Perlombaan desain perhiasan sangat menarik perhatian. Pengumuman hasil seleksi menimbulkan kehebohan di internet. Dibandingkan desain juara pertama yang mewah, desain Shania lebih rumit dan sesuai dengan selera konsumen. Jadi, banyak netizen yang berharap karya Shania bisa segera dijual.Chelsea melihat komentar di internet sekilas, lalu memandang Andre. Seharusnya, Andre sudah menebak Chelsea akan mencarinya. Begitu masuk ke ruang kerja sampai sekarang, Andre terus menunduk dan tidak berani melihat Chelsea.Chelsea menyerahkan sketsa desain yang sudah dikopinya kepada Andre. Chelsea mengetuk jarinya di meja dan berucap, "Bagian ini lebih menarik kalau diganti dengan hiasan kecil. Selain itu, batu safir di bagian ini sama sekali nggak perlu ...."Chelsea menunjukkan kesalahan dalam sketsa desain itu dengan tenang. Sementara itu, Andre yang merasa gugup berkata sambil gemetaran, "Aku ingin memberitahumu, tapi aku belum siap. Aku ....""Kamu lupa dengan beberapa hal yang aku ajarkan kepa
Peter maju, lalu memeluk Kendrian dengan erat dan berujar, "Hei, akhirnya kamu pulang juga."Kendrian tertawa dan menimpali, "Sebenarnya, aku memang ingin pulang sejak awal. Tapi, aku tiba-tiba ada urusan mendadak."Peter meninju dada Kendrian dan berucap, "Sebaiknya kamu bicara jujur kepadaku, apa yang kamu lakukan selama 1 tahun ini?"Dulu, saat bersekolah di luar negeri, Peter dan Kendrian berada di sekolah yang sama. Mereka berkenalan secara tidak sengaja dan menjadi teman baik. Kemudian, mereka berdua sama-sama pulang dan mengembangkan karier mereka. Hubungan mereka sangat dekat.Selama Kendrian menghilang, Peter berusaha keras untuk menyelidiki keberadaan Kendrian. Dua bulan yang lalu, Kendrian menelepon Peter. Setelah memastikan bahwa kondisi Kendrian baik-baik saja, mereka tetap berhubungan di internet.Sekarang, akhirnya Peter bertemu dengan Kendrian. Peter yang sudah tidak sabar pun mengajak Kendrian masuk ke ruang privat untuk mengobrol. Satu tahun yang lalu, Kendrian berada
Di lantai bawah, Andre yang panik menutup mulut Diana seraya berkata, "Sudah kubilang Chelsea nggak di rumah. Kenapa kamu berteriak?"Diana tidak suka disentuh oleh pria asing sehingga dia berusaha menyingkirkan tangan Andre dan buru-buru mundur.Chelsea yang berdiri di tangga memandang Diana dengan dingin sembari bertanya, "Ada apa kamu mencariku?"Diana melirik Andre sekilas, lalu menatap Chelsea sambil mengernyit dan berucap, "Ternyata kamu tinggal dengan pria lain. Apa kamu sama sekali nggak memedulikan Erdy?"Chelsea menyahut dengan acuh tak acuh, "Kamu itu orang kedua yang bertanya seperti itu kepadaku, logika kalian aneh sekali. Jelas-jelas aku itu korban, tapi kalian malah bertanya kepadaku kenapa nggak memedulikan pelaku. Apa kalian pikir aku punya Stockholm Syndrome? Padahal orang yang gila itu Ferdy."Nada bicara Chelsea yang sinis membuat Diana mengernyit karena merasa tidak nyaman. Diana baru percaya setelah melihatnya secara langsung. Chelsea sama sekali tidak mencintai F
Chelsea tidak tahu bahwa Calvin sudah diincar begitu turun dari pesawat. Kala ini, Chelsea sedang bergembira karena bertemu dengan Calvin. Chelsea membawa Calvin ke restoran mewah di Kota Mahara untuk menyambut kedatangan Calvin. Sebelum makanan disajikan, sebotol anggur sudah disediakan.Calvin sangat senang saat mencium aroma anggur, dia berkomentar, "Anggur ini sudah disimpan selama 50 tahun. Bagus, Chelsea, kamu cukup tahu diri."Chelsea menuang segelas anggur untuk Calvin, lalu menimpali, "Ini kesukaannya Kakek, mana mungkin aku lupa? Lagi pula, kali ini aku memang butuh bantuanmu. Kamu pasti akan menceramahiku kalau aku nggak memberimu minum anggur yang bagus."Calvin memelototi Chelsea seraya menegur, "Omonganmu seolah-olah menunjukkan aku ini lebih mementingkan anggur daripada kamu."Kemudian, Calvin menenggak segelas anggur itu. Dia merasa sangat puas. Sementara itu, Chelsea tertawa. Mereka sudah tidak berjumpa selama bertahun-tahun, tetapi Calvin masih sama seperti dulu dan t
Di Harbourside Villa, Diana yang membawa semangkuk sup ayam masuk ke kamar. Diana merasakan firasat buruk saat melihat Irfan yang berdiri dengan panik.Irfan menyapa Diana sambil menunduk ketika berjalan melewati Diana. Setelah mendengar langkah kaki Irfan yang menjauh, Diana baru tersadar dari lamunannya. Kemudian, Diana menghampiri Ferdy.Ferdy membanting mangkuk sup ayam yang dibawa Diana. Tangan Diana terkena sup panas sehingga dia berteriak kesakitan. Ferdy bertanya, "Kenapa kamu mencari Chelsea?"Diana yang merasa sedih menangis sambil menatap Ferdy, lalu menjelaskan, "Aku mencari Chelsea untuk memastikan apakah dia mencintaimu atau nggak. Erdy, kamu nggak perlu begini demi wanita yang nggak mencintaimu ...."Ferdy menyela, "Cukup." Tatapannya sangat muram. Ferdy tampak marah saat berbicara, "Urusanku dengan Chelsea nggak ada hubungannya denganmu. Kalau aku tahu kamu mencari Chelsea lagi, jangan pernah muncul lagi di depanku!"Diana yang sakit hati menimpali sembari terisak-isak,
Di kediaman tua Keluarga Milano. Sore ini, saat Anissa mengetahui bahwa Diana melakukan operasi tubektomi, semuanya sudah terlambat. Sekarang Anissa teringat dengan kondisi Diana yang sangat lemah saat melihat Diana di rumah sakit.Anissa yang merasa kasihan berucap, "Kamu benar-benar bodoh .... Bagaimana caranya aku menjelaskan kepada orang tuamu kalau kamu berbuat seperti ini?"Kelak, mana mungkin Diana bisa menikah lagi sesudah melakukan hal bodoh seperti ini? Bagaimana Ferdy membayar utang budi ini? Annisa melanjutkan, "Ferdy memang berengsek, tapi kenapa kamu bertindak gegabah seperti ini? Kalau nggak ada anak, kamu ....""Nenek, ini keputusanku sendiri, jangan salahkan Erdy," kata Diana. Saat berbaring di meja operasi, Diana tahu dirinya tidak bisa berubah pikiran lagi. Namun, dia tidak menyesal. Dia ingin membuktikan bahwa dia mencintai Ferdy melebihi dirinya sendiri.Diana membujuk, "Aku yang akan menjelaskan kepada orang tuaku.""Kamu ...," ujar Anissa. Dia tidak tahu harus me
Ferdy mengendarai mobilnya dan meninggalkan kediaman tua Keluarga Milano. Tatapan Ferdy sangat dingin. Mobil Maybach Ferdy melewati jalan-jalan di kota tanpa tujuan yang jelas. Saat Ferdy tersadar, mobil berhenti di suatu tempat yang terpencil.Ferdy melihat rumah Chelsea di depan. Lampu di dalam rumah masih dinyalakan. Ferdy mematikan mesin mobil dan meletakkan tangannya di jendela mobil. Dia merasa tidak berdaya.Suasana malam sangat tenang dan angin sejuk berembus. Ferdy memandang lampu di rumah Chelsea, dia yang awalnya merasa gusar perlahan menjadi tenang. Ferdy memejamkan matanya sambil membayangkan sosok Chelsea yang seolah-olah berdiri di depannya. Ekspresi Chelsea terlihat sangat jelas.Ferdy tiba-tiba teringat dengan mata Chelsea yang memerah saat di rumah sakit waktu itu. Selama ini, Ferdy mengira dirinya bisa mengendalikan perasaannya dengan baik. Namun, belakangan ini, Ferdy bisa merasakan dengan jelas bahwa hatinya mulai goyah.Ketika Ferdy melihat ke rumah Chelsea lagi,
Calvin menoleh sambil mengernyit. Siapa pemuda ini?Ekspresi Sharren sontak berubah drastis. Dia bertanya, "Peter, kamu .... Kenapa kamu ada di sini?"Peter tersenyum sinis sembari membalas, "Biar kutebak, orang yang ada di dalam ruang operasi itu ... Theo, 'kan?"Sharren terkejut dan langsung menyangkal, "Bukan. Yang ada di dalam itu kerabatku. Dia ....""Aku sudah ada di sini, nggak ada gunanya kamu membohongiku," timpal Peter. Tatapannya membuat orang-orang yang melihatnya bergidik ngeri."Pak Calvin adalah tokoh hebat di bidang neurologi. Selama bertahun-tahun, ada banyak orang nggak bisa menemukan keberadaannya. Ternyata, Keluarga Milano hebat juga bisa mengundangnya." Peter menyipitkan matanya sembari melanjutkan, "Siapa lagi yang bisa membuatmu khawatir selain Theo?"Sharren tidak membantah. Wajahnya berubah menjadi pucat karena tidak mengerti maksud Peter. Dia khawatir Peter akan membocorkan masalah ini. Sekarang, hasil operasi masih belum diketahui. Jika kabar ini sampai ke te
Ketika mendengar ada yang ingin Herbert obrolkan dengan Calvin, Firman dan Rangga pun memahami maksud Herbert.Firman memaksa Calvin untuk duduk di sofa, lalu membawa Rangga untuk meninggalkan ruangan.Saat hendak keluar pintu, Firman tidak lupa untuk menambahkan, “Pak Calvin, kami berdua ada di depan. Kalau kamu butuh apa-apa, kamu bisa panggil kami.”Calvin tersenyum dingin. Dia dapat mengerti makna tersirat dari ucapan Firman. Maksudnya tak lain adalah mereka berdua ada di luar sana, lebih baik Calvin tidak berulah.Berhubung Calvin sudah di sini, dia juga ingin tahu apa yang ingin diobrolkan Herbert!“Pak Guru, minum teh.” Herbert menghidangkan segelas teh ke hadapan Calvin. “Teh kesukaanmu.”Calvin bahkan tidak melirik sama sekali. Dia langsung bertanya dengan raut datar, “Jangan omong kosong! Sebenarnya apa yang ingin kamu katakan?”“Sejak kapan temperamenmu jadi seburuk ini? Seingatku, dulu kamu memperlakukanku ….”“Tutup mulutmu!” Calvin langsung menggebrak meja, lalu berkata d
Malam harinya.Terdengar suara tawa di dalam acara perayaan. Baru saja Chelsea selesai bersulang dengan tamu, dia pun mencari tempat yang tenang untuk makan.Chelsea sudah sibuk seharian. Dia masih belum sempat makan dengan tenang. Dua gelas champagne yang diminumnya tadi terasa membara di perut.Pada saat ini, Ferdy berjalan ke sisi Chelsea untuk mengantarkan makanan kepadanya. “Makan mie dulu.”Chelsea mengambil piring, lalu bertanya, “Kenapa kamu bisa tahu aku lagi lapar?”“Tadi saat berdiri di sampingmu, aku bisa mendengar suara perutmu.”“Hah?” Kening Chelsea berkerut. “Apa benar seperti itu?”Ferdy pun tertawa. “Tentu saja nggak. Aku menebak seharusnya hari ini kamu nggak punya waktu buat makan.”Chelsea segera menjulingkan matanya. Dia tidak meladeni Ferdy, lalu menunduk untuk memakan mie.Ferdy berdiri di sisi Chelsea, lalu mengingatkan, “Setelah acara konferensi pers berakhir, berita pun viral di internet.”“Emm, aku bisa menebaknya.”Chelsea saja tidak punya waktu untuk makan
Pada akhirnya, Herbert memilih untuk mundur secara diam-diam.Ferdy menatap bayangan punggung Herbert yang semakin menjauh. Hatinya terasa lebih nyaman saat ini.Chelsea melirik Ferdy sekilas. “Jangan beri tahu aku, kamu datang ke sini hanya untuk memancing emosi Herbert saja?”“Tebakanmu benar.” Ferdy melihat ke sisi Chelsea. Dia tidak bisa menyembunyikan rasa bangga di wajahnya. “Tadi aku melihat dia hadiri acara konferensi pers di internet.”“Pak Ferdy, apa kamu itu anak kecil? Kenapa ….”“Kalau kamu merasa perbuatanku ini kekanak-kanakan ….” Tiba-tiba Ferdy semakin mendekat, lalu berbicara dengan perlahan, “Itu berarti aku memang kekanak-kanakan.”Chelsea merasa kaget. Kedua mata berkilauannya bagai telah kehilangan arwahnya saja. Dia mengalihkan tatapannya, lalu tak lupa untuk menyindir, “Dasar kekanak-kanakan!”Akhirnya kali ini Anita menemukan kesempatan untuk berbicara. “Malam ini perusahaan mengadakan acara makan bersama. Kebetulan Pak Ferdy ada di sini, bagaimana kalau Pak Fe
Chelsea dan Anita menandatangani kontrak di bawah kesaksian para awak media. Disusul, terdengar suara gemuruh tepuk tangan di dalam ruangan dan juga terlihat kilat cahaya kamera.Ketika melihat gambaran di depan mata, Anita merasa sangat gembira hingga tidak bisa berkata-kata. Dia hanya menggenggam tangan Chelsea untuk menyatakan rasa terima kasihnya.Sudah terlalu lama Perusahaan Farmasi Norman tidak memiliki pencapaian setinggi ini! Sekarang, semuanya dicapai berkat bantuan Hope!Sepertinya Chelsea bisa merasakannya. Dia memiringkan kepalanya untuk mendekati samping telinga Anita, lalu berbisik, “Semua ini pantas diterima Perusahaan Farmasi Norman.”Anita merasa kaget. Dia melihat tatapan berkilauan Chelsea, lalu mengangguk. “Bu Chelsea, kamu tenang saja. Aku pasti nggak akan mengecewakanmu.”Chelsea pun tersenyum.Mereka berdua juga tersenyum sembari bertukar pandang. Gambaran itu pun berhasil disorot oleh kamera. Tak sedikit wartawan memutuskan untuk menaruh foto ini menjadi foto u
Firman melihat ke arah yang ditunjuk oleh Rangga. Dia pun menemukan sosok Herbert yang baru memasuki ruangan sedang dikerumuni oleh awak media.Herbert tergolong tokoh legendaris di dunia medis. Ditambah lagi, dia sudah lama menetap di luar negeri. Jadi, selama ini semua wartawan hanya pernah mendengar namanya, tetapi tidak memiliki kesempatan untuk mewawancarainya.Hari ini ketika Herbert datang, para awak media juga tidak ingin melewatkan kesempatan bagus ini.“Pak Herbert, kenapa kamu tiba-tiba pulang dari luar negeri? Apa ada yang ingin kamu lakukan? Apa Perusahaan Farmasi Hermera ingin berkembang di dalam negeri?”“Pak Herbert, hari ini kamu menghadiri acara konferensi pers. Apa kamu tertarik dengan kedua perusahaan ini?”Pertanyaan tidak berhenti dilontarkan.Dari tadi Herbert hanya membalas dengan tersenyum saja. Kemudian, dia melontarkan informasi besar dengan santai.“Aku bisa pulang kali ini karena ingin bekerja sama dengan Hope. Perusahaan Farmasi Hermera telah lama berkemba
“Herbert mengambil hasil penelitian kami untuk bekerja sama dengan perusahaan medis luar negeri. Kemudian, dia berhasil menjadi orang penting dalam grup barunya.”Herbert tersenyum getir. “Hal yang paling lucu adalah sebelum dia ke luar negeri, dia sempat mencariku. Dia mengatakan ilmu pengobatan tradisional nggak ada masa depan. Cepat atau lambat ilmu pengobatan tradisional akan dieliminasi. Dia suruh aku untuk pergi bersamanya.”“Apa kamu tahu? Perusahaan medis itu suka mencuri hasil penelitian perusahaan lain, lalu memproduksi obat-obatan dengan harga rendah. Kemudian, demi menekan modal, mereka juga membeli bahan obat bermutu rendah yang menyebabkan perubahan khasiat obat.”“Perbuatan mereka sama saja dengan mempertaruhkan nyawa manusia! Sepuluh tahun lalu, akhirnya perusahaan itu dilaporkan oleh banyak perusahaan farmasi lainnya, lalu gulung tikar!” Calvin merasa geram. Tatapannya tertuju pada sisi pintu mobil. “Dia itu pencuri! Dia itu pencuri yang nggak punya hati!”Saat melihat
Ketika melihat Calvin sedang marah, Chelsea juga tidak berani memicu emosinya lagi.Chelsea memalingkan kepalanya menatap Anita. Dia merasa bersalah. “Bu Anita, aku sudah merusak jamuan malam ini.”Anita tersenyum. “Nggak masalah, kok. Kita bisa cari kesempatan lain.”“Oke,” balas Chelsea, kemudian menarik-narik lengan pakaian Calvin. “Kakek, ayo kita pergi. Nanti aku jelaskan masalah ini sama kamu.”Calvin berdiri tanpa bersuara sama sekali. Dia langsung berjalan keluar kamar. Chelsea juga segera mengambil tasnya, mengikuti langkah Calvin.Setelah memasuki mobil, Chelsea memberi tahu masalah Malcolm mengutus Daisy untuk membantu Herbert kepada Calvin. Saat ini, amarah Calvin semakin membara. Dia berkata dengan menggertakkan giginya, “Si Berengsek itu masih nggak tahu malu seperti dulu!”Chelsea menghela napas ringan. “Kamu juga tahu bahwa Kak Daisy sangat penting bagiku. Aku nggak bisa nggak memedulikannya.”Calvin meliriknya sekilas. “Jadi, demi Daisy, kamu baru terus mencari tahu k
Calvin merasa gusar. “Keluar! Hubungan kita bukan guru dan murid! Kamu nggak berhak untuk mengungkit masalah itu di hadapanku!”Ketika menyadari sekujur tubuh Calvin gemetar akibat marah, Chelsea segera mengulurkan tangannya untuk mengelus punggung Calvin. “Kakek, kamu tenangkan dirimu. Jangan sampai merusak kesehatanmu.”Namun, Calvin seolah-olah tidak bisa mendengar apa-apa. Tatapannya masih terus tertuju pada diri Herbert. Tatapan itu terasa asing bagi Chelsea.Di dalam memori Chelsea, Calvin selalu tersenyum. Meskipun marah, Calvin juga tidak pernah bersikap seperti hendak membunuh orang saja!Chelsea menatap Herbert dengan raut muram. “Pak Herbert, berhubung Kakek nggak menyambut kedatanganmu, lebih baik kamu tinggalkan ruangan ini sekarang.”Herbert mengeluarkan saputangan dengan perlahan. Dia menyeka sisa air di pakaiannya sembari berkata, “Pak Guru, kenapa temperamenmu malah lebih buruk daripada dulu? Apa kamu bisa dengarkan penjelasanku dulu?”“Nggak ada yang perlu aku bicarak
Di pabrik produksi obat.Di bawah dampingan Anita dan beberapa karyawan lainnya, Calvin dan yang lain pergi mengunjungi pabrik.Calvin sangat gemar dalam mempelajari ilmu pengobatan tradisional. Tentu saja dia tertarik dengan pabrik produksi obat-obatan. Dia bahkan merasa takjub.“Aku sungguh nggak menyangka, padahal sekarang orang-orang sudah mulai beralih dalam mengembangkan obat barat, Perusahaan Farmasi Norman masih saja mempertahankan produksi obat tradisional. Semua itu pasti nggak gampang bagi kalian!”Usai mendengar, Anita tersenyum. “Terima kasih atas pujian Pak Calvin. Jujur saja, Keluarga Norman sudah menggeluti dunia pengobatan tradisional dalam beberapa generasi. Jadi, kami nggak ingin mengakhirinya.”Calvin semakin puas lagi. “Ternyata kalian itu keluarga yang ahli dalam pengobatan tradisional!”Sambil berbicara, Calvin memalingkan kepalanya melihat ke sisi Chelsea dengan tersenyum. “Aku sangat puas dengan kerja sama kali ini. Nanti aku akan mengadakan rapat lagi untuk me