Cahaya bulan tampak menyinari kamar tidur melalui taman. Dalam kondisi yang redup, Chelsea mendapati sepasang mata yang dingin."Ferdy, ini sudah tengah malam. Apa lagi yang mau kamu lakukan?" tanya Chelsea.Sementara itu, Ferdy malah bertanya, "Apa kamu tahu konsekuensi dari mengkhianatiku?" Dia perlahan mengerahkan kekuatan di tangannya dan mencekik leher Chelsea. Setiap kali teringat wanita ini bisa menyembuhkan Theo, Ferdy tidak ingin membiarkannya hidup ....Kini, Chelsea yang merasakan bahaya sontak melakukan perlawanan. Akan tetapi, Ferdy masih lebih unggul. Setelah meminum alkohol, pria itu tidak lagi mengendalikan tenaganya.Perlawanan dari Chelsea justru membuatnya makin kesal. Alhasil, tekanan yang diberikannya makin besar, bahkan tangannya yang mencekik leher Chelsea juga mengerahkan lebih banyak tenaga, seolah-olah ingin mematahkannya.Niat membunuh seperti ini, sangat dipahami oleh Chelsea .... Ferdy jelas ingin membunuhnya. Ketika wanita itu hampir kehabisan napas, Ferdy
Tak lama kemudian, Chelsea melompat keluar dari pagar halaman belakang dan mendarat dengan aman. Sosoknya yang lincah bergegas melarikan diri. Dia berlari sambil merasa bangga. Tembok setinggi 2 meter itu sama sekali tidak dapat menahannya.Tak disangka, Ferdy sebenarnya melihat semua gerakannya dari balkon lantai dua. Wanita ini benar-benar ... tidak dapat dikendalikan ataupun ditahan.Sementara itu, Irfan yang berdiri di belakangnya benar-benar cemas. Bagaimana bisa Chelsea tidak takut pada Ferdy sama sekali? Dia segera bertanya, "Pak Ferdy, apa aku perlu mengutus orang untuk menangkap Ibu?"Ferdy mengalihkan pandangannya sambil menjawab, "Nggak usah. Suruh orang mengikutinya saja. Cari tahu apa yang ingin dia lakukan."Irfan pun mengangguk seraya menjawab, "Oke."....Setelah keluar dari Harbourside Villa, Chelsea langsung menghentikan taksi dan menuju lokasi yang dikirimkan oleh Olivia. Itu adalah sebuah restoran.Chelsea menduga bahwa sahabatnya itu dihadapkan pada putus cinta ket
Olivia yang kebingungan bertanya, "Bukannya belakangan ini Peter mengejarmu?"Semalam Peter membawa Chelsea ke Joy Club dan berselisih dengan Ferdy. Kabar Ferdy dan Peter yang merebut wanita jelek sangat menghebohkan. Namun, hanya dalam waktu singkat, Peter mau bertunangan dengan Shania?"Dia bilang mau mengejarku, sebenarnya mau mempermainkanku," sahut Chelsea dengan santai.Tiba-tiba, ada yang berbisik di telinga Chelsea, "Aku serius."Chelsea terkejut. Saat berbalik, dia melihat Peter sedang menghampiri meja utama. Olivia menarik Chelsea dan bertanya, "Tadi Pak Peter bilang apa sama kamu?"Chelsea mengernyit saat melihat sosok Peter. Dia benar-benar tidak mengerti dengan apa yang ingin dilakukan Peter.Di sisi lain, Shania tersenyum ketika melihat Peter, lalu berkata, "Kak Peter, akhirnya kamu datang juga. Aku ....""Beri aku penjelasan," ujar Peter. Dia mengabaikan Shania dan langsung bertanya kepada Emma sambil menunjuk ke arah panggung. Semalam, Emma memberi tahu Peter bahwa hari
Tatapan Peter sangat dingin. Shania yang panik langsung menggeleng dan menjawab, "Aku ... nggak mengancam mamamu."Peter menyergah, "Nggak mengancam? Mamaku nggak mungkin tiba-tiba memaksaku bertunangan denganmu!"Shania yang berlinang air mata membantah, "Aku ... benar-benar nggak tahu. Kak Peter, semalam aku juga baru tahu Bibi Emma mengadakan acara pertunangan untuk kita. Aku benar-benar nggak bohong."Shania memang tidak tahu apa-apa, Johanna yang memberitahunya kabar pertunangan ini. Shania tidak bisa tidur saking senangnya dan langsung berdandan setelah bangun pagi-pagi. Dia ingin menjadi tunangan yang paling cantik. Namun, Peter sama sekali tidak memperhatikannya di acara pertunangan!Sekarang, Peter malah menganggapnya sebagai orang yang berniat jahat. Peter terus mendesaknya dengan sikap yang dingin. Shania yang sedih terus menangis.Kemudian, Shania menarik baju Peter dan menjelaskan, "Kak Peter, aku benar-benar menyukaimu ... jangan perlakukan aku seperti ini. Coba kamu bila
Setelah kabur dari acara pertunangan, perhatian Olivia pun teralih. Dia terus membicarakan rumor yang beredar beberapa waktu ini. Chelsea dan Olivia duduk di sebuah kafe. Olivia tidak berhenti berceloteh.Chelsea sudah lama tidak menikmati waktu santai sampai-sampai dia lupa bahwa dirinya itu "tahanan yang kabur". Kemudian, Irfan muncul di hadapan Chelsea dan Olivia. Dia memberi hormat dan berucap, "Bu Chelsea, kamu sudah terlalu lama di luar. Suamimu mengkhawatirkanmu.""Suami?" tanya Olivia yang kaget. Dia menarik lengan Chelsea seraya bertanya, "Kamu dan Pak Ferdy sudah menikah?"Chelsea memelototi Irfan, lalu menjelaskan kepada Olivia, "Hubunganku dengan Pak Ferdy sangat baik, jadi kami sering memanggil satu sama lain dengan sebutan 'suamiku' dan 'istriku'."Sesudah mendengarnya, Olivia berseru dengan mata yang berbinar-binar, "Kalian mesra sekali!"Chelsea merasa tidak berdaya. Apanya mesra? Semalam, dia hampir mati di tangan Ferdy!Olivia tiba-tiba memandang Chelsea dan bertanya,
Napas Ferdy yang hangat berembus di leher Chelsea, lalu Ferdy menindih Chelsea. Ferdy tampak menantikan momen ini. Chelsea membuka matanya dengan perlahan dan bertatapan dengan Ferdy. Chelsea menjadi tegang.Ferdy yang biasanya sangat arogan tampak seksi saat hasratnya membara, pesona Ferdy benar-benar sulit ditolak. Chelsea merasa Ferdy adalah kelemahannya. Setidaknya, pada saat-saat seperti ini, Chelsea selalu mengalah pada Ferdy.....Keesokan harinya, Chelsea turun ke lantai bawah untuk sarapan. Olivia terus mengamati Chelsea. Chelsea yang kebingungan bertanya, "Aku cantik sekali, ya?"Olivia mendekati Chelsea, lalu berpesan dengan serius, "Pak Ferdy baru saja sembuh, suruh dia santai sedikit."Chelsea tidak mengerti dengan ucapan Olivia. Kemudian, Chelsea baru teringat dirinya melihat bekas ciuman di lehernya saat mencuci muka. Wajah Chelsea memerah, dia menendang Olivia.Olivia menggeser kursi sembari tersenyum. Dia mengira Chelsea tidak paham caranya berpacaran, jadi dia berniat
Chelsea melajukan mobilnya dengan kencang. Sesampainya di vila, Chelsea berjalan masuk dan bertemu dengan Sharren yang keluar sambil menyeka air matanya. Chelsea kebingungan. Apa wanita yang dimaksud Olivia itu Sharren?Tiba-tiba, Brian muncul dari belakang Chelsea dan menghampiri Sharren. Dia berujar, "Bukannya aku menyuruhmu jangan berkeliaran?"Sharren menggeleng, dia menangis sampai-sampai tidak bisa berbicara lagi. Chelsea bertanya kepada Brian saat melihat wajah Sharren yang pucat pasi, "Dia kenapa?""Chelsea," panggil Ferdy. Dia memerintahkan dengan tegas, "Kemari."Brian menoleh dan memandang Ferdy dengan kesal sembari membentak, "Ferdy, jangan keterlaluan! Sharren lagi sakit, apa kamu nggak bisa memperlakukannya dengan lebih baik? Apa kamu mau mendesaknya sampai mati?""Apa aku harus menyambut wanita yang meracuniku dengan ramah? Aku nggak begitu murah hati," sergah Ferdy. Kemudian, Ferdy mengancam, "Kalau menggangguku lagi, jangan salahkan aku bertindak kejam!"Brian berucap,
Chelsea menemani Olivia menunggu di depan pintu vila sekitar 10 menit. Sebuah mobil Mercedes-Benz berhenti di depan mereka. Jendela mobil diturunkan, terlihat wajah seorang pria tampan. Rambut pirangnya tampak mencolok di bawah cahaya matahari.Pemuda itu tersenyum ramah. Karakter dan tampangnya pasti memikat begitu banyak wanita muda. Namun, pemuda ini bukan tipe yang disukai Chelsea. Chelsea bisa melawan 10 pemuda yang tampak lemah seperti ini sendirian.Robert mengamati vila dan bertanya dengan mata berbinar-binar, "Olivia, kamu tinggal di sini? Ternyata kamu punya teman yang begitu kaya."Robert sudah menyelidiki Harbourside Villa saat mengendarai mobilnya dari kaki gunung. Dia menyadari bahwa ini adalah kawasan elite yang tersembunyi di perbatasan kota. Sementara itu, vila di depannya ini terletak di lokasi yang sangat bagus dan terdapat halaman yang luas di dalam vila. Kediaman ini benar-benar megah!"Iya," jawab Olivia. Dia menarik Chelsea dan memperkenalkannya kepada Robert, "I
Ketika mendengar ada yang ingin Herbert obrolkan dengan Calvin, Firman dan Rangga pun memahami maksud Herbert.Firman memaksa Calvin untuk duduk di sofa, lalu membawa Rangga untuk meninggalkan ruangan.Saat hendak keluar pintu, Firman tidak lupa untuk menambahkan, “Pak Calvin, kami berdua ada di depan. Kalau kamu butuh apa-apa, kamu bisa panggil kami.”Calvin tersenyum dingin. Dia dapat mengerti makna tersirat dari ucapan Firman. Maksudnya tak lain adalah mereka berdua ada di luar sana, lebih baik Calvin tidak berulah.Berhubung Calvin sudah di sini, dia juga ingin tahu apa yang ingin diobrolkan Herbert!“Pak Guru, minum teh.” Herbert menghidangkan segelas teh ke hadapan Calvin. “Teh kesukaanmu.”Calvin bahkan tidak melirik sama sekali. Dia langsung bertanya dengan raut datar, “Jangan omong kosong! Sebenarnya apa yang ingin kamu katakan?”“Sejak kapan temperamenmu jadi seburuk ini? Seingatku, dulu kamu memperlakukanku ….”“Tutup mulutmu!” Calvin langsung menggebrak meja, lalu berkata d
Malam harinya.Terdengar suara tawa di dalam acara perayaan. Baru saja Chelsea selesai bersulang dengan tamu, dia pun mencari tempat yang tenang untuk makan.Chelsea sudah sibuk seharian. Dia masih belum sempat makan dengan tenang. Dua gelas champagne yang diminumnya tadi terasa membara di perut.Pada saat ini, Ferdy berjalan ke sisi Chelsea untuk mengantarkan makanan kepadanya. “Makan mie dulu.”Chelsea mengambil piring, lalu bertanya, “Kenapa kamu bisa tahu aku lagi lapar?”“Tadi saat berdiri di sampingmu, aku bisa mendengar suara perutmu.”“Hah?” Kening Chelsea berkerut. “Apa benar seperti itu?”Ferdy pun tertawa. “Tentu saja nggak. Aku menebak seharusnya hari ini kamu nggak punya waktu buat makan.”Chelsea segera menjulingkan matanya. Dia tidak meladeni Ferdy, lalu menunduk untuk memakan mie.Ferdy berdiri di sisi Chelsea, lalu mengingatkan, “Setelah acara konferensi pers berakhir, berita pun viral di internet.”“Emm, aku bisa menebaknya.”Chelsea saja tidak punya waktu untuk makan
Pada akhirnya, Herbert memilih untuk mundur secara diam-diam.Ferdy menatap bayangan punggung Herbert yang semakin menjauh. Hatinya terasa lebih nyaman saat ini.Chelsea melirik Ferdy sekilas. “Jangan beri tahu aku, kamu datang ke sini hanya untuk memancing emosi Herbert saja?”“Tebakanmu benar.” Ferdy melihat ke sisi Chelsea. Dia tidak bisa menyembunyikan rasa bangga di wajahnya. “Tadi aku melihat dia hadiri acara konferensi pers di internet.”“Pak Ferdy, apa kamu itu anak kecil? Kenapa ….”“Kalau kamu merasa perbuatanku ini kekanak-kanakan ….” Tiba-tiba Ferdy semakin mendekat, lalu berbicara dengan perlahan, “Itu berarti aku memang kekanak-kanakan.”Chelsea merasa kaget. Kedua mata berkilauannya bagai telah kehilangan arwahnya saja. Dia mengalihkan tatapannya, lalu tak lupa untuk menyindir, “Dasar kekanak-kanakan!”Akhirnya kali ini Anita menemukan kesempatan untuk berbicara. “Malam ini perusahaan mengadakan acara makan bersama. Kebetulan Pak Ferdy ada di sini, bagaimana kalau Pak Fe
Chelsea dan Anita menandatangani kontrak di bawah kesaksian para awak media. Disusul, terdengar suara gemuruh tepuk tangan di dalam ruangan dan juga terlihat kilat cahaya kamera.Ketika melihat gambaran di depan mata, Anita merasa sangat gembira hingga tidak bisa berkata-kata. Dia hanya menggenggam tangan Chelsea untuk menyatakan rasa terima kasihnya.Sudah terlalu lama Perusahaan Farmasi Norman tidak memiliki pencapaian setinggi ini! Sekarang, semuanya dicapai berkat bantuan Hope!Sepertinya Chelsea bisa merasakannya. Dia memiringkan kepalanya untuk mendekati samping telinga Anita, lalu berbisik, “Semua ini pantas diterima Perusahaan Farmasi Norman.”Anita merasa kaget. Dia melihat tatapan berkilauan Chelsea, lalu mengangguk. “Bu Chelsea, kamu tenang saja. Aku pasti nggak akan mengecewakanmu.”Chelsea pun tersenyum.Mereka berdua juga tersenyum sembari bertukar pandang. Gambaran itu pun berhasil disorot oleh kamera. Tak sedikit wartawan memutuskan untuk menaruh foto ini menjadi foto u
Firman melihat ke arah yang ditunjuk oleh Rangga. Dia pun menemukan sosok Herbert yang baru memasuki ruangan sedang dikerumuni oleh awak media.Herbert tergolong tokoh legendaris di dunia medis. Ditambah lagi, dia sudah lama menetap di luar negeri. Jadi, selama ini semua wartawan hanya pernah mendengar namanya, tetapi tidak memiliki kesempatan untuk mewawancarainya.Hari ini ketika Herbert datang, para awak media juga tidak ingin melewatkan kesempatan bagus ini.“Pak Herbert, kenapa kamu tiba-tiba pulang dari luar negeri? Apa ada yang ingin kamu lakukan? Apa Perusahaan Farmasi Hermera ingin berkembang di dalam negeri?”“Pak Herbert, hari ini kamu menghadiri acara konferensi pers. Apa kamu tertarik dengan kedua perusahaan ini?”Pertanyaan tidak berhenti dilontarkan.Dari tadi Herbert hanya membalas dengan tersenyum saja. Kemudian, dia melontarkan informasi besar dengan santai.“Aku bisa pulang kali ini karena ingin bekerja sama dengan Hope. Perusahaan Farmasi Hermera telah lama berkemba
“Herbert mengambil hasil penelitian kami untuk bekerja sama dengan perusahaan medis luar negeri. Kemudian, dia berhasil menjadi orang penting dalam grup barunya.”Herbert tersenyum getir. “Hal yang paling lucu adalah sebelum dia ke luar negeri, dia sempat mencariku. Dia mengatakan ilmu pengobatan tradisional nggak ada masa depan. Cepat atau lambat ilmu pengobatan tradisional akan dieliminasi. Dia suruh aku untuk pergi bersamanya.”“Apa kamu tahu? Perusahaan medis itu suka mencuri hasil penelitian perusahaan lain, lalu memproduksi obat-obatan dengan harga rendah. Kemudian, demi menekan modal, mereka juga membeli bahan obat bermutu rendah yang menyebabkan perubahan khasiat obat.”“Perbuatan mereka sama saja dengan mempertaruhkan nyawa manusia! Sepuluh tahun lalu, akhirnya perusahaan itu dilaporkan oleh banyak perusahaan farmasi lainnya, lalu gulung tikar!” Calvin merasa geram. Tatapannya tertuju pada sisi pintu mobil. “Dia itu pencuri! Dia itu pencuri yang nggak punya hati!”Saat melihat
Ketika melihat Calvin sedang marah, Chelsea juga tidak berani memicu emosinya lagi.Chelsea memalingkan kepalanya menatap Anita. Dia merasa bersalah. “Bu Anita, aku sudah merusak jamuan malam ini.”Anita tersenyum. “Nggak masalah, kok. Kita bisa cari kesempatan lain.”“Oke,” balas Chelsea, kemudian menarik-narik lengan pakaian Calvin. “Kakek, ayo kita pergi. Nanti aku jelaskan masalah ini sama kamu.”Calvin berdiri tanpa bersuara sama sekali. Dia langsung berjalan keluar kamar. Chelsea juga segera mengambil tasnya, mengikuti langkah Calvin.Setelah memasuki mobil, Chelsea memberi tahu masalah Malcolm mengutus Daisy untuk membantu Herbert kepada Calvin. Saat ini, amarah Calvin semakin membara. Dia berkata dengan menggertakkan giginya, “Si Berengsek itu masih nggak tahu malu seperti dulu!”Chelsea menghela napas ringan. “Kamu juga tahu bahwa Kak Daisy sangat penting bagiku. Aku nggak bisa nggak memedulikannya.”Calvin meliriknya sekilas. “Jadi, demi Daisy, kamu baru terus mencari tahu k
Calvin merasa gusar. “Keluar! Hubungan kita bukan guru dan murid! Kamu nggak berhak untuk mengungkit masalah itu di hadapanku!”Ketika menyadari sekujur tubuh Calvin gemetar akibat marah, Chelsea segera mengulurkan tangannya untuk mengelus punggung Calvin. “Kakek, kamu tenangkan dirimu. Jangan sampai merusak kesehatanmu.”Namun, Calvin seolah-olah tidak bisa mendengar apa-apa. Tatapannya masih terus tertuju pada diri Herbert. Tatapan itu terasa asing bagi Chelsea.Di dalam memori Chelsea, Calvin selalu tersenyum. Meskipun marah, Calvin juga tidak pernah bersikap seperti hendak membunuh orang saja!Chelsea menatap Herbert dengan raut muram. “Pak Herbert, berhubung Kakek nggak menyambut kedatanganmu, lebih baik kamu tinggalkan ruangan ini sekarang.”Herbert mengeluarkan saputangan dengan perlahan. Dia menyeka sisa air di pakaiannya sembari berkata, “Pak Guru, kenapa temperamenmu malah lebih buruk daripada dulu? Apa kamu bisa dengarkan penjelasanku dulu?”“Nggak ada yang perlu aku bicarak
Di pabrik produksi obat.Di bawah dampingan Anita dan beberapa karyawan lainnya, Calvin dan yang lain pergi mengunjungi pabrik.Calvin sangat gemar dalam mempelajari ilmu pengobatan tradisional. Tentu saja dia tertarik dengan pabrik produksi obat-obatan. Dia bahkan merasa takjub.“Aku sungguh nggak menyangka, padahal sekarang orang-orang sudah mulai beralih dalam mengembangkan obat barat, Perusahaan Farmasi Norman masih saja mempertahankan produksi obat tradisional. Semua itu pasti nggak gampang bagi kalian!”Usai mendengar, Anita tersenyum. “Terima kasih atas pujian Pak Calvin. Jujur saja, Keluarga Norman sudah menggeluti dunia pengobatan tradisional dalam beberapa generasi. Jadi, kami nggak ingin mengakhirinya.”Calvin semakin puas lagi. “Ternyata kalian itu keluarga yang ahli dalam pengobatan tradisional!”Sambil berbicara, Calvin memalingkan kepalanya melihat ke sisi Chelsea dengan tersenyum. “Aku sangat puas dengan kerja sama kali ini. Nanti aku akan mengadakan rapat lagi untuk me