Malam hari, Sharren pulang dan Brian menjaga Theo. Begitu masuk, Vera langsung menghampiri dengan tergesa-gesa dan bertanya, "Kudengar, Theo mengobrol berdua dengan Chelsea?"Sharren meliriknya sekilas dan bertanya balik, "Gimana kamu bisa tahu?"Vera tersenyum sambil membalas, "Aku punya kenalan di rumah sakit. Aku juga mencemaskan Theo, makanya terus mencari informasi tentangnya. Aku nggak punya maksud lain kok."Sharren tentu tidak memercayainya. Dia mengalihkan pandangannya, lalu tidak menghiraukan Vera lagi.Vera masih sibuk berbicara, "Theo sudah disiksa sampai begitu, tapi masih ingin bertemu Chelsea. Bukannya ini aneh? Jangan-jangan masalah ini ada kaitannya dengan Chelsea?"Sharren menyahut dengan jengkel, "Vera, aku tahu kamu punya konflik dengan Chelsea. Kalau hebat, balas dendam sendiri, jangan terus menghasutku untuk melawan Chelsea. Biar kuberi tahu, di dunia ini, hanya Chelsea yang tidak mungkin menyakiti Theo."Usai melontarkan itu, Sharren langsung berjalan pergi, meni
Pada saat yang sama, di Harbourside Villa. Ferdy menggendong Maura dan hendak keluar. Kebetulan sekali, mereka bertemu Diana.Diana tertegun melihatnya. Dia tanpa sadar bertanya, "Kalian mau ke rumah Chelsea?"Ferdy mengernyit, sorot matanya dipenuhi kewaspadaan. Diana menyadari ada yang salah dengan ucapannya. Dia segera menambahkan, "Kudengar, masalah yang menimpa Theo kali ini berkaitan dengan Chelsea. Aku kira kamu keluar untuk meminta penjelasan darinya."Ferdy menatapnya dengan curiga. Sesaat kemudian, dia baru mengiakan. "Ya."Maura tidak bisa menilai perubahan suasana hati pada orang dewasa. Dia berseru dengan gembira, "Bibi, kami mau mencari Timothy."Diana tersenyum lembut dan membalas, "Oh ya?"Maura mengangguk dengan kuat, lalu mengundang dengan senang hati, "Bibi mau ikut nggak?"Diana termangu sesaat sebelum melirik Ferdy. Dari tampangnya, jelas sekali Ferdy tidak akan setuju membawanya pergi. Lagi pula, apa gunanya dia pergi? Untuk melihat perhatian Ferdy pada Chelsea?D
Ferdy mendekat, melirik lauk di meja. Begitu mendapati hanya ada 2 piring dan 2 sendok, dia seketika mengernyit."Hanya kalian berdua yang makan?" tanya Ferdy."Ya." Chelsea tidak berpikir banyak. Lagi pula, memangnya dia perlu menjelaskan bahwa Ardi dan lainnya telah selesai makan, lalu lauk ini disiapkan oleh Kendrian karena merasa sudah lama tidak memasak untuk Chelsea? Hanya saja, sarapan ini memang terlalu mewah untuk mereka berdua."Kamu dan Maura sudah makan belum? Mau makan bersama?" tanya Chelsea."Boleh," jawab Ferdy secara spontan. Sebelum Chelsea bereaksi, Ferdy sudah duduk di kursi.'Pria sekaya Ferdy nggak seharusnya kelaparan, 'kan?' batin Chelsea.Kendrian menghampiri Chelsea dan berkata, "Kamu sudah lapar, 'kan? Ayo, coba masakanku."Begitu mendengarnya, Ferdy mengernyit dengan makin kuat. Ternyata, makanan ini disiapkan oleh Kendrian? Dilihat dari aspek mana pun, tindakan Kendrian ini jelas terkesan sangat romantis.Ketika melihat Chelsea hendak mengambil sup, Ferdy s
Di dalam kamar, Maura mengikuti Timothy dan bertanya, "Kenapa kamu nggak mau main sama aku?"Timothy sama sekali tidak memedulikan Maura. Dia hanya fokus bermain laptop. Sementara itu, Maura merasa kesal dengan sikap Timothy. Maura mengetik papan tik di laptop Timothy dengan asal dengan ekspresi cemberut."Apa yang kamu lakukan?" bentak Timothy. Dia tanpa sadar mendorong Maura dengan kuat sehingga Maura terjatuh ke lantai. Maura yang kesakitan memeluk bonekanya sambil menangis.Chelsea dan Ferdy pun mendengar suara tangisan Maura. Begitu membuka pintu kamar, mereka melihat Maura yang duduk di lantai seraya menangis dan Timothy yang sibuk memperbaiki programnya."Sakit ...," keluh Maura. Dia menangis terisak-isak sembari memandang Ferdy yang menghampirinya. Maura memanggil, "Papa ...."Ferdy menggendong Maura dan membujuk, "Jangan menangis. Kamu beri tahu Papa, apa yang terjadi?"Maura menunjuk Timothy sambil mengadu, "Dia ... nggak mau main sama Maura. Dia juga mendorong Maura ...."Me
Timothy tertegun, lalu menyahut sambil menunduk, "Aku ....""Apa Maura yang menceritakan semua itu kepadamu melalui jam tangan pintarnya?" tanya Chelsea dengan tenang. Dia melepaskan jam tangan pintar Timothy.Sebelum Timothy sempat merespons, Chelsea sudah mengambil jam tangan Timothy. Chelsea mengecek riwayat obrolan antara Maura dan Timothy. Dia menemukan bahwa Maura hanya mengirim berbagai emotikon lucu kepada Timothy dan terus menanyakan apa yang dilakukan Timothy. Mana ada informasi yang diceritakan Timothy tadi?Chelsea merasa dirinya dibohongi. Dia frustrasi, putra kandungnya yang baru berusia 5 tahun sudah mulai berbohong kepadanya! Chelsea memegang jam tangan dengan erat seraya bertanya, "Bukannya aku pernah bilang kamu nggak boleh berbohong kepadaku?"Timothy menunduk sembari menjawab, "Aku ... bukan sengaja ...."Chelsea bertanya, "Kenapa kamu berbohong kepadaku?"Timothy pun terpaksa menceritakan masalah alat penyadap kepada Chelsea karena tidak bisa ditutupi lagi. Chelsea
Setelah Maura tidur, Ferdy diam-diam mengambil boneka itu dan keluar dari kamar. Ferdy masuk ke kamarnya sendiri dan menyalakan lampu. Dia tidak melihat Diana yang berdiri di kamarnya karena terlalu fokus pada boneka itu. Ferdy menutup pintu, lalu dia mendengar suara Diana yang berbicara dengan lembut, "Erdy, aku sudah lama menunggumu."Ferdy melihat Diana sekilas, lalu segera mengalihkan pandangannya. Ekspresinya menjadi masam. Ferdy menegur, "Apa yang kamu lakukan?"Melihat respons Ferdy, Diana merasa kecewa. Dia memberanikan diri untuk memakai baju tidur yang tipis ini, tetapi Ferdy malah tidak suka melihatnya. Diana yang merasa sedih berusaha tersenyum sambil menghampiri Ferdy. Dia bertanya, "Erdy, kita sudah tunangan. Bukannya cepat atau lambat kita akan melakukan hal itu?"Diana juga memegang 2 gelas anggur. Sebelumnya, Diana sudah meminum beberapa gelas anggur supaya lebih berani. Kala ini, Diana yang mabuk menatap Ferdy lekat-lekat sembari berujar, "Erdy, ayo kita minum-minum."
Untung saja, Chelsea sudah tahu kebenarannya semalam. Jadi, sekarang Chelsea tidak terlalu panik. Dia turun dari mobil, lalu bertanya sambil melipat kedua tangannya di dada, "Apa ini?"Ferdy menyahut, "Seharusnya kamu bertanya kepada Timothy. Dia yang memasang alat ini di boneka Maura. Apa maksud Timothy?"Setelah mengusir Diana semalam, Ferdy memeriksa boneka Maura dengan saksama. Dia baru menemukan alat penyadap yang dipasang di tempat tersembunyi. Boneka ini dibuat oleh Lindsey untuk Maura setelah dia melahirkan. Saat Maura mulai bisa bicara, Ferdy menyerahkan boneka ini kepada Maura. Dia memberi tahu Maura bahwa boneka ini sangat berharga dan Maura harus menyayanginya.Jadi, Maura selalu membawa boneka itu ke mana-mana. Bahkan, dia menyimpan boneka itu di tasnya saat ke sekolah. Tentu saja, Timothy bisa tahu tentang kehidupan sehari-hari Maura setelah memasang alat penyadap itu di boneka Maura.Ferdy tidak tahu sudah berapa lama Timothy memasang alat penyadap ini dan seberapa banya
Sebelum Chelsea merespons, Sandy berjalan ke depan meja dan duduk di kursi tanpa merasa sungkan. Asisten melihat Chelsea, dia baru keluar setelah Chelsea melambaikan tangannya. Saat ini, hanya tersisa Chelsea dan Sandy di dalam ruangan kantor.Chelsea bertanya, "Apa yang Pak Sandy maksud dengan bisnis besar?""Setengah dari Milano Group," jawab Sandy sembari tersenyum. Kemudian, dia melanjutkan, "Hari ini aku mau menjelaskan kepada Bu Chelsea. Waktu itu, aku bilang mau mengejar Bu Chelsea. Sebenarnya aku tertarik dengan kekayaan dan kemampuan Bu Chelsea."Sandy meneruskan ucapannya, "Aku rasa kalau kita berdua bekerja sama, cepat atau lambat kita bisa merebut Milano Group dari Ferdy. Hanya saja ... setelah aku mencobanya, sepertinya gagal."Sandy mentertawakan dirinya sendiri dan menambahkan, "Aku benar-benar nggak menyangka Bu Chelsea begitu berani sehingga waktu itu aku dan mamaku merasa sangat malu."Chelsea menyipitkan matanya seraya bertanya, "Apa Pak Sandy mau membuat perhitungan