Tatapan Ferdy menjadi lembut saat dia mendekatkan kepalanya pada Chelsea. Dia berucap, "Sebenarnya, kamu nggak perlu repot-repot. Hubunganku dengan Diana sudah lama berakhir. Kamu nggak perlu bersaing dengannya, juga nggak perlu membuktikan kamu lebih unggul."Mendengarnya, Chelsea tiba-tiba paham. Dia langsung bertanya, "Kamu pikir aku mengadakan konferensi pers untuk bersaing dengan Diana? Ferdy, kamu terlalu banyak pikir. Aku mau membuat Sonia jengkel karena dia memfitnahku sebelumnya. Aku …."Seketika, suasana hati Ferdy menjadi suram dan wajahnya menjadi dingin. Chelsea terdiam dan menggigit bibirnya. Mengapa dia berbicara secara spontan? Di bawah tekanan dari Ferdy, dia berkata lagi dengan suara pelan, "Aku juga ingin bersaing dengan Diana. Dia adalah duta merek Amelia Jewelry. Kalau hanya dia yang viral …."Ferdy memotong perkataannya, "Cukup!"Dalam waktu yang singkat, Ferdy mendapatkan pukulan mental sebanyak dua kali. Dia melemparkan Chelsea ke sofa, lalu berdiri dengan ekspr
Sonia menjawab, "Apa yang bisa kulakukan? Kalau mau menghapus gosip, aku hanya bisa pura-pura dekat dengan Chelsea. Memangnya mau beri tahu semua orang ada konflik internal di Keluarga Mulyana?"Sonia selalu meremehkan Chelsea. Selama ini, dia mengira keluarganya terlalu bodoh sehingga menderita kerugian karena Chelsea. Sekarang, dia sendiri mengalaminya. Oleh karena itu, dia harus menilai ulang Chelsea. Sebelum mengetahui seluk-beluknya, dia tidak boleh berkonflik dengan Chelsea secara langsung.Pencapaiannya saat ini diperoleh dengan segenap jerih payah, tidak boleh dihancurkan oleh wanita jelek itu. Dia harus menahan emosi. Ada banyak kesempatan untuk menuntut balasan di kemudian hari!Radi tidak tahu Sonia hanya memikirkan dirinya sendiri. Dari apa yang dia dengar, Sonia masih mengutamakan kepentingan bersama dan reputasi Keluarga Mulyana. Dia merasa terhibur, lalu berkata, "Sonia, sabarlah."Johanna juga berkata dengan suara lembut, "Maaf, Sonia. Mama nggak seharusnya mengataimu s
Chelsea senang sekali melihat ekspresi "aku ingin membunuhnya, tetapi tidak bisa" di wajah Sonia. Dia tersenyum dan melanjutkan, "Tapi, karena kamu begitu menginginkan parfumku, aku bisa kasih 1 botol."Mendengar ucapan yang seolah-olah memberi sedekah pada pengemis, Sonia naik pitam! Chelsea meletakkan sebotol parfum di atas meja, lalu menepuknya sembari berkata, "Silakan pakai."Saat berikutnya, Chelsea berjalan ke luar kantor dengan santai. Begitu pintu tertutup, terdengar suara pecahan kaca di dalam kantor. Chelsea merasa lebih girang lagi. Sonia bahkan tidak dapat menahan emosi sekecil ini, bagaimana bisa melawannya?….Chelsea ceria selama beberapa hari berturut-turut. Sementara itu, Ferdy terus menghindarinya sejak malam itu. Chelsea menduga Ferdy mungkin mengambek karena tidak mendapatkan jawaban yang diinginkannya malam itu. Sungguh kekanak-kanakan!Hari Minggu, Chelsea turun untuk sarapan dan melihat Ferdy sedang mengganti sepatu di depan pintu. Sebelum dia sempat memanggilny
Namun, sebelum sempat mempersiapkan mental ditolak, Chelsea malah mendapatkan notifikasi permintaan pertemanan diterima. Tak lama kemudian, Mandy mengirim pesan. [ Aku kira Nona Chelsea sudah buang kartu namaku. ]Chelsea tertegun saat membaca ini. Apa maksudnya Mandy sedang menunggu Chelsea untuk menghubunginya? Chelsea merasa tersanjung. Dia menggenggam ponselnya dengan kedua tangan. Begitu memikirkan orang yang sedang bertukar pesan dengannya adalah artis papan atas, dia langsung bersikap baik. Setelah mengobrol dengan Mandy, Chelsea baru menyadari bahwa Mandy tidak secuek yang terlihat. Sebaliknya, Mandy sangat mudah bergaul dan cukup humoris. Pada akhirnya, Mandy berinisiatif mengajak Chelsea keluar bersenang-senang. [ Beberapa waktu yang lalu, Joy Club baru dibuka, tapi aku belum pernah ke sana sampai sekarang. ]Bukankah ini sebuah kebetulan? Chelsea segera membalas. [ Aku kenal dengan bosnya. Nanti kita bersenang-senang di sana, ya! ]Mereka berdua membuat janji bertemu di
Awalnya, Mandy curiga Chelsea yang meminta Ferdy untuk mencari dirinya. Namun, setelah berbicara, Chelsea sama sekali tidak membahas apa pun tentang hal itu. Ekspresi bingung Chelsea sudah membuktikan bahwa dia benar-benar tidak tahu tentang hal tersebut.Mandy tersenyum seraya berkata, "Pak Ferdy sangat baik padamu.""Kapan dia mencarimu?" tanya Chelsea."Sehari setelah Diana mengumumkan dirinya kembali ke dunia hiburan. Tapi, aku sudah menolaknya. Kamu nggak akan menyalahkanku, 'kan?" timpal Mandy."Nggak kok," jawab Chelsea sambil melambaikan tangannya. Dia sudah mengetahui status Mandy dari Olivia. Sekarang, Soraya Jewelry belum bisa membayar artis papan atas ini sebagai ambasador."Kalau Soraya Jewelry sudah lebih maju dan layak bekerja sama denganmu, aku akan mengundangmu lagi untuk jadi ambasador. Nanti ...." Chelsea bertanya dengan hati-hati, "Kamu harusnya nggak akan tolak lagi, 'kan?"Mandy tersenyum ceria sambil mengangkat gelas wiski, lalu membalas, "Kalau gitu, aku doakan
"Mamaku pernah jadi juara 1 lomba mendesain perhiasan, tapi dia malah jadi ibu rumah tangga. Setelah menikah, kamu cukup berleha-leha saja dan nggak usah bekerja di luar. Kasihan kalau kamu kelelahan," ucap Peter saat itu. Setiap kata masih terngiang di telinganya.Saat itu, Shania mengira Peter membujuk dan tidak mengizinkannya bekerja di luar karena sayang padanya. Namun, ternyata pria itu selalu meremehkan dirinya. Shania tidak jadi membuka pintu, lalu mundur beberapa langkah. Dia terlihat linglung dan hampir tersandung. Setelah itu, dia buru-buru pergi.....Ketika Chelsea kembali ke ruang VIP, Mandy sudah tidak ada di sana. Begitu melihat tisu itu, Chelsea baru tahu ternyata Mandy dijemput oleh temannya. Sementara itu, Olivia kehilangan semangatnya saat idolanya sudah pergi. Dia duduk di atas sofa sambil melihat ke langit-langit dan mengeluh, "Aku belum puas bicara dengan idolaku!"Andre bertanya dengan penasaran, "Siapa?""Seorang teman baru. Kalau ada kesempatan, aku akan kenalk
"Hari ini, Mandy memberitahuku kalau kamu mencarinya untuk jadi ambasador Soraya Jewelry," ungkap Chelsea.Mendengar ini, Ferdy menutup bukunya. Dia menengadah menatap Chelsea dengan tatapan serius, lalu membalas, "Dia nggak menyetujuinya.""Ya. Aku juga nggak mau memaksanya. Saat ini, statusnya di dunia hiburan sangat baik. Kalau jadi ambasador Soraya Jewelry sekarang, dia pasti merasa dirugikan." Chelsea tersenyum sembari menambahkan, "Tapi, aku tetap mau berterima kasih padamu karena bersedia membantuku. Selain itu, ada 1 hal lagi. Menurutku, aku harus menjelaskan hal ini."Chelsea berkata dengan serius, "Sebenarnya, aku nggak begitu peduli dengan Diana, jadi kamu nggak perlu mengkhawatirkan tentang ini."Ferdy mengernyit. Sorot matanya bertambah serius, seolah-olah tidak mengerti ucapan wanita ini. Chelsea duduk di sebelah Ferdy, lalu menjelaskan dengan sabar, "Aku tahu Diana adalah mantan pacarmu, tapi aku benar-benar nggak peduli tentang hal itu.""Aku sangat paham dengan hubunga
"Katanya, dia nggak keberatan dengan kehadiran Diana ...," ujar Ferdy yang sedang mengerutkan dahi. Pikirannya kacau untuk sesaat. Dia tidak tahu bagaimana mengulangi ucapan Chelsea.Evan mengusap dagunya sambil berpikir sejenak, lalu berkata, "Mungkin Kak Chelsea lagi mengujimu? Mana tahu Kak Chelsea sengaja mundur selangkah untuk melompat lebih jauh?"Harris tampak tertekan dan menimpali, "Sudah, jangan ngomong yang aneh-aneh. Kamu benar-benar mau minum 20 botol asam sulfat?"Evan tersenyum kikuk dan berujar, "Bukannya aku lagi membantu menganalisis situasi? Mana mungkin ada wanita yang nggak peduli dengan mantan dari pacarnya? Biasanya, pertengkaran pasti bakal terjadi kecuali kalau dia nggak mencintai pacarnya ...."Saat melontarkan ucapan ini, Evan merasa ragu sejenak dan memandang Ferdy. Dia kesulitan untuk memercayai fakta bahwa ada wanita yang tidak menyukai Ferdy. Terlebih lagi, wanita itu sangat jelek. Sementara itu, Harris menendang dan memelototi Evan agar dia tidak melanj
Ketika mendengar ada yang ingin Herbert obrolkan dengan Calvin, Firman dan Rangga pun memahami maksud Herbert.Firman memaksa Calvin untuk duduk di sofa, lalu membawa Rangga untuk meninggalkan ruangan.Saat hendak keluar pintu, Firman tidak lupa untuk menambahkan, “Pak Calvin, kami berdua ada di depan. Kalau kamu butuh apa-apa, kamu bisa panggil kami.”Calvin tersenyum dingin. Dia dapat mengerti makna tersirat dari ucapan Firman. Maksudnya tak lain adalah mereka berdua ada di luar sana, lebih baik Calvin tidak berulah.Berhubung Calvin sudah di sini, dia juga ingin tahu apa yang ingin diobrolkan Herbert!“Pak Guru, minum teh.” Herbert menghidangkan segelas teh ke hadapan Calvin. “Teh kesukaanmu.”Calvin bahkan tidak melirik sama sekali. Dia langsung bertanya dengan raut datar, “Jangan omong kosong! Sebenarnya apa yang ingin kamu katakan?”“Sejak kapan temperamenmu jadi seburuk ini? Seingatku, dulu kamu memperlakukanku ….”“Tutup mulutmu!” Calvin langsung menggebrak meja, lalu berkata d
Malam harinya.Terdengar suara tawa di dalam acara perayaan. Baru saja Chelsea selesai bersulang dengan tamu, dia pun mencari tempat yang tenang untuk makan.Chelsea sudah sibuk seharian. Dia masih belum sempat makan dengan tenang. Dua gelas champagne yang diminumnya tadi terasa membara di perut.Pada saat ini, Ferdy berjalan ke sisi Chelsea untuk mengantarkan makanan kepadanya. “Makan mie dulu.”Chelsea mengambil piring, lalu bertanya, “Kenapa kamu bisa tahu aku lagi lapar?”“Tadi saat berdiri di sampingmu, aku bisa mendengar suara perutmu.”“Hah?” Kening Chelsea berkerut. “Apa benar seperti itu?”Ferdy pun tertawa. “Tentu saja nggak. Aku menebak seharusnya hari ini kamu nggak punya waktu buat makan.”Chelsea segera menjulingkan matanya. Dia tidak meladeni Ferdy, lalu menunduk untuk memakan mie.Ferdy berdiri di sisi Chelsea, lalu mengingatkan, “Setelah acara konferensi pers berakhir, berita pun viral di internet.”“Emm, aku bisa menebaknya.”Chelsea saja tidak punya waktu untuk makan
Pada akhirnya, Herbert memilih untuk mundur secara diam-diam.Ferdy menatap bayangan punggung Herbert yang semakin menjauh. Hatinya terasa lebih nyaman saat ini.Chelsea melirik Ferdy sekilas. “Jangan beri tahu aku, kamu datang ke sini hanya untuk memancing emosi Herbert saja?”“Tebakanmu benar.” Ferdy melihat ke sisi Chelsea. Dia tidak bisa menyembunyikan rasa bangga di wajahnya. “Tadi aku melihat dia hadiri acara konferensi pers di internet.”“Pak Ferdy, apa kamu itu anak kecil? Kenapa ….”“Kalau kamu merasa perbuatanku ini kekanak-kanakan ….” Tiba-tiba Ferdy semakin mendekat, lalu berbicara dengan perlahan, “Itu berarti aku memang kekanak-kanakan.”Chelsea merasa kaget. Kedua mata berkilauannya bagai telah kehilangan arwahnya saja. Dia mengalihkan tatapannya, lalu tak lupa untuk menyindir, “Dasar kekanak-kanakan!”Akhirnya kali ini Anita menemukan kesempatan untuk berbicara. “Malam ini perusahaan mengadakan acara makan bersama. Kebetulan Pak Ferdy ada di sini, bagaimana kalau Pak Fe
Chelsea dan Anita menandatangani kontrak di bawah kesaksian para awak media. Disusul, terdengar suara gemuruh tepuk tangan di dalam ruangan dan juga terlihat kilat cahaya kamera.Ketika melihat gambaran di depan mata, Anita merasa sangat gembira hingga tidak bisa berkata-kata. Dia hanya menggenggam tangan Chelsea untuk menyatakan rasa terima kasihnya.Sudah terlalu lama Perusahaan Farmasi Norman tidak memiliki pencapaian setinggi ini! Sekarang, semuanya dicapai berkat bantuan Hope!Sepertinya Chelsea bisa merasakannya. Dia memiringkan kepalanya untuk mendekati samping telinga Anita, lalu berbisik, “Semua ini pantas diterima Perusahaan Farmasi Norman.”Anita merasa kaget. Dia melihat tatapan berkilauan Chelsea, lalu mengangguk. “Bu Chelsea, kamu tenang saja. Aku pasti nggak akan mengecewakanmu.”Chelsea pun tersenyum.Mereka berdua juga tersenyum sembari bertukar pandang. Gambaran itu pun berhasil disorot oleh kamera. Tak sedikit wartawan memutuskan untuk menaruh foto ini menjadi foto u
Firman melihat ke arah yang ditunjuk oleh Rangga. Dia pun menemukan sosok Herbert yang baru memasuki ruangan sedang dikerumuni oleh awak media.Herbert tergolong tokoh legendaris di dunia medis. Ditambah lagi, dia sudah lama menetap di luar negeri. Jadi, selama ini semua wartawan hanya pernah mendengar namanya, tetapi tidak memiliki kesempatan untuk mewawancarainya.Hari ini ketika Herbert datang, para awak media juga tidak ingin melewatkan kesempatan bagus ini.“Pak Herbert, kenapa kamu tiba-tiba pulang dari luar negeri? Apa ada yang ingin kamu lakukan? Apa Perusahaan Farmasi Hermera ingin berkembang di dalam negeri?”“Pak Herbert, hari ini kamu menghadiri acara konferensi pers. Apa kamu tertarik dengan kedua perusahaan ini?”Pertanyaan tidak berhenti dilontarkan.Dari tadi Herbert hanya membalas dengan tersenyum saja. Kemudian, dia melontarkan informasi besar dengan santai.“Aku bisa pulang kali ini karena ingin bekerja sama dengan Hope. Perusahaan Farmasi Hermera telah lama berkemba
“Herbert mengambil hasil penelitian kami untuk bekerja sama dengan perusahaan medis luar negeri. Kemudian, dia berhasil menjadi orang penting dalam grup barunya.”Herbert tersenyum getir. “Hal yang paling lucu adalah sebelum dia ke luar negeri, dia sempat mencariku. Dia mengatakan ilmu pengobatan tradisional nggak ada masa depan. Cepat atau lambat ilmu pengobatan tradisional akan dieliminasi. Dia suruh aku untuk pergi bersamanya.”“Apa kamu tahu? Perusahaan medis itu suka mencuri hasil penelitian perusahaan lain, lalu memproduksi obat-obatan dengan harga rendah. Kemudian, demi menekan modal, mereka juga membeli bahan obat bermutu rendah yang menyebabkan perubahan khasiat obat.”“Perbuatan mereka sama saja dengan mempertaruhkan nyawa manusia! Sepuluh tahun lalu, akhirnya perusahaan itu dilaporkan oleh banyak perusahaan farmasi lainnya, lalu gulung tikar!” Calvin merasa geram. Tatapannya tertuju pada sisi pintu mobil. “Dia itu pencuri! Dia itu pencuri yang nggak punya hati!”Saat melihat
Ketika melihat Calvin sedang marah, Chelsea juga tidak berani memicu emosinya lagi.Chelsea memalingkan kepalanya menatap Anita. Dia merasa bersalah. “Bu Anita, aku sudah merusak jamuan malam ini.”Anita tersenyum. “Nggak masalah, kok. Kita bisa cari kesempatan lain.”“Oke,” balas Chelsea, kemudian menarik-narik lengan pakaian Calvin. “Kakek, ayo kita pergi. Nanti aku jelaskan masalah ini sama kamu.”Calvin berdiri tanpa bersuara sama sekali. Dia langsung berjalan keluar kamar. Chelsea juga segera mengambil tasnya, mengikuti langkah Calvin.Setelah memasuki mobil, Chelsea memberi tahu masalah Malcolm mengutus Daisy untuk membantu Herbert kepada Calvin. Saat ini, amarah Calvin semakin membara. Dia berkata dengan menggertakkan giginya, “Si Berengsek itu masih nggak tahu malu seperti dulu!”Chelsea menghela napas ringan. “Kamu juga tahu bahwa Kak Daisy sangat penting bagiku. Aku nggak bisa nggak memedulikannya.”Calvin meliriknya sekilas. “Jadi, demi Daisy, kamu baru terus mencari tahu k
Calvin merasa gusar. “Keluar! Hubungan kita bukan guru dan murid! Kamu nggak berhak untuk mengungkit masalah itu di hadapanku!”Ketika menyadari sekujur tubuh Calvin gemetar akibat marah, Chelsea segera mengulurkan tangannya untuk mengelus punggung Calvin. “Kakek, kamu tenangkan dirimu. Jangan sampai merusak kesehatanmu.”Namun, Calvin seolah-olah tidak bisa mendengar apa-apa. Tatapannya masih terus tertuju pada diri Herbert. Tatapan itu terasa asing bagi Chelsea.Di dalam memori Chelsea, Calvin selalu tersenyum. Meskipun marah, Calvin juga tidak pernah bersikap seperti hendak membunuh orang saja!Chelsea menatap Herbert dengan raut muram. “Pak Herbert, berhubung Kakek nggak menyambut kedatanganmu, lebih baik kamu tinggalkan ruangan ini sekarang.”Herbert mengeluarkan saputangan dengan perlahan. Dia menyeka sisa air di pakaiannya sembari berkata, “Pak Guru, kenapa temperamenmu malah lebih buruk daripada dulu? Apa kamu bisa dengarkan penjelasanku dulu?”“Nggak ada yang perlu aku bicarak
Di pabrik produksi obat.Di bawah dampingan Anita dan beberapa karyawan lainnya, Calvin dan yang lain pergi mengunjungi pabrik.Calvin sangat gemar dalam mempelajari ilmu pengobatan tradisional. Tentu saja dia tertarik dengan pabrik produksi obat-obatan. Dia bahkan merasa takjub.“Aku sungguh nggak menyangka, padahal sekarang orang-orang sudah mulai beralih dalam mengembangkan obat barat, Perusahaan Farmasi Norman masih saja mempertahankan produksi obat tradisional. Semua itu pasti nggak gampang bagi kalian!”Usai mendengar, Anita tersenyum. “Terima kasih atas pujian Pak Calvin. Jujur saja, Keluarga Norman sudah menggeluti dunia pengobatan tradisional dalam beberapa generasi. Jadi, kami nggak ingin mengakhirinya.”Calvin semakin puas lagi. “Ternyata kalian itu keluarga yang ahli dalam pengobatan tradisional!”Sambil berbicara, Calvin memalingkan kepalanya melihat ke sisi Chelsea dengan tersenyum. “Aku sangat puas dengan kerja sama kali ini. Nanti aku akan mengadakan rapat lagi untuk me