Beranda / Romansa / Istri Nakal Mas Petani / 80. Rengekan Mantan Perawan

Share

80. Rengekan Mantan Perawan

Penulis: juskelapa
last update Terakhir Diperbarui: 2022-07-26 23:44:16

Karena hal-hal umum yang tidak perlu dijelaskan kenapa pria A begini dan pria B begini, Wira sengaja mengabaikan pertanyaan Sully yang baginya amat memalukan. Kalau tidak mempertimbangkan Sully yang mengeluh sakit, mungkin ia akan mendorong lebih dalam menenggelamkan bagian tubuhnya.

Nyatanya Sully yang terus menggoda dan mengeluh soal kehangatan hubungan, tanpa sadar malah menahan tubuhnya. Sully menahan lengannya dengan cukup kuat agar gerakannya terhenti sementara. Dan di bawah sana, ia harusnya langsung melanjutkan.

“Geser ke sini,” kata Wira, membungkuk untuk menyelipkan tangan di kedua lipatan lengan Sully dan setengah mengangkat tubuh wanita itu bak menggendong bayi. Tak salah juga. Sully baginya memang ibarat bayi karena doyan merengek.

“Kenapa?” Sully menoleh bagian ranjang yang baru ditinggalkannya.

“Basah,” jawab Wira singkat. Apa harus dikatakan dengan jelas kalau ia baru saja menggenangi sisi ranjang itu dengan kehangatan yang baru dicurahkannya?

“Kata teman-temanku enak
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (72)
goodnovel comment avatar
Ummi Wahyu
Akhirnyaaaa sampai puncak juga ......
goodnovel comment avatar
Nining Narimo
hadewww basah semuanya akunnya.... wkwkwkwk... keingat zaman 17thn yg lalu.. pertama kali belah duren malu2.. wkwkwkwk
goodnovel comment avatar
Zabdan N Iren
hahhss..sul sul.....d saat saat seperti itu pun Sully tetap berkicau .........
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Istri Nakal Mas Petani   81. Seprai Bernoda

    Biasanya apa yang dilakukan sepasang suami istri saat baru selesai melakukan percintaan pertama kali? Langsung membersihkan tubuh? Atau tertidur nyenyak? Bagaimana rasanya bangkit dari ranjang dengan tubuh telanjang dan bertukar pandang?Wira akan memilih untuk berpura-pura santai dan tidak berlama-lama menatap Sully.Wira mencium dahi Sully beberapa detik lamanya seraya melepaskan bagian tubuh mereka. Sudut matanya melirik bagian seprai yang membentuk noda basah kecokelatan. Malam itu mereka tak mungkin memakai seprai itu sebagai alas tidur. Ia bangkit dari atas tubuh Sully dan menarik kemejanya dari sudut ranjang untuk ia berikan pada wanita itu.“Pakai ini dulu. Handuknya di belakang,” kata Wira, mengingat bahwa mereka tak mungkin bertelanjang ria menuju kamar mandi yang memang hanya berjumlah satu di rumah itu.Sully meraih kemeja pria itu dan perlahan bangkit untuk memakainya. Sambil memasukkan lengannya satu persatu, ia tidak mau rugi melewatkan pemandangan Wira yang memakai box

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-27
  • Istri Nakal Mas Petani   82. Percakapan di Ranjang

    Sully memandang tiap senti wajah Wira dengan seksama. Saat bertemu Wira di gapura Desa Giri layang, Sully tidak terlalu jelas melihat wajah pria itu. Dalam remang cahaya, ia hanya melihat Wira cukup lumayan dengan postur tubuhnya yang tinggi berisi. Namun, ia baru menyadari kalau Wira ganteng saat ia tiba di ruang tamu Pak Gagah dan disidang oleh pria tua itu. Dan malam itu, akhirnya Sully bisa melihat Wira dari jarak sangat dekat. Selama di Girilayang, ia dan Wira sangat jarang bertukar pandang. Ia lebih banyak merasa kesal pada pria itu. Kini, satu tangannya menangkup wajah Wira dan mengusap cambang, kumis juga rambut-rambut kasar yang baru akan tumbuh di dagu pria itu. Sully mendongak untuk mengecup bibir Wira sekilas. Balasan Wira hanya usapan lembut di pipinya. “Tadi aku minta dibikinin es teh tapi disuruh buat sendiri. ‘Tehnya di sana. Gulanya di sana.’ Gitu kata Bu Emi. Anaknya juga diam aja padahal dengar. Kenapa asisten rumah tangga di sini kaya gitu? Apa karena bukan Mas y

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-27
  • Istri Nakal Mas Petani   83. Sergapan Tengah Malam

    Kali itu pun Sully lupa meminta Wira untuk mengubah pencahayaan kamar ke lampu tidur. Wira sudah menindihnya di bawah lampu terang benderang. Pria itu melumat puncak payudaranya dengan keras. Mulut Sully ternganga karena syok dan sergapan kenikmatan.Saat itu, Wira tidak memberinya pilihan. Mulut pria itu terbenam memanjakan sepasang dadanya. Pinggul yang terus menekan dan menggesekkan bagian tubuh mereka dengan gerakan simultan. Wira memaksa kakinya terentang lebih lebar. Sully tidak bisa menahan dirinya untuk tidak mendesah. Sekejap saja napasnya tersengal bagai lari satu putaran. Wira bergerak sangat cepat. Menurunkan bagian atas lingerienya dan menaikkan bagian bawa pakaian tidur tipis itu hingga bertumpuk di perutnya.Ketika Sully tersengal dengan dada naik turun, Wira menegakkan tubuh dan menelanjangi dirinya sendiri. Sully tidak sempat terkesima atau berpikir soal ukuran kejantanan Wira yang baginya luar biasa. Sully kewalahan. Wira mengambil kendali penuh atas keinginannya dan

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-27
  • Istri Nakal Mas Petani   84. Praktek Pagi

    Harusnya Sully bermimpi indah saat Wira menepuk-nepuk dan mengusap punggungnya sampai tertidur. Namun, dalam tidurnya ia malah bermimpi hal tak mengenakkan. Mimpi dikejar polisi yang menodongkan pistol, mimpi dikejar ayahnya yang membawa pukulan kasur, juga mimpi dikejar Oky yang membawa kalkulator. Sepanjang malam menuju pagi Sully terus berlarian dalam mimpinya. Dalam mimpi itu ia sangat lelah. Sully mengerang dan meregang. Meluruskan tubuh yang sepertinya hampir sepanjang malam tidur dengan posisi miring. Ternyata rasa lelah berlari dan pegal yang dirasakannya di sekujur tubuh dalam dunia mimpi, benar-benar terjadi. “Aduh …,” erang Sully, meraba-raba bantal dan kembali menariknya ke bawah kepala. “Udah pagi …,” ucapnya, mengerjap-erjapkan mata menatap bagian ranjang yang telah kosong. Sully meraba ranjang tempat di mana Wira seharusnya berbaring. Sudah dingin. Wira sudah bangun sejak tadi. Ke mana pria itu? “Mas …,” panggil Sully. “Mas ngapain? Udah pergi?” Pintu kamar mengayun

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-28
  • Istri Nakal Mas Petani   85. Bukan Saingan

    Sully melepaskan Wira, tapi tangannya masih mengusap dan membelai. “Biarin aja. Memangnya Mas mau belanja? Ayo … udah nanggung, kan? Nanti mandinya sama-sama,” kata Sully, mencengkeram satu dadanya dan membuat pandangan Wira seketika berpindah ke tempat itu. Wira tak ada mengiyakan. Ia hanya bisa menjawab dengan menunduk dan melumat puncak dada Sully dengan sedikit keras. Sully memeluk lehernya seraya tertawa kecil. Membiarkan ia tenggelam sejenak dengan puncak dada yang selalu membuatnya gemas. Ia lalu menegakkan tubuh. Kali ini dengan wajah sedikit serius. Merapikan rambut Sully dan menuntun mulut wanita itu untuk kembali memanjakannya. Awalnya Wira memejamkan mata menikmatinya. Lalu, ia kembali menunduk dan mengamati bagaimana bibir Sully yang mungil dan penuh melingkari bagian tubuh yang tak pernah dilihat atau disentuh wanita pun selain istrinya itu. Sully mendongak menatapnya. Dua tangannya sudah tak bisa diam begitu saja. Meremas, memijat dan memilin dada Sully seakan memberi

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-28
  • Istri Nakal Mas Petani   86. Kabag Termuda

    “Sebelum Pak Wira ada tiga atasan yang tinggal di sini. Sepanjang itu juga lama saya bekerja,” jelas Bu Emi.“Wah … udah lama banget berarti. Rumah Ibu dekat-dekat sini, ya? Ke sini naik apa?” tanya Sully. Pertanyaan itu bukan sekedar basa-basi. Ia memang ingin tahu di mana rumah Bu Emi sampai anaknya sangat ringan langkah ke sana.“Dekat, tapi enggak terlalu. Bisa jalan kaki kalau matahari enggak terik. Kalau pagi biasa saya jalan kaki. Pulang dijemput sama anak saya yang laki-laki.” Bu Emi kembali meletakkan piring terakhir yang baru dibilas ke rak kecil di sebelah bak cuci. “Pak Wira bilang, saya enggak usah masak. Cuma racik-racik sayur aja hari ini.”“Oh, Pak Wira bilang gitu, ya? Mungkin karena saya lahap makan masakannya kemarin,” kata Sully setengah menerawang.“Kalau gitu saya racik bahan masakan dulu, Bu.” Bu Emi mengangguk kecil dan mulai membongkar plastik belanjaannya. Dari sudut matanya, Bu Emi melihat rambut Sully juga basah. Sama seperti Wira tadi. Dugaannya tidak mung

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-29
  • Istri Nakal Mas Petani   87. Ciuman Sore

    “Kalau enggak mau merepotkan Pak Asman, saya simpan buat besok aja. Besok bisa Ibu bawa pulang,” kata Sully cepat. Ia mengabaikan perkataan ‘jarang ada yang mau makan’ yang barusan dilontarkan Bu Emi. Wanita itu hanya sedang berbasa-basi, pikirnya.Bu Emi membentuk huruf ‘O’ cukup lama dengan mulutnya. Wanita itu kemudian mengangguk dan berlalu dari halaman sayap kiri.Sepeninggal Bu Emi, Sully dan Pak Asman bertukar pandang. “Kuini untuk Bu Emi saya letakkan di dapur aja, Pak. Besok pasti mau,” ucap Sully pelan, tersenyum kaku pada Pak Asman. Ia sedikit malu karena tawarannya ditolak oleh Bu Emi barusan.Pak Asman mengangguk, lalu tangannya buru-buru merogoh saku kemejanya. “Ya, Pak? Oh, udah mau pulang? Iya—iya. Enggak ada ke mana-mana, Pak. Cuma yang Pak Wira pesankan tadi. Benar, Pak. Kuininya udah banyak yang masak. Saya sekarang ke sana.” Pak Asman kembali menyimpan ponselnya ke saku kemeja, lalu menatap Sully. “Bu, semua buah ini biarkan di sini aja, ya. Saya mau ke kantor ngan

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-29
  • Istri Nakal Mas Petani   88. Sebuah Penerimaan

    Beberapa saat sebelumnya. Sejak kepulangan dari rumah Wira kemarin sore, Ira dan Bu Emi berdebat sepanjang jalan. Bu Emi menyalahkan putrinya karena dianggap kurang menjalin komunikasi bersama Wira selama ini. Sedangkan Ira yang sedih dan patah hati, serta masih syok karena melihat kedatangan Wira bersama istrinya, hanya bisa diam. Perasaannya berkecamuk. Campur aduk. Kecewa, sedih, marah, cemburu, semua jadi satu. Walau siang hari sudah menghubungi sepupunya yang selama ini menjadi perantara informasi soal keberadaan Wira di kantor, ia merasa belum tenang. Setidaknya ia harus bertemu dengan Wira untuk bicara. Pria itu memang sudah janji akan bicara dengannya. Tapi ia tidak sabar. Jadilah malam itu dia bertemu Wira. Ira harus berdiri dalam kegelapan mendengar kenyataan paling pahit selama hidupnya. Wira memang belum menjadi siapa-siapanya. Pria itu tidak pernah menjanjikan sesuatu. Tapi, Wira yang selalu menerima semua perhatiannya tanpa mengatakan apa pun, ia anggap sebagai lampu h

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-31

Bab terbaru

  • Istri Nakal Mas Petani   KABAR GIVEAWAY DARI MAS WIRA & SULIS

    Halo ....Selamat pagi Boeboo tersayang pembaca juskelapa. Semoga semuanya dalam keadaan sehat dan baik-baik saja.Di sini saya mau menginformasikan bahwa novel ISTRI NAKAL MAS PETANI sudah tamat di Bab 280. Apabila kemarin ada penulisan TO BE CONTINUED di akhir bab 280 itu adalah kesalahan penulisan dan error revisi yang terlalu lama. Jangan lupa aplikasinya di-update agar mendapat tampilan terbaru dari GOODNOVEL yang semakin kece ya. Nantinya ISTRI NAKAL MAS PETANI akan diberi bonus chapter di saat kita semua sudah rindu.Kabar gembira giveaway-nya adalah MAS WIRA & SULIS akan memberikan merchandise sederhana untuk 50 orang pertama di peringkat GEMS 1-50. Bagi yang namanya tertera di peringkat tersebut bisa mengirimkan alamat ke :ADMIN JUSKELAPA melalui pesan singkat dengan nomor 0 8 2 2 -5 7 8 5-1 2 3 8 dengan menyertakan tangkapan layar peringkat GEMS (vote).AtauBisa kirim pesan melalui sosial media inssstagram ketik : juskelapa_ di pencarian. Buat yang belum beruntung bisa men

  • Istri Nakal Mas Petani   280. Kenangan Manis Untuk Dikenang (TAMAT)

    Pak Gagah ikut mengangkat gelas teh dan meneguk isinya hampir setengah. Baru menyadari nikmat bertukar cerita yang selama ini diamatinya pada kaum perempuan ternyata juga bisa ia rasakan. Sungguh Pak Gagah ataupun Pak Mangun tidak pernah menyangka bahwa hal yang mereka anggap sebagai tindakan tercela bisa mereka ubah menjadi sesuatu yang membawa masa depan baik untuk desa. “Kamu memang tidak berniat menjodohkan Bagus dan Ratna, kan, Gah?” Pak Mangun meletakkan cangklong di sudut bibirnya. Pak Gagah menggeleng-geleng. “Tidak…tidak. Aku tahu maksud Effendi menekan Ajeng soal hutang dan sertifikat kebun pasti berkaitan dengan Bagus. Ratna itu mondar-mandir terus di dekat rumah sini. Setiap berpapasan jalan yang ditanya Bagus. Tapi Bagus, kan, di Riau.” Pak Mangun tergelak. “Oh, sekarang aku ingat. Karena Ratna sering ke sini kamu jadi kepikiran ide buat ngomong kalau Bagus dijodohkan dengan Ratna.” “Alasan perjodohan itu ditambah dengan banyaknya petani yang terjerat hutang di Effend

  • Istri Nakal Mas Petani   279. Impian Yang Terwujud

    Desa Girilayang itu terletak di kaki Merapi. Awalnya desa itu hanya berisi 12 kepala keluarga dengan 34 jiwa. Kakek buyut Pak Mangun dan Pak Gagah disebut-sebut sebagai orang pertama yang tinggal di desa itu untuk pertama kalinya. Secara geografis Desa Girilayang merupakan sebuah punggung bukit yang diisolasi oleh dua jurang di sisi sebelah barat dan timur. Itu sebabnya sebelum pembangunan jembatan seluruh warga desa harus berjalan memutari bukit dan cukup lama berada di jalan untuk bisa sampai ke kota.Pada sebuah peringatan hari kemerdekaan Republik Indonesia Wira pernah menyampaikan pidatonya yang mengatakan bahwa Desa Girilayang adalah tempat di mana semua warganya menjaga adat istiadat yang merupakan warisan leluhur. Juga melestarikan tempat-tempat wisata sejarah berikut pemandangan alam cantiknya untuk mendongkrak kemajuan desa dalam bidang pariwisata.Semua orang setuju dengan apa yang disampaikan Wira dan setuju dengan apa yang dilakukan Kepala Desa Girilayang terpilih itu u

  • Istri Nakal Mas Petani   278. Menyambut Yang Keempat

    Morning sickness yang dialami Sully berlangsung sampai kehamilannya menginjak usia delapan bulan. Sully mulai kuat terhadap bau-bauan dan bisa makan dalam porsi yang lebih banyak. Jika sebelumnya ia sulit menelan air dingin, masuk bulan kedelapan Sully sudah bisa memanjakan lidahnya dengan es teh manis. Seluruh keluarga besar Pak Gagah ikut senang dengan perubahan baik itu. Sully yang ceria sudah kembali. Pagi hari Sully ikut mendampingi anak-anaknya mandi dan makan. Kerjanya tak hanya bergulung di ranjang saja. Sully sudah mulai rajin seperti biasa. Ia juga mulai menggoda Wira dengan meremas bokongnya atau menggaruk perut pria itu. Wira menyambut bahagia godaan-godaan Sully. Sudah cukup lama pemenuhan kebutuhan batinnya berdasar mood istrinya itu. Menunggu belas kasihan Sully yang mau memberikan dengan sukarela tanpa mulut mengerucut. Memasuki bulan kedelapan mereka sudah kembali bercinta dengan hangat. Kehamilan yang terbebas dari morning sickness, tiga anak laki-lakinya sehat, pa

  • Istri Nakal Mas Petani   277. Dalam Sebuah Pesta

    Kedatangan keluarga Pak Gagah yang hanya berjarak seminggu sebelum pesta pernikahan Oky membuat Pak Anwar menyusun agenda sepadat mungkin untuk mengajak besan berkeliling kampunghalamannya.Hal pertama yang dilakukan Pak Anwar adalah mengajak Pak Gagah melihat kebun kelapa Sully yang dibelikan Wira. Dalam perjalanan menuju kebun itu tak lupa Pak Anwar menunjukkan jalan hasil pengaspalan yang didanai oleh Wira.“Lihat seberapa panjangnya jalan menuju ke kebun kelapa ini, kan? Nah, ini semua Bagus yang mengaspal. Warga yang sudah lama mengharapkan perbaikan jalan bisa ikut menikmati yang dilakukan Bagus. Apa yang dilakukannya ini membawa banyak kebaikan. Bahkan warga yang tidak kenal Bagus secara pribadi malah mengenal namanya. Pernah sekali waktu saya ke kebun kelapa, ada seorang pria yang baru pulang merantau menanyakan soal jalan yang bagus. Orang tuanya langsung mengatakan jalan ini diaspal menantunya Pak Anwar. Namanya Bagus.” Pak Anwar terkekeh-kekeh senang saat menceritakan kisah

  • Istri Nakal Mas Petani   276. Resepsi dan Silaturahmi

    Rombongan itu benar-benar ramai. Tiga generasi melalui perjalanan panjang berpindah-pindah moda transportasi. Pak Gagah yang sudah lama tidak melancong jauh bangun paling pagi dibanding yang lain. Pria tua itu mengecek semua bawaan mereka untuk kesekian kalinya.Perjalanan hari itu dimulai dengan Asmari dan seorang supir dari pabrik yang diminta mengantar ke bandara.“Asmari ikut juga, kan, Gus? Masa Hendro resepsi Asmari enggak ikut?” Belum apa-apa Pak Gagah sudah protes karena Asmari yang belakangan dekat dengan Hendro tidak terlihat memiliki tentengan.“Asmari ikut, Pak. Nanti setelah mengantar kita ke terminal keberangkatan dia titip mobil di parkir inap bandara. Asmari berangkatnya satu pesawat bersama Pretty dan ibunya.” Wira baru saja melepas Asmari untuk meletakkan mobil di parkir inap. Pak Gagah yang sedang menggendong Bima pun sepertinya masih punya banyak waktu untuk memperhatikan orang sekitar.“Bapak capek? Bima bisa diletak dulu di stroller. Gantian sama Tika. Dari tadi

  • Istri Nakal Mas Petani   275. Rencana Perjalanan Jauh

    Dan bukan Sully namanya kalau segala yang ia lakukan tidak menimbulkan kehebohan orang sekeliling. Malam itu setelah mengutarakan keinginannya dengan cara merajuk, Wira menyanggupi semua hal yang akan dilakukan oleh istrinya itu agar mereka mendapatkan seorang bayi perempuan.Pertama-tama mereka berdua mendatangi praktek Dokter Masayu untuk berkonsultasi. Sully santai saja saat mengutarakan keinginannya. Raut dan gesture-nya sangat percaya diri seperti biasa. Terutama saat Dokter Masayu bertanya, “Sulis sudah mau program bayi perempuan? Awang belum dua bulan.” Dokter Masayu mengingatkan.Wira yang masih mengenakan seragam cokelat mengangguk yakin. “Katanya mau sekarang aja, Dok. Biar sekalian aja.”“Kalau bisa sekarang kenapa harus nanti gitu, Dok. Kemarin hamilnya Awang juga bisa secepat itu. Saya mau tahu tips-tips khusus buat hamil anak perempuan.” Sully bicara dengan kedua tangannya yang melingkari lengan Wira. Ia sudah tidak peduli lagi dengan komentar ketiga kakaknya. Karena jik

  • Istri Nakal Mas Petani   274. Sebuah Impian Sully

    Bisa dibilang Sully memasuki masa sedang repot-repotnya. Ulang tahun pertama pabrik pengolahan aren PT. Putra Pertiwi Wira hadir sendirian. Ulang tahun pabrik yang harusnya bersamaan dengan ulang tahun si kembar ternyata perayaannya harus dilewatkan karena Sully baru melahirkan putra ketiganya.Putra ketiga Sully dan Wira lahir di bulan yang sama dengan kelahiran Bima dan Sakti. Dan keluarga Sully kembali datang dengan formasi yang sama. Sari; kakak Sully adalah orang yang pertama kali tertawa terbahak-bahak setelah mengetahui kehamilan adiknya.Dan hari itu, satu bulan setelah Sully melahirkan Sari kembali datang dengan anak bungsunya yang mulai belajar jalan. Dari ketiga kakak Sully, Sari pulalah yang menggendong putra ketiga adiknya itu sambil mengatakan, “Selamat datang putra ketiga adikku yang dulunya setiap hari ngomong jangan banyak anak.”Karena itu Sully mengerucutkan bibir memandang kakaknya.Keramaian ulang tahun pertama pabrik pengolahan aren PT. Putra Pertiwi memang senga

  • Istri Nakal Mas Petani   273. Bukan Kelalaian

    Sully sudah melupakan tentang percintaan sore yang dilakukannya dengan penuh semangat dan keringat. Fokusnya sementara hanya tertuju merawat putra kembarnya dan mengerjakan dua tawaran endorsement yang sudah ia sanggupi. Ada dua iklan yang videonya sedang mereka garap. Pil pelancar ASI dan produk korset pelangsing perut. Kedua endorsement itu diterima Sully dengan penuh suka cita. Terlebih tenaga ‘babysitter’ si kembar masih melimpah ruah.Semua orang di rumah sedang berlomba-lomba menjadi sosok yang paling bisa menaklukkan hati si kembar. Semua ingin mendapat sebutan orang yang paling bisa membuat si kembar langsung tenang saat menangis. Termasuk Pak Anwar dan Bu Dahlia yang biasanya sering berdebat kecil. Suami istri itu kini terlihat kompak menjaga cucu laki-laki dari anak bungsu mereka.“Kita harus sering-sering bikin konsep video begini. Biaya produksinya kecil, mengedukasi, juga anti ribet-ribet klub.” Sully sedang membereskan kotak make-upnya.“Konsepnya emang bagus, tapi nggak

DMCA.com Protection Status