Diana berkata dengan pelan, "Aku sudah janji pada Nenek Anissa akan merayakan Festival Pertengahan Musim Gugur bersama Kakek Antoni dan anggota keluarga lainnya."Lantaran Ferdy begitu menyayangi Chelsea, Diana ingin menilai sendiri, apakah Chelsea benar-benar layak untuk Ferdy atau tidak."Serius?" Sonia memegang tangan Diana dengan semangat dan meneruskan, "Diana, memang seharusnya kamu bersikap seperti ini. Kamu calon istri yang paling tepat untuk Pak Ferdy. Kamu ...."Diana menggelengkan kepalanya sambil menimpali, "Jangan bilang begitu, aku belum tahu gimana kondisinya nanti.""Intinya, kamu bersedia mengambil langkah ini. Ini sudah sangat baik!" ucap Sonia. Kemarahan dalam hatinya langsung tergantikan dengan kegembiraan. Begitu Diana kembali ke sisi Ferdy, dia akan membalas dendam pada Chelsea atas tindakannya hari itu!....Begitu keluar dari kedai, Chelsea tiba-tiba merinding. Dia menghitung hari dan baru sadar bahwa Festival Pertengahan Musim Gugur akan tiba setengah bulan lag
[ Semuanya berjalan dengan lancar. Setengah jam kemudian, masuklah ke ruangan untuk membangunkan pasien. Pengobatan kedua akan dijadwalkan setelah Festival Pertengahan Musim Gugur. ]Setelah membaca pesan itu, Ardi berbalik dan memasuki vila, lalu menyampaikan kabar tersebut kepada Sharren. Sharren menangis kegirangan setelah mendengar ini. Dia menutupi wajahnya dengan tangan dan menangis sambil berterima kasih. Bahkan, dia hampir berlutut di lantai. Sharren merasa sangat bersyukur. Setelah menunggu lama, akhirnya dia melihat secercah harapan! Sesudah Theo benar-benar membaik, dia harus berterima kasih secara langsung kepada Yola!....Dalam perjalanan kembali ke Soraya Jewelry, Chelsea menelepon Calvin dan melaporkan situasi pengobatan pertama hari ini. Saat mereka sedang mengobrol, ada sebuah panggilan telepon masuk. Itu adalah panggilan telepon dari asistennya. Chelsea mengira ada yang terjadi pada perusahaan, jadi dia buru-buru mengakhiri panggilan telepon dengan Calvin.Begitu p
Namun, segera setelah itu, jawaban Ferdy membuat Irfan sangat terkejut."Oke." Bosnya hanya menjawab dengan satu kata, tanpa emosi sedikit pun. Ferdy bahkan mengungkit tentang hal lain secara acuh tidak acuh, "Aku akan merayakan Festival Pertengahan Musim Gugur di vila Kakek. Apa kamu mau ikut?"Perhatian Chelsea langsung teralihkan. Wanita itu bertanya, "Apakah semua anggota Keluarga Milano akan ke sana?""Iya," jawab Ferdy.Mendengar ini, Chelsea pun menyindir, "Kalau begitu, memangnya aku boleh nggak ikut?"Chelsea sangat tidak berdaya. Jika tidak ke sana, bukannya citranya sebagai menantu yang baik akan hancur? Lagi pula, dia memang harus ke sana untuk menghormati Antoni.Suasana di mobil pun menjadi hening. Chelsea bersandar di jendela dan berpura-pura tidur, sementara pikirannya berputar tanpa henti. Untungnya Ferdy tidak bertanya lebih lanjut. Jika tidak, dia tidak yakin mampu lolos dari pandangan pria itu. Ke depannya, entah berapa kali Chelsea akan menghadapi cobaan seperti in
Diana memandang Ferdy dengan tatapan penuh kelembutan, lalu menyapa, "Erdy, lama nggak bertemu."Chelsea tak kuasa mengernyit dan membatin, 'Erdy? Apa dia perlu memanggil dengan semesra itu?'Sementara itu, Ferdy hanya mengiakannya. Dia menggandeng Chelsea dengan lembut, lalu berinisiatif untuk memperkenalkan, "Ini istriku, Chelsea Soraya."Chelsea tertegun sejenak. Jelas, dia tidak menyangka bahwa Ferdy akan memperkenalkan dirinya kepada mantan pacarnya dengan begitu lugas.Namun, sebelum Chelsea tersadar kembali, Diana telah mengulurkan tangannya sambil berujar, "Halo, Bu Chelsea, aku sudah lama mendengar tentangmu.""Bu Diana, kamu jauh lebih cantik aslinya," puji Chelsea seraya menyambut uluran tangan Diana dengan sopan. Akan tetapi, dia mendapati kekecewaan dalam tatapan wanita itu. Jelas bahwa Diana masih menyimpan perasaan yang mendalam untuk suaminya.Saat ini, Chelsea yang berdiri di antara mereka merasa ada sesuatu yang tidak beres. Dia seolah-olah adalah pelakor yang merebu
Kini, tidak ada yang berani bersuara lagi. Suasana ketika makan bersama pertama sudah begitu tegang. Pada akhirnya, Antoni dan Anissa sama-sama enggan mengalah. Tak lama kemudian, Anissa meletakkan alat makannya, lalu meninggalkan ruang makan bersama Diana.Sementara itu, Antoni malah meminta Chelsea pergi ke ruang kerjanya. Besok sudah perayaan Festival Pertengahan Musim Gugur. Bulan purnama bersinar terang di langit malam.Antoni tampak sangat bersemangat. Dia mengajak Chelsea pergi ke balkon untuk minum bersamanya di bawah cahaya bulan. Anggur plum dibuat sendiri sehingga rasanya lebih ringan. Rasanya asam manis ketika diminum.Tanpa sadar, Chelsea telah minum beberapa gelas. Ketika hendak menuangkan anggur lagi, Antoni langsung mencegahnya dengan berkata, "Kalau kamu mabuk di tempatku, Ferdy pasti bakal salahin Kakek."Antoni memandang Chelsea, lalu bertanya sambil tersenyum, "Apa kamu merasa kesal hari ini?"Chelsea akhirnya menyadari niat Antoni yang ingin mengetahui pemikirannya
Chelsea tidak mengerti tentang cinta, tetapi tahu cara menghadapi orang lain. Nona muda yang lemah seperti Diana pasti ingin menyerangnya dengan hubungan masa lalu, lalu membujuknya untuk menyerah. Orang seperti Diana sebenarnya adalah yang paling mudah dihadapi. Chelsea merasa tidak asyik sehingga melangkah menjauhi Diana.Akan tetapi, Diana yang panik langsung berkata tanpa berpikir panjang, "Pernahkah kamu memikirkannya? Dengan parasamu itu, betapa malunya Erdy ketika kamu berdiri di sisinya?"Langkah Chelsea terhenti, lalu dia berdecak pelan. Kebanyakan nona muda memang seperti ini. Lantaran kalah berdebat, Diana pun mulai menghina fisiknya. Chelsea berbalik sambil berkata, "Maaf, Ferdy memang suka aku yang begini. Apakah Bu Diana meremehkan seleranya? Kenapa kamu nggak tanyakan sendiri padanya?""Kamu ...." Diana tidak pernah bertemu dengan wanita yang bermulut pedas seperti Chelsea. Saat ini, dia bahkan tidak bisa berkata-kata lagi.Pada akhirnya, Diana tiba-tiba membuat keputusa
Keesokan paginya, ketika Ferdy meninggalkan kamar, Chelsea masih berselimut dan tertidur pulas. Setelah Ferdy keluar dari kamar, dia memberi tahu pelayan untuk tidak mengganggu Chelsea. Dia juga meminta seseorang membawa Diana ke kamar tamu untuk bertemu dengannya. Tak lama kemudian, Diana mengetuk pintu kamar dengan ekspresi yang sangat gembira."Masuklah."Begitu mendengar kata-kata Ferdy, Diana pun membuka pintu dan berjalan masuk dengan langkah ringan. Dia mendekati Ferdy, lalu bertanya, "Erdy, kamu mencariku?""Kata Chelsea, kamu mencarinya semalam?" tanya Ferdy secara langsung. Dia sama sekali tidak ingin berbasa-basi dengan wanita ini. Kemudian, Ferdy melanjutkan, "Aku selalu mengira Bu Diana adalah orang yang tahu batasan, jadi nggak ingin melakukan hal-hal yang nggak perlu. Tapi, sepertinya aku harus menjelaskan beberapa hal sekarang."Sapaan "Bu Diana" sangat menyakiti hati wanita itu. Dia menatap Ferdy dengan tidak percaya, lalu bertanya, "Apakah kita harus menjadi begitu as
"Ferdy mencarimu?" tanya Anissa yang gembira. Dia meraih tangan Diana sambil bertanya, "Kenapa kamu nggak kasih tau Nenek?""Aku ...." Sebelum melanjutkan perkataannya, Diana melirik Chelsea sekilas. Dengan satu tatapan itu, semua orang salah mengira bahwa Diana dan Ferdy memiliki hubungan, tetapi hanya tidak berani mengungkapkannya di depan Chelsea.Saat ini, Anissa memicingkan matanya dan berkata sambil tersenyum, "Sudah kuduga Ferdy masih menyimpan perasaan terhadapmu. Kalian saling mencintai dulunya, mana mungkin bisa putus begitu saja?""Benar banget. Hubungan apa yang bisa menandingi sepasang kekasih yang tumbuh besar bersama?" tambah Vera sambil tersenyum. Matanya terus memperhatikan ekspresi Chelsea.Sementara itu, Chelsea hanya fokus meminum jus buahnya. Wanita itu menunduk sambil diam-diam tersenyum dingin. Semalam, Ferdy mengaku tidak pernah bertemu dengan Diana secara diam-diam. Namun, pagi ini dia langsung pergi menemuinya dengan begitu bersemangat. Perkataan pria memang t
Ketika mendengar ada yang ingin Herbert obrolkan dengan Calvin, Firman dan Rangga pun memahami maksud Herbert.Firman memaksa Calvin untuk duduk di sofa, lalu membawa Rangga untuk meninggalkan ruangan.Saat hendak keluar pintu, Firman tidak lupa untuk menambahkan, “Pak Calvin, kami berdua ada di depan. Kalau kamu butuh apa-apa, kamu bisa panggil kami.”Calvin tersenyum dingin. Dia dapat mengerti makna tersirat dari ucapan Firman. Maksudnya tak lain adalah mereka berdua ada di luar sana, lebih baik Calvin tidak berulah.Berhubung Calvin sudah di sini, dia juga ingin tahu apa yang ingin diobrolkan Herbert!“Pak Guru, minum teh.” Herbert menghidangkan segelas teh ke hadapan Calvin. “Teh kesukaanmu.”Calvin bahkan tidak melirik sama sekali. Dia langsung bertanya dengan raut datar, “Jangan omong kosong! Sebenarnya apa yang ingin kamu katakan?”“Sejak kapan temperamenmu jadi seburuk ini? Seingatku, dulu kamu memperlakukanku ….”“Tutup mulutmu!” Calvin langsung menggebrak meja, lalu berkata d
Malam harinya.Terdengar suara tawa di dalam acara perayaan. Baru saja Chelsea selesai bersulang dengan tamu, dia pun mencari tempat yang tenang untuk makan.Chelsea sudah sibuk seharian. Dia masih belum sempat makan dengan tenang. Dua gelas champagne yang diminumnya tadi terasa membara di perut.Pada saat ini, Ferdy berjalan ke sisi Chelsea untuk mengantarkan makanan kepadanya. “Makan mie dulu.”Chelsea mengambil piring, lalu bertanya, “Kenapa kamu bisa tahu aku lagi lapar?”“Tadi saat berdiri di sampingmu, aku bisa mendengar suara perutmu.”“Hah?” Kening Chelsea berkerut. “Apa benar seperti itu?”Ferdy pun tertawa. “Tentu saja nggak. Aku menebak seharusnya hari ini kamu nggak punya waktu buat makan.”Chelsea segera menjulingkan matanya. Dia tidak meladeni Ferdy, lalu menunduk untuk memakan mie.Ferdy berdiri di sisi Chelsea, lalu mengingatkan, “Setelah acara konferensi pers berakhir, berita pun viral di internet.”“Emm, aku bisa menebaknya.”Chelsea saja tidak punya waktu untuk makan
Pada akhirnya, Herbert memilih untuk mundur secara diam-diam.Ferdy menatap bayangan punggung Herbert yang semakin menjauh. Hatinya terasa lebih nyaman saat ini.Chelsea melirik Ferdy sekilas. “Jangan beri tahu aku, kamu datang ke sini hanya untuk memancing emosi Herbert saja?”“Tebakanmu benar.” Ferdy melihat ke sisi Chelsea. Dia tidak bisa menyembunyikan rasa bangga di wajahnya. “Tadi aku melihat dia hadiri acara konferensi pers di internet.”“Pak Ferdy, apa kamu itu anak kecil? Kenapa ….”“Kalau kamu merasa perbuatanku ini kekanak-kanakan ….” Tiba-tiba Ferdy semakin mendekat, lalu berbicara dengan perlahan, “Itu berarti aku memang kekanak-kanakan.”Chelsea merasa kaget. Kedua mata berkilauannya bagai telah kehilangan arwahnya saja. Dia mengalihkan tatapannya, lalu tak lupa untuk menyindir, “Dasar kekanak-kanakan!”Akhirnya kali ini Anita menemukan kesempatan untuk berbicara. “Malam ini perusahaan mengadakan acara makan bersama. Kebetulan Pak Ferdy ada di sini, bagaimana kalau Pak Fe
Chelsea dan Anita menandatangani kontrak di bawah kesaksian para awak media. Disusul, terdengar suara gemuruh tepuk tangan di dalam ruangan dan juga terlihat kilat cahaya kamera.Ketika melihat gambaran di depan mata, Anita merasa sangat gembira hingga tidak bisa berkata-kata. Dia hanya menggenggam tangan Chelsea untuk menyatakan rasa terima kasihnya.Sudah terlalu lama Perusahaan Farmasi Norman tidak memiliki pencapaian setinggi ini! Sekarang, semuanya dicapai berkat bantuan Hope!Sepertinya Chelsea bisa merasakannya. Dia memiringkan kepalanya untuk mendekati samping telinga Anita, lalu berbisik, “Semua ini pantas diterima Perusahaan Farmasi Norman.”Anita merasa kaget. Dia melihat tatapan berkilauan Chelsea, lalu mengangguk. “Bu Chelsea, kamu tenang saja. Aku pasti nggak akan mengecewakanmu.”Chelsea pun tersenyum.Mereka berdua juga tersenyum sembari bertukar pandang. Gambaran itu pun berhasil disorot oleh kamera. Tak sedikit wartawan memutuskan untuk menaruh foto ini menjadi foto u
Firman melihat ke arah yang ditunjuk oleh Rangga. Dia pun menemukan sosok Herbert yang baru memasuki ruangan sedang dikerumuni oleh awak media.Herbert tergolong tokoh legendaris di dunia medis. Ditambah lagi, dia sudah lama menetap di luar negeri. Jadi, selama ini semua wartawan hanya pernah mendengar namanya, tetapi tidak memiliki kesempatan untuk mewawancarainya.Hari ini ketika Herbert datang, para awak media juga tidak ingin melewatkan kesempatan bagus ini.“Pak Herbert, kenapa kamu tiba-tiba pulang dari luar negeri? Apa ada yang ingin kamu lakukan? Apa Perusahaan Farmasi Hermera ingin berkembang di dalam negeri?”“Pak Herbert, hari ini kamu menghadiri acara konferensi pers. Apa kamu tertarik dengan kedua perusahaan ini?”Pertanyaan tidak berhenti dilontarkan.Dari tadi Herbert hanya membalas dengan tersenyum saja. Kemudian, dia melontarkan informasi besar dengan santai.“Aku bisa pulang kali ini karena ingin bekerja sama dengan Hope. Perusahaan Farmasi Hermera telah lama berkemba
“Herbert mengambil hasil penelitian kami untuk bekerja sama dengan perusahaan medis luar negeri. Kemudian, dia berhasil menjadi orang penting dalam grup barunya.”Herbert tersenyum getir. “Hal yang paling lucu adalah sebelum dia ke luar negeri, dia sempat mencariku. Dia mengatakan ilmu pengobatan tradisional nggak ada masa depan. Cepat atau lambat ilmu pengobatan tradisional akan dieliminasi. Dia suruh aku untuk pergi bersamanya.”“Apa kamu tahu? Perusahaan medis itu suka mencuri hasil penelitian perusahaan lain, lalu memproduksi obat-obatan dengan harga rendah. Kemudian, demi menekan modal, mereka juga membeli bahan obat bermutu rendah yang menyebabkan perubahan khasiat obat.”“Perbuatan mereka sama saja dengan mempertaruhkan nyawa manusia! Sepuluh tahun lalu, akhirnya perusahaan itu dilaporkan oleh banyak perusahaan farmasi lainnya, lalu gulung tikar!” Calvin merasa geram. Tatapannya tertuju pada sisi pintu mobil. “Dia itu pencuri! Dia itu pencuri yang nggak punya hati!”Saat melihat
Ketika melihat Calvin sedang marah, Chelsea juga tidak berani memicu emosinya lagi.Chelsea memalingkan kepalanya menatap Anita. Dia merasa bersalah. “Bu Anita, aku sudah merusak jamuan malam ini.”Anita tersenyum. “Nggak masalah, kok. Kita bisa cari kesempatan lain.”“Oke,” balas Chelsea, kemudian menarik-narik lengan pakaian Calvin. “Kakek, ayo kita pergi. Nanti aku jelaskan masalah ini sama kamu.”Calvin berdiri tanpa bersuara sama sekali. Dia langsung berjalan keluar kamar. Chelsea juga segera mengambil tasnya, mengikuti langkah Calvin.Setelah memasuki mobil, Chelsea memberi tahu masalah Malcolm mengutus Daisy untuk membantu Herbert kepada Calvin. Saat ini, amarah Calvin semakin membara. Dia berkata dengan menggertakkan giginya, “Si Berengsek itu masih nggak tahu malu seperti dulu!”Chelsea menghela napas ringan. “Kamu juga tahu bahwa Kak Daisy sangat penting bagiku. Aku nggak bisa nggak memedulikannya.”Calvin meliriknya sekilas. “Jadi, demi Daisy, kamu baru terus mencari tahu k
Calvin merasa gusar. “Keluar! Hubungan kita bukan guru dan murid! Kamu nggak berhak untuk mengungkit masalah itu di hadapanku!”Ketika menyadari sekujur tubuh Calvin gemetar akibat marah, Chelsea segera mengulurkan tangannya untuk mengelus punggung Calvin. “Kakek, kamu tenangkan dirimu. Jangan sampai merusak kesehatanmu.”Namun, Calvin seolah-olah tidak bisa mendengar apa-apa. Tatapannya masih terus tertuju pada diri Herbert. Tatapan itu terasa asing bagi Chelsea.Di dalam memori Chelsea, Calvin selalu tersenyum. Meskipun marah, Calvin juga tidak pernah bersikap seperti hendak membunuh orang saja!Chelsea menatap Herbert dengan raut muram. “Pak Herbert, berhubung Kakek nggak menyambut kedatanganmu, lebih baik kamu tinggalkan ruangan ini sekarang.”Herbert mengeluarkan saputangan dengan perlahan. Dia menyeka sisa air di pakaiannya sembari berkata, “Pak Guru, kenapa temperamenmu malah lebih buruk daripada dulu? Apa kamu bisa dengarkan penjelasanku dulu?”“Nggak ada yang perlu aku bicarak
Di pabrik produksi obat.Di bawah dampingan Anita dan beberapa karyawan lainnya, Calvin dan yang lain pergi mengunjungi pabrik.Calvin sangat gemar dalam mempelajari ilmu pengobatan tradisional. Tentu saja dia tertarik dengan pabrik produksi obat-obatan. Dia bahkan merasa takjub.“Aku sungguh nggak menyangka, padahal sekarang orang-orang sudah mulai beralih dalam mengembangkan obat barat, Perusahaan Farmasi Norman masih saja mempertahankan produksi obat tradisional. Semua itu pasti nggak gampang bagi kalian!”Usai mendengar, Anita tersenyum. “Terima kasih atas pujian Pak Calvin. Jujur saja, Keluarga Norman sudah menggeluti dunia pengobatan tradisional dalam beberapa generasi. Jadi, kami nggak ingin mengakhirinya.”Calvin semakin puas lagi. “Ternyata kalian itu keluarga yang ahli dalam pengobatan tradisional!”Sambil berbicara, Calvin memalingkan kepalanya melihat ke sisi Chelsea dengan tersenyum. “Aku sangat puas dengan kerja sama kali ini. Nanti aku akan mengadakan rapat lagi untuk me