Chelsea berbalik dan memandang wanita yang serakah itu. Sifat Damira sama saja dengan suaminya. Chelsea berucap dengan datar, "Aku pasti akan memenuhi janjiku. Kamu tunggu aku di lantai bawah, aku akan turun setelah mengambil kartu bank.""Oke!" ujar Damira dengan antusias. Kemudian, dia bergegas keluar dari kamar.Chelsea menyuruh Ardi dan Melvin untuk mengantar anggota Keluarga Tanoto yang ditahan ke ruang tamu. Setelah itu, Chelsea mengambil kartu bank, lalu memanggil Bella yang sedang menemani Timothy di kamarnya. Chelsea berujar, "Ayo, kita lihat tontonan yang menarik."Melihat Chelsea yang tersenyum nakal, Bella juga ikut tersenyum. Bella tahu Chelsea berniat membantunya membalas perbuatan Keluarga Tanoto. Di ruang tamu, Damira melihat Chelsea menuruni tangga dan memperhatikan kartu bank di tangan Chelsea. Damira sudah tidak sabar mendapatkan uang sampai-sampai tidak memedulikan Bella yang berjalan di belakang Chelsea.Damira menyanjung, "Bu Chelsea itu orangnya memang lugas. Aku
Setelah anggota Keluarga Tanoto kehabisan tenaga, Chelsea baru memberi isyarat kepada Ardi dan Melvin. Mereka berdua langsung memahami maksud Chelsea. Ardi dan Melvin maju untuk menarik anggota Keluarga Tanoto.Chelsea baru menyadari ternyata Richard benar-benar kasar. Dia memukul Damira hingga babak belur. Sementara itu, wajah Richard dicakar oleh Damira. Kondisi anggota Keluarga Tanoto sangat menyedihkan.Meskipun begitu, Keluarga Tanoto tidak lupa dengan uang 2 miliar yang dijanjikan Chelsea. Richard menyeka darah di wajahnya, lalu mengulurkan tangan ke arah Chelsea dan berujar, "Beri aku uangnya!"Chelsea tersenyum dan menyerahkan kartu bank kepada Bella. Dia menjelaskan, "Aku sudah mengeceknya dengan Bella. Setelah dikurangi uang yang pernah diberikan Bella kepada kalian, masih tersisa sekitar 800 juta. Anggap saja ini sebagai uang kompensasi atas kerugian yang kalian timbulkan di pameran perhiasan."Chelsea melanjutkan, "Kalau kalian merasa ada yang salah dengan nominalnya, silak
Emma mengakui bahwa karyanya yang mendapatkan juara pertama waktu itu adalah hasil plagiat dari desain Angel. Emma sendiri yang menyerahkan draf desain yang ditunjukkan di pameran perhiasan Soraya Jewelry kepada Chelsea. Emma sudah menyembunyikan rahasia ini selama bertahun-tahun, jadi dia memanfaatkan pameran perhiasan ini untuk mengakui kesalahannya serta meminta maaf kepada Angel dan Chelsea. Emma akan mengembalikan piala dan sertifikat penghargaan kepada Angel.Tulisan yang diunggah Emma tidak panjang, tetapi cukup menunjukkan bahwa Emma memang merasa bersalah dan tulus meminta maaf. Hanya saja, kesalahan Emma tetap tidak bisa dihapus dengan permintaan maaf yang terlambat ini. Banyak netizen yang berkomentar di bawah unggahan Emma.[ Waktu itu, kamu mendapatkan banyak keuntungan setelah memenangkan piala ini. Untuk apa kamu meminta maaf sekarang? Apa kamu bisa memutar waktu kembali? ][ Angel benar-benar kasihan. Kematiannya nggak diketahui siapa pun, tapi orang-orang yang memplagi
Chelsea bertanya dengan sikap yang dingin, "Hari ini, kamu datang untuk mewakili mamamu minta maaf, ya?""Iya, emosinya lagi kurang stabil, jadi nggak cocok untuk bertemu denganmu," jawab Peter seraya mengangguk ringan. Ketika dia hendak mengucapkan kata-kata yang sudah disiapkannya, Chelsea malah tidak memberinya kesempatan.Wanita itu berkata dengan nada dingin, "Emma bersalah pada mamaku, jadi dia seharusnya minta maaf sama mamaku."Peter terdiam dan hatinya terasa berat. Bukankah perkataan Chelsea ini terlalu kejam? Angel sudah meninggal, apakah dia menginginkan Emma untuk mengakhiri hidupnya dan pergi meminta maaf secara langsung?Peter pun berkata, "Chelsea, aku tahu kamu kesal. Tapi, kalau kamu bikin suasananya jadi canggung, itu juga nggak menguntungkan bagimu."Pria itu memandang Chelsea dengan tatapan yang tidak seramah sebelumnya, lalu melanjutkan, "Aku sudah dengar apa yang terjadi. Dulunya, Angel memilih untuk memaafkan mamaku. Kalau nggak, masalah ini juga nggak mungkin b
Radi ingin melompat dari gedung. Daripada hidup dengan menyembunyikan diri dan menjadi bahan tertawaan orang lain, lebih baik dia segera mengakhiri hidupnya.Saat Radi terpaku dalam pikiran ini tanpa bisa melepaskan diri, tiba-tiba sebuah mobil Porsche Cayenne berhenti di belakangnya. Dua orang berpakaian hitam tampak keluar dari mobil, lalu langsung menahan Radi dan memaksanya masuk ke dalam mobil. Tak lama kemudian, Porsche Cayenne itu melaju pergi.Radi amat ketakutan hingga gemetaran ketika melihat pria di sebelahnya. Tatapan pria itu membuatnya bahkan tidak berani bernapas. Pria itu memiliki aura dingin di sekujur tubuhnya. Di bawah sorotan cahaya dan bayangan, wajahnya yang tegas dan tajam terlihat bak malaikat pencabut nyawa. Radi pun menelan ludahnya sebelum bertanya, "Si ... siapa kalian?Pria itu menunjukkan sikap dingin, lalu berbicara dengan nada penuh penghinaan, "Kamu nggak perlu tahu siapa aku. Aku hanya mau tanya satu hal, apa kamu masih mau hidup?"Radi melihat mobil y
Chelsea baru saja memasuki ruangan VIP. Tak lama kemudian, Jack dan wanita itu segera tiba. Sebelum dia sempat bereaksi, sosok bergaun merah itu langsung menyergapnya. Hal itu benar-benar membuat Chelsea terkejut."Bu Chelsea! Ibu, aku kangen banget!" seru wanita itu dengan manja. Dia memeluk erat Chelsea dan enggan melepaskannya.Chelsea pun tersenyum sebelum berkata, "Kamu ini sudah mau jadi presdir cabang. Kenapa masih bertingkah seperti bocah?"Wanita itu bernama Sharon. Dia adalah murid peracik parfum yang direkrut oleh Chelsea 3 tahun lalu karena suatu kebetulan.Berbeda dengan Chelsea, Sharon berasal dari keluarga yang berkecimpung dalam industri parfum. Itu sebabnya, dia telah menerima pendidikan formal dan terstruktur dalam industri parfum sejak kecil. Sebaliknya, Chelsea hanya mengandalkan bakat alaminya dalam meracik parfum dan tidak mengikuti aturan tertentu.Saat keduanya baru bertemu, Sharon mengalami kebuntuan dalam peracikan parfum dan mulai meragukan indra penciumannya
Diana mengantar Maura ke kamarnya untuk beristirahat, lalu pergi ke ruang kerja. Setelah upaya penyelamatan yang mendesak, Anissa masih bisa bertahan hidup dengan susah payah. Namun, sepertinya itu tidak akan bertahan lama. Setelah dokter pergi, anggota Keluarga Milano berkumpul di ruang kerja tanpa suara. Ketika Diana masuk, dia malah memecahkan keheningan ini.Antoni menatap Diana sambil bertanya, "Maura sudah tidur?"Diana mengangguk, lalu bertanya dengan perhatian, "Iya. Gimana keadaan Nenek?"Antoni tampak menggeleng dengan sedih. Dia tidak berkata apa-apa, tetapi maksudnya jelas. Diana merasa sedih, hidungnya bahkan agak berkedut. Kemudian, dia segera berkata, "Kenapa bisa seperti ini ...."Sementara itu, Vera malah menatap Ferdy dan bertanya dengan nada sinis, "Bukannya mantan istrimu itu sangat mahir dalam keterampilan medis? Kenapa kamu nggak coba suruh dia kemari? Siapa tahu dia benaran punya kemampuan untuk selamatkan Mama?"Perkataan ini langsung menyentuh ranah sensitif Fe
Sandy malah berbalik bertanya dengan tenang, "Apa yang salah dari Chelsea? Apa cuma karena dia adalah mantan istri Ferdy?""Iya!" jawab Vera dengan tegas. Kemudian, dia melanjutkan, "Bukan itu saja. Mama memang nggak suka dia. Kamu sudah lupa? Dulunya, dia yang memprovokasi masalah Mandy.""Semua itu sudah berlalu. Mama jangan selalu mengingat masa lalu, fokuslah pada saat ini," ucap Sandy sambil tersenyum.Sorot mata pria yang mengenakan kacamata itu tampak cerdik. Kemudian dia melanjutkan, "Chelsea mengendalikan Soraya Jewelry dan perusahaan itu sudah jauh berbeda dari dulu. Aku sudah selidiki secara diam-diam. Setelah Chelsea kembali, Soraya Jewelry langsung membuat pergerakan besar. Ke depannya, perusahaan itu pasti akan menjadi merek perhiasan terkemuka di dalam negeri."Sandy menambahkan dengan tatapan serius, "Mama masih nggak tahu, 'kan? Peter sudah jual Celestial Jewelry ke Chelsea. Setelah transaksi saham selesai, Soraya Jewelry akan umumkan berita ini secara resmi.""Chelsea
Ketika mendengar ada yang ingin Herbert obrolkan dengan Calvin, Firman dan Rangga pun memahami maksud Herbert.Firman memaksa Calvin untuk duduk di sofa, lalu membawa Rangga untuk meninggalkan ruangan.Saat hendak keluar pintu, Firman tidak lupa untuk menambahkan, “Pak Calvin, kami berdua ada di depan. Kalau kamu butuh apa-apa, kamu bisa panggil kami.”Calvin tersenyum dingin. Dia dapat mengerti makna tersirat dari ucapan Firman. Maksudnya tak lain adalah mereka berdua ada di luar sana, lebih baik Calvin tidak berulah.Berhubung Calvin sudah di sini, dia juga ingin tahu apa yang ingin diobrolkan Herbert!“Pak Guru, minum teh.” Herbert menghidangkan segelas teh ke hadapan Calvin. “Teh kesukaanmu.”Calvin bahkan tidak melirik sama sekali. Dia langsung bertanya dengan raut datar, “Jangan omong kosong! Sebenarnya apa yang ingin kamu katakan?”“Sejak kapan temperamenmu jadi seburuk ini? Seingatku, dulu kamu memperlakukanku ….”“Tutup mulutmu!” Calvin langsung menggebrak meja, lalu berkata d
Malam harinya.Terdengar suara tawa di dalam acara perayaan. Baru saja Chelsea selesai bersulang dengan tamu, dia pun mencari tempat yang tenang untuk makan.Chelsea sudah sibuk seharian. Dia masih belum sempat makan dengan tenang. Dua gelas champagne yang diminumnya tadi terasa membara di perut.Pada saat ini, Ferdy berjalan ke sisi Chelsea untuk mengantarkan makanan kepadanya. “Makan mie dulu.”Chelsea mengambil piring, lalu bertanya, “Kenapa kamu bisa tahu aku lagi lapar?”“Tadi saat berdiri di sampingmu, aku bisa mendengar suara perutmu.”“Hah?” Kening Chelsea berkerut. “Apa benar seperti itu?”Ferdy pun tertawa. “Tentu saja nggak. Aku menebak seharusnya hari ini kamu nggak punya waktu buat makan.”Chelsea segera menjulingkan matanya. Dia tidak meladeni Ferdy, lalu menunduk untuk memakan mie.Ferdy berdiri di sisi Chelsea, lalu mengingatkan, “Setelah acara konferensi pers berakhir, berita pun viral di internet.”“Emm, aku bisa menebaknya.”Chelsea saja tidak punya waktu untuk makan
Pada akhirnya, Herbert memilih untuk mundur secara diam-diam.Ferdy menatap bayangan punggung Herbert yang semakin menjauh. Hatinya terasa lebih nyaman saat ini.Chelsea melirik Ferdy sekilas. “Jangan beri tahu aku, kamu datang ke sini hanya untuk memancing emosi Herbert saja?”“Tebakanmu benar.” Ferdy melihat ke sisi Chelsea. Dia tidak bisa menyembunyikan rasa bangga di wajahnya. “Tadi aku melihat dia hadiri acara konferensi pers di internet.”“Pak Ferdy, apa kamu itu anak kecil? Kenapa ….”“Kalau kamu merasa perbuatanku ini kekanak-kanakan ….” Tiba-tiba Ferdy semakin mendekat, lalu berbicara dengan perlahan, “Itu berarti aku memang kekanak-kanakan.”Chelsea merasa kaget. Kedua mata berkilauannya bagai telah kehilangan arwahnya saja. Dia mengalihkan tatapannya, lalu tak lupa untuk menyindir, “Dasar kekanak-kanakan!”Akhirnya kali ini Anita menemukan kesempatan untuk berbicara. “Malam ini perusahaan mengadakan acara makan bersama. Kebetulan Pak Ferdy ada di sini, bagaimana kalau Pak Fe
Chelsea dan Anita menandatangani kontrak di bawah kesaksian para awak media. Disusul, terdengar suara gemuruh tepuk tangan di dalam ruangan dan juga terlihat kilat cahaya kamera.Ketika melihat gambaran di depan mata, Anita merasa sangat gembira hingga tidak bisa berkata-kata. Dia hanya menggenggam tangan Chelsea untuk menyatakan rasa terima kasihnya.Sudah terlalu lama Perusahaan Farmasi Norman tidak memiliki pencapaian setinggi ini! Sekarang, semuanya dicapai berkat bantuan Hope!Sepertinya Chelsea bisa merasakannya. Dia memiringkan kepalanya untuk mendekati samping telinga Anita, lalu berbisik, “Semua ini pantas diterima Perusahaan Farmasi Norman.”Anita merasa kaget. Dia melihat tatapan berkilauan Chelsea, lalu mengangguk. “Bu Chelsea, kamu tenang saja. Aku pasti nggak akan mengecewakanmu.”Chelsea pun tersenyum.Mereka berdua juga tersenyum sembari bertukar pandang. Gambaran itu pun berhasil disorot oleh kamera. Tak sedikit wartawan memutuskan untuk menaruh foto ini menjadi foto u
Firman melihat ke arah yang ditunjuk oleh Rangga. Dia pun menemukan sosok Herbert yang baru memasuki ruangan sedang dikerumuni oleh awak media.Herbert tergolong tokoh legendaris di dunia medis. Ditambah lagi, dia sudah lama menetap di luar negeri. Jadi, selama ini semua wartawan hanya pernah mendengar namanya, tetapi tidak memiliki kesempatan untuk mewawancarainya.Hari ini ketika Herbert datang, para awak media juga tidak ingin melewatkan kesempatan bagus ini.“Pak Herbert, kenapa kamu tiba-tiba pulang dari luar negeri? Apa ada yang ingin kamu lakukan? Apa Perusahaan Farmasi Hermera ingin berkembang di dalam negeri?”“Pak Herbert, hari ini kamu menghadiri acara konferensi pers. Apa kamu tertarik dengan kedua perusahaan ini?”Pertanyaan tidak berhenti dilontarkan.Dari tadi Herbert hanya membalas dengan tersenyum saja. Kemudian, dia melontarkan informasi besar dengan santai.“Aku bisa pulang kali ini karena ingin bekerja sama dengan Hope. Perusahaan Farmasi Hermera telah lama berkemba
“Herbert mengambil hasil penelitian kami untuk bekerja sama dengan perusahaan medis luar negeri. Kemudian, dia berhasil menjadi orang penting dalam grup barunya.”Herbert tersenyum getir. “Hal yang paling lucu adalah sebelum dia ke luar negeri, dia sempat mencariku. Dia mengatakan ilmu pengobatan tradisional nggak ada masa depan. Cepat atau lambat ilmu pengobatan tradisional akan dieliminasi. Dia suruh aku untuk pergi bersamanya.”“Apa kamu tahu? Perusahaan medis itu suka mencuri hasil penelitian perusahaan lain, lalu memproduksi obat-obatan dengan harga rendah. Kemudian, demi menekan modal, mereka juga membeli bahan obat bermutu rendah yang menyebabkan perubahan khasiat obat.”“Perbuatan mereka sama saja dengan mempertaruhkan nyawa manusia! Sepuluh tahun lalu, akhirnya perusahaan itu dilaporkan oleh banyak perusahaan farmasi lainnya, lalu gulung tikar!” Calvin merasa geram. Tatapannya tertuju pada sisi pintu mobil. “Dia itu pencuri! Dia itu pencuri yang nggak punya hati!”Saat melihat
Ketika melihat Calvin sedang marah, Chelsea juga tidak berani memicu emosinya lagi.Chelsea memalingkan kepalanya menatap Anita. Dia merasa bersalah. “Bu Anita, aku sudah merusak jamuan malam ini.”Anita tersenyum. “Nggak masalah, kok. Kita bisa cari kesempatan lain.”“Oke,” balas Chelsea, kemudian menarik-narik lengan pakaian Calvin. “Kakek, ayo kita pergi. Nanti aku jelaskan masalah ini sama kamu.”Calvin berdiri tanpa bersuara sama sekali. Dia langsung berjalan keluar kamar. Chelsea juga segera mengambil tasnya, mengikuti langkah Calvin.Setelah memasuki mobil, Chelsea memberi tahu masalah Malcolm mengutus Daisy untuk membantu Herbert kepada Calvin. Saat ini, amarah Calvin semakin membara. Dia berkata dengan menggertakkan giginya, “Si Berengsek itu masih nggak tahu malu seperti dulu!”Chelsea menghela napas ringan. “Kamu juga tahu bahwa Kak Daisy sangat penting bagiku. Aku nggak bisa nggak memedulikannya.”Calvin meliriknya sekilas. “Jadi, demi Daisy, kamu baru terus mencari tahu k
Calvin merasa gusar. “Keluar! Hubungan kita bukan guru dan murid! Kamu nggak berhak untuk mengungkit masalah itu di hadapanku!”Ketika menyadari sekujur tubuh Calvin gemetar akibat marah, Chelsea segera mengulurkan tangannya untuk mengelus punggung Calvin. “Kakek, kamu tenangkan dirimu. Jangan sampai merusak kesehatanmu.”Namun, Calvin seolah-olah tidak bisa mendengar apa-apa. Tatapannya masih terus tertuju pada diri Herbert. Tatapan itu terasa asing bagi Chelsea.Di dalam memori Chelsea, Calvin selalu tersenyum. Meskipun marah, Calvin juga tidak pernah bersikap seperti hendak membunuh orang saja!Chelsea menatap Herbert dengan raut muram. “Pak Herbert, berhubung Kakek nggak menyambut kedatanganmu, lebih baik kamu tinggalkan ruangan ini sekarang.”Herbert mengeluarkan saputangan dengan perlahan. Dia menyeka sisa air di pakaiannya sembari berkata, “Pak Guru, kenapa temperamenmu malah lebih buruk daripada dulu? Apa kamu bisa dengarkan penjelasanku dulu?”“Nggak ada yang perlu aku bicarak
Di pabrik produksi obat.Di bawah dampingan Anita dan beberapa karyawan lainnya, Calvin dan yang lain pergi mengunjungi pabrik.Calvin sangat gemar dalam mempelajari ilmu pengobatan tradisional. Tentu saja dia tertarik dengan pabrik produksi obat-obatan. Dia bahkan merasa takjub.“Aku sungguh nggak menyangka, padahal sekarang orang-orang sudah mulai beralih dalam mengembangkan obat barat, Perusahaan Farmasi Norman masih saja mempertahankan produksi obat tradisional. Semua itu pasti nggak gampang bagi kalian!”Usai mendengar, Anita tersenyum. “Terima kasih atas pujian Pak Calvin. Jujur saja, Keluarga Norman sudah menggeluti dunia pengobatan tradisional dalam beberapa generasi. Jadi, kami nggak ingin mengakhirinya.”Calvin semakin puas lagi. “Ternyata kalian itu keluarga yang ahli dalam pengobatan tradisional!”Sambil berbicara, Calvin memalingkan kepalanya melihat ke sisi Chelsea dengan tersenyum. “Aku sangat puas dengan kerja sama kali ini. Nanti aku akan mengadakan rapat lagi untuk me