Malam itu juga, Diana tiba di Kota Mahara. Keesokan pagi, dia langsung menuju ke Harbourside Villa.Begitu masuk, Diana langsung mencari Ferdy dan bertanya dengan panik, "Erdy, aku dengar Linda adalah adikmu. Dia ...."Diana seketika terdiam saat melihat tatapan dingin Ferdy. Pria itu berucap, "Kamu juga di hotel hari itu?"Ketika mendengar nada bicara Ferdy yang menyalahkan, Diana memberanikan diri untuk menyahut, "Aku ... aku nggak tahu Gino melakukan hal seperti itu di kamar. Malam itu, aku mau keluar. Begitu menarik pintu, aku mendengar suara pintu ditendang, jadi nggak berani keluar. Aku hanya melihat Chelsea dari celah pintu, lalu mendengar teriakan Gino ...."Diana menjelaskan sambil mengamati ekspresi Ferdy. Sayangnya, tidak ada reaksi apa pun di wajah Ferdy. Meskipun Diana telah berlatih sepanjang perjalanan dan yakin bahwa alasannya ini sudah sempurna, dia tetap merasa tidak percaya diri saat berhadapan dengan Ferdy."Erdy, mana mungkin aku berpangku tangan kalau tahu ada ora
Manajer itu bergegas mendatangi tempat tinggal Diana. Dia menekan bel berkali-kali, tetapi tidak ada jawaban. Ketika hendak mendobrak, pintu akhirnya terbuka.Begitu melihat Diana, manajer itu termangu dan seketika tidak bisa berkata-kata. Wanita ini masih mengenakan pakaian yang sama dengan hari itu. Rambutnya berantakan dan tatapannya tampak hampa.Ketika melihat Diana berbalik, manajer itu buru-buru mengikuti sembari bertanya, "Diana, ada apa denganmu?""Erdy ingin membatalkan pernikahan denganku," jawab Diana.Begitu mendengarnya, manajer itu terkejut. Dia meraih tangan Diana dan bertanya lagi, "Apa yang terjadi?"Diana tidak ingin menjelaskan. Dia hanya menggeleng sambil meneruskan, "Aku nggak akan setuju.""Pertengkaran kalian begitu parah, ya? Berita di internet itu ...." Manajer sebenarnya mencari Diana demi membahas solusi untuk meredakan opini publik. Dia ingin meminta Ferdy menenangkan para produser dan investor.Namun, dilihat dari situasi sekarang, sepertinya tidak mungkin
Ferdy menyerahkan sekitar 10 video kepada pihak polisi. Semua video itu menunjukkan seluruh proses saat Gino menodai wanita. Sungguh adegan yang menjijikkan.Polisi menghubungi satu per satu korban yang ada di video, meminta mereka untuk bekerja sama dalam penyelidikan.Ketika para korban menonton video itu, mereka menangis saking gusarnya, bahkan meminta agar bajingan seperti Gino tidak boleh dilepaskan.Kini, semua bukti terpampang jelas. Damian telah membawa pengacara ke kantor polisi, tetapi pengacara itu hanya bisa menggeleng dengan pasrah. Itu artinya, dewa sekalipun tidak mungkin bisa menyelamatkan Gino. Gino sudah pasti dipenjara.Damian menceritakan semuanya kepada Vera. Vera sontak meratap, "Huhuhu, putraku yang malang. Kenapa dia bisa seperti ini ...."Saat ini, terdengar suara Sandy di depan pintu. "Dia pantas mendapatkannya."Gino hanya tahu bersenang-senang dan membuat masalah. Sandy sudah berkali-kali memberinya peringatan untuk tidak bertindak keterlaluan. Sayangnya, Gi
Setelah sibuk selama setengah jam, Evan menyajikan hot pot yang mewah. Lindsey pun terkejut sehingga bertanya, "Memangnya kita bertiga bisa menghabiskan sebanyak ini?""Makan saja." Evan menepuk perutnya sambil menyahut, "Aku terlalu cemas belakangan ini sampai-sampai nggak nafsu makan. Hari ini, aku harus makan banyak!"Selesai berbicara, Evan langsung duduk di samping Lindsey. Ferdy sontak maju untuk menyempil di antara mereka dan duduk dengan ekspresi datar.Evan tidak berpikir terlalu banyak. Dia bergeser ke samping, lalu mengambil jus untuk merayakan kemenangan ini. Evan berseru, "Perbuatan jahat pasti akan mendapat karma jahat!"Evan paling ahli dalam meramaikan suasana. Dengan kehadirannya, hot pot ini terasa lebih lezat dari biasanya.Lindsey yang merasa lega terus menatap Evan dengan tersenyum. Melihat ini, Ferdy merasa dirinya harus melakukan sesuatu agar tidak diabaikan. Dia berdeham untuk menarik perhatian Lindsey, lalu berucap, "Kamu seharusnya berterima kasih pada Chelsea
Dua hari kemudian, Lindsey yang sudah lebih tenang pun memutuskan untuk pergi bekerja. Dia membawa beberapa gelas kopi untuk dibagikan.Begitu melihat rekan kerjanya, Lindsey menyapa dan hendak memberikan kopi. Namun, dia tiba-tiba mendapati ada yang tidak beres. Semua orang seperti menghindarinya, bahkan menolak kopinya.Pada akhirnya, Lindsey hanya berhasil membagikan 3 gelas kopi. Ketika melihat mejanya yang penuh dengan kopi, Lindsey seketika merenung. Apa saja yang telah terjadi selama dirinya tidak datang ke perusahaan?Saat ini, muncul sebuah tangan yang diulurkan ke depan untuk mengambil segelas kopi. Lindsey pun menengadah, lalu melihat Sulika bersandar di mejanya dengan santai. Wanita ini tersenyum sembari berkata, "Terima kasih. Kebetulan, aku butuh kopi untuk menambah energi."Mata Lindsey dipenuhi antusiasme. Dia bertanya, "Sulika, aku mau tanya sesuatu. Kenapa ....""Pak Yanto dipecat. Kata orang-orang, semua ini karena kamu. Selain itu, Gino juga terkena masalah setelah
Karena Ferdy tiba-tiba berubah pikiran, Lindsey terpaksa membeli hadiah sendiri. Akhir pekan, dia pun mengunjungi kediaman Keluarga Soraya.Hanya dengan melihat sekilas, Melvin sudah mengenali Lindsey. Wanita ini adalah sales yang datang waktu itu. Dia bertanya, "Kenapa kamu datang lagi? Apa bisa menyuruh sales lain yang datang?"Sebelum Lindsey bereaksi, sebuah mobil tiba-tiba berhenti di belakangnya. Ketika melihat itu adalah mobil Kendrian, Melvin langsung membuka pagar. Lindsey memanfaatkan kesempatan ini untuk menyelinap masuk.Melvin yang geram pun menggerutu, "Kamu benar-benar nggak tahu malu. Pintu ini dibuka bukan untukmu. Keluar sana!"Lindsey tidak meladeninya. Dia sontak berlari ke dalam vila dan tidak sengaja menabrak Chelsea. Dia tersenyum sambil menyapa, "Kak Chelsea!"Chelsea mengernyit dan bertanya, "Kenapa kamu ke rumahku?""Aku ingin berterima kasih padamu." Lindsey mengangkat hadiahnya, lalu tersenyum dan menyahut, "Kamu lagi-lagi menolongku.""Itu hanya kebetulan .
"Biarpun Lindsey punya hubungan khusus dengan Ferdy, rasanya orang Keluarga Milano nggak mungkin sampai memenjarakan Gino demi dia. Bagaimanapun, Lindsey itu orang luar, 'kan? Tapi, nyatanya Gino benar-benar dijebloskan ke penjara supaya Lindsey mendapat keadilan," ujar Kendrian sambil melirik ke arah Lindsey pergi.Chelsea sebenarnya tidak terlalu memusingkan hal ini. Namun, setelah mendengar analisis Kendrian, dia juga ikut merasa janggal. Tindakan Keluarga Milano kali ini memang mengejutkan. Sepertinya masalah Gino membawa dampak besar bagi keluarga itu.Keluarga berpengaruh seperti Keluarga Milano sangat memedulikan reputasi. Menurut logika, seharusnya Lindsey disogok dengan uang dan dipaksa berdamai. Begitu baru cara kerja Keluarga Milano.Chelsea mendadak teringat dengan kedatangan Ferdy hari itu dan janjinya untuk tidak mengampuni Gino. Sekarang Ferdy telah memenuhi janji itu, tetapi hati Chelsea justru terasa ganjal. Entah apakah pria itu melakukannya untuk memberikan keadilan
Usai mengantar Sonia, Diana bertolak ke rumah tahanan. Di sana, dia diberi tahu bahwa status Gino sekarang adalah tahanan. Tidak ada seorang pun yang diizinkan untuk menemuinya selain pengacara. Alhasil, Diana kembali ke mobilnya dalam keadaan linglung.Video yang disebut Sonia tadi bagaikan kunci kotak pandora. Begitu dibuka, memori terkelam dan terkejam yang selama ini Diana kubur dalam-dalam akan terungkap keluar. Kala itu, Diana yang frustasi memikirkan cara kotor untuk memajukan hubungannya dengan Ferdy yang mandek. Alhasil, rencananya gagal dan malah Gino yang berakhir tidur dengannya.Gino juga menggunakan video itu untuk mengintimidasi Diana. Katanya, "Diana, apa kamu mau lihat dirimu yang sesungguhnya?"Diana telah memohon pada Gino untuk menghapus video tersebut, tetapi pria itu menolak. Dia hanya berjanji untuk tidak menyebarkannya. Setelah itu, ada berbagai hal yang terjadi. Diana akhirnya memilih ke luar negeri dan memutuskan kontak dengan Keluarga Milano. Seiring waktu be
Ketika mendengar ada yang ingin Herbert obrolkan dengan Calvin, Firman dan Rangga pun memahami maksud Herbert.Firman memaksa Calvin untuk duduk di sofa, lalu membawa Rangga untuk meninggalkan ruangan.Saat hendak keluar pintu, Firman tidak lupa untuk menambahkan, “Pak Calvin, kami berdua ada di depan. Kalau kamu butuh apa-apa, kamu bisa panggil kami.”Calvin tersenyum dingin. Dia dapat mengerti makna tersirat dari ucapan Firman. Maksudnya tak lain adalah mereka berdua ada di luar sana, lebih baik Calvin tidak berulah.Berhubung Calvin sudah di sini, dia juga ingin tahu apa yang ingin diobrolkan Herbert!“Pak Guru, minum teh.” Herbert menghidangkan segelas teh ke hadapan Calvin. “Teh kesukaanmu.”Calvin bahkan tidak melirik sama sekali. Dia langsung bertanya dengan raut datar, “Jangan omong kosong! Sebenarnya apa yang ingin kamu katakan?”“Sejak kapan temperamenmu jadi seburuk ini? Seingatku, dulu kamu memperlakukanku ….”“Tutup mulutmu!” Calvin langsung menggebrak meja, lalu berkata d
Malam harinya.Terdengar suara tawa di dalam acara perayaan. Baru saja Chelsea selesai bersulang dengan tamu, dia pun mencari tempat yang tenang untuk makan.Chelsea sudah sibuk seharian. Dia masih belum sempat makan dengan tenang. Dua gelas champagne yang diminumnya tadi terasa membara di perut.Pada saat ini, Ferdy berjalan ke sisi Chelsea untuk mengantarkan makanan kepadanya. “Makan mie dulu.”Chelsea mengambil piring, lalu bertanya, “Kenapa kamu bisa tahu aku lagi lapar?”“Tadi saat berdiri di sampingmu, aku bisa mendengar suara perutmu.”“Hah?” Kening Chelsea berkerut. “Apa benar seperti itu?”Ferdy pun tertawa. “Tentu saja nggak. Aku menebak seharusnya hari ini kamu nggak punya waktu buat makan.”Chelsea segera menjulingkan matanya. Dia tidak meladeni Ferdy, lalu menunduk untuk memakan mie.Ferdy berdiri di sisi Chelsea, lalu mengingatkan, “Setelah acara konferensi pers berakhir, berita pun viral di internet.”“Emm, aku bisa menebaknya.”Chelsea saja tidak punya waktu untuk makan
Pada akhirnya, Herbert memilih untuk mundur secara diam-diam.Ferdy menatap bayangan punggung Herbert yang semakin menjauh. Hatinya terasa lebih nyaman saat ini.Chelsea melirik Ferdy sekilas. “Jangan beri tahu aku, kamu datang ke sini hanya untuk memancing emosi Herbert saja?”“Tebakanmu benar.” Ferdy melihat ke sisi Chelsea. Dia tidak bisa menyembunyikan rasa bangga di wajahnya. “Tadi aku melihat dia hadiri acara konferensi pers di internet.”“Pak Ferdy, apa kamu itu anak kecil? Kenapa ….”“Kalau kamu merasa perbuatanku ini kekanak-kanakan ….” Tiba-tiba Ferdy semakin mendekat, lalu berbicara dengan perlahan, “Itu berarti aku memang kekanak-kanakan.”Chelsea merasa kaget. Kedua mata berkilauannya bagai telah kehilangan arwahnya saja. Dia mengalihkan tatapannya, lalu tak lupa untuk menyindir, “Dasar kekanak-kanakan!”Akhirnya kali ini Anita menemukan kesempatan untuk berbicara. “Malam ini perusahaan mengadakan acara makan bersama. Kebetulan Pak Ferdy ada di sini, bagaimana kalau Pak Fe
Chelsea dan Anita menandatangani kontrak di bawah kesaksian para awak media. Disusul, terdengar suara gemuruh tepuk tangan di dalam ruangan dan juga terlihat kilat cahaya kamera.Ketika melihat gambaran di depan mata, Anita merasa sangat gembira hingga tidak bisa berkata-kata. Dia hanya menggenggam tangan Chelsea untuk menyatakan rasa terima kasihnya.Sudah terlalu lama Perusahaan Farmasi Norman tidak memiliki pencapaian setinggi ini! Sekarang, semuanya dicapai berkat bantuan Hope!Sepertinya Chelsea bisa merasakannya. Dia memiringkan kepalanya untuk mendekati samping telinga Anita, lalu berbisik, “Semua ini pantas diterima Perusahaan Farmasi Norman.”Anita merasa kaget. Dia melihat tatapan berkilauan Chelsea, lalu mengangguk. “Bu Chelsea, kamu tenang saja. Aku pasti nggak akan mengecewakanmu.”Chelsea pun tersenyum.Mereka berdua juga tersenyum sembari bertukar pandang. Gambaran itu pun berhasil disorot oleh kamera. Tak sedikit wartawan memutuskan untuk menaruh foto ini menjadi foto u
Firman melihat ke arah yang ditunjuk oleh Rangga. Dia pun menemukan sosok Herbert yang baru memasuki ruangan sedang dikerumuni oleh awak media.Herbert tergolong tokoh legendaris di dunia medis. Ditambah lagi, dia sudah lama menetap di luar negeri. Jadi, selama ini semua wartawan hanya pernah mendengar namanya, tetapi tidak memiliki kesempatan untuk mewawancarainya.Hari ini ketika Herbert datang, para awak media juga tidak ingin melewatkan kesempatan bagus ini.“Pak Herbert, kenapa kamu tiba-tiba pulang dari luar negeri? Apa ada yang ingin kamu lakukan? Apa Perusahaan Farmasi Hermera ingin berkembang di dalam negeri?”“Pak Herbert, hari ini kamu menghadiri acara konferensi pers. Apa kamu tertarik dengan kedua perusahaan ini?”Pertanyaan tidak berhenti dilontarkan.Dari tadi Herbert hanya membalas dengan tersenyum saja. Kemudian, dia melontarkan informasi besar dengan santai.“Aku bisa pulang kali ini karena ingin bekerja sama dengan Hope. Perusahaan Farmasi Hermera telah lama berkemba
“Herbert mengambil hasil penelitian kami untuk bekerja sama dengan perusahaan medis luar negeri. Kemudian, dia berhasil menjadi orang penting dalam grup barunya.”Herbert tersenyum getir. “Hal yang paling lucu adalah sebelum dia ke luar negeri, dia sempat mencariku. Dia mengatakan ilmu pengobatan tradisional nggak ada masa depan. Cepat atau lambat ilmu pengobatan tradisional akan dieliminasi. Dia suruh aku untuk pergi bersamanya.”“Apa kamu tahu? Perusahaan medis itu suka mencuri hasil penelitian perusahaan lain, lalu memproduksi obat-obatan dengan harga rendah. Kemudian, demi menekan modal, mereka juga membeli bahan obat bermutu rendah yang menyebabkan perubahan khasiat obat.”“Perbuatan mereka sama saja dengan mempertaruhkan nyawa manusia! Sepuluh tahun lalu, akhirnya perusahaan itu dilaporkan oleh banyak perusahaan farmasi lainnya, lalu gulung tikar!” Calvin merasa geram. Tatapannya tertuju pada sisi pintu mobil. “Dia itu pencuri! Dia itu pencuri yang nggak punya hati!”Saat melihat
Ketika melihat Calvin sedang marah, Chelsea juga tidak berani memicu emosinya lagi.Chelsea memalingkan kepalanya menatap Anita. Dia merasa bersalah. “Bu Anita, aku sudah merusak jamuan malam ini.”Anita tersenyum. “Nggak masalah, kok. Kita bisa cari kesempatan lain.”“Oke,” balas Chelsea, kemudian menarik-narik lengan pakaian Calvin. “Kakek, ayo kita pergi. Nanti aku jelaskan masalah ini sama kamu.”Calvin berdiri tanpa bersuara sama sekali. Dia langsung berjalan keluar kamar. Chelsea juga segera mengambil tasnya, mengikuti langkah Calvin.Setelah memasuki mobil, Chelsea memberi tahu masalah Malcolm mengutus Daisy untuk membantu Herbert kepada Calvin. Saat ini, amarah Calvin semakin membara. Dia berkata dengan menggertakkan giginya, “Si Berengsek itu masih nggak tahu malu seperti dulu!”Chelsea menghela napas ringan. “Kamu juga tahu bahwa Kak Daisy sangat penting bagiku. Aku nggak bisa nggak memedulikannya.”Calvin meliriknya sekilas. “Jadi, demi Daisy, kamu baru terus mencari tahu k
Calvin merasa gusar. “Keluar! Hubungan kita bukan guru dan murid! Kamu nggak berhak untuk mengungkit masalah itu di hadapanku!”Ketika menyadari sekujur tubuh Calvin gemetar akibat marah, Chelsea segera mengulurkan tangannya untuk mengelus punggung Calvin. “Kakek, kamu tenangkan dirimu. Jangan sampai merusak kesehatanmu.”Namun, Calvin seolah-olah tidak bisa mendengar apa-apa. Tatapannya masih terus tertuju pada diri Herbert. Tatapan itu terasa asing bagi Chelsea.Di dalam memori Chelsea, Calvin selalu tersenyum. Meskipun marah, Calvin juga tidak pernah bersikap seperti hendak membunuh orang saja!Chelsea menatap Herbert dengan raut muram. “Pak Herbert, berhubung Kakek nggak menyambut kedatanganmu, lebih baik kamu tinggalkan ruangan ini sekarang.”Herbert mengeluarkan saputangan dengan perlahan. Dia menyeka sisa air di pakaiannya sembari berkata, “Pak Guru, kenapa temperamenmu malah lebih buruk daripada dulu? Apa kamu bisa dengarkan penjelasanku dulu?”“Nggak ada yang perlu aku bicarak
Di pabrik produksi obat.Di bawah dampingan Anita dan beberapa karyawan lainnya, Calvin dan yang lain pergi mengunjungi pabrik.Calvin sangat gemar dalam mempelajari ilmu pengobatan tradisional. Tentu saja dia tertarik dengan pabrik produksi obat-obatan. Dia bahkan merasa takjub.“Aku sungguh nggak menyangka, padahal sekarang orang-orang sudah mulai beralih dalam mengembangkan obat barat, Perusahaan Farmasi Norman masih saja mempertahankan produksi obat tradisional. Semua itu pasti nggak gampang bagi kalian!”Usai mendengar, Anita tersenyum. “Terima kasih atas pujian Pak Calvin. Jujur saja, Keluarga Norman sudah menggeluti dunia pengobatan tradisional dalam beberapa generasi. Jadi, kami nggak ingin mengakhirinya.”Calvin semakin puas lagi. “Ternyata kalian itu keluarga yang ahli dalam pengobatan tradisional!”Sambil berbicara, Calvin memalingkan kepalanya melihat ke sisi Chelsea dengan tersenyum. “Aku sangat puas dengan kerja sama kali ini. Nanti aku akan mengadakan rapat lagi untuk me