya ia sudah berusaha dengan terus mencoba peruntungan menjadi lebih baik."Bi, Tantri berangkat dulu, ya!" pamit Tantri seraya memakai flat shoes miliknya.Gadis cantik itu mencomot selembar roti tawar tanpa isi dan meneguk air bening di sampingnya. Merasa kenyang karena perutnya telah terisi, Tantri mengulurkan tangan ke arah sang bibi."Doain Tantri ya, Bi, semoga ada yang mau menerima Tantri kerja!" ucap Tantri meminta doa pada Yusti."Tunggu dulu! Jangan langsung berangkat, makananmu biar turun dulu, biar jadi daging! Badan kamu tuh kurus banget tahu nggak?" nasihat Yusti seraya mengomentari sang keponakan. "Bibi selalu doain yang terbaik buat kamu! Semangat, ya!

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-17
  • Istri Pilihan Mama   Cemburu?

    Yadi kebingungan saat tubuh Yusti yang tak bisa dikatakan ringan itu jatuh di atas kedua tangannya. Ia tak menyangka gara-gara ucapan Arsaka, wanita itu pingsan.Buru-buru, ia membawa tubuh itu ke dalam rumah dan meletakkannya di atas sofa panjang yang ada di ruang tamu."Ya Allah, berat banget sih kamu, Yusti! Makan apa kamu tiap hari? Bukan makan orang kan, ya? Masyaaallah, ini sih berasa kayak lagi gendong si Mamat!" gerutu Yadi mengomentari berat badan Yusti.Sekedar info, Mamat adalah kambing Jawa milik Yadi yang berat badannya hampir mendekati satu kwintal alias seratus kilogram.Lain Yadi, lain Arsaka. Pria tampan itu justru mengedarkan pandangan ke segala penjuru. Rumah sederhana yang besarnya masih kalah jauh dengan istana miliknya itu ada di depan matanya. Ia tak menyangka Tantri hidup di tempat seperti ini.Netra hitam pria itu menelusuri setiap sisi dan berakhir pada beberapa gantungan pigura di dinding. Di

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-18
  • Istri Pilihan Mama   Si kecil Kayla

    Banyu kebingungan di ujung telepon, ia menerka-nerka apa yang terjadi pada Tantri saat ini.Panggilannya dimatikan secara tidak sadar oleh Tantri karena ada sesuatu yang jauh lebih penting dari obrolannya bersama Banyu.Kembali ke Tantri..Tantri menarik tubuh seorang anak perempuan berusia sekitar enam tahunan yang berlarian di zebra cross."Awas!!" pekik Tantri yang tanpa takut atau pun ragu memeluk anak itu ke dalam pelukannya hingga mereka terjatuh di trotoar dan selamat dari mobil yang hendak melaju kencang.Dugg"Aaaww!!!" pekik Tantri begitu melihat sikunya mengenai kerasnya trotoar jalan. Namun, ia tak merasakan itu lagi di saat gadis kecil yang ditolong olehnya baik-baik saja.Tiin Tiin TiinSuara klakson mobil berbunyi nyaring mengejutkan Tantri dan si gadis kecil dalam rengkuhan tangannya."Kalau punya adek dijagain yang bener, dong! Untung bisa direm, coba nggak

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-21
  • Istri Pilihan Mama   Terima atau Nggak?

    Tantri menggeser tubuhnya agak jauh dari kedua orang yang belum dikenalnya tersebut agar leluasa berbicara pada seseorang di ujung telepon.Banyu.Astaga! Tantri lupa bahwa tadi ia sedang berbincang dengan pemuda tampan itu."Ya, halo, ada apa, Mas Banyu?" tanya Tantri penasaran. Gadis cantik itu melihat benda yang melingkar di pergelangan tangannya di mana di sana jarum jam berhenti di angka delapan.Kenapa Banyu masih bisa menghubunginya? Apa dia tidak bekerja?Sejuta tanya menyelinap satu per satu di dalam pikirannya."Tantri, kamu baik-baik aja, kan? Kenapa firasatku mengatakan ada apa-apa sama kamu hari ini! Kamu jangan pernah sekali-kali menutupi sesuatu dari aku, ya! Karena apa? Karena aku mengawasimu! I'm watching you! Hehehe," ungkap Banyu diakhiri kekehan menyebalkan di telinga Tantri.Mau tak mau senyuman tipis terulas di wajah cantik gadis tersebut."Mas kok bisa telep

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-21
  • Istri Pilihan Mama   Pertanyaan Jebakan

    Tantri mengikuti urutan penerimaan pegawai baru di butik mewah tersebut. Ia merasa rendah diri walau hanya sesaat. Ia tak bisa dengan mudahnya menghalau perasaan itu.Banyak sekali para wanita berusia matang yang mengikuti seleksi penerimaan pegawai. Tantri menghirup napas dalam-dalam menguatkan hati dan pikirannya agar tetap berada di tempatnya."Semangat Tantri, kamu harus yakin dan percaya diri! Semoga aku termasuk dalam orang-orang yang beruntung!" harapnya dengan berucap lirih.Para pelamar digiring ke dalam dan diajak ke sebuah ruangan di mana di sana semua orang-orangnya berpenampilan elegan.Tantri mulai mendengar detak jantungnya berdendang dengan lantang.'Astaga, sabar Tantri! Jangan pesimis, lakukan semampumu!' batin Tantri menguatkan diri.Mereka semua mendapat kertas kecil di mana di sana tertera angka yang diyakini sebagai nomor urut para pelamar.Tantri menerima angka 44.Apak

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-28
  • Istri Pilihan Mama   Insiden Jahit Menjahit

    Tantri terhenti. Lidahnya mendadak kelu disertai suara yang tercekat di dalam tenggorokannya.Ia tak bisa berkutik selama beberapa saat.Dengan berani, Tantri menatap ke arah Arjuna."Mohon maaf, Pak. Jika membahas masalah gaji, kiranya itu bukan saya yang harus menjawab. Saya yakin butik ini sudah menentukan standar gaji yang tepat untuk semua karyawan dari berbagai posisi.Saya mengikuti semua prosedur dan kebijakan butik ini jika memang saya diterima di sini. Begitu, Pak!" jawab Tantri lepas.Ia sudah mengungkapkan apa yang ada di dalam hati dan pikirannya. Perkara nanti diterima atau tidak, ia sudah pasrah. Yang penting ia sudah jujur dan yakin. Jika memang ini adalah rejeki untuknya, Tuhan pasti akan mengijinkannya bergabung di butik ini.Arjuna mendekatinya lalu mengulurkan tangan ke arahnya."Selamat bergabung dengan butik ini, butik Rose menerima orang jujur seperti kamu." Arjuna berucap den

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-28
  • Istri Pilihan Mama   Tidak Ada Yang Gratis!

    Dokter dan beberapa perawat di dalam ruangan itu hanya tersenyum menanggapi ucapan Tantri.Tantri panik, wajahnya pias.Dengan begitu bijak dan sabar, sang dokter segera buka suara, "Nona, kalau tidak lekas dijahit yang ditakutkan akan terjadi infeksi dalam dan serius, seperti tetanus, Fasciitis Nekrotikans atau infeksi parah pada jaringan lunak yang dapat disebabkan oleh beragam jenis bakteri, dan masih banyak lagi. Ya itu adalah sedikit contoh yang akan terjadi jika luka robek ini tidak segera dijahit." dokter tersebut tersenyum usai sedikit memberi penjelasan pada Tantri.Tantri terkesiap.Sumpah demi apa pun, ia sudah tak mau berurusan dengan suntik, jahit menjahit luka dan lain-lainnya. Berusaha menganggap bahwa ini adalah mimpi belaka, namun semua ini adalah nyata adanya.Tantri benar-benar pasrah. Ia menyapukan pandangan ke segala arah dan berhenti pada para tim medis yang telah bersiap memberikan penanganan pad

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-29

Bab terbaru

  • Istri Pilihan Mama   Kan Sudah Halal (TAMAT)

    Kedua mata Tantri terbuka lebar. Ia menghentikan langkah kakinya dan menoleh ke arah pria muda yang pernah singgah di hatinya selama bertahun-tahun lamanya. Tantri menahan tangis dan amarah di saat bersamaan. Ia terlanjur kecewa dan terluka. Baik Tantri dan Banyu, mereka sama-sama terluka. Namun luka yang dialami Tantri kali ini bertambah dengan ucapan Banyu barusan. Perempuan itu menghela napas berat sebelum akhirnya memberanikan diri kembali mendekati Banyu."Mas…"Banyu menatap dalam kedua mata Tantri dengan hati yang terluka sekaligus penuh harap akan perpisahan perempuan itu yang baru saja menikah dengan Arsaka. "Bagaimana bisa kamu mendoakan aku untuk berpisah dengan laki-laki yang baru beberapa hari menikahiku? Apakah itu adalah doa terbaik darimu atau kutukan darimu? Aku tahu Mas Banyu bukan laki-laki pendendam yang sanggup mengatakan hal-hal semacam itu. Mas, ingat kata-kata itu termasuk doa. Jaga lisan kamu, Mas! Aku tahu kamu itu orang baik. Jangan pernah mengatakan hal

  • Istri Pilihan Mama   Kutunggu Jandamu!

    "Saya nggak keberatan kalau kamu mau menyelesaikan urusan kamu dengan dia. Saya akan menunggu kamu di mobil." Arsaka mengatakan hal itu dengan tenang sebelum akhirnya mantap melangkahkan kaki menuju ke dalam kendaraan roda empatnya yang terparkir di halaman Rumah Sakit.Tantri mengangguk pelan menanggapi pemberian izin suaminya. Ia terus mengarahkan pandangannya pada laki-laki yang semula ia benci dan kini telah menjadi suami sahnya hingga tak lagi terjangkau sepasang mata indahnya.Sepeninggal Arsaka, Banyu menatap wajah ayu Tantri yang kini tampak bersalah kepadanya. Suasana mendadak sendu. Rasa kecewa dan terluka bercampur aduk di sekitar mereka berdua."Bagaimana kabarmu setelah melakukan ini padaku, Tantri?" tanya Banyu dengan ekspresi terluka yang begitu kentara."Mas Banyu, aku minta maaf," ucap Tantri seraya menundukkan kepalanya."Minta maaf dalam hal apa, Tantri? Minta maaf karena kamu menikah secara tiba-tiba dengan mantan atasan kita tanpa sepengetahuanku atau karena meny

  • Istri Pilihan Mama   Apa Kabarmu, Tantri?

    Yusti tersenyum teduh pada lelaki yang pernah menjadi cinta pertamanya saat duduk di bangku sekolah menengah pertama. Ia pun memantapkan hati dan pikirannya mengenai keputusan yang sesaat lagi harus ia ungkapkan di depan orang-orang ini. "Bu Mona, saya tidak mau jadi orang munafik," kata Yusti sembari tersenyum malu beberapa detik kemudian."Maksudnya?" "Saya bersedia menghabiskan sisa hidup saya bersama laki-laki ini," ucap Yusti kemudian sambil meruncingkan jari telunjuknya ke arah Yadi. Yadi masih tak menyangka akan mendapat durian runtuh seperti ini. Ia masih mengira semua ini adalah halusinasi yang ditimbulkan olehnya efek bius yang sempat bertengger di tubuhnya. Nyatanya, senyum manis mengembang sempurna di wajah ayu Yusti yang tak lagi muda. "Kamu serius mau menikahi laki-laki seperti aku, Yusti?" Yadi bertanya dengan tatapan yang semakin lama semakin blur. Rupanya air matanya menggenang di sana membuat penglihatannya sedikit terganggu."Kenapa nggak, Yadi? Semula aku selal

  • Istri Pilihan Mama   Menolak Atau Menerima?

    Empat orang berkumpul di kamar inap Yadi. Semua orang memiliki buah pemikiran mereka sendiri. Arsaka diam-diam mencuri pandang pada istri kecilnya lalu perlahan-lahan melarikan pandangan pada Yusti yang sedang menunggu penjelasan baik darinya ataupun Tantri. "Sebenarnya tadi itu saya sudah mengetuk pintu. Tapi tidak ada jawaban. Melihat Bi Yusti dan Pak Yadi masih sama-sama terlelap, saya tidak berani membangunkan kalian. Jadi, saya memutuskan meletakkan makanan di atas meja. Setelah itu saya juga ingin meminta maaf karena kami diam-diam mencuri dengar apa yang tadi kalian bicarakan. Untuk yang terakhir ini memang kami akui kami sudah kelewat batas. Tolong maafkan kami, Bi Yusti." Arsaka membela sang istri di garda depan agar tak mendapat amukan Yusti yang sedari tadi memberengut kesal. "Tapi kan kalian ini sudah sama-sama dewasa, masa iya ada orang tua lagi bicara serius eh malah kalian nguping? Malu ah sama umur," Yusti masih terlihat merajuk.Yadi yang ada di sebelahnya tertawa

  • Istri Pilihan Mama   Sejak Kapan?

    Kedua mata Arsaka membola. Ia sudah membayangkan yang tidak-tidak. Ia begitu khawatir dan juga panik kalau sampai aksinya saat ini tertangkap basah oleh pasangan paruh baya di sekelilingnya. Eh tunggu dulu? Memangnya mereka adalah pasangan kekasih? Astaga! 'Fokus, Saka! Fokus! Nggak usah mikirin hal lain. Lebih baik kamu berdoa supaya bisa tetap aman dan bisa cepat kabur dari sini. Bi Yusti, aku mohon tolong jangan bangun dulu,' ucap Arsaka dalam hati seraya menyemangati diri sendiri supaya situasi tetap aman terkendali.Entah semesta merestui niat baiknya atau tidak. Bukan Yusti yang membuka mata atau menangkap basah dirinya di ruangan itu, melainkan pasien yang terbaring lemah bernama Yadi yang kini membuka mata. Pandangan Yadi sepertinya masih blur dan pria itu sedang berusaha sekuat tenaga beradaptasi dengan lingkungan sekitar. Hal itu dimanfaatkan oleh Arsaka untuk berjongkok dan berjalan mengendap-endap hingga pintu keluar. Sumpah demi apa pun, Arsaka tidak pernah melakuka

  • Istri Pilihan Mama   Gawat! Bagaimana Ini?

    Selang infus masih terpasang di punggung tangan Yadi. Yusti menatap iba pada lelaki yang seringkali ia maki jika mereka berjumpa. Dan sekarang ia merasakan kesepian sepertinya ada yang kurang di dalam hatinya.Bukan ini yang Yusti inginkan. Ia ingin melihat Yadi dalam keadaan baik-baik saja. Walau kata dokter barusan Yadi akan baik-baik saja usai mendapatkan penanganan, hal itu tidak lantas membuat kecemasannya mereda. Ia masih tetap merasakan hal itu mengganggu ketenangan jiwanya. "Yadi, ayo bangun! Kamu nggak kangen berantem sama aku? Kalau kamu berani sama aku, ayo ladeni kata-kataku! Jangan cuma tidur terus! Payah ah kamu, masa begitu saja kamu belum bangun juga. Ayo bangun! Kita lanjutkan perseteruan kita lagi dan lagi," tantang Yusti sambil menahan tangis. Air matanya kembali tumpah membasahi pipi. Ia kesal sekali. Menurutnya, ia bukan tipikal wanita yang cengeng. Tapi kenapa ia malah menangis hanya karena ini? "Ayo bangun, Yadi! Katanya kamu mau nikah sama aku? Jadi apa ngga

  • Istri Pilihan Mama   Permintaan Bibi

    Arsaka diam. Pria itu bergeming di posisinya. Ia melirik sekilas ke arah Yadi. Tak lama kemudian Arsaka menghela napas panjang sebelum berucap pada sang mantan. "Silakan lakukan apa pun yang kamu mau. Aku nggak akan menghentikan atau melarang kamu untuk menyakiti dirimu sendiri. Kalau kamu sakit, yang rugi itu bukan aku. Melainkan kamu. Sekarang kamu mau melakukan apa pun, semuanya juga akan kembali ke kamu. Kamu sudah dewasa dan bisa berpikir jernih. Kalau kamu merasa menyakiti diri sendiri akan menjadi jalan terbaik untuk kamu, ya itu hak kamu. Kamu dan aku sudah tidak seperti dulu. Kamu adalah kamu. Dan aku adalah aku dengan seseorang yang telah menjadi masa depanku. Sekarang yang bisa aku katakan ke kamu adalah berhentilah bersandiwara! Kamu adalah seorang artis dan model. Tidak bersamaku tidak akan membuat kamu menderita atau merugi. Seharusnya kamu bersyukur karena sudah tidak lagi berhubungan dengan aku. Kamu bisa mencari atau menemukan seseorang yang jauh lebih tepat darip

  • Istri Pilihan Mama   Ancaman Sang Mantan

    Tepat sebulan setelah kejadian di mana Tantri dilamar secara pribadi dan mendadak oleh Arsaka, saat ini kedua insan manusia yang sempat dijodohkan oleh Mona beberapa bulan lalu duduk bersisian di hadapan sang penghulu."Nak Arsaka sudah siap?" tanya sang penghulu sebelum memulai prosesi ijab kabul."Saya siap, Pak," tegas Arsaka tanpa ragu."Wah pengantin laki-lakinya sudah nggak sabaran rupanya menjadi suami sah dari Mbak Tantri! Kalau begitu tanpa mengulur waktu lagi, mari kita mulai prosesi pengucapan janji suci antara Mas Saka dan Mbak Tantri!" ajak sang penghulu yang berusaha mencairkan suasana yang sempat terasa kaku di sekelilingnya.Dan dimulailah pengucapan ijab kabul…Arsaka mengucap janji suci pernikahan dengan tegas, lantang dan "Bagaimana saksi? Sah?" tanya bapak penghulu pada para saksi yang duduk mendampingi sepasang pengantin tersebut. "Sah!" pekik para saksi dengan penuh semangat. Arsaka melirik Tantri yang ada di sampingnya yang kini tersipu malu usai mendengar pe

  • Istri Pilihan Mama   Kita Nikah Bulan Depan!

    "Lepaskan ibuku!" teriak Arsaka sambil mendorong tubuh Debora hingga terjatuh di paving block. BruggSuara tubuh wanita itu "Aaaakkh, sakit!" Debora meringis kesakitan. Ia mengangkat tangannya meminta pertolongan suaminya. "Papa, tolong!" Guntur yang merasa bersalah usai mendengar pengakuan Mona hanya bisa diam dan perlahan-lahan membantu istrinya untuk bangun dari posisi memalukan itu."Papa, jangan tinggal diam! Mereka berdua sudah melakukan kejahatan sama Mama. Ayo buruan lapor polisi, Papa!" Debora mengemis iba pada Guntur. Ia mencoba mengompori sang suami agar mau menuruti permintaannya. Bukan ekspresi marah yang kini terlihat di wajah Guntur. Wajahnya masih menunjukkan perasaan bersalah pada semua orang yang ada di sekelilingnya terutama pada gadis cantik yang diakui Mona sebagai calon menantu."Apakah benar kamu adalah anaknya Sekar?" tanya Guntur usai membantu sang istri berdiri di sampingnya dengan lebih baik. Ia melepaskan gelayutan tangan Debora dan mendekati Tantri. "

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status