"Aku tidak peduli kau adalah Chloe atau pun Claire. Bagiku semua sama saja, aku ingin kau tetap tinggal di sini dan jangan pernah bermimpi untuk pergi lagi. Aku tahu kau akan terkejut, tetapi aku menginginkanmu.""Apa maksudmu? Kau ingin aku tinggal lebih lama untuk menjalani hukuman?" Claire tertawa sumbang, dia tidak percaya Kenneth akan melakukan itu.Padahal selama ini dia bersikap baik pada Nicholas dengan terus mengambil peran ibu pada keponakannya sendiri. Claire juga tidak banyak membantah atau membuat keributan lagi. Nanti malam pun akan menemani Kenneth menghadiri pesta dan apa dia menolak?Tidak, gadis itu hanya menurut. Dia melakukan segalanya demi Kenneth dan juga Nicholas. Claire bahkan menyerahkan kegadisannya padahal sudah berjanji ingin menjaga untuk suaminya kelak."Apa aku mengatakan ingin menghukummu selamanya? Ah, aku tidak tahu harus memanggilmu Chloe atau Claire sekarang.""Jadi, kau tidak percaya kalau aku sungguh Chloe?""Tentu, aku sudah tahu itu sejak lama,
Tepat pukul delapan, mereka sudah berada di pesta itu. Claire tampil menawan dengan pakaian berkelas yang dia kenakan hadiah dari Kenneth. Banyak pasang mata yang memandang padanya, tetapi sebagian dari mereka menatap terkejut."Kuatkan mentalmu, kau tidak boleh ketakutan di hadapan mereka!" bisik Kenneth begitu menyadari kecanggungan Claire.Mereka langsung disambut oleh mereka yang ada di sana termasuk rekan kerja yang mengundang mereka. Kenneth tersenyum lega ketika melihat Claire tampil lebih percaya diri. Seorang pelayan menghampiri keduanya, membawa minuman untuk mereka."Aku tidak menyangka kau akan menghadiri pesta ini bersama mantan istrimu. Apa mungkin kalian sudah akur kembali?" tanya salah seorang dari mereka. Dia adalah orang yang paling berpengaruh di perusahaan Wilson."Ah ya, aku sama terkejutnya. Padahal beberapa tahun kemarin kau sulit fokus pada pekerjaanmu karena ditinggalkan Chloe demi lelaki lain. Sekarang dia sudah kembali dan kau menerimanya begitu saja?" sahut
Mereka langsung pulang ke rumah karena Claire tidak tahan dengan banyak pasang mata yang memandang apalagi gadis itu masih memikirkan Chloe yang sudah tiba di Phoenix. Bagaimana jika dia datang dan mereka semua malah menyalahkan Claire?Semua orang tahu kalau wanita itu sangat licik, tentu saja mudah bagi Chloe untuk membuat Claire disalahkan sepenuhnya. Dia menghela napas berat, gadis itu memilih diam sepanjang perjalanan. Kenneth yang selalu mencoba mengajaknya untuk bercerita dia acuhkan."Ken, bagaimana kau tahu kalau aku bukan Chloe? Ah tidak, maksudku kenapa kau menerima kehadiranku dan bukan menghukum karena telah menipumu dan semua orang?""Harus berapa kali kukatakan padamu baru kau bisa mengerti, Claire? Apa mungkin kau sengaja menanyakan itu agar aku mengatakan cinta lagi dan lagi?"Wajah Claire bersemu merah, dia menundukkan kepala agar tidak ketahuan oleh Kenneth. Jantung wanita itu berdegup cepat, dia sadar cintanya pada Kenneth semakin membara.Entah kenapa gadis itu me
Claire melangkah cepat ke luar dari kamar Nicholas begitu mendengar suara Kenneth beberapa detik yang lalu. Dia tahu lelaki itu menunggunya di kamar mereka. Jam sudah menunjuk angka tujuh dan hari ini Kenneth tidak harus berangkat ke kantor. Gadis itu mempercepat langkahnya. Dia terkejut ketika membuka pintu nuansa cokelat itu dan menemukan Kenneth menyeringai di dalam sana. Claire mengatur napas, kemudian mengikis jarak di antara mereka. "Ada apa, Ken?" "Kau tahu, aku sudah menemukan Chloe dan masih mencari bukti untuk memenjarakannya. Sementara menunggu, dia akan menjalani hukuman yang seharusnya." Claire terkejut. "Maksudmu dia akan menjalani hukuman seperti aku dulu?" "Tentu." Sebuah jawaban yang singkat, tetapi begitu membekas di hati. Bagaimana tidak, Chloe memang sudah sepantasnya mendapat hukuman bahkan lebih dari apa yang Claire rasakan dulu. Dia sudah mengingkari perjanjian dan menutupi kebohongannya agar Claire langsung setuju untuk berangkat ke Phoenix. Segala luka y
Kenneth berusaha menjaga ekspresi wajahnya agar kembali terlihat santai, dia tersenyum lantas menghampiri Nicholas. "Kenapa kau mengatakan itu, Nich? Bukankah kau tahu wanita itu ibu kandungmu yang selalu dimusuhi semua orang? Kau selalu mendengar namanya disebut sebelum ayah menemukannya, betul?""Tetapi aku mendengar ayah menyebut nama Claire Dakota.""Nicho, kau tahu? Ibu memiliki adik di Michigan, tetapi selama ini merahasiakannya dari ayahmu karena dia hidup miskin. Dulu ibu terlalu licik sehingga melupakan keluarga sendiri. Sekarang ibu menyesal, beruntung ayahmu bisa menemukan dia. Ibu akan menebus kesalahan itu dan tadi ayahmu hanya sedang bercanda menganggap aku adalah adik iparnya. Kau mengerti?"Claire tetap berusaha meraih Nicholas meskipun dia sendiri masih kesulitan melangkah karena kakinya terlalu gemetaran. Pembicaraannya dengan Kenneth masih belum selesai dan dia harus mendapat masalah baru. Gadis itu berharap Nicholas percaya lalu meninggalkan mereka berdua lagi.Ter
Kenneth menghampiri Claire yang ada di taman karena ingin melanjutkan pembicaraan mereka sementara Nicholas menuju meja makan untuk sarapan. Lelaki itu menghela napas berat, hatinya sedikit berat untuk menyampaikan.Dia duduk di kursi yang sama dengan Claire. Tangan kanannya menekan dagu gadis itu sehingga tidak bisa mengelak dari pandangan mata Kenneth. Jantung mereka berdegup lebih cepat, Claire mengepalkan tangannya yang mendadak dingin dan pucat."Aku akan menemui Chloe, tetapi sebelum itu aku ingin menanyakan sesuatu padamu."Claire tersentak karena sejak tadi gadis itu tidak menyadari kedatangan Kenneth. "Ken? Kau ingin menanyakan apa?""Aku percaya kau tidak seperti Chloe, tetapi apa kau serius bisa menerima kehadiranku? Aku tidak ingin membelamu di hadapan ayah kalau terjadi masalah baru jika kau saja tidak mencintaiku. Aku ... ingin kau ada di sini, untuk itu aku butuh kepastian darimu, Claire. Apakah mungkin kau setuju untuk bersamaku menggantikan saudaramu selamanya?" Kalim
Kenneth terdiam untuk beberapa saat, kemudian menggenggam tangan Claire erat. Lelaki itu mencoba memberi kekuatan pada gadis yang dia cintai lewat isyarat. "Dia–""Aku adalah Chloe Dakota. Wanita licik yang perangainya seperti iblis, selalu berhasil mengalahkan kalian semua termasuk ibu. Aku tidak pernah terkalahkan bahkan lihat saja, sekujur tubuhku penuh dengan luka lebam karena Kenneth, tetapi aku masih bisa berdiri tegak seperti sebelumnya." Chloe menggemakan tawa menyoroti mereka satu per satu.Dalam hati wanita licik itu sama sekali tidak ada rasa takut. Dia hanya menyampaikan apa yang dia inginkan sekalipun itu berbanding terbalik dengan kenyataan. Chloe melirik sinis pada adik kembarnya. "Lalu kau siapa? Kenapa wajahmu mirip denganku?""Bukankah tadi kau menyapanya?" Keily menyela dengan senyum mengejek pada Chloe.Chloe langsung mengalihkan pandangan. "Keily, kedatanganku ke sini menyebabkan kericuhan di sini. Akan tetapi, aku rasa bukan hanya rumah ini yang gaduh, tetapi pik
"Baiklah, aku memang bukan Chloe Dakota dan datang ke sini menyamar sebagai dirinya. Aku memiliki alasan untuk itu, tetapi tidak bisa mengatakannya sekarang. Ada masalah yang harus aku tuntaskan sebelumnya, yaitu Billy." Claire menatap Billy lekat. "Kenapa kau berbohong? Aku baru saja mengenalmu sejak datang ke sini, tidak mungkin kita pernah berbagi kamar. Malam itu aku sengaja menolakmu karena kau bukan siapa-siapa.""Bagaimana kalau aku memiliki bukti?""Tunjukkan bukti itu!"Billy tersenyum, dia mengeluarkan ponsel dan mengirim tiga foto pada Kenneth. Sebelum kembali berbicara, Jennifer maju dan memukul mundur Billy Carl. Gadis itu terlihat menyedihkan ketika tahu dirinya diduakan. Sekarang dia mengerti kenapa Billy belum memiliki rencana untuk menikah dengannya.Kenneth mengamati tiga foto itu bergantian. Dia yakin kalau itu adalah Chloe, tetapi warna bola matanya mirip seperti milik Claire. Terutama warna bibir yang gadis itu pakai sekarang. Make up mereka sama persis dan di san
Kenneth menyusul istrinya di taman yang selalu indah itu. Sebuah tempat di mana Claire pernah dihukum oleh Elena dan Keily dengan mengerumuninya dengan semut. Akan tetapi, semua kini berbeda karena dia tengah berbincang hangat dengan Nicholas.Apa yang mereka bicarakan? Kenneth terlalu penasaran, dia pun mendekat dengan langkah yang sangat pelan agar tidak ketahuan. Dia berhenti, berdiri di balik pohon kecil."Aku tahu, Ibu. Pertama melihatmu, aku berusaha untuk membenci karena ayah menyuruhku, tetapi aku tidak bisa. Setiap hari aku marah karena sulit untuk benci padamu. Apalagi kau sangat lembut dan penyayang dan itu meluluhkan hatiku. Kurasa, ayah pun memiliki perasaan yang sama sehingga tidak langsung menghukummu?""Benarkah?"Nicholas mengangguk. "Kau tahu, ayah selalu marah pada siapa saja yang mencoba untuk mengenalkannya dengan wanita lain. Ketika mereka menyebut nama Chloe, aku pasti bersembunyi dalam kamar untuk menghindari amukannya. Ayah adalah orang yang paling membenci ib
"Kau bukan tidak percaya, tetapi tidak menduga, Ken." Elena tersenyum tipis pada putranya. "Tentu saja, karena dia ada dalam hatimu. Kau memberikan cinta yang tulus, tetapi kemudian berkhianat. Sebenarnya, aku memang pernah memergoki mereka sedang bercumbu dalam kamar kosong, tetapi hanya diam karena tidak ingin mendapat masalah. Aku tahu, mengusik Claire akan membuatmu marah. Akan tetapi, ketika masalah ini sudah kita bahas, mustahil untuk tetap diam, bukan?"Dada Claire naik turun, dia sedang tersulut emosi dan mencoba menebak dalang dari masalah itu. Dia mengamati tingkah semua orang yang berdiri di sana dan mendapati si pelayan gemuk selalu mencuri pandang pada Elena.Dugaan yang bagus. Claire tahu kalau mereka berdua bersekutu untuk melawannya. Baiklah, jika itu yang Elena inginkan, maka Claire pasti memberi bukti kalau dia memang pantas untuk tetap hidup sebagai menantu keluarga Wilson.Apa yang harus dia takutkan? Kenneth percaya padanya dan Elena adalah orang yang sangat dia b
Ini kali pertama Claire memasuki kamar Jennifer. Dia sengaja memboyong gadis itu karena penasaran dengan sesuatu. Ternyata jawabannya sudah ada, Jennifer memang sangat mencintai Billy. Kamar mereka penuh dengan foto lelaki sialan itu.Apakah romantis? Tidak, Claire tidak melihat cinta di raut wajah Billy. Dia terlihat seperti menganggap Jennifer adik sendiri. Kenapa gadis itu tidak bisa melihatnya? Mungkinkah dia baru belajar mengenal cinta?Dalam foto itu, Jennifer lah yang selalu tertawa lepas, memeluk bahkan bersandar di bahu Billy. Sementara Billy tersenyum samar, bahkan tidak menyentuh pundak kekasihnya sama sekali seakan foto itu tidak pernah dia inginkan."Menyedihkan!" umpat Claire tidak sengaja.Elena menoleh. Jennifer memang bukan anak kandungnya, tetapi apakah pantas dia mendengar umpatan tadi? Gadis itu terlalu lugu, Elena sangat tahu. Antara mereka berdua, Elena lebih memilih Jennifer."Apa maksudmu? Kau mengatakan Jennifer menyedihkan karena dia hamil sementara Billy tel
Kenneth dan Claire sudah tiba di depan rumah. Sepanjang jalan tadi, wanita itu memikirkan nasib saudaranya. Meskipun dia terkenal licik dan kejam, tetap saja tidak dapat menutup kemungkinan kalau mereka lahir di rahim yang sama.Ketika rindu itu tiba, haruskah Claire mematung di depan cermin? Kenapa Chloe bisa sejahat itu padahal ayahnya kerapkali mengingatkan untuk baik kepada siapapun? Pada tahun itu, Claire terlalu banyak merasakan kesedihan.Berawal dari dirinya yang dipaksa pergi ke Phoenix, mendapat hukuman berat, menyusul kematian ayah dan saudaranya. Claire tidak menduga kalau kejadian itu akan terjadi di tahun yang sama bahkan hanya dalam beberapa bulan terakhir. Bagaimana jika ternyata Kenneth marah begitu melihat Claire yang memiliki wajah mirip dengan saudaranya? Apakah itu akan membangkitkan dendamnya?"Ada apa denganmu, Claire? Kau terlihat memikirkan sesuatu." Kenneth menegur karena sejak tadi wanita itu hanya diam tanpa berani melangkahkan kakinya.Di mansion itu dia m
"Chloe telah mati."Claire tersentak. Otot di wajahnya menegang mendengar kalimat Kenneth. Mereka baru saja bertemu, Claire masih bisa melihat bagaimana saudaranya begitu tangguh bahkan ketika mendapat siksaan. Benarkah dia telah mati? Apakah berendam di air es memang sangat bahaya?Dia tidak berkutik, air mata pun enggan menjadi bukti kesedihannya. Hati Claire seperti mati dan hal yang paling diingat sekarang adalah dia benar-benar hidup sebatang kara. Mungkinkah seandainya dia juga berkhianat, maka berakhir seperti Chloe?"Tidak, itu tidak mungkin.""Kau menyesal?""Maksudku ...." Claire tidak tahu mencari alasan padahal yang dia maksud adalah mustahil untuk mendua. "Em, mereka bagaimana?" tanya Claire kemudian menatap Keily dan Billy yang babak belur.Mereka kurus seperti mayat hidup, bawah mata hitam dan banyak luka di wajahnya. Tidak ada lagi aura kecantikan yang selalu Claire lihat ketika berhadapan dengan Keily. Dia sudah berubah menjadi wanita super jelek. Apalagi Billy, wanit
"Lalu bagaimana denganku?" Oscar kembali mengajukan pertanyaan begitu melihat Nicholas memasuki kamarnya. Dia tahu mereka menjaga rahasia dari anak lelaki itu. Ah, entahlah, Oscar tidak peduli pada siapapun saat ini."Lebih baik kau bergegas kembali ke Michigan sebelum aku berubah pikiran!""Pulanglah, jangan memikirkan apa pun lagi," tambah Claire lembut.Oscar tidak bisa tersenyum, Claire menduga lelaki itu memang sulit berpisah dengannya. Wanita itu bingung harus sedih atau tidak karena takut ekspresinya terbaca oleh Kenneth. Sepasang kekasih itu saling menatap tanpa ada ruang untuk menetap.Mereka seperti berbicara dari hati, menyampaikan segala rindu yang semakin mustahil berujung temu. Pada akhirnya, cinta tidak selalu berbuah manis sekalipun berjuang sepanjang siang dan malam untuk bersama. Oscar mengepalkan kedua tangan, lalu melangkah pergi tanpa mengucapkan sepatah kata pun.Lelaki yang malang, dia bertekad untuk melupakan Claire dengan caranya sendiri. Kembali ke Michigan h
"Ya, aku tahu segalanya. Oscar berkata jujur tentangmu yang selalu mengingatku dan Nicholas. Kau menghabiskan waktu sepanjang siang dan malam menungguku menemukanmu. Betul?""I-iya, ta-tapi kenapa kau tidak datang dan membiarkanku tinggal di sana?""Chloe harus melakukan tugasnya di sini. Aku tidak boleh menghukum seseorang tanpa alasan, maka kubiarkan dia melakukan banyak kesalahan. Sementara itu, aku juga menguji kesetiaan dan ketulusanmu, apakah bertahan untuk tetap bersamaku meskipun berada di bawah tekanan mantan kekasihmu. Aku tahu jawabannya meski kau berusaha untuk mengelak.""Apa jawabannya?" kejar Claire semakin penasaran."Selama ini aku berpura-pura bodoh bahkan ketika sendirian agar rencana ini berhasil sepenuhnya. Betul bahwa kau tidak meminta Chloe untuk mengganti posisimu dan dia memang patut disalahkan. Semua yang dikatakan Oscar itu jujur termasuk semua hal yang terjadi di Michigan. Kalian sendiri tahu aku adalah CEO dengan pengaruh paling besar di sini juga memiliki
"Kau memang pantas untuk dihukum. Setelah membawa kabur kekasihmu, kalian datang dan menyebar fitnah padaku. Ya, aku akui sudah salah karena menuruti keinginan Claire, itu semua agar Kenneth bisa mendapatkan kebahagiaan meskipun hanya sandiwara. Aku yang bodoh sudah terjebak dalam permainan kalian!""Chloe!" bentak Wilson tidak tahan melihat raut wajah wanita itu. "Semua penghuni mansion, dari pelayan rendahan sampai kepala pelayan, seluruh bodyguard bahkan aku sendiri tahu kalau kau tidak semudah itu untuk ikut dalam permainan seseorang terutama jika kau membencinya. Claire yang lemah itu sukses menjebakmu? Mustahil dan jangan katakan itu lagi.""Ayah, dulu aku memang selicik itu, tetapi tidak pada adik sendiri.""Ya, karena kau tidak licik pada adik sendiri sehingga mengirimnya ke sini untuk menyamar menjadi dirimu." Tanpa mengalihkan pandangan, Wilson melanjutkan, "urus mantan istrimu ini, Ken. Aku harus ke luar bersama ibumu. Di sini terlalu banyak masalah dan itu akan menambah pe
Dengan berat hati Oscar membawa Claire kembali pulang ke mansion. Sepanjang perjalanan tadi, mereka hanya tenggelam dalam pikiran masing-masing. Satu yang lelaki itu patut syukuri yakni kekasihnya mau memberi kenangan dengan berfoto bersama.Kini, mereka sudah tiba. Beberapa pelayan hanya melirik sebentar, tetapi kemudian melanjutkan pekerjaannya karena tidak mengenali Claire yang sengaja memakai kacamata dan masker dengan penampilan seperti biasa saat masih tinggal di Michigan."Kau sudah siap?" tanya Oscar, padahal sia sendiri tidak tahu kenapa menanyakan hal itu.Jika ditanya tentang perpisahan, maka dia lah yang paling menolak untuk berpisah. Akan tetapi, siap atau tidak, Claire telah menentukan pilihannya. Mereka memang belum berjodoh."Ayo!" ajak Oscar berani.Lelaki itu sudah tahu konsekuensi menculik Claire dan hukuman apa saja yang mungkin dia terima nanti. Hari ini, pekerja kantoran libur, tentu saja Kenneth dan Wilson ada di sana.Mereka melangkah beriringan melewati pintu