Ferdy tidak menjawab. Sementara itu, Chelsea menginjak Efendi dan mengisyaratkan Harris untuk mengambil obat di atas meja. Harris yang baru tersadar segera mengambil obat dan menyerahkannya kepada Chelsea.Chelsea mencium obat itu, lalu memandang Ferdy dan berujar, "Ini memang aconite."Ferdy mengangguk dan berpesan kepada Harris, "Suruh orang bawa mereka pergi."Tak lama kemudian, anak buah Harris masuk ke ruangan, lalu mengikat Sharren dan Efendi. Sharren berteriak, "Ferdy, kamu nggak boleh memperlakukanku seperti ini. Kalau kamu berani menyakitiku, ayahmu pasti nggak akan melepaskanmu!"Harris takut Sharren mengganggu Ferdy. Jadi, Harris menendang anak buah yang menarik Sharren dan mendesaknya untuk segera membawa Sharren pergi. Setelah Sharren dan Efendi pergi, ruangan tersebut akhirnya menjadi tenang.Chelsea memegang bungkusan obat itu dan menghampiri Ferdy, lalu bertanya, "Semua bukti sudah lengkap, kenapa kamu nggak langsung membawa mereka ke kediaman Keluarga Milano?""Kita ha
Orang yang turun itu adalah remaja berusia 15 tahun. Matanya sangat mirip dengan Ferdy. Tubuhnya kurus dan dia tampak sangat lemah. Kelihatannya, remaja ini sudah dikurung selama bertahun-tahun di dalam rumah.Kala ini, remaja itu menunjukkan tekad yang kuat untuk melindungi Sharren. Dia sama sekali tidak berbicara dan hanya menatap Anissa lekat-lekat.Melihat kondisi ini, Chelsea menebak bahwa remaja ini menderita gangguan mental. Itulah sebabnya, Keluarga Milano terus menyembunyikannya. Chelsea teringat sewaktu dia dan Ferdy pindah dari kediaman tua, orang yang berusaha disembunyikan oleh Sharren di dalam mobil Rolls-Royce kemungkinan adalah remaja ini."Theo, kamu kembali ke kamar dulu. Kamu jangan campuri masalah orang dewasa," bujuk Brian. Namun, Theo seperti tidak mendengar ucapan Brian. Dia tetap merentangkan tangannya untuk melindungi Sharren.Sharren yang berlinang air mata berkata, "Kalian jangan mempersulit Theo, aku sendiri yang akan menanggung semua kesalahan ....""Akhirn
Anissa memandang Ferdy dengan tidak percaya seraya bertanya, "Apa yang kakekmu bilang benar?" Dalam 1 hari ini, banyak hal mengejutkan yang terjadi.Ferdy mengangguk. Anissa yang antusias hampir tidak bisa menahan emosinya. Dia memegang dadanya sambil berlinang air mata. Anissa terus mengucapkan syukur.Sementara itu, Damian dan keluarganya tidak terlalu senang. Mereka tahu apa yang akan terjadi kepada keluarga mereka kalau penglihatan Ferdy sudah pulih. Setelah Ferdy buta, Sandy yang menggantikan posisi presdir Milano Group untuk sementara waktu dan keluarga mereka mendapatkan banyak keuntungan dari hal ini. Sekarang, mana mungkin mereka merasa senang jika keuntungan mereka diambil?"Penglihatan Ferdy sudah pulih itu kabar baik!" ujar Sandy. Dia menyuruh pelayan menuang anggur, lalu dia mengangkat gelas dan menyelamati Ferdy, "Selamat, Milano Group menunggumu kembali."Sandy tersenyum, sedangkan Ferdy ragu-ragu sejenak sebelum mengangkat gelas dan berterima kasih, "Kak Sandy, terima k
Antoni menjawab, "Kalau bukan karena kamu, rencana Sharren pasti berhasil."Hari ini, saat dalam perjalanan, Chelsea menjelaskan bagaimana dia bisa menemukan bubuk aconite di dalam obat tradisional. Chelsea terpaksa mengarang karena tidak bisa mengekspos kemampuan medisnya. Chelsea bercerita waktu kecil dia pernah tidak sengaja memakan aconite dan hampir mati, jadi Chelsea ingat dengan bau bahan obat ini. Bisa dibilang, hanya sebuah kebetulan Chelsea bisa menyelamatkan Ferdy.Antoni memandang Chelsea dengan penuh kasih sayang seraya berucap, "Chelsea, terima kasih."Mungkin karena Chelsea adalah penyelamat Ferdy, makanya Antoni sangat menyukai Chelsea. Antoni sama sekali tidak merasa bekas luka di wajah Chelsea jelek. Awalnya, Antoni menentang keputusan Anissa yang menetapkan pernikahan untuk Ferdy. Sekarang, kelihatannya ... Antoni harus memuji Anissa!Chelsea menyahut dengan patuh, "Pak Ferdy itu suamiku, sudah seharusnya aku menyelamatkannya. Jadi, Kakek nggak perlu berterima kasih
Ferdy turun dari tempat tidur. Dari kejauhan, dia melihat Chelsea yang bersandar di pagar balkon memakai jubah tidur dan menunjukkan betisnya yang mulus. Walaupun Ferdy berjalan dengan pelan, Chelsea tetap bisa menyadari kedatangannya.Chelsea segera mengakhiri panggilan telepon, "Um, aku tahu. Tenang saja."Selesai bicara, Chelsea berbalik, lalu tersenyum sembari memandang Ferdy dan bertanya, "Kenapa kamu bangun pagi sekali?"Ferdy bertanya balik, "Kamu menelepon siapa?""Kakek," jawab Chelsea seraya mengangkat bahu. Dia merasa tidak berdaya. Kualitas tidur orang tua memang kurang baik, ditambah dengan masalah yang membebani pikirannya, Antoni sudah bangun pagi-pagi.Namun, Chelsea baru tidur beberapa jam. Dia benar-benar kurang tidur. Saat keluar dari kamar, Chelsea sangat mengantuk sampai-sampai kesulitan membuka matanya. Setelah berdiri di balkon sebentar dan mendengar cerita Antoni, sekarang Chelsea sudah sepenuhnya sadar.Saat ini, Chelsea merasa dirinya berutang pada Keluarga Mi
Di Milano Group. Setelah berselang 5 tahun, Ferdy akhirnya menginjak gedung Milano Group. Karyawan resepsionis di lobi bahkan tidak bisa mengenali Ferdy. Beberapa karyawan wanita di resepsionis sontak tercengang begitu melihat Ferdy dan Irfan memasuki lift presdir. Kenapa Ferdy kembali? Bukankah dia buta? Sementara itu, Ferdy mengadakan rapat pagi di hari senin bersama para petinggi. Pintu ruang rapat tiba-tiba terbuka, seketika menarik perhatian semua orang. Begitu melihat Ferdy, semuanya pun terkejut dan memasang ekspresi yang berbeda-beda. Sandy mengepalkannya tangannya di atas meja, lalu segera meregangkan tangannya kembali sambil tersenyum. Dia berdiri untuk menyambut kedatangan Ferdy dan berkata, "Ferdy, aku kira kamu masih perlu istirahat beberapa hari lagi. Kalau tahu kamu datang hari ini, aku akan mengadakan rapat agak siang."Ferdy berjalan melewati Sandy. Dia kembali ke posisi yang seharusnya menjadi miliknya, lalu membalas, "Kedatanganku sekarang juga nggak terlambat. Lan
Di rumah Keluarga Milano, Sharren yang dikurung di loteng hanya bersikap tenang sepanjang malam. Keesokan paginya, dia terus menggedor pintu karena ingin bertemu dengan Brian. Anissa benar-benar terganggu olehnya. Sembari mengutuk Antoni yang meninggalkan kekacauan, dia pun memerintahkan seseorang untuk memanggil Brian.Begitu Brian pergi ke loteng dan membuka pintu, Sharren langsung bertanya, "Di mana Theo? Bagaimana keadaannya?""Dia sudah diantar ke sekolah. Karena dijaga oleh guru dan pengasuh, dia seharusnya akan baik-baik saja," jawab Brian.Meskipun disebut sekolah, sebenarnya itu adalah tempat belajar khusus untuk kelompok orang tertentu. Tempat itu lebih mirip seperti rutan.Sayangnya, mereka datang pada akhir pekan dan bertemu dengan Theo di rumah. Emosi Theo memang tidak pernah stabil. Setelah dipaksa kembali ke sekolah karena emosi yang terganggu pada hari itu, kondisi Theo telah memburuk. Guru di sana mengatakan bahwa Theo tidak ingin makan dan menolak minum obat. Kemarin
Malam harinya, Chelsea memenuhi janji untuk makan malam dengan Peter. Selain harus menghadapi Peter yang membuat suasananya terasa tidak nyaman, restoran yang dia pesan sebenarnya sangat mewah dan hidangan yang disajikan sangat sesuai dengan selera Chelsea.Setelah makan malam, Chelsea sangat terpesona oleh kelezatan kue khas Prancis. Itu sebabnya, dia tidak menyadari Peter yang tersenyum licik ketika sedang memainkan ponsel.Saat ini, Peter perlahan mencondongkan tubuh, lalu mengetuk meja untuk menarik perhatian Chelsea. Segera setelah itu, dia bertanya, "Katanya Ferdy sudah kembali ke Milano Group, ya?"Chelsea meliriknya sekilas sebelum menjawab, "Apakah Pak Peter perlu mengonfirmasi tentang mata Ferdy yang sudah sembuh dan kembali ke Milano Group?"Keluarga Milano adalah pemimpin dari empat keluarga besar di Kota Mahara. Setiap gerak-gerik mereka pasti akan menjadi pusat perhatian di kota, apalagi masalah besar seperti kembalinya Ferdy ke Milano Group. Tanpa perlu dicari tahu, beri
Ketika mendengar ada yang ingin Herbert obrolkan dengan Calvin, Firman dan Rangga pun memahami maksud Herbert.Firman memaksa Calvin untuk duduk di sofa, lalu membawa Rangga untuk meninggalkan ruangan.Saat hendak keluar pintu, Firman tidak lupa untuk menambahkan, “Pak Calvin, kami berdua ada di depan. Kalau kamu butuh apa-apa, kamu bisa panggil kami.”Calvin tersenyum dingin. Dia dapat mengerti makna tersirat dari ucapan Firman. Maksudnya tak lain adalah mereka berdua ada di luar sana, lebih baik Calvin tidak berulah.Berhubung Calvin sudah di sini, dia juga ingin tahu apa yang ingin diobrolkan Herbert!“Pak Guru, minum teh.” Herbert menghidangkan segelas teh ke hadapan Calvin. “Teh kesukaanmu.”Calvin bahkan tidak melirik sama sekali. Dia langsung bertanya dengan raut datar, “Jangan omong kosong! Sebenarnya apa yang ingin kamu katakan?”“Sejak kapan temperamenmu jadi seburuk ini? Seingatku, dulu kamu memperlakukanku ….”“Tutup mulutmu!” Calvin langsung menggebrak meja, lalu berkata d
Malam harinya.Terdengar suara tawa di dalam acara perayaan. Baru saja Chelsea selesai bersulang dengan tamu, dia pun mencari tempat yang tenang untuk makan.Chelsea sudah sibuk seharian. Dia masih belum sempat makan dengan tenang. Dua gelas champagne yang diminumnya tadi terasa membara di perut.Pada saat ini, Ferdy berjalan ke sisi Chelsea untuk mengantarkan makanan kepadanya. “Makan mie dulu.”Chelsea mengambil piring, lalu bertanya, “Kenapa kamu bisa tahu aku lagi lapar?”“Tadi saat berdiri di sampingmu, aku bisa mendengar suara perutmu.”“Hah?” Kening Chelsea berkerut. “Apa benar seperti itu?”Ferdy pun tertawa. “Tentu saja nggak. Aku menebak seharusnya hari ini kamu nggak punya waktu buat makan.”Chelsea segera menjulingkan matanya. Dia tidak meladeni Ferdy, lalu menunduk untuk memakan mie.Ferdy berdiri di sisi Chelsea, lalu mengingatkan, “Setelah acara konferensi pers berakhir, berita pun viral di internet.”“Emm, aku bisa menebaknya.”Chelsea saja tidak punya waktu untuk makan
Pada akhirnya, Herbert memilih untuk mundur secara diam-diam.Ferdy menatap bayangan punggung Herbert yang semakin menjauh. Hatinya terasa lebih nyaman saat ini.Chelsea melirik Ferdy sekilas. “Jangan beri tahu aku, kamu datang ke sini hanya untuk memancing emosi Herbert saja?”“Tebakanmu benar.” Ferdy melihat ke sisi Chelsea. Dia tidak bisa menyembunyikan rasa bangga di wajahnya. “Tadi aku melihat dia hadiri acara konferensi pers di internet.”“Pak Ferdy, apa kamu itu anak kecil? Kenapa ….”“Kalau kamu merasa perbuatanku ini kekanak-kanakan ….” Tiba-tiba Ferdy semakin mendekat, lalu berbicara dengan perlahan, “Itu berarti aku memang kekanak-kanakan.”Chelsea merasa kaget. Kedua mata berkilauannya bagai telah kehilangan arwahnya saja. Dia mengalihkan tatapannya, lalu tak lupa untuk menyindir, “Dasar kekanak-kanakan!”Akhirnya kali ini Anita menemukan kesempatan untuk berbicara. “Malam ini perusahaan mengadakan acara makan bersama. Kebetulan Pak Ferdy ada di sini, bagaimana kalau Pak Fe
Chelsea dan Anita menandatangani kontrak di bawah kesaksian para awak media. Disusul, terdengar suara gemuruh tepuk tangan di dalam ruangan dan juga terlihat kilat cahaya kamera.Ketika melihat gambaran di depan mata, Anita merasa sangat gembira hingga tidak bisa berkata-kata. Dia hanya menggenggam tangan Chelsea untuk menyatakan rasa terima kasihnya.Sudah terlalu lama Perusahaan Farmasi Norman tidak memiliki pencapaian setinggi ini! Sekarang, semuanya dicapai berkat bantuan Hope!Sepertinya Chelsea bisa merasakannya. Dia memiringkan kepalanya untuk mendekati samping telinga Anita, lalu berbisik, “Semua ini pantas diterima Perusahaan Farmasi Norman.”Anita merasa kaget. Dia melihat tatapan berkilauan Chelsea, lalu mengangguk. “Bu Chelsea, kamu tenang saja. Aku pasti nggak akan mengecewakanmu.”Chelsea pun tersenyum.Mereka berdua juga tersenyum sembari bertukar pandang. Gambaran itu pun berhasil disorot oleh kamera. Tak sedikit wartawan memutuskan untuk menaruh foto ini menjadi foto u
Firman melihat ke arah yang ditunjuk oleh Rangga. Dia pun menemukan sosok Herbert yang baru memasuki ruangan sedang dikerumuni oleh awak media.Herbert tergolong tokoh legendaris di dunia medis. Ditambah lagi, dia sudah lama menetap di luar negeri. Jadi, selama ini semua wartawan hanya pernah mendengar namanya, tetapi tidak memiliki kesempatan untuk mewawancarainya.Hari ini ketika Herbert datang, para awak media juga tidak ingin melewatkan kesempatan bagus ini.“Pak Herbert, kenapa kamu tiba-tiba pulang dari luar negeri? Apa ada yang ingin kamu lakukan? Apa Perusahaan Farmasi Hermera ingin berkembang di dalam negeri?”“Pak Herbert, hari ini kamu menghadiri acara konferensi pers. Apa kamu tertarik dengan kedua perusahaan ini?”Pertanyaan tidak berhenti dilontarkan.Dari tadi Herbert hanya membalas dengan tersenyum saja. Kemudian, dia melontarkan informasi besar dengan santai.“Aku bisa pulang kali ini karena ingin bekerja sama dengan Hope. Perusahaan Farmasi Hermera telah lama berkemba
“Herbert mengambil hasil penelitian kami untuk bekerja sama dengan perusahaan medis luar negeri. Kemudian, dia berhasil menjadi orang penting dalam grup barunya.”Herbert tersenyum getir. “Hal yang paling lucu adalah sebelum dia ke luar negeri, dia sempat mencariku. Dia mengatakan ilmu pengobatan tradisional nggak ada masa depan. Cepat atau lambat ilmu pengobatan tradisional akan dieliminasi. Dia suruh aku untuk pergi bersamanya.”“Apa kamu tahu? Perusahaan medis itu suka mencuri hasil penelitian perusahaan lain, lalu memproduksi obat-obatan dengan harga rendah. Kemudian, demi menekan modal, mereka juga membeli bahan obat bermutu rendah yang menyebabkan perubahan khasiat obat.”“Perbuatan mereka sama saja dengan mempertaruhkan nyawa manusia! Sepuluh tahun lalu, akhirnya perusahaan itu dilaporkan oleh banyak perusahaan farmasi lainnya, lalu gulung tikar!” Calvin merasa geram. Tatapannya tertuju pada sisi pintu mobil. “Dia itu pencuri! Dia itu pencuri yang nggak punya hati!”Saat melihat
Ketika melihat Calvin sedang marah, Chelsea juga tidak berani memicu emosinya lagi.Chelsea memalingkan kepalanya menatap Anita. Dia merasa bersalah. “Bu Anita, aku sudah merusak jamuan malam ini.”Anita tersenyum. “Nggak masalah, kok. Kita bisa cari kesempatan lain.”“Oke,” balas Chelsea, kemudian menarik-narik lengan pakaian Calvin. “Kakek, ayo kita pergi. Nanti aku jelaskan masalah ini sama kamu.”Calvin berdiri tanpa bersuara sama sekali. Dia langsung berjalan keluar kamar. Chelsea juga segera mengambil tasnya, mengikuti langkah Calvin.Setelah memasuki mobil, Chelsea memberi tahu masalah Malcolm mengutus Daisy untuk membantu Herbert kepada Calvin. Saat ini, amarah Calvin semakin membara. Dia berkata dengan menggertakkan giginya, “Si Berengsek itu masih nggak tahu malu seperti dulu!”Chelsea menghela napas ringan. “Kamu juga tahu bahwa Kak Daisy sangat penting bagiku. Aku nggak bisa nggak memedulikannya.”Calvin meliriknya sekilas. “Jadi, demi Daisy, kamu baru terus mencari tahu k
Calvin merasa gusar. “Keluar! Hubungan kita bukan guru dan murid! Kamu nggak berhak untuk mengungkit masalah itu di hadapanku!”Ketika menyadari sekujur tubuh Calvin gemetar akibat marah, Chelsea segera mengulurkan tangannya untuk mengelus punggung Calvin. “Kakek, kamu tenangkan dirimu. Jangan sampai merusak kesehatanmu.”Namun, Calvin seolah-olah tidak bisa mendengar apa-apa. Tatapannya masih terus tertuju pada diri Herbert. Tatapan itu terasa asing bagi Chelsea.Di dalam memori Chelsea, Calvin selalu tersenyum. Meskipun marah, Calvin juga tidak pernah bersikap seperti hendak membunuh orang saja!Chelsea menatap Herbert dengan raut muram. “Pak Herbert, berhubung Kakek nggak menyambut kedatanganmu, lebih baik kamu tinggalkan ruangan ini sekarang.”Herbert mengeluarkan saputangan dengan perlahan. Dia menyeka sisa air di pakaiannya sembari berkata, “Pak Guru, kenapa temperamenmu malah lebih buruk daripada dulu? Apa kamu bisa dengarkan penjelasanku dulu?”“Nggak ada yang perlu aku bicarak
Di pabrik produksi obat.Di bawah dampingan Anita dan beberapa karyawan lainnya, Calvin dan yang lain pergi mengunjungi pabrik.Calvin sangat gemar dalam mempelajari ilmu pengobatan tradisional. Tentu saja dia tertarik dengan pabrik produksi obat-obatan. Dia bahkan merasa takjub.“Aku sungguh nggak menyangka, padahal sekarang orang-orang sudah mulai beralih dalam mengembangkan obat barat, Perusahaan Farmasi Norman masih saja mempertahankan produksi obat tradisional. Semua itu pasti nggak gampang bagi kalian!”Usai mendengar, Anita tersenyum. “Terima kasih atas pujian Pak Calvin. Jujur saja, Keluarga Norman sudah menggeluti dunia pengobatan tradisional dalam beberapa generasi. Jadi, kami nggak ingin mengakhirinya.”Calvin semakin puas lagi. “Ternyata kalian itu keluarga yang ahli dalam pengobatan tradisional!”Sambil berbicara, Calvin memalingkan kepalanya melihat ke sisi Chelsea dengan tersenyum. “Aku sangat puas dengan kerja sama kali ini. Nanti aku akan mengadakan rapat lagi untuk me