Saat Brian dan istrinya baru pergi, Harris tampak memasuki kamar Ferdy. Dia duduk di samping ranjang dan menatap langit biru di luar jendela. Pria itu sepenuhnya mengabaikan keberadaan Diana yang duduk di sampingnya.Melihat Ferdy yang bersikap begitu dingin, Diana yang membawa segelas air tampak ragu-ragu dan kebingungan. Dia tidak tahu bagaimana cara mencairkan suasana canggung ini.Saat mendengar langkah kaki mendekat, Diana pun berbalik. Dia tersenyum lembut ketika melihat Harris. Pria itu mengangguk untuk menyapanya, lalu mengambil gelas dari tangan Diana dan duduk di kursi samping.Kemudian, Harris menyerahkan gelas itu kepada Ferdy sambil berkata, "Minumlah sedikit air. Kalaupun kamu terus melihat ke luar seperti ini, orangnya juga nggak akan jatuh dari langit."Mendengar kata-kata itu, Ferdy pun menatap kosong ke arahnya. Tatapannya terlihat hampa, seolah-olah jiwanya telah melayang.Selama beberapa hari ini, Harris juga berkunjung ke Harbourside Villa. Namun, setiap kalinya di
Olivia menghampiri Chelsea dengan kesal, lalu menarik Chelsea ke belakang. Kalau bukan karena kebetulan mengantar teh susu untuk Chelsea, Olivia tidak tahu ternyata Harris punya pemikiran yang tidak bermoral.Harris yang panik berusaha menjelaskan, "Olivia, tadi aku ...."Olivia memelototi Harris sambil membentak, "Nggak usah jelaskan! Kalau kamu membela Ferdy, berarti kita punya pemikiran yang berbeda! Kelak, kita nggak perlu berhubungan lagi!"Selesai bicara, Olivia menarik Chelsea seraya berujar, "Chelsea, kita nggak usah menghabiskan waktu untuk orang-orang seperti ini."Harris berucap, "Olivia, aku bukan ...." Sebelum Harris menyelesaikan ucapannya, Olivia sudah menutup pagar.Setelah masuk, Olivia yang kesal mengeluarkan ponsel. Sambil memarahi Harris, Olivia memblokir nomor telepon Harris, "Dulu, aku pikir Harris itu orang baik. Ternyata, dia juga sama saja. Dasar pria berengsek!"Chelsea menimpali, "Sebenarnya, Harris hanya mengkhawatirkan temannya. Dia bukan ...." Chelsea masi
Tak lama kemudian, Chelsea mendapatkan jawabannya. Setelah hasil seleksi selesai diumumkan, desain dari para peserta yang masuk ke putaran pertama ditampilkan di layar. Saat hasil desain Shania muncul, tatapan Chelsea menjadi muram.Bentuk bumban dari batu agate hijau dan hiasan emas tampak sangat indah. Desainnya benar-benar sempurna. Chelsea ingat dengan sketsa desain ini karena ini adalah salah satu sketsa yang tidak pernah diekspos Angel.Chelsea tersenyum sinis, ternyata Keluarga Mulyana menyembunyikan sketsa milik Angel. Jelas-jelas, waktu itu mereka membakar sketsa itu di depan Chelsea. Sekarang, sketsa tersebut malah menjadi karya Shania. Mungkin, sebelum dibakar, Johanna kepikiran untuk menyalin sketsa itu dan menyimpannya.Johanna benar-benar tidak tahu malu. Dia menggunakan sketsa Angel untuk menyokong karier Shania. Saat memikirkan hal ini, tatapan Chelsea menjadi dingin. Dia merasa jijik dengan tindakan Johanna yang keji.Johanna berani membiarkan Shania mengikuti lomba se
Peter membawa Shania ke sebuah koridor yang sepi, lalu mendorong Shania ke dinding. Satu tangan Peter ditekan ke dinding.Shania yang ditahan Peter merasa gugup, dia bertanya, "Kak Peter, apa yang ingin kamu tanyakan?""Ada apa dengan sketsa desain itu?" desak Peter."Itu ... hasil karyaku. Apa ada masalah?" sahut Shania. Dia yang sudah membuat persiapan mengerjap, lalu memandang Peter dengan polos seraya melanjutkan, "Bukannya kamu berharap aku mendapat juara pertama? Sekarang, aku mendapatkan prestasi yang begitu bagus, seharusnya kamu merasa senang."Peter menatap Shania lekat-lekat tanpa berbicara. Peter pernah melihat kumpulan karya Shania, tingkat kemampuan dan gaya desain Shania berbeda jauh dengan sketsa desain hari ini. Dengan bakat Shania, tidak mungkin kemampuannya bisa meningkat pesat dalam waktu singkat. Satu-satunya kemungkinan adalah Shania mencari joki.Shania yang merasa bersalah makin gugup saat melihat Peter yang terdiam. Dia menelan ludah dan berucap, "Kak Peter, ja
Perlombaan desain perhiasan sangat menarik perhatian. Pengumuman hasil seleksi menimbulkan kehebohan di internet. Dibandingkan desain juara pertama yang mewah, desain Shania lebih rumit dan sesuai dengan selera konsumen. Jadi, banyak netizen yang berharap karya Shania bisa segera dijual.Chelsea melihat komentar di internet sekilas, lalu memandang Andre. Seharusnya, Andre sudah menebak Chelsea akan mencarinya. Begitu masuk ke ruang kerja sampai sekarang, Andre terus menunduk dan tidak berani melihat Chelsea.Chelsea menyerahkan sketsa desain yang sudah dikopinya kepada Andre. Chelsea mengetuk jarinya di meja dan berucap, "Bagian ini lebih menarik kalau diganti dengan hiasan kecil. Selain itu, batu safir di bagian ini sama sekali nggak perlu ...."Chelsea menunjukkan kesalahan dalam sketsa desain itu dengan tenang. Sementara itu, Andre yang merasa gugup berkata sambil gemetaran, "Aku ingin memberitahumu, tapi aku belum siap. Aku ....""Kamu lupa dengan beberapa hal yang aku ajarkan kepa
Peter maju, lalu memeluk Kendrian dengan erat dan berujar, "Hei, akhirnya kamu pulang juga."Kendrian tertawa dan menimpali, "Sebenarnya, aku memang ingin pulang sejak awal. Tapi, aku tiba-tiba ada urusan mendadak."Peter meninju dada Kendrian dan berucap, "Sebaiknya kamu bicara jujur kepadaku, apa yang kamu lakukan selama 1 tahun ini?"Dulu, saat bersekolah di luar negeri, Peter dan Kendrian berada di sekolah yang sama. Mereka berkenalan secara tidak sengaja dan menjadi teman baik. Kemudian, mereka berdua sama-sama pulang dan mengembangkan karier mereka. Hubungan mereka sangat dekat.Selama Kendrian menghilang, Peter berusaha keras untuk menyelidiki keberadaan Kendrian. Dua bulan yang lalu, Kendrian menelepon Peter. Setelah memastikan bahwa kondisi Kendrian baik-baik saja, mereka tetap berhubungan di internet.Sekarang, akhirnya Peter bertemu dengan Kendrian. Peter yang sudah tidak sabar pun mengajak Kendrian masuk ke ruang privat untuk mengobrol. Satu tahun yang lalu, Kendrian berada
Di lantai bawah, Andre yang panik menutup mulut Diana seraya berkata, "Sudah kubilang Chelsea nggak di rumah. Kenapa kamu berteriak?"Diana tidak suka disentuh oleh pria asing sehingga dia berusaha menyingkirkan tangan Andre dan buru-buru mundur.Chelsea yang berdiri di tangga memandang Diana dengan dingin sembari bertanya, "Ada apa kamu mencariku?"Diana melirik Andre sekilas, lalu menatap Chelsea sambil mengernyit dan berucap, "Ternyata kamu tinggal dengan pria lain. Apa kamu sama sekali nggak memedulikan Erdy?"Chelsea menyahut dengan acuh tak acuh, "Kamu itu orang kedua yang bertanya seperti itu kepadaku, logika kalian aneh sekali. Jelas-jelas aku itu korban, tapi kalian malah bertanya kepadaku kenapa nggak memedulikan pelaku. Apa kalian pikir aku punya Stockholm Syndrome? Padahal orang yang gila itu Ferdy."Nada bicara Chelsea yang sinis membuat Diana mengernyit karena merasa tidak nyaman. Diana baru percaya setelah melihatnya secara langsung. Chelsea sama sekali tidak mencintai F
Chelsea tidak tahu bahwa Calvin sudah diincar begitu turun dari pesawat. Kala ini, Chelsea sedang bergembira karena bertemu dengan Calvin. Chelsea membawa Calvin ke restoran mewah di Kota Mahara untuk menyambut kedatangan Calvin. Sebelum makanan disajikan, sebotol anggur sudah disediakan.Calvin sangat senang saat mencium aroma anggur, dia berkomentar, "Anggur ini sudah disimpan selama 50 tahun. Bagus, Chelsea, kamu cukup tahu diri."Chelsea menuang segelas anggur untuk Calvin, lalu menimpali, "Ini kesukaannya Kakek, mana mungkin aku lupa? Lagi pula, kali ini aku memang butuh bantuanmu. Kamu pasti akan menceramahiku kalau aku nggak memberimu minum anggur yang bagus."Calvin memelototi Chelsea seraya menegur, "Omonganmu seolah-olah menunjukkan aku ini lebih mementingkan anggur daripada kamu."Kemudian, Calvin menenggak segelas anggur itu. Dia merasa sangat puas. Sementara itu, Chelsea tertawa. Mereka sudah tidak berjumpa selama bertahun-tahun, tetapi Calvin masih sama seperti dulu dan t
Ketika mendengar ada yang ingin Herbert obrolkan dengan Calvin, Firman dan Rangga pun memahami maksud Herbert.Firman memaksa Calvin untuk duduk di sofa, lalu membawa Rangga untuk meninggalkan ruangan.Saat hendak keluar pintu, Firman tidak lupa untuk menambahkan, “Pak Calvin, kami berdua ada di depan. Kalau kamu butuh apa-apa, kamu bisa panggil kami.”Calvin tersenyum dingin. Dia dapat mengerti makna tersirat dari ucapan Firman. Maksudnya tak lain adalah mereka berdua ada di luar sana, lebih baik Calvin tidak berulah.Berhubung Calvin sudah di sini, dia juga ingin tahu apa yang ingin diobrolkan Herbert!“Pak Guru, minum teh.” Herbert menghidangkan segelas teh ke hadapan Calvin. “Teh kesukaanmu.”Calvin bahkan tidak melirik sama sekali. Dia langsung bertanya dengan raut datar, “Jangan omong kosong! Sebenarnya apa yang ingin kamu katakan?”“Sejak kapan temperamenmu jadi seburuk ini? Seingatku, dulu kamu memperlakukanku ….”“Tutup mulutmu!” Calvin langsung menggebrak meja, lalu berkata d
Malam harinya.Terdengar suara tawa di dalam acara perayaan. Baru saja Chelsea selesai bersulang dengan tamu, dia pun mencari tempat yang tenang untuk makan.Chelsea sudah sibuk seharian. Dia masih belum sempat makan dengan tenang. Dua gelas champagne yang diminumnya tadi terasa membara di perut.Pada saat ini, Ferdy berjalan ke sisi Chelsea untuk mengantarkan makanan kepadanya. “Makan mie dulu.”Chelsea mengambil piring, lalu bertanya, “Kenapa kamu bisa tahu aku lagi lapar?”“Tadi saat berdiri di sampingmu, aku bisa mendengar suara perutmu.”“Hah?” Kening Chelsea berkerut. “Apa benar seperti itu?”Ferdy pun tertawa. “Tentu saja nggak. Aku menebak seharusnya hari ini kamu nggak punya waktu buat makan.”Chelsea segera menjulingkan matanya. Dia tidak meladeni Ferdy, lalu menunduk untuk memakan mie.Ferdy berdiri di sisi Chelsea, lalu mengingatkan, “Setelah acara konferensi pers berakhir, berita pun viral di internet.”“Emm, aku bisa menebaknya.”Chelsea saja tidak punya waktu untuk makan
Pada akhirnya, Herbert memilih untuk mundur secara diam-diam.Ferdy menatap bayangan punggung Herbert yang semakin menjauh. Hatinya terasa lebih nyaman saat ini.Chelsea melirik Ferdy sekilas. “Jangan beri tahu aku, kamu datang ke sini hanya untuk memancing emosi Herbert saja?”“Tebakanmu benar.” Ferdy melihat ke sisi Chelsea. Dia tidak bisa menyembunyikan rasa bangga di wajahnya. “Tadi aku melihat dia hadiri acara konferensi pers di internet.”“Pak Ferdy, apa kamu itu anak kecil? Kenapa ….”“Kalau kamu merasa perbuatanku ini kekanak-kanakan ….” Tiba-tiba Ferdy semakin mendekat, lalu berbicara dengan perlahan, “Itu berarti aku memang kekanak-kanakan.”Chelsea merasa kaget. Kedua mata berkilauannya bagai telah kehilangan arwahnya saja. Dia mengalihkan tatapannya, lalu tak lupa untuk menyindir, “Dasar kekanak-kanakan!”Akhirnya kali ini Anita menemukan kesempatan untuk berbicara. “Malam ini perusahaan mengadakan acara makan bersama. Kebetulan Pak Ferdy ada di sini, bagaimana kalau Pak Fe
Chelsea dan Anita menandatangani kontrak di bawah kesaksian para awak media. Disusul, terdengar suara gemuruh tepuk tangan di dalam ruangan dan juga terlihat kilat cahaya kamera.Ketika melihat gambaran di depan mata, Anita merasa sangat gembira hingga tidak bisa berkata-kata. Dia hanya menggenggam tangan Chelsea untuk menyatakan rasa terima kasihnya.Sudah terlalu lama Perusahaan Farmasi Norman tidak memiliki pencapaian setinggi ini! Sekarang, semuanya dicapai berkat bantuan Hope!Sepertinya Chelsea bisa merasakannya. Dia memiringkan kepalanya untuk mendekati samping telinga Anita, lalu berbisik, “Semua ini pantas diterima Perusahaan Farmasi Norman.”Anita merasa kaget. Dia melihat tatapan berkilauan Chelsea, lalu mengangguk. “Bu Chelsea, kamu tenang saja. Aku pasti nggak akan mengecewakanmu.”Chelsea pun tersenyum.Mereka berdua juga tersenyum sembari bertukar pandang. Gambaran itu pun berhasil disorot oleh kamera. Tak sedikit wartawan memutuskan untuk menaruh foto ini menjadi foto u
Firman melihat ke arah yang ditunjuk oleh Rangga. Dia pun menemukan sosok Herbert yang baru memasuki ruangan sedang dikerumuni oleh awak media.Herbert tergolong tokoh legendaris di dunia medis. Ditambah lagi, dia sudah lama menetap di luar negeri. Jadi, selama ini semua wartawan hanya pernah mendengar namanya, tetapi tidak memiliki kesempatan untuk mewawancarainya.Hari ini ketika Herbert datang, para awak media juga tidak ingin melewatkan kesempatan bagus ini.“Pak Herbert, kenapa kamu tiba-tiba pulang dari luar negeri? Apa ada yang ingin kamu lakukan? Apa Perusahaan Farmasi Hermera ingin berkembang di dalam negeri?”“Pak Herbert, hari ini kamu menghadiri acara konferensi pers. Apa kamu tertarik dengan kedua perusahaan ini?”Pertanyaan tidak berhenti dilontarkan.Dari tadi Herbert hanya membalas dengan tersenyum saja. Kemudian, dia melontarkan informasi besar dengan santai.“Aku bisa pulang kali ini karena ingin bekerja sama dengan Hope. Perusahaan Farmasi Hermera telah lama berkemba
“Herbert mengambil hasil penelitian kami untuk bekerja sama dengan perusahaan medis luar negeri. Kemudian, dia berhasil menjadi orang penting dalam grup barunya.”Herbert tersenyum getir. “Hal yang paling lucu adalah sebelum dia ke luar negeri, dia sempat mencariku. Dia mengatakan ilmu pengobatan tradisional nggak ada masa depan. Cepat atau lambat ilmu pengobatan tradisional akan dieliminasi. Dia suruh aku untuk pergi bersamanya.”“Apa kamu tahu? Perusahaan medis itu suka mencuri hasil penelitian perusahaan lain, lalu memproduksi obat-obatan dengan harga rendah. Kemudian, demi menekan modal, mereka juga membeli bahan obat bermutu rendah yang menyebabkan perubahan khasiat obat.”“Perbuatan mereka sama saja dengan mempertaruhkan nyawa manusia! Sepuluh tahun lalu, akhirnya perusahaan itu dilaporkan oleh banyak perusahaan farmasi lainnya, lalu gulung tikar!” Calvin merasa geram. Tatapannya tertuju pada sisi pintu mobil. “Dia itu pencuri! Dia itu pencuri yang nggak punya hati!”Saat melihat
Ketika melihat Calvin sedang marah, Chelsea juga tidak berani memicu emosinya lagi.Chelsea memalingkan kepalanya menatap Anita. Dia merasa bersalah. “Bu Anita, aku sudah merusak jamuan malam ini.”Anita tersenyum. “Nggak masalah, kok. Kita bisa cari kesempatan lain.”“Oke,” balas Chelsea, kemudian menarik-narik lengan pakaian Calvin. “Kakek, ayo kita pergi. Nanti aku jelaskan masalah ini sama kamu.”Calvin berdiri tanpa bersuara sama sekali. Dia langsung berjalan keluar kamar. Chelsea juga segera mengambil tasnya, mengikuti langkah Calvin.Setelah memasuki mobil, Chelsea memberi tahu masalah Malcolm mengutus Daisy untuk membantu Herbert kepada Calvin. Saat ini, amarah Calvin semakin membara. Dia berkata dengan menggertakkan giginya, “Si Berengsek itu masih nggak tahu malu seperti dulu!”Chelsea menghela napas ringan. “Kamu juga tahu bahwa Kak Daisy sangat penting bagiku. Aku nggak bisa nggak memedulikannya.”Calvin meliriknya sekilas. “Jadi, demi Daisy, kamu baru terus mencari tahu k
Calvin merasa gusar. “Keluar! Hubungan kita bukan guru dan murid! Kamu nggak berhak untuk mengungkit masalah itu di hadapanku!”Ketika menyadari sekujur tubuh Calvin gemetar akibat marah, Chelsea segera mengulurkan tangannya untuk mengelus punggung Calvin. “Kakek, kamu tenangkan dirimu. Jangan sampai merusak kesehatanmu.”Namun, Calvin seolah-olah tidak bisa mendengar apa-apa. Tatapannya masih terus tertuju pada diri Herbert. Tatapan itu terasa asing bagi Chelsea.Di dalam memori Chelsea, Calvin selalu tersenyum. Meskipun marah, Calvin juga tidak pernah bersikap seperti hendak membunuh orang saja!Chelsea menatap Herbert dengan raut muram. “Pak Herbert, berhubung Kakek nggak menyambut kedatanganmu, lebih baik kamu tinggalkan ruangan ini sekarang.”Herbert mengeluarkan saputangan dengan perlahan. Dia menyeka sisa air di pakaiannya sembari berkata, “Pak Guru, kenapa temperamenmu malah lebih buruk daripada dulu? Apa kamu bisa dengarkan penjelasanku dulu?”“Nggak ada yang perlu aku bicarak
Di pabrik produksi obat.Di bawah dampingan Anita dan beberapa karyawan lainnya, Calvin dan yang lain pergi mengunjungi pabrik.Calvin sangat gemar dalam mempelajari ilmu pengobatan tradisional. Tentu saja dia tertarik dengan pabrik produksi obat-obatan. Dia bahkan merasa takjub.“Aku sungguh nggak menyangka, padahal sekarang orang-orang sudah mulai beralih dalam mengembangkan obat barat, Perusahaan Farmasi Norman masih saja mempertahankan produksi obat tradisional. Semua itu pasti nggak gampang bagi kalian!”Usai mendengar, Anita tersenyum. “Terima kasih atas pujian Pak Calvin. Jujur saja, Keluarga Norman sudah menggeluti dunia pengobatan tradisional dalam beberapa generasi. Jadi, kami nggak ingin mengakhirinya.”Calvin semakin puas lagi. “Ternyata kalian itu keluarga yang ahli dalam pengobatan tradisional!”Sambil berbicara, Calvin memalingkan kepalanya melihat ke sisi Chelsea dengan tersenyum. “Aku sangat puas dengan kerja sama kali ini. Nanti aku akan mengadakan rapat lagi untuk me