Chelsea mengirim pesan pada Ardi, ketua tim. [ Misi ditunda. ]Sebagai tim pelaksanaan misi Yola, mereka harus mematuhi semua keputusannya Yola tanpa syarat. Saat menerima perintah itu, dia tidak bertanya-tanya. Dia membuang rokok di mulutnya ke tanah dan menginjaknya sampai padam. Kemudian, dia memberi perintah, "Ayo pulang."Anak buahnya bertanya, "Bagaimana? Bu Yola sudah kirim pesan?""Ya, misi ditunda. Mungkin ada kendala. Aku bicarakan dengan klien dulu," jawab Ardi. Dia berjalan menuju ruangan bersama dua anak buahnya. Begitu mereka masuk, Sharren yang mondar-mandir di tengah ruangan dengan panik segera berjalan mendekat. Sharren bertanya, "Bu Yola sudah datang? Bagaimana kondisi Theo?" Ardi mengangguk sembari menjawab, "Maaf, ada sedikit kendala, mungkin harus ganti jadwal."Sharren bertanya dengan panik, "Apa? Apa maksudmu? Bu Yola berubah pikiran? Apa aku melakukan kesalahan? Apa bayarannya nggak cukup? Semuanya bisa dibicarakan. Dia ….""Aku kurang tahu, aku juga nggak bi
Di telepon, Daisy tidak meminta Chelsea untuk membuat keputusan, melainkan memberinya waktu untuk berpikir secara matang.Sepanjang malam itu, Chelsea terus membolak-balikkan badan di ranjang. Pada akhirnya, dia memandang langit-langit untuk waktu yang lama sambil merenung.Dia tidak takut pada apa pun, tetapi saat melihat Theo berbaring di ranjang itu, dia langsung terpikir pada Ferdy. Bukannya takut pada Ferdy, tetapi dia tidak ingin melakukan hal yang akan membuat Ferdy jengkel. Berpikir demikian, Chelsea tersadarkan seketika. Sejak kapan dia menjadi begitu peduli terhadap perasaan Ferdy? Selama itu berkaitan dengan Theo, Ferdy bahkan bisa meninggalkannya begitu saja. Mengapa dia harus memikirkan Ferdy? Lagi pula, selama misi penyembuhan Theo dirahasiakan dengan baik, Ferdy tidak akan tahu dialah yang menyembuhkan Theo. Dengan demikian, dia bisa menyelesaikan misi dan memberikan kehidupan yang baru untuk Theo.Hanya orang bodoh yang tidak ingin mendapatkan uang! Setelah direnungka
Keesokan pagi, setelah sarapan, Chelsea berkemas dan hendak berangkat ke Soraya Jewelry."Habis pulang kerja, aku jemput kamu," kata Ferdy.Mendengarnya, Chelsea menoleh padanya dan bertanya, "Memangnya ada acara apa?"Ferdy berujar dengan santai, "Aku punya 2 tiket konser musik, nggak seru kalau pergi sendiri."Setelah tertegun sejenak, Chelsea baru mengerti. Ferdy ingin mengajaknya kencan, bahkan ke acara berkelas dan romantis seperti konser musik. Namun, dia sama sekali tidak berminat untuk mendengar konser musik.Chelsea ingin menolak, tetapi bertemu dengan tatapan Ferdy yang tegas. Ferdy memicingkan matanya saat bertanya dengan suara rendah, "Kamu nggak mau?"Chelsea tidak bisa berkata-kata karena menyadari adanya bahaya. Ferdy tidak sedang berdiskusi dengannya, tetapi hanya memberitahunya. Saat ini, dia tidak ingin berselisih ataupun membuat Ferdy jengkel supaya tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.Chelsea berhenti merenung, lalu mengangguk dan menjawab, "Oke, aku kabari
Ferdy mengatakan ini dengan sangat pelan. Chelsea sedang tidak memperhatikan sehingga tidak mendengarnya dengan jelas. Dia bertanya, "Kamu bilang apa tadi?""Bukan apa-apa," sahut Ferdy. Kemudian, dia menyalakan mobil Maybach dan melaju di jalanan. Pembicaraan mereka pun berakhir. Lantaran konser musik akan segera dimulai, Chelsea tidak ada waktu untuk makan malam. Setelah bekerja seharian, perutnya sudah keroncongan. Dia berencana untuk membeli beberapa roti di sekitar untuk mengganjal perutnya terlebih dahulu. Ternyata, aula konser berada di atas air. Ferdy melajukan mobilnya memasuki parkiran, tetapi tidak terlihat satu pun toko di sekitar. Seseorang yang lapar tidak akan bisa fokus berpikir. Ferdy mengulurkan tangan dan meminta Chelsea untuk menggandengnya. Melihat ini, Chelsea tertegun sejenak, lalu paham dengan maksud Ferdy. Mereka melewati jalur VIP untuk masuk ke aula konser. Sementara itu, ada 2 orang yang baru masuk dari pintu pemeriksaan tiket, tetapi mereka tidak melihat
Suara drum yang keras seketika membangunkan Chelsea. Dia membuka matanya dan menyadari bahwa kepalanya ada di atas pangkuan Ferdy. Chelsea sontak terdiam. Dia sama sekali tidak ingat kapan dirinya tertidur hingga berbaring di pangkuan Ferdy!Menyadari Chelsea sudah bangun, Ferdy mengulurkan tangan untuk merapikan rambut Chelsea yang berantakan. Dia bertanya, "Sudah bangun?"Chelsea buru-buru duduk karena merasa malu. "Kenapa nggak membangunkanku?" timpalnya. "Kamu tidur sangat nyenyak." Ini pertama kalinya Ferdy melihat wanita tidur tanpa terbangun sedetik pun walau berpindah-pindah posisi.Chelsea barusan bersandar di pundak Ferdy, lalu berpindah ke pelukannya dan akhirnya berbaring di pangkuannya. Melihat Chelsea tidur begitu lelap, Ferdy tentu saja tidak tega membangunkannya. Lantaran pandangannya masih kabur, Chelsea tidak bisa melihat jelas tatapan Ferdy yang dipenuhi kasih sayang. Dia menggigit bibirnya, lalu membalas, "Mungkin karena musiknya terlalu merdu."Sejak kecil, Chels
"Halo, Pak Ferdy. Perkenalkan, aku Jack, presdir cabang Orchida Perfume di Negara Helvetia," sapa Jack."Halo, Pak Jack." Ferdy berjabat tangan dengan Jack.Melihat tatapan Jack yang tampak heran, Ferdy memperkenalkan Chelsea kepadanya. "Ini Chelsea, presdir Soraya Jewelry."Kalimat perkenalan ini memang tidak terdengar aneh, tetapi Chelsea merasa tidak senang. Dia melirik Ferdy sekilas, lalu mengangguk pada Jack. Jack tersenyum sembari menatap Ferdy lagi. Dia menyodorkan kartu namanya kepada Ferdy, lalu berujar, "Aku merasa beruntung kalau Milano Group bisa kerja sama dengan Orchida Perfume. Aku ingin mengajak Pak Ferdy keluar untuk membahas kerja sama, apa Pak Ferdy bersedia?"Ferdy mengambil kartu nama Jack seraya membalas, "Pak Jack jangan sungkan. Kalau Pak Jack sudah mengajakku, aku pasti akan luangkan waktu.""Bagus sekali!" Jack tertawa dengan lantang, lalu menyarankan, "Kalau gitu, kita buat janji hari minggu saja. Temanku ada peternakan kuda, mau ke sana nggak?"Ketika menga
"Diam! Jangan bahas itu denganku!" bentak Diana. Teriakannya sontak membuat Sonia tercengang. Sesaat kemudian, Diana menyadari bahwa dirinya sudah hilang kendali.Diana segera meminta maaf sambil menunduk. "Sonia, maafkan aku. A ... aku cuma nggak suka bahas masa lalu. Hal itu membuatku sangat terpukul."Sonia tersadar dari lamunannya, lalu membalas, "Nggak apa-apa. Aku salah karena nggak seharusnya mengungkit hal itu lagi."Sonia mengetahui Diana pernah mengandung anak Ferdy dari Johanna. Dia bisa memahami perasaan Diana. Sahabatnya telah mengandung, tetapi anaknya malah digugurkan oleh Ferdy. Wanita mana pun pasti akan merasa sakit hati jika mengalami hal seperti ini.Sonia barusan mengungkit hal itu karena gegabah. Hanya saja, dia tidak menyangka reaksi Diana akan begitu mengerikan. "Aku agak lelah." Diana berkata dengan lemas, "Sonia, terima kasih sudah menemaniku hari ini."Tanpa berpikir panjang, Sonia langsung mengulurkan tangan menepuk-nepuk pundak Diana. Dia berujar, "Kalau b
Jack sengaja bertanya, "Kenapa kamu datang?"Sonia tersenyum sambil berkata, "Aku yang mengurus proyek antara Milano Group dan Orchida Perfume. Hari ini kamu menjamu Pak Ferdy, mana mungkin aku nggak datang?"Jack menyadari makna tersirat dari ucapan Sonia. Sonia sedang mengkritik Jack yang bertemu dengan kliennya tanpa sepengetahuan dirinya.Jack memperlihatkan senyuman dan menimpali, "Kamu lagi menyalahkanku karena mengabaikan dirimu?"Sonia buru-buru melambaikan tangannya dan menjawab, "Mana berani aku berpikir seperti itu?"Saat keduanya sedang mengobrol, Ferdy dan Chelsea yang selesai berganti pakaian pun keluar. Ferdy sangat tampan dan tinggi. Saat mengenakan pakaian yang ketat, bentuk tubuhnya yang kekar terpampang jelas. Sementara itu, penampilan Chelsea yang berdiri di sebelah Ferdy juga tidak kalah. Dia tampak bermartabat saat mengenakan pakaian berkuda yang memberi kesan tegas.Raut wajah Sonia langsung berubah saat dia melihat Chelsea. 'Kenapa wanita jelek ini juga ada di s
Ketika mendengar ada yang ingin Herbert obrolkan dengan Calvin, Firman dan Rangga pun memahami maksud Herbert.Firman memaksa Calvin untuk duduk di sofa, lalu membawa Rangga untuk meninggalkan ruangan.Saat hendak keluar pintu, Firman tidak lupa untuk menambahkan, “Pak Calvin, kami berdua ada di depan. Kalau kamu butuh apa-apa, kamu bisa panggil kami.”Calvin tersenyum dingin. Dia dapat mengerti makna tersirat dari ucapan Firman. Maksudnya tak lain adalah mereka berdua ada di luar sana, lebih baik Calvin tidak berulah.Berhubung Calvin sudah di sini, dia juga ingin tahu apa yang ingin diobrolkan Herbert!“Pak Guru, minum teh.” Herbert menghidangkan segelas teh ke hadapan Calvin. “Teh kesukaanmu.”Calvin bahkan tidak melirik sama sekali. Dia langsung bertanya dengan raut datar, “Jangan omong kosong! Sebenarnya apa yang ingin kamu katakan?”“Sejak kapan temperamenmu jadi seburuk ini? Seingatku, dulu kamu memperlakukanku ….”“Tutup mulutmu!” Calvin langsung menggebrak meja, lalu berkata d
Malam harinya.Terdengar suara tawa di dalam acara perayaan. Baru saja Chelsea selesai bersulang dengan tamu, dia pun mencari tempat yang tenang untuk makan.Chelsea sudah sibuk seharian. Dia masih belum sempat makan dengan tenang. Dua gelas champagne yang diminumnya tadi terasa membara di perut.Pada saat ini, Ferdy berjalan ke sisi Chelsea untuk mengantarkan makanan kepadanya. “Makan mie dulu.”Chelsea mengambil piring, lalu bertanya, “Kenapa kamu bisa tahu aku lagi lapar?”“Tadi saat berdiri di sampingmu, aku bisa mendengar suara perutmu.”“Hah?” Kening Chelsea berkerut. “Apa benar seperti itu?”Ferdy pun tertawa. “Tentu saja nggak. Aku menebak seharusnya hari ini kamu nggak punya waktu buat makan.”Chelsea segera menjulingkan matanya. Dia tidak meladeni Ferdy, lalu menunduk untuk memakan mie.Ferdy berdiri di sisi Chelsea, lalu mengingatkan, “Setelah acara konferensi pers berakhir, berita pun viral di internet.”“Emm, aku bisa menebaknya.”Chelsea saja tidak punya waktu untuk makan
Pada akhirnya, Herbert memilih untuk mundur secara diam-diam.Ferdy menatap bayangan punggung Herbert yang semakin menjauh. Hatinya terasa lebih nyaman saat ini.Chelsea melirik Ferdy sekilas. “Jangan beri tahu aku, kamu datang ke sini hanya untuk memancing emosi Herbert saja?”“Tebakanmu benar.” Ferdy melihat ke sisi Chelsea. Dia tidak bisa menyembunyikan rasa bangga di wajahnya. “Tadi aku melihat dia hadiri acara konferensi pers di internet.”“Pak Ferdy, apa kamu itu anak kecil? Kenapa ….”“Kalau kamu merasa perbuatanku ini kekanak-kanakan ….” Tiba-tiba Ferdy semakin mendekat, lalu berbicara dengan perlahan, “Itu berarti aku memang kekanak-kanakan.”Chelsea merasa kaget. Kedua mata berkilauannya bagai telah kehilangan arwahnya saja. Dia mengalihkan tatapannya, lalu tak lupa untuk menyindir, “Dasar kekanak-kanakan!”Akhirnya kali ini Anita menemukan kesempatan untuk berbicara. “Malam ini perusahaan mengadakan acara makan bersama. Kebetulan Pak Ferdy ada di sini, bagaimana kalau Pak Fe
Chelsea dan Anita menandatangani kontrak di bawah kesaksian para awak media. Disusul, terdengar suara gemuruh tepuk tangan di dalam ruangan dan juga terlihat kilat cahaya kamera.Ketika melihat gambaran di depan mata, Anita merasa sangat gembira hingga tidak bisa berkata-kata. Dia hanya menggenggam tangan Chelsea untuk menyatakan rasa terima kasihnya.Sudah terlalu lama Perusahaan Farmasi Norman tidak memiliki pencapaian setinggi ini! Sekarang, semuanya dicapai berkat bantuan Hope!Sepertinya Chelsea bisa merasakannya. Dia memiringkan kepalanya untuk mendekati samping telinga Anita, lalu berbisik, “Semua ini pantas diterima Perusahaan Farmasi Norman.”Anita merasa kaget. Dia melihat tatapan berkilauan Chelsea, lalu mengangguk. “Bu Chelsea, kamu tenang saja. Aku pasti nggak akan mengecewakanmu.”Chelsea pun tersenyum.Mereka berdua juga tersenyum sembari bertukar pandang. Gambaran itu pun berhasil disorot oleh kamera. Tak sedikit wartawan memutuskan untuk menaruh foto ini menjadi foto u
Firman melihat ke arah yang ditunjuk oleh Rangga. Dia pun menemukan sosok Herbert yang baru memasuki ruangan sedang dikerumuni oleh awak media.Herbert tergolong tokoh legendaris di dunia medis. Ditambah lagi, dia sudah lama menetap di luar negeri. Jadi, selama ini semua wartawan hanya pernah mendengar namanya, tetapi tidak memiliki kesempatan untuk mewawancarainya.Hari ini ketika Herbert datang, para awak media juga tidak ingin melewatkan kesempatan bagus ini.“Pak Herbert, kenapa kamu tiba-tiba pulang dari luar negeri? Apa ada yang ingin kamu lakukan? Apa Perusahaan Farmasi Hermera ingin berkembang di dalam negeri?”“Pak Herbert, hari ini kamu menghadiri acara konferensi pers. Apa kamu tertarik dengan kedua perusahaan ini?”Pertanyaan tidak berhenti dilontarkan.Dari tadi Herbert hanya membalas dengan tersenyum saja. Kemudian, dia melontarkan informasi besar dengan santai.“Aku bisa pulang kali ini karena ingin bekerja sama dengan Hope. Perusahaan Farmasi Hermera telah lama berkemba
“Herbert mengambil hasil penelitian kami untuk bekerja sama dengan perusahaan medis luar negeri. Kemudian, dia berhasil menjadi orang penting dalam grup barunya.”Herbert tersenyum getir. “Hal yang paling lucu adalah sebelum dia ke luar negeri, dia sempat mencariku. Dia mengatakan ilmu pengobatan tradisional nggak ada masa depan. Cepat atau lambat ilmu pengobatan tradisional akan dieliminasi. Dia suruh aku untuk pergi bersamanya.”“Apa kamu tahu? Perusahaan medis itu suka mencuri hasil penelitian perusahaan lain, lalu memproduksi obat-obatan dengan harga rendah. Kemudian, demi menekan modal, mereka juga membeli bahan obat bermutu rendah yang menyebabkan perubahan khasiat obat.”“Perbuatan mereka sama saja dengan mempertaruhkan nyawa manusia! Sepuluh tahun lalu, akhirnya perusahaan itu dilaporkan oleh banyak perusahaan farmasi lainnya, lalu gulung tikar!” Calvin merasa geram. Tatapannya tertuju pada sisi pintu mobil. “Dia itu pencuri! Dia itu pencuri yang nggak punya hati!”Saat melihat
Ketika melihat Calvin sedang marah, Chelsea juga tidak berani memicu emosinya lagi.Chelsea memalingkan kepalanya menatap Anita. Dia merasa bersalah. “Bu Anita, aku sudah merusak jamuan malam ini.”Anita tersenyum. “Nggak masalah, kok. Kita bisa cari kesempatan lain.”“Oke,” balas Chelsea, kemudian menarik-narik lengan pakaian Calvin. “Kakek, ayo kita pergi. Nanti aku jelaskan masalah ini sama kamu.”Calvin berdiri tanpa bersuara sama sekali. Dia langsung berjalan keluar kamar. Chelsea juga segera mengambil tasnya, mengikuti langkah Calvin.Setelah memasuki mobil, Chelsea memberi tahu masalah Malcolm mengutus Daisy untuk membantu Herbert kepada Calvin. Saat ini, amarah Calvin semakin membara. Dia berkata dengan menggertakkan giginya, “Si Berengsek itu masih nggak tahu malu seperti dulu!”Chelsea menghela napas ringan. “Kamu juga tahu bahwa Kak Daisy sangat penting bagiku. Aku nggak bisa nggak memedulikannya.”Calvin meliriknya sekilas. “Jadi, demi Daisy, kamu baru terus mencari tahu k
Calvin merasa gusar. “Keluar! Hubungan kita bukan guru dan murid! Kamu nggak berhak untuk mengungkit masalah itu di hadapanku!”Ketika menyadari sekujur tubuh Calvin gemetar akibat marah, Chelsea segera mengulurkan tangannya untuk mengelus punggung Calvin. “Kakek, kamu tenangkan dirimu. Jangan sampai merusak kesehatanmu.”Namun, Calvin seolah-olah tidak bisa mendengar apa-apa. Tatapannya masih terus tertuju pada diri Herbert. Tatapan itu terasa asing bagi Chelsea.Di dalam memori Chelsea, Calvin selalu tersenyum. Meskipun marah, Calvin juga tidak pernah bersikap seperti hendak membunuh orang saja!Chelsea menatap Herbert dengan raut muram. “Pak Herbert, berhubung Kakek nggak menyambut kedatanganmu, lebih baik kamu tinggalkan ruangan ini sekarang.”Herbert mengeluarkan saputangan dengan perlahan. Dia menyeka sisa air di pakaiannya sembari berkata, “Pak Guru, kenapa temperamenmu malah lebih buruk daripada dulu? Apa kamu bisa dengarkan penjelasanku dulu?”“Nggak ada yang perlu aku bicarak
Di pabrik produksi obat.Di bawah dampingan Anita dan beberapa karyawan lainnya, Calvin dan yang lain pergi mengunjungi pabrik.Calvin sangat gemar dalam mempelajari ilmu pengobatan tradisional. Tentu saja dia tertarik dengan pabrik produksi obat-obatan. Dia bahkan merasa takjub.“Aku sungguh nggak menyangka, padahal sekarang orang-orang sudah mulai beralih dalam mengembangkan obat barat, Perusahaan Farmasi Norman masih saja mempertahankan produksi obat tradisional. Semua itu pasti nggak gampang bagi kalian!”Usai mendengar, Anita tersenyum. “Terima kasih atas pujian Pak Calvin. Jujur saja, Keluarga Norman sudah menggeluti dunia pengobatan tradisional dalam beberapa generasi. Jadi, kami nggak ingin mengakhirinya.”Calvin semakin puas lagi. “Ternyata kalian itu keluarga yang ahli dalam pengobatan tradisional!”Sambil berbicara, Calvin memalingkan kepalanya melihat ke sisi Chelsea dengan tersenyum. “Aku sangat puas dengan kerja sama kali ini. Nanti aku akan mengadakan rapat lagi untuk me