Home / Romansa / Istri Nakal Mas Petani / 106. Fanboy Sully

Share

106. Fanboy Sully

Author: juskelapa
last update Last Updated: 2022-08-14 23:58:21
Lagu yang disenandungkan Sully menggambarkan dengan jelas suasana hatinya saat itu. Sejak kemarin-kemarin ia memang sudah berencana melontarkan keinginannya mendatangi kantor Wira. Kalau Ira bisa datang ke sana dengan mudah, kenapa ia tidak boleh?

Sully tidak peduli dengan Bambang yang disebut-sebut Wira sebagai fan boy-nya. Ia sudah bertemu dengan banyak pria sejenis Bambang di berbagai tempat. Meski menyebalkan, pria seperti Bambang tidak berbahaya. Ia hanya perlu bersikap biasa saja.

Dress selutut berwarna putih menjadi pilihan Sully untuk menemui Wira pagi itu. Rambutnya digerai dengan bagian ujung yang dibentuk ikal. Dengan lapisan skincare dan sapuan tipis loose powder, Sully hanya membutuhkan sedikit blush on dan lipstik berwarna merah jambu tipis-tipis untuk menambah rona segar di wajahnya. Ia mematut dirinya sekali lagi sebelum pergi keluar menemui Pak Asman yang baru memarkirkannya motornya di garasi.

“Bu, saya pergi ke kantornya Mas Wira, ya.” Sully memakai ballet flat sh
juskelapa

Sambungannya sesaat lagi, ya. 14.08.22

| 8
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (27)
goodnovel comment avatar
Ade Srimulyani
kak Njus ....cerita nya memang selalu beda dan unik ...aku.suka ...aku suka
goodnovel comment avatar
JoyBoy Toko
tahan wira resiko punya istri cantik
goodnovel comment avatar
Ummi Wahyu
penasaran juga si ninuk.. eh nunik ......
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Istri Nakal Mas Petani   107. Payung Kecil

    Semua pria di ruang tamu langsung terdiam saat Wira tiba kembali di sana. Wira merasa ada bagian yang sudah dilewatkan olehnya. Soal pekerjaan atau … soal tamu yang barusan datang? “Maaf, bapak-bapak. Obrolan kita jadi terjeda. Saya memang meminta istri saya datang ke sini. Karena merasa pekerjaan saya pun sudah hampir selesai, saya kira bisa sedikit bersantai. Saya cuma kasihan kalau istri saya di rumah sendirian. Katanya sepi.” Wira kembali menghenyakkan tubuhnya di kursi. “Jadi … sampai di mana tadi obrolan kita?” tanya Wira, melihat meja masih kosong. Nunik belum selesai membuat kopi karena sibuk hilir mudik mengamati situasi dan menyiarkannya ke luar kantor. “Pak Wira … maaf kalau menyela dengan urusan yang berbau pribadi," kata Pak Martin. “Ya, Pak?” Wira menahan senyum melihat wajah Pak Martin masih belum hilang keterkejutannya. “Saya benar-benar mengira kalau Pak Wira dijodohkan dengan wanita satu desa. Bayangan saya … memang wanita desa yang…seperti wanita desa. Mmmm … pas

    Last Updated : 2022-08-15
  • Istri Nakal Mas Petani   108. Pintu Yang Berderak

    Jangankan makan siang, melepas alas kaki saja baru ingat mereka lakukan saat berada di kamar. Untungnya saat itu Bu Emi sudah hampir menyelesaikan pekerjaannya di dapur. Wanita itu tengah menyeka kitchen set dengan lap kering setelah menyemprot seluruh permukaannya. Bu Emi hanya menoleh sebentar saat Wira dan Sully masuk melalui pintu samping dengan posisi nyaris berjalan sambil berpelukan. Suara tawa kecil Sully membuat Bu Emi tak mau berlama-lama memandang. Karena kalau diminta jujur, hal itu masih mengganggu mata dan perasaannya. Sully sampai harus berjinjit menyambut ciuman Wira yang tiba-tiba. Suara langkah sepatu kulit yang dikenakan pria itu mengetuk dan menyeret di lantai. Sedikit heran, tapi Sully menikmati Wira yang menjadi lebih hangat sejak kunjungannya barusan ke kantor pria itu. Apa hal yang memicu Wira sampai pria itu bagai tersengat arus listrik? Apa yang dibicarakan oleh para pria setengah baya di ruang tamu kantor perkebunan tadi? Wira melumat mulut Sully dengan rak

    Last Updated : 2022-08-16
  • Istri Nakal Mas Petani   109. Keberangkatan

    Tiga hari kemudian Wira bicara dengan Bu Emi soal pengunduran dirinya di Agro Insani. Saat itu mereka bicara di ruang makan berdua saja. Wira sengaja tidak mengikutsertakan Sully di awal pembicaraan karena ingin mendengar tanggapan Bu Emi yang sejujurnya. Kalau ada Sully, Bu Emi bisa saja tidak bebas bicara. Untungnya Sully cuek-cuek saja dalam hal itu.Dan benar saja, Bu Emi memperlihatkan keterkejutan. Keterkejutannya itu diperkuat dengan pertanyaan yang ia lontarkan pada Wira.“Jadi … keputusan Pak Wira mengundurkan diri memang baru-baru ini? Maksud saya … keputusan ini sesudah Pak Wira menikah?”“Benar, Bu. Selama cuti kemarin saya mempertimbangkannya matang-matang. Semua yang terjadi akhir-akhir ini di sekeliling saya, juga orang-orang terdekat saya, membuat saya semakin yakin kalau ini memang yang terbaik. Apalagi … setelah saya menikah, Sully terlihat lebih nyaman di desa ketimbang di sini. Bapak saya juga sudah terlalu tua untuk dibiarkan tinggal sendirian. Saya anak laki-laki

    Last Updated : 2022-08-17
  • Istri Nakal Mas Petani   110. Rindu Bapak

    Wira sudah tak mempermasalahkan kebiasaan Sully yang menghabiskan hampir seluruh waktu di perjalanan mereka untuk tidur. Biasanya diawali dengan bersandar dan memeluk pinggangnya, lalu Sully pelan-pelan menyusupkan tangan ke balik kausnya. Sully lalu mulai meletakkan telapak tangan yang hangat untuk mengusap perutnya. Kebiasaan Sully itu semakin lama semakin disukainya. Setiap tidur, ia malah merasa ada sesuatu yang kurang kalau Sully tidak melakukan hal itu. Padahal sebelum-sebelumnya, terbiasa tidur sendiri membuat ia sedikit anti jika tertidur di ranjang kecil. Apalagi kalau tubuhnya harus berhimpitan dengan seseorang. Belum lama menikah dengan Sully, dan belum lama juga mereka menjalani rutinitas suami istri, tapi Wira merasa bahwa kenyamanan saat bersama sudah mengubah banyak hal dalam dirinya. “Lis … sudah mau sampai,” panggil Wira, mengangkat tangan kirinya untuk mengusap pipi Sully. Wanita itu langsung menegakkan diri dan meregangkan tubuh. “Tasnya dipakai,” kata Wira, meleta

    Last Updated : 2022-08-18
  • Istri Nakal Mas Petani   111. Kejutan-Kejutan Kecil

    Pak Gagah sedang mendekap kayu bakar ketika Sully tiba dengan senyum lebar dan dua kantong belanjaan. “Pak! Sulis pulang!” seru Sully. Senyumnya merekah. “Bagus mana? Kamu diminta turun duluan?” tanya Pak Gagah dengan wajah curiga. “Enggak, kok, enggak …. Mas lagi nurunin semua bawaan dari mobil. Sulis bawa ini,” kata Sully mengangkat kantong belanjaannya. Namun, gerakannya terhenti menyadari perubahan pada bagian belakang rumah itu. “Ada yang berubah. Tempat nyuci piringnya pindah. Itu apa, Pak?” Sully tak menunggu Pak Gagah menjawab. Langsung melewati bapak mertuanya dan menuju bangunan kecil yang ditambah di belakang dapur. Tangannya langsung membuka pintu. “Bagaimana? Bapak yakin kalau kamu suka. Soalnya nyari closet merek itu susah. Mesti pesan lagi. Enggak tahu apa bedanya. Padahal gunanya sama aja. Itu kamar mandi buat kamu. Bapak lebih suka di belakang. Apa enaknya mandi air hangat,” kata Pak Gagah panjang lebar. “Wah … closet duduk, ada mesin pemanas air, ada shower. Lant

    Last Updated : 2022-08-18
  • Istri Nakal Mas Petani   112. Pertanyaan Sully

    Sully masih tercenung dengan satu tangannya berada di bahu Wira. Dengan tangannya yang terus berpindah menggaruk cambang, lalu menyisir rambut belakang Wira dengan jemarinya, Sully mengernyit memikirkan di mana ia terakhir kali melihat bungkusan itu. Tiba-tiba …. PLAKK Sully menepuk bahu Wira. Semua orang tersentak memandangnya. “Aku ingat. Ternyata udah aku pindahkan. Enggak di kantongan itu lagi. Dasar Sully…Sully….” Sully cepat-cepat masuk ke kamar dan kembali sejurus kemudian dengan bungkusan yang sudah berbeda. Ia terkekeh-kekeh sendirian. “Maaf udah nungguin lama,” katanya, duduk di sebelah Wira. Wira terlihat menarik napas lega. Kini semua perhatian tertuju pada tangan Sully yang sedang mengeluarkan beberapa botol perawatan wajah dan kosmetik. Ia juga mengeluarkan kemeja batik dan cokelat-cokelat yang dibelinya di bandara. “Nah, ini krim malam, pelembab, sunscreen buat Mbak Ajeng. Lipstik dan compact powdernya juga aku beliin. Kalau malam pakainya krim malam aja. Kalau sian

    Last Updated : 2022-08-19
  • Istri Nakal Mas Petani   113. Pagi-pagi Pangku-pangkuan

    “Lis ….” Ajeng kembali duduk dan menggenggam tangan Sully. “Itu enggak apa-apa. Itu cuma …. Pokoknya yang di dalam pasti ada. Itu enggak apa-apa. Itu normal. Semua wanita begitu. Dan kalau memang enggak ada masalah sama kamu dan Bagus, semuanya tinggal nunggu waktu dan rezeki aja. Mbak yakin kalau sebentar lagi Mbak pasti gendong keponakan.” Ajeng tak pernah mendapat tanggapan dari perkataannya seperti yang dilakukan Sully malam itu. Sully melebarkan matanya dan menarik senyum lebar. Sully juga gantian menggenggam tangannya dengan erat. Dalam beberapa detik saja, wajah Sully sudah kembali ceria. “Wah … aku lega banget dengarnya. Aku kira keluar semua sampai enggak ada yang bersisa.” Sully tertawa kecil diiringi dengan Ajeng yang tersenyum geli memandangnya. “Sudah lega?” tanya Ajeng. Sully mengangguk. “Udah. Makasih, Mbak.” Sully melingkarkan tangannya di bahu Ajeng. Ajeng ikut mengangguk dan menepuk-nepuk lengan Sully. Teringat sesuatu, Sully menegakkan tubuhnya memandang Ajeng.

    Last Updated : 2022-08-19
  • Istri Nakal Mas Petani   114. Yang Merusak Pagi

    Mungkin benar apa yang dikatakan orang-orang selama ini padanya. Ia terlalu aneh, juga naif. Oky juga sering mengatakan hal serupa. Ia sering buru-buru memutuskan suatu hal seperti tidak ada hari esok. Semua yang dilakukannya selalu berdasar ‘lihat bagaimana nanti saja’, ‘yang penting hari ini’. Bahkan sampai sebulan lebih Wira menikahinya, ia sebenarnya belum memikirkan bagaimana cara mengatakan kepada keluarga, terlebih ayahnya bahwa ia sudah memiliki seorang suami.Jika dulu impiannya memiliki dapur dengan seperangkat kitchen mahal dan alat masak serba canggih menjadi salah dalam daftar wish list-nya, kini ia cukup lega memiliki dapur sederhana dengan mengetahui kenyataan bahwa ia tidak dituntut harus memasak. Jika dulu impiannya memiliki suami pengusaha yang pergi kerja dengan setelan jas lengkap, aroma parfum memenuhi seisi kamar dan berangkat mengendarai mobil Eropa terbaru, kini Sully sudah bahagia melihat suaminya yang mengenakan kaus oblong, berkeringat dan memegang sebilah p

    Last Updated : 2022-08-21

Latest chapter

  • Istri Nakal Mas Petani   KABAR GIVEAWAY DARI MAS WIRA & SULIS

    Halo ....Selamat pagi Boeboo tersayang pembaca juskelapa. Semoga semuanya dalam keadaan sehat dan baik-baik saja.Di sini saya mau menginformasikan bahwa novel ISTRI NAKAL MAS PETANI sudah tamat di Bab 280. Apabila kemarin ada penulisan TO BE CONTINUED di akhir bab 280 itu adalah kesalahan penulisan dan error revisi yang terlalu lama. Jangan lupa aplikasinya di-update agar mendapat tampilan terbaru dari GOODNOVEL yang semakin kece ya. Nantinya ISTRI NAKAL MAS PETANI akan diberi bonus chapter di saat kita semua sudah rindu.Kabar gembira giveaway-nya adalah MAS WIRA & SULIS akan memberikan merchandise sederhana untuk 50 orang pertama di peringkat GEMS 1-50. Bagi yang namanya tertera di peringkat tersebut bisa mengirimkan alamat ke :ADMIN JUSKELAPA melalui pesan singkat dengan nomor 0 8 2 2 -5 7 8 5-1 2 3 8 dengan menyertakan tangkapan layar peringkat GEMS (vote).AtauBisa kirim pesan melalui sosial media inssstagram ketik : juskelapa_ di pencarian. Buat yang belum beruntung bisa men

  • Istri Nakal Mas Petani   280. Kenangan Manis Untuk Dikenang (TAMAT)

    Pak Gagah ikut mengangkat gelas teh dan meneguk isinya hampir setengah. Baru menyadari nikmat bertukar cerita yang selama ini diamatinya pada kaum perempuan ternyata juga bisa ia rasakan. Sungguh Pak Gagah ataupun Pak Mangun tidak pernah menyangka bahwa hal yang mereka anggap sebagai tindakan tercela bisa mereka ubah menjadi sesuatu yang membawa masa depan baik untuk desa. “Kamu memang tidak berniat menjodohkan Bagus dan Ratna, kan, Gah?” Pak Mangun meletakkan cangklong di sudut bibirnya. Pak Gagah menggeleng-geleng. “Tidak…tidak. Aku tahu maksud Effendi menekan Ajeng soal hutang dan sertifikat kebun pasti berkaitan dengan Bagus. Ratna itu mondar-mandir terus di dekat rumah sini. Setiap berpapasan jalan yang ditanya Bagus. Tapi Bagus, kan, di Riau.” Pak Mangun tergelak. “Oh, sekarang aku ingat. Karena Ratna sering ke sini kamu jadi kepikiran ide buat ngomong kalau Bagus dijodohkan dengan Ratna.” “Alasan perjodohan itu ditambah dengan banyaknya petani yang terjerat hutang di Effend

  • Istri Nakal Mas Petani   279. Impian Yang Terwujud

    Desa Girilayang itu terletak di kaki Merapi. Awalnya desa itu hanya berisi 12 kepala keluarga dengan 34 jiwa. Kakek buyut Pak Mangun dan Pak Gagah disebut-sebut sebagai orang pertama yang tinggal di desa itu untuk pertama kalinya. Secara geografis Desa Girilayang merupakan sebuah punggung bukit yang diisolasi oleh dua jurang di sisi sebelah barat dan timur. Itu sebabnya sebelum pembangunan jembatan seluruh warga desa harus berjalan memutari bukit dan cukup lama berada di jalan untuk bisa sampai ke kota.Pada sebuah peringatan hari kemerdekaan Republik Indonesia Wira pernah menyampaikan pidatonya yang mengatakan bahwa Desa Girilayang adalah tempat di mana semua warganya menjaga adat istiadat yang merupakan warisan leluhur. Juga melestarikan tempat-tempat wisata sejarah berikut pemandangan alam cantiknya untuk mendongkrak kemajuan desa dalam bidang pariwisata.Semua orang setuju dengan apa yang disampaikan Wira dan setuju dengan apa yang dilakukan Kepala Desa Girilayang terpilih itu u

  • Istri Nakal Mas Petani   278. Menyambut Yang Keempat

    Morning sickness yang dialami Sully berlangsung sampai kehamilannya menginjak usia delapan bulan. Sully mulai kuat terhadap bau-bauan dan bisa makan dalam porsi yang lebih banyak. Jika sebelumnya ia sulit menelan air dingin, masuk bulan kedelapan Sully sudah bisa memanjakan lidahnya dengan es teh manis. Seluruh keluarga besar Pak Gagah ikut senang dengan perubahan baik itu. Sully yang ceria sudah kembali. Pagi hari Sully ikut mendampingi anak-anaknya mandi dan makan. Kerjanya tak hanya bergulung di ranjang saja. Sully sudah mulai rajin seperti biasa. Ia juga mulai menggoda Wira dengan meremas bokongnya atau menggaruk perut pria itu. Wira menyambut bahagia godaan-godaan Sully. Sudah cukup lama pemenuhan kebutuhan batinnya berdasar mood istrinya itu. Menunggu belas kasihan Sully yang mau memberikan dengan sukarela tanpa mulut mengerucut. Memasuki bulan kedelapan mereka sudah kembali bercinta dengan hangat. Kehamilan yang terbebas dari morning sickness, tiga anak laki-lakinya sehat, pa

  • Istri Nakal Mas Petani   277. Dalam Sebuah Pesta

    Kedatangan keluarga Pak Gagah yang hanya berjarak seminggu sebelum pesta pernikahan Oky membuat Pak Anwar menyusun agenda sepadat mungkin untuk mengajak besan berkeliling kampunghalamannya.Hal pertama yang dilakukan Pak Anwar adalah mengajak Pak Gagah melihat kebun kelapa Sully yang dibelikan Wira. Dalam perjalanan menuju kebun itu tak lupa Pak Anwar menunjukkan jalan hasil pengaspalan yang didanai oleh Wira.“Lihat seberapa panjangnya jalan menuju ke kebun kelapa ini, kan? Nah, ini semua Bagus yang mengaspal. Warga yang sudah lama mengharapkan perbaikan jalan bisa ikut menikmati yang dilakukan Bagus. Apa yang dilakukannya ini membawa banyak kebaikan. Bahkan warga yang tidak kenal Bagus secara pribadi malah mengenal namanya. Pernah sekali waktu saya ke kebun kelapa, ada seorang pria yang baru pulang merantau menanyakan soal jalan yang bagus. Orang tuanya langsung mengatakan jalan ini diaspal menantunya Pak Anwar. Namanya Bagus.” Pak Anwar terkekeh-kekeh senang saat menceritakan kisah

  • Istri Nakal Mas Petani   276. Resepsi dan Silaturahmi

    Rombongan itu benar-benar ramai. Tiga generasi melalui perjalanan panjang berpindah-pindah moda transportasi. Pak Gagah yang sudah lama tidak melancong jauh bangun paling pagi dibanding yang lain. Pria tua itu mengecek semua bawaan mereka untuk kesekian kalinya.Perjalanan hari itu dimulai dengan Asmari dan seorang supir dari pabrik yang diminta mengantar ke bandara.“Asmari ikut juga, kan, Gus? Masa Hendro resepsi Asmari enggak ikut?” Belum apa-apa Pak Gagah sudah protes karena Asmari yang belakangan dekat dengan Hendro tidak terlihat memiliki tentengan.“Asmari ikut, Pak. Nanti setelah mengantar kita ke terminal keberangkatan dia titip mobil di parkir inap bandara. Asmari berangkatnya satu pesawat bersama Pretty dan ibunya.” Wira baru saja melepas Asmari untuk meletakkan mobil di parkir inap. Pak Gagah yang sedang menggendong Bima pun sepertinya masih punya banyak waktu untuk memperhatikan orang sekitar.“Bapak capek? Bima bisa diletak dulu di stroller. Gantian sama Tika. Dari tadi

  • Istri Nakal Mas Petani   275. Rencana Perjalanan Jauh

    Dan bukan Sully namanya kalau segala yang ia lakukan tidak menimbulkan kehebohan orang sekeliling. Malam itu setelah mengutarakan keinginannya dengan cara merajuk, Wira menyanggupi semua hal yang akan dilakukan oleh istrinya itu agar mereka mendapatkan seorang bayi perempuan.Pertama-tama mereka berdua mendatangi praktek Dokter Masayu untuk berkonsultasi. Sully santai saja saat mengutarakan keinginannya. Raut dan gesture-nya sangat percaya diri seperti biasa. Terutama saat Dokter Masayu bertanya, “Sulis sudah mau program bayi perempuan? Awang belum dua bulan.” Dokter Masayu mengingatkan.Wira yang masih mengenakan seragam cokelat mengangguk yakin. “Katanya mau sekarang aja, Dok. Biar sekalian aja.”“Kalau bisa sekarang kenapa harus nanti gitu, Dok. Kemarin hamilnya Awang juga bisa secepat itu. Saya mau tahu tips-tips khusus buat hamil anak perempuan.” Sully bicara dengan kedua tangannya yang melingkari lengan Wira. Ia sudah tidak peduli lagi dengan komentar ketiga kakaknya. Karena jik

  • Istri Nakal Mas Petani   274. Sebuah Impian Sully

    Bisa dibilang Sully memasuki masa sedang repot-repotnya. Ulang tahun pertama pabrik pengolahan aren PT. Putra Pertiwi Wira hadir sendirian. Ulang tahun pabrik yang harusnya bersamaan dengan ulang tahun si kembar ternyata perayaannya harus dilewatkan karena Sully baru melahirkan putra ketiganya.Putra ketiga Sully dan Wira lahir di bulan yang sama dengan kelahiran Bima dan Sakti. Dan keluarga Sully kembali datang dengan formasi yang sama. Sari; kakak Sully adalah orang yang pertama kali tertawa terbahak-bahak setelah mengetahui kehamilan adiknya.Dan hari itu, satu bulan setelah Sully melahirkan Sari kembali datang dengan anak bungsunya yang mulai belajar jalan. Dari ketiga kakak Sully, Sari pulalah yang menggendong putra ketiga adiknya itu sambil mengatakan, “Selamat datang putra ketiga adikku yang dulunya setiap hari ngomong jangan banyak anak.”Karena itu Sully mengerucutkan bibir memandang kakaknya.Keramaian ulang tahun pertama pabrik pengolahan aren PT. Putra Pertiwi memang senga

  • Istri Nakal Mas Petani   273. Bukan Kelalaian

    Sully sudah melupakan tentang percintaan sore yang dilakukannya dengan penuh semangat dan keringat. Fokusnya sementara hanya tertuju merawat putra kembarnya dan mengerjakan dua tawaran endorsement yang sudah ia sanggupi. Ada dua iklan yang videonya sedang mereka garap. Pil pelancar ASI dan produk korset pelangsing perut. Kedua endorsement itu diterima Sully dengan penuh suka cita. Terlebih tenaga ‘babysitter’ si kembar masih melimpah ruah.Semua orang di rumah sedang berlomba-lomba menjadi sosok yang paling bisa menaklukkan hati si kembar. Semua ingin mendapat sebutan orang yang paling bisa membuat si kembar langsung tenang saat menangis. Termasuk Pak Anwar dan Bu Dahlia yang biasanya sering berdebat kecil. Suami istri itu kini terlihat kompak menjaga cucu laki-laki dari anak bungsu mereka.“Kita harus sering-sering bikin konsep video begini. Biaya produksinya kecil, mengedukasi, juga anti ribet-ribet klub.” Sully sedang membereskan kotak make-upnya.“Konsepnya emang bagus, tapi nggak

DMCA.com Protection Status