Beranda / Romansa / Istri Nakal Mas Petani / 98. Jangan Sentuh Suamiku

Share

98. Jangan Sentuh Suamiku

Penulis: juskelapa
last update Terakhir Diperbarui: 2022-08-08 03:14:54
Sepanjang Sully berjalan dalam rangkulan tangan Wira di pinggangnya, ia terus memutar otak mencari cara mengatakan pada Oky untuk membatalkan endorse suplemen pembesar payudara. Kemarin-kemarin ia sudah menyetujui. Pasti Oky akan curiga kalau ia tiba-tiba membatalkan dengan alasan tidak masuk akal.

Ketika Wira membukakan pintu mobil untuknya dan memutari bagian depan untuk menuju ke belakang kemudi, Sully mengambil ponselnya dan mengetikkan pesan buat Oky.

‘Ky, endorse suplemen pembesar toket dibatalin aja. Aku ambil endorse soft lense. Lebih gampang. Nanti uang muka endorse suplemen dikembalikan pakai uang pelunasan dari endorse soft lense. Aman, kan? Tete aku menyusut sejak tinggal di desa. Mungkin karena kurang gizi. Jadi, enggak bakalan cocok. Kurang besar.’

Sully cepat-cepat menutup ponselnya saat memastikan pesan sudah terkirim. Ia tak terlalu memikirkan apa yang akan dijawab Oky nantinya. Yang paling penting sahabatnya itu sudah tahu kalau ia membatalkan pembuatan video suple
juskelapa

Untuk update tanggal 07-08-2022

| 8
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (44)
goodnovel comment avatar
Miss Sexy Dimples
mas wira cemburu, bakal dihabisin kamu malam ini sully. bisa2 sampe pagi buta dibolak balik
goodnovel comment avatar
Ummi Wahyu
waduuuhh ketemu fans ...
goodnovel comment avatar
Aqoe Imay
wah bakal cemburu nih mas wira...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Istri Nakal Mas Petani   99. Mas Wira Uring-uringan

    “Mbak Sully … benar Mbak Sully, kan?” Bambang berdiri di belakang Sully, memandang ke cermin dan menatap pantulan Sully dengan raut terpana. Dagunya seakan jatuh. Ia mengabaikan pegawai salon yang berhenti membubuhkan hair mask ke rambut Sully. “Iya, benar. Saya Sully. Dengan siapa, ya?” tanya Sully. Wajahnya tak bisa menutupi kebahagiaan kalau ia dikenali di tempat yang disangka-sangka. “Saya pengikut Mbak Sully Shiny udah lama banget. Ini buktinya,”—Bambang mengeluarkan ponsel dan membuka akun Pastagram miliknya, lalu menyodorkannya pada Sully—“benar, kan? Boleh minta foto, Mbak?” Bambang dengan cepat membuka fitur kamera. “Boleh…boleh, tapi nanti, ya. Rambut saya lagi begini, nanti malah enggak cantik. Mas-nya juga lagi perawatan, kan? Itu kepalanya masih pakai handuk,” kata Sully, menunjuk handuk di kepala Bambang. Ia lalu terkekeh. “Oh, iya. Bener juga, sih. Janji nanti bakal foto bareng sama saya, ya. Wah … mimpi apa saya semalam. Bisa ketemu Mbak Sully yang cantik banget. Te

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-08
  • Istri Nakal Mas Petani   100. Pantang Diusik

    “Kok, bisa kebetulan, ya? Salon tadi ada promosi untuk manicure-pedicure. Aku tanya ke Mbak yang ngerjain kuku, katanya potongan setengah harga jadi cuma seratus ribu. Padahal yang dipakai tadi produk-produk mahal. Aku hafal merek produk itu, Mas,” kata Sully saat mereka baru masuk ke kamar. “Apa mungkin produk yang dikasih tadi sudah mau expired?” Wira hanya menanggapi dengan hal pertama yang terlintas di kepalanya. Sully mengernyit ragu. “Ah, masa, sih? Expired?” Ia memandang kukunya. Wira melihat raut wajah Sully dan seketika mengoreksi, “Itu masih mungkin. Tapi sepertinya enggak. Mungkin memang lagi turun harga,” katanya cepat-cepat. “Besok aku mau ke mall lagi, Mas. Masih ada yang mau dibeli. Tapi Mas enggak perlu keluar uang lagi. Aku pakai uang jajan yang dari Mas,” kata Sully. Ia sudah membuka jaket dan sedang berputar-putar di depan cermin sambil mengibaskan rambutnya. “Kepala rasanya ringan banget tiap baru dari salon. Yang aku bilang tadi … jadi, kan?” Sully memandang Wi

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-09
  • Istri Nakal Mas Petani   101. Nanti Dilihat Orang

    Malam itu kembali menjadi malam yang panjang. Wira mengakui bahwa menahan diri untuk beristirahat sejenak iti tidak semudah diucapkan, apalagi dipikirkannya. Ia merasa dirinya dan Sully sama saja dalam soal itu. Apalagi Sully yang seperti sengaja memprovokasinya. Ditambah dengan sedikit kekesalannya pada Bambang. Wira sekejab saja sudah kembali meloloskan dress sutera tipis yang dikenakan Sully.Apa mungkin pasangan pengantin baru lainnya juga begitu?Seolah tak ada lelahnya mendulang kenikmatan dengan sentuhan untuk saling mengeksplorasi tubuh satu sama lain. Mereka memecahkan rasa penasaran itu dengan memulainya lebih perlahan. Sully memuaskan rasa penasarannya dengan menyentuh, membelai, mengecup, mencium dan mengulum bagian bawah tubuh Wira. Pria itu harus mengucapkan 'sudah’ lebih dari dua kali untuk menyadarkan Sully bahwa ia bisa kembali mencapai puncak sendirian. Sudah terlalu malam dan ia tahu Sully sudah gelisah karena ulahnya sendiri.Selebihnya, tiga perempat acara mereka

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-09
  • Istri Nakal Mas Petani   102. Peluk Mas Lagi

    Wira langsung terdiam mendengar apa yang baru saja dikatakan Sully. Padahal ia tidak bermaksud apa-apa. Meski Sullysudah menjadi istrinya, tapi ia merasa kurang nyaman kalau orang di sekitar fokus pada apa yang mereka lakukan. Terlebih Sully memang cantik dan modis. Apa pun yang dikenakan wanita itu selalu tampak bagus. Baik yang murah atau pun mahal. Sully sudah menjadi pusat perhatian tanpa harus bertingkah macam-macam. Berjalan di sebelah Sully saja sudah membuat orang memandang Wira dua kali. Bukan karena Wira tidak ganteng. Tapi penampilan Sully memang berbeda darinya. Wira berusaha santai saja. Tidak menjawab ucapan Sully dan mengikuti suasana hati wanita itu karena mereka sedang di tempat umum. Akhirnya mereka menemukan toko batik dan Sully langsung menuju ke jajaran pakaian pria. Dari jajaran kemeja batik berlengan panjang, Sully memilih dua macam motif. “Mas, cakep, enggak?” tanya Sully mengacungkan dua kemeja di kanan-kiri tangannya pada Wira. “Bagus,” jawab Wira seraya m

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-10
  • Istri Nakal Mas Petani   103. Oleh-oleh

    Dalam perjalanan kembali ke perkebunan Sully meminta Wira singgah ke pusat oleh-oleh.“Memangnya siapa yang mau dibagiin?” tanya Wira saat menepikan kendaraan di depan toko.“Mau bagi ke Pak Asman, Mas. Ke Bu Emi juga. Kalau untuk anak Bu Emi aku ada belikan lipstik. Semoga enggak dibuang, ya.” Sully melirik Wira.“Kalau sudah dikasih ke orang, itu haknya mau diapakan. Kamu jangan cari tahu lagi,” sahut Wira.“Iya, sih. Maksudnya buat kenang-kenangan aja. Kan, kita enggak balik ke sana lagi. Mmm … anak Bu Emi tahu kalau Mas benar-benar resign dan enggak balik lagi?” tanya Sully.Wira menggeleng, “Enggak ada yang tahu selain Pak Asman. Pegawai lapangan juga enggak ada yang tahu.”“Kalau gitu aku titip ke Bu Emi aja. Tapi nanti, enggak sekarang. Kalau kita pulang ke rumah Bapak.” Sully mengatakan itu dengan sangat pelan. Ia baru saja mengucapkan kata ‘rumah Bapak’ pada Wira.Sedikit aneh dan sulit untuk diakui. Sully mulai merindukan Pak Gagah. Sepertinya sudah terlalu lama mereka pergi

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-11
  • Istri Nakal Mas Petani   104. Aktivitas Di Luar Dugaan

    Sully menatap sengit ke dinding yang ada di belakangnya. Bagian itu berbatasan langsung dengan teras. Manusia mana yang tidak berperasaan bertamu pukul tujuh pagi ke rumah orang lain.“Mas … ck,” Sully berdecak kesal dengan wajah cemberut.“Jangan bergerak dan jangan bersuara,” kata Wira, menaruh telunjuk di bibirnya. “Ini salah satu orang paling berbahaya,” lanjutnya dengan nada rendah.“Siapa, sih?” Sully ikut berbisik.“Laki-laki yang ketemu di salon mall kemarin. Dia ada masukin proposal, belum Mas balas pesannya. Tapi enggak harus datang ke rumah orang sepagi ini. Dia bisa ke kantor. Ke sini pasti karena mau ketemu kamu lagi.” Wira mengeluarkan ponselnya.“Menyebalkan,” kesal Sully, masuk ke dalam selimut dan kembali bergulung. “Enggak usah dibuka. Pura-pura enggak dengar aja,” lanjutnya menatap Wira.“Percuma. Dia tahu Mas belum berangkat. Mobil ada di luar. Sebentar lagi Bu Emi juga datang. Dan Bu Emi pasti ketuk kamar buat manggil,” jelas Wira. Wajahnya pun sudah terlihat kesa

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-12
  • Istri Nakal Mas Petani   105. Perkenalkan Istri Saya

    Wira berhasil mendahului Bambang untuk tiba di kantor. Sebenarnya belum terlalu siang dari waktu biasanya ia tiba. Namun, wajah Wira seketika heran melihat tiga mobil sudah terparkir di depan kantor, termasuk mobil Pak Martin. Apa hari itu ia melewatkan agenda penting? Wira mengabaikan Bambang sejenak dan langsung menuju ruangan Pak Martin. “Selamat pagi, Pak Wira …. Pasti terkejut karena saya masuk kantor terlalu pagi,” seru Pak Martin sebegitu Wira masuk ke ruangan. “Memang agak terkejut. Ada tamu rupanya,” sapa Wira, menyalami tiga pria yang tak asing lagi baginya. “Masih ingat, kan?” tanya salah seorang pria berkumis tebal dengan senyum lebar. “Masih. Pak Suseno apa kabar?” Wira ikut tersenyum lebar menanggapi sambutan hangat pria di depannya. “Pak Suseno bawa dua temannya yang tertarik dengan proyek kamu. Nah, kemarin Pak Bambang menghubungi saya mau ikut pengadaan. Walau saya bilang masih perlu waktu untuk membereskan manajemen lebih dulu, tapi beliau sepertinya sangat antus

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-13
  • Istri Nakal Mas Petani   106. Fanboy Sully

    Lagu yang disenandungkan Sully menggambarkan dengan jelas suasana hatinya saat itu. Sejak kemarin-kemarin ia memang sudah berencana melontarkan keinginannya mendatangi kantor Wira. Kalau Ira bisa datang ke sana dengan mudah, kenapa ia tidak boleh? Sully tidak peduli dengan Bambang yang disebut-sebut Wira sebagai fan boy-nya. Ia sudah bertemu dengan banyak pria sejenis Bambang di berbagai tempat. Meski menyebalkan, pria seperti Bambang tidak berbahaya. Ia hanya perlu bersikap biasa saja. Dress selutut berwarna putih menjadi pilihan Sully untuk menemui Wira pagi itu. Rambutnya digerai dengan bagian ujung yang dibentuk ikal. Dengan lapisan skincare dan sapuan tipis loose powder, Sully hanya membutuhkan sedikit blush on dan lipstik berwarna merah jambu tipis-tipis untuk menambah rona segar di wajahnya. Ia mematut dirinya sekali lagi sebelum pergi keluar menemui Pak Asman yang baru memarkirkannya motornya di garasi. “Bu, saya pergi ke kantornya Mas Wira, ya.” Sully memakai ballet flat sh

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-14

Bab terbaru

  • Istri Nakal Mas Petani   KABAR GIVEAWAY DARI MAS WIRA & SULIS

    Halo ....Selamat pagi Boeboo tersayang pembaca juskelapa. Semoga semuanya dalam keadaan sehat dan baik-baik saja.Di sini saya mau menginformasikan bahwa novel ISTRI NAKAL MAS PETANI sudah tamat di Bab 280. Apabila kemarin ada penulisan TO BE CONTINUED di akhir bab 280 itu adalah kesalahan penulisan dan error revisi yang terlalu lama. Jangan lupa aplikasinya di-update agar mendapat tampilan terbaru dari GOODNOVEL yang semakin kece ya. Nantinya ISTRI NAKAL MAS PETANI akan diberi bonus chapter di saat kita semua sudah rindu.Kabar gembira giveaway-nya adalah MAS WIRA & SULIS akan memberikan merchandise sederhana untuk 50 orang pertama di peringkat GEMS 1-50. Bagi yang namanya tertera di peringkat tersebut bisa mengirimkan alamat ke :ADMIN JUSKELAPA melalui pesan singkat dengan nomor 0 8 2 2 -5 7 8 5-1 2 3 8 dengan menyertakan tangkapan layar peringkat GEMS (vote).AtauBisa kirim pesan melalui sosial media inssstagram ketik : juskelapa_ di pencarian. Buat yang belum beruntung bisa men

  • Istri Nakal Mas Petani   280. Kenangan Manis Untuk Dikenang (TAMAT)

    Pak Gagah ikut mengangkat gelas teh dan meneguk isinya hampir setengah. Baru menyadari nikmat bertukar cerita yang selama ini diamatinya pada kaum perempuan ternyata juga bisa ia rasakan. Sungguh Pak Gagah ataupun Pak Mangun tidak pernah menyangka bahwa hal yang mereka anggap sebagai tindakan tercela bisa mereka ubah menjadi sesuatu yang membawa masa depan baik untuk desa. “Kamu memang tidak berniat menjodohkan Bagus dan Ratna, kan, Gah?” Pak Mangun meletakkan cangklong di sudut bibirnya. Pak Gagah menggeleng-geleng. “Tidak…tidak. Aku tahu maksud Effendi menekan Ajeng soal hutang dan sertifikat kebun pasti berkaitan dengan Bagus. Ratna itu mondar-mandir terus di dekat rumah sini. Setiap berpapasan jalan yang ditanya Bagus. Tapi Bagus, kan, di Riau.” Pak Mangun tergelak. “Oh, sekarang aku ingat. Karena Ratna sering ke sini kamu jadi kepikiran ide buat ngomong kalau Bagus dijodohkan dengan Ratna.” “Alasan perjodohan itu ditambah dengan banyaknya petani yang terjerat hutang di Effend

  • Istri Nakal Mas Petani   279. Impian Yang Terwujud

    Desa Girilayang itu terletak di kaki Merapi. Awalnya desa itu hanya berisi 12 kepala keluarga dengan 34 jiwa. Kakek buyut Pak Mangun dan Pak Gagah disebut-sebut sebagai orang pertama yang tinggal di desa itu untuk pertama kalinya. Secara geografis Desa Girilayang merupakan sebuah punggung bukit yang diisolasi oleh dua jurang di sisi sebelah barat dan timur. Itu sebabnya sebelum pembangunan jembatan seluruh warga desa harus berjalan memutari bukit dan cukup lama berada di jalan untuk bisa sampai ke kota.Pada sebuah peringatan hari kemerdekaan Republik Indonesia Wira pernah menyampaikan pidatonya yang mengatakan bahwa Desa Girilayang adalah tempat di mana semua warganya menjaga adat istiadat yang merupakan warisan leluhur. Juga melestarikan tempat-tempat wisata sejarah berikut pemandangan alam cantiknya untuk mendongkrak kemajuan desa dalam bidang pariwisata.Semua orang setuju dengan apa yang disampaikan Wira dan setuju dengan apa yang dilakukan Kepala Desa Girilayang terpilih itu u

  • Istri Nakal Mas Petani   278. Menyambut Yang Keempat

    Morning sickness yang dialami Sully berlangsung sampai kehamilannya menginjak usia delapan bulan. Sully mulai kuat terhadap bau-bauan dan bisa makan dalam porsi yang lebih banyak. Jika sebelumnya ia sulit menelan air dingin, masuk bulan kedelapan Sully sudah bisa memanjakan lidahnya dengan es teh manis. Seluruh keluarga besar Pak Gagah ikut senang dengan perubahan baik itu. Sully yang ceria sudah kembali. Pagi hari Sully ikut mendampingi anak-anaknya mandi dan makan. Kerjanya tak hanya bergulung di ranjang saja. Sully sudah mulai rajin seperti biasa. Ia juga mulai menggoda Wira dengan meremas bokongnya atau menggaruk perut pria itu. Wira menyambut bahagia godaan-godaan Sully. Sudah cukup lama pemenuhan kebutuhan batinnya berdasar mood istrinya itu. Menunggu belas kasihan Sully yang mau memberikan dengan sukarela tanpa mulut mengerucut. Memasuki bulan kedelapan mereka sudah kembali bercinta dengan hangat. Kehamilan yang terbebas dari morning sickness, tiga anak laki-lakinya sehat, pa

  • Istri Nakal Mas Petani   277. Dalam Sebuah Pesta

    Kedatangan keluarga Pak Gagah yang hanya berjarak seminggu sebelum pesta pernikahan Oky membuat Pak Anwar menyusun agenda sepadat mungkin untuk mengajak besan berkeliling kampunghalamannya.Hal pertama yang dilakukan Pak Anwar adalah mengajak Pak Gagah melihat kebun kelapa Sully yang dibelikan Wira. Dalam perjalanan menuju kebun itu tak lupa Pak Anwar menunjukkan jalan hasil pengaspalan yang didanai oleh Wira.“Lihat seberapa panjangnya jalan menuju ke kebun kelapa ini, kan? Nah, ini semua Bagus yang mengaspal. Warga yang sudah lama mengharapkan perbaikan jalan bisa ikut menikmati yang dilakukan Bagus. Apa yang dilakukannya ini membawa banyak kebaikan. Bahkan warga yang tidak kenal Bagus secara pribadi malah mengenal namanya. Pernah sekali waktu saya ke kebun kelapa, ada seorang pria yang baru pulang merantau menanyakan soal jalan yang bagus. Orang tuanya langsung mengatakan jalan ini diaspal menantunya Pak Anwar. Namanya Bagus.” Pak Anwar terkekeh-kekeh senang saat menceritakan kisah

  • Istri Nakal Mas Petani   276. Resepsi dan Silaturahmi

    Rombongan itu benar-benar ramai. Tiga generasi melalui perjalanan panjang berpindah-pindah moda transportasi. Pak Gagah yang sudah lama tidak melancong jauh bangun paling pagi dibanding yang lain. Pria tua itu mengecek semua bawaan mereka untuk kesekian kalinya.Perjalanan hari itu dimulai dengan Asmari dan seorang supir dari pabrik yang diminta mengantar ke bandara.“Asmari ikut juga, kan, Gus? Masa Hendro resepsi Asmari enggak ikut?” Belum apa-apa Pak Gagah sudah protes karena Asmari yang belakangan dekat dengan Hendro tidak terlihat memiliki tentengan.“Asmari ikut, Pak. Nanti setelah mengantar kita ke terminal keberangkatan dia titip mobil di parkir inap bandara. Asmari berangkatnya satu pesawat bersama Pretty dan ibunya.” Wira baru saja melepas Asmari untuk meletakkan mobil di parkir inap. Pak Gagah yang sedang menggendong Bima pun sepertinya masih punya banyak waktu untuk memperhatikan orang sekitar.“Bapak capek? Bima bisa diletak dulu di stroller. Gantian sama Tika. Dari tadi

  • Istri Nakal Mas Petani   275. Rencana Perjalanan Jauh

    Dan bukan Sully namanya kalau segala yang ia lakukan tidak menimbulkan kehebohan orang sekeliling. Malam itu setelah mengutarakan keinginannya dengan cara merajuk, Wira menyanggupi semua hal yang akan dilakukan oleh istrinya itu agar mereka mendapatkan seorang bayi perempuan.Pertama-tama mereka berdua mendatangi praktek Dokter Masayu untuk berkonsultasi. Sully santai saja saat mengutarakan keinginannya. Raut dan gesture-nya sangat percaya diri seperti biasa. Terutama saat Dokter Masayu bertanya, “Sulis sudah mau program bayi perempuan? Awang belum dua bulan.” Dokter Masayu mengingatkan.Wira yang masih mengenakan seragam cokelat mengangguk yakin. “Katanya mau sekarang aja, Dok. Biar sekalian aja.”“Kalau bisa sekarang kenapa harus nanti gitu, Dok. Kemarin hamilnya Awang juga bisa secepat itu. Saya mau tahu tips-tips khusus buat hamil anak perempuan.” Sully bicara dengan kedua tangannya yang melingkari lengan Wira. Ia sudah tidak peduli lagi dengan komentar ketiga kakaknya. Karena jik

  • Istri Nakal Mas Petani   274. Sebuah Impian Sully

    Bisa dibilang Sully memasuki masa sedang repot-repotnya. Ulang tahun pertama pabrik pengolahan aren PT. Putra Pertiwi Wira hadir sendirian. Ulang tahun pabrik yang harusnya bersamaan dengan ulang tahun si kembar ternyata perayaannya harus dilewatkan karena Sully baru melahirkan putra ketiganya.Putra ketiga Sully dan Wira lahir di bulan yang sama dengan kelahiran Bima dan Sakti. Dan keluarga Sully kembali datang dengan formasi yang sama. Sari; kakak Sully adalah orang yang pertama kali tertawa terbahak-bahak setelah mengetahui kehamilan adiknya.Dan hari itu, satu bulan setelah Sully melahirkan Sari kembali datang dengan anak bungsunya yang mulai belajar jalan. Dari ketiga kakak Sully, Sari pulalah yang menggendong putra ketiga adiknya itu sambil mengatakan, “Selamat datang putra ketiga adikku yang dulunya setiap hari ngomong jangan banyak anak.”Karena itu Sully mengerucutkan bibir memandang kakaknya.Keramaian ulang tahun pertama pabrik pengolahan aren PT. Putra Pertiwi memang senga

  • Istri Nakal Mas Petani   273. Bukan Kelalaian

    Sully sudah melupakan tentang percintaan sore yang dilakukannya dengan penuh semangat dan keringat. Fokusnya sementara hanya tertuju merawat putra kembarnya dan mengerjakan dua tawaran endorsement yang sudah ia sanggupi. Ada dua iklan yang videonya sedang mereka garap. Pil pelancar ASI dan produk korset pelangsing perut. Kedua endorsement itu diterima Sully dengan penuh suka cita. Terlebih tenaga ‘babysitter’ si kembar masih melimpah ruah.Semua orang di rumah sedang berlomba-lomba menjadi sosok yang paling bisa menaklukkan hati si kembar. Semua ingin mendapat sebutan orang yang paling bisa membuat si kembar langsung tenang saat menangis. Termasuk Pak Anwar dan Bu Dahlia yang biasanya sering berdebat kecil. Suami istri itu kini terlihat kompak menjaga cucu laki-laki dari anak bungsu mereka.“Kita harus sering-sering bikin konsep video begini. Biaya produksinya kecil, mengedukasi, juga anti ribet-ribet klub.” Sully sedang membereskan kotak make-upnya.“Konsepnya emang bagus, tapi nggak

DMCA.com Protection Status