Home / Romansa / Istri Nakal Mas Petani / 32. Ujian Mas Wira

Share

32. Ujian Mas Wira

Author: juskelapa
last update Last Updated: 2022-06-28 03:22:47
“Kamu berdiri di sebelah kiri, Gus. Pegangi bagian belakang, atasnya. Budhe kancing bagian pinggangnya ini. Pinggangnya kecil, ya Gus. Pas seukuran dua tanganmu aja ini. Makanya kalau enggak dipeniti, bentuk badannya enggak bakal kelihatan. Tapi, susunya gede. Ini, sih, Bagus yang pinter.” Budhe Lina sepertinya tidak peduli dengan sepasang anak manusia yang membisu dan gaduh dengan pikiran masing-masing karena perkataannya.

Wira berdiri tak tahu harus membuang pandangannya ke mana. Sebelah kirinya hanya ada dinding yang tak jauh dari jendela. Sebelah kanannya, Budhe Lina sedang menunduk mengancing long torso Sully dimulai dari bawah. Dan di depannya ada cermin tinggi yang bisa membuatnya beradu pandang dengan Sully.

“Ini pengantinnya, kok, diam aja? Pak Gagah ngomong kalau Bagus baru dua bulan menikah. Harusnya masih hangat-hangatnya. Pengantin laki-laki lain kalau Budhe minta bantu begini ... pasti senyum-senyum terus. Sepertinya langsung terbayang acara malam.” Budhe Lina terkikik.
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (49)
goodnovel comment avatar
Riska Wulandari
...... Wira sawan..
goodnovel comment avatar
Loey
kok jdinya cuman titiktitik eh
goodnovel comment avatar
Ramli Tojeng
mba Sully tunjukkan pesonamu,mas Wira gerah habis mandi Air dingin...
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Istri Nakal Mas Petani   33. Huru-Hara Pagi

    Situasi pagi itu sulit diperdebatkan. Sully merasa protes hanya akan menyia-nyiakan waktu. Ia sudah menganggap dirinya sedang clubbing dan memakai atasan berjenis tube top yang mirip kemben dan berpotongan di atas pusar. Sudah biasa untuk pakaian masuk ke club, pikir Sully. Jadi ia tak perlu menganggap Wira melakukan kejahatan jika memandangnya sekilas-sekilas.Perkataan Budhe Lina soal ‘sebentar lagi langit terang’ memang bukan tanpa alasan. Suara orang-orang di luar semakin lama semakin bertambah ramah. Suara langkah kaki, pintu kamar belakang yang dibuka tutup berulang kali, juga suara furniture yang digeser. Malah sempat terdengar suara Pak Gagah berbicara pada seseorang, “Ya sudah kalau memang bagusnya di sini. Kursinya dikeluarkan semua. Susun ke sebelah kiri rumah. Untung banyak tikar.” Entah letak apa yang berubah. Dengan dekorasi sederhana yang dilihatnya di teras dan halaman, Sully hanya memperkirakan bahwa acara itu hanya akan dihadiri segelintir orang saja. Pak Gagah jug

    Last Updated : 2022-06-29
  • Istri Nakal Mas Petani   34. Pesona Sully

    “Tapi … makeup kamu juga belum selesai, Sul,” kata Oky yang baru mematikan kameranya. “Pokoknya saya enggak mau kalau Mas Wira jadi begini. Ini namanya kamu merusak yang sudah bagus. Sebenarnya Mas Wira enggak perlu dipakein segala macam sampai setebal ini. Tadinya saya kira bakal tahu takarannya. Nyatanya enggak. Ayo, cepat dihapus. Saya selesaikan dulu makeup sama Budhe Lina.” Sully berdiri sejenak melihat tangan Ningsih yang gugup berpindah antara kapas dan pembersih makeup. Ningsih menatap Budhe Lina dengan sorot takut-takut. “Budhe….” “Ya sudah, hapus. Memang enggak ada bagus-bagusnya, kok,” ujar Budhe Lina. Sully dan Oky bertukar pandang. Tidak ada bagus-bagusnya, tapi Ningsih dibawa untuk membantunya sebagai asisten. Sungguh atasan yang tidak bertanggung jawab, pikir Sully. Ia lalu kembali duduk dan memejamkan matanya. Wajahnya sudah berubah masam. Dan suasana hatinya mulai terganggu eh satu insiden itu. Ningsih lanjut membersihkan wajah Wira. Dan Sully sudah memejamkan ma

    Last Updated : 2022-06-29
  • Istri Nakal Mas Petani   35. Kecupan

    Suara Pak Gagah membawa pengaruh luar biasa di kamar itu. Budhe Lina langsung terbang meraih hanger berisi kebaya. Tubuh Sully dijejalkan dengan paksa. Dan Ningsih yang sejak tadi tidak berguna, kali itu bisa bergerak cepat mengancingkan kebaya putih yang membungkus tubuh Sully dengan sempurna. “Tuh, kan. Untung kemarin masih sempat diukur. Kalau pas gini semakin ayu,” kata Budhe Lina. Wanita itu lalu menoleh pada Wira yang berdiam sejenak di ambang pintu. “Nunggu apa lagi? Sana, Gus. Keluar duluan. Istrimu sebentar lagi nyusul,” pinta Budhe Lina. Wira mengangguk dan sempat melemparkan tatapan pada Sully sebelum keluar kamar. Sepuluh menit kemudian, Oky sudah menjepretkan kameranya beberapa kali untuk mengabadikan tampilan Sully. “Ini udah oke banget,” kata Oky, menunjukkan hasil jepretannya di ponsel. “Nanti foto berdua sama Mas itu, ya .... Buat kenang-kenangan,” tambahnya lagi. Sully tak menyahuti perkataan sahabatnya. Oky yang keluar kamar lebih dulu dibanding Sully, menghentik

    Last Updated : 2022-06-30
  • Istri Nakal Mas Petani   36. Gunjingan

    Wira melangkah lebih dulu keluar kamar dan melihat pagi itu ternyata dihadiri orang tiga kali lipat banyaknya dari yang ia perkirakan. Bapaknya duduk di dekat Pak Mangun yang seperti biasa hadir dengan dandanan nyentrik menyerupai dukun. Saat melihat kehadirannya di sana, bapaknya terlihat beringsut menjauhi Pak Mangun. Pasti ada sesuatu yang ingin dikatakan bapaknya.Belum lima menit ia duduk menghadapi meja kecil sebatas dadanya, Sully diantar masuk ke ruangan itu dengan wajah bingung. Budhe Lina dan asistennya terlihat seakan menyeret wanita itu untuk dinikahkan paksa. Detik itu, ia merasa semakin bersalah. Ia sudah memperalat Sully.Dan hal yang paling tak disangkanya pagi itu adalah ketika bapaknya menyodorkan sebuah kotak cincin padanya. Hatinya terenyuh karena menyadari kalau itu adalah cincin pernikahan yang dipakai ibunya sampai wanita yang melahirkannya itu meninggal dunia. Cincin emas murni yang bentuknya tak benar-benar bulat karena tergerus waktu.Lalu hal lain yang membu

    Last Updated : 2022-07-01
  • Istri Nakal Mas Petani   37. Menggemaskan

    “Pak Gagah, Pak Effendi itu...Pakdhe-nya Fariz, kan?” Saptono merapatkan berdirinya dengan Pak Gagah. Pria tua itu setengah tertegun memandang kedatangan keluarga tengkulak nomor satu di sana.“Benar. Pak Effendi dan Pak Fadly adalah kakak beradik yang usahanya sama. Sama-sama tengkulak dan sama-sama bersaing. Dibanding adiknya, Pak Effendi jauh lebih kaya dan berpengaruh. Kenalannya di kota orang-orang penting. Perasaanku agak enggak enak lihat mereka datang. Semoga enggak sampai ngomong apa-apa ke Bagus. Menantuku bisa dengar,” ucap Pak Gagah, meninggalkannya Saptono dan pergi ke dekat pagar menyambut keluarga Pak Effendi.“Pak Gagah ….” Pak Effendi menjabat tangan Pak Gagah sembari mengguncang-guncang dan menepuk lengan pria tua itu cukup lama.“Apa kabar, Pak Effendi?” Pak Gagah berbasa-basi.“Saya tersinggung enggak diundang,” kata Pak Effendi dengan raut cemberut dibuat-buat.Pak Gagah tertawa. “Ini hanya resepsi sederhana. Cuma untuk menyambut Bagus dan istrinya sekalian ngunda

    Last Updated : 2022-07-01
  • Istri Nakal Mas Petani   38. Satu Sama

    Sully merasa puas membuat Ratna meninggalkan pelaminan lebih cepat dari dugaannya. Tak sia-sia ia membuat tulangnya lunak dengan bersandar dan bergelayut di lengan Wira selama pria itu bicara dengan Pak Effendi. Ditambah lagi dengan tertawa manja sambil menggaruk lengan Wira dan sesekali menyembunyikan wajahnya di sana. Ratna berlalu dengan raut gerah. Sully ikut tersenyum dan mengangguk pada Pak Effendi ketika pria itu turun menyusul anaknya. Dari kejauhan Sully melihat kalau keduanya tak sempat menikmati hidangan. Pak Effendi malah terlihat mengomeli dua putrinya yang lain untuk cepat-cepat meninggalkan piring mereka. Benar-benar keluarga yang aneh, batin Sully. “Itu keluarga tengkulak paling berpengaruh belasan tahun di desa ini,” ucap Wira. “Banyak petani yang berhutang gali lubang tutup lubang dan terpaksa tetap terus menjual pada Pak Effendi meski dihargai sangat murah. Dia memastikan petani terus bergantung dan enggak bisa ke mana-mana lagi.” Wira menoleh pada Sully, lalu mema

    Last Updated : 2022-07-02
  • Istri Nakal Mas Petani   39. Gatal, Mas

    Ponsel Wira masih bergetar selama hampir semenit baru kemudian kembali senyap. Setelah dua kali menunduk berusaha melihat bentol gigitan nyamuk di kaki Sully, tapi mendapat penolakan dan kibasan tangan dari wanita itu, Wira menegakkan tubuhnya kembali. Ia tak mau jadi pusat perhatian para tamu. “Mas … aku capek,” kata Sully dengan wajah cemberut. “Sabar sebentar lagi, ya …. Pak Mangun sepertinya sudah mau pulang. Itu, lihat. Sudah berdiri jalan ke sini sa Bapak,” kata Wira, menenangkan Sully. Sully ikut melongokkan kepala memandang tempat yang ditunjukkan Wira. Pak Mangun yang berbalut rantai memang sedang berjalan bersisian dengan Pak Gagah menuju tempat mereka. Sully menegakkan tubuh menantikan pria yang katanya paling disegani dalam hal pelaksanaan adat istiadat di desa itu. “Ini menantu saya, Pak,” kata Pak Gagah seusai Wira berjabatan tangan dengan Pak Mangun dan giliran memperkenalkan Sully. “Mmmm … Enggak tahu kalau Tarmiah sudah lama meninggal, ya?” tanya Pak Mangun pada S

    Last Updated : 2022-07-03
  • Istri Nakal Mas Petani   40. Nafkah Lahir

    Kalau dalam pernikahan normal, sewajarnya malam itu adalah malam pengantin buat Wira dan Sully. Tapi pikiran itu memang tidak ada terlintas dalam benak Wira. Pernikahan yang membawa judul meyakinkan warga desa, hanya berakhir dengan Wira membuka akun sosial media Sully dan berdiam lama di sana. Hari itu, Wira memahami hal baru soal Sully. Pertanyaan orang-orang soal profesi artis yang digeluti Sully, awalnya tidak membawa rasa penasaran apa pun untuknya. Namun, melihat Sully begitu mahir dan menikmati memulas kosmetik ke wajahn, rasa penasarannya tergelitik. Jemari Wira menggulir layar ponsel. Melihat puluhan foto dan video yang kalau digabung jumlahnya ratusan. Tak ada foto atau video yang dilakukan Sully dengan sia-sia. Semuanya selalu bertujuan mengiklankan suatu produk. Sosial media milik Sully, sama sekali tidak menggambarkan kehidupan pribadinya. Semua hanya berisi iklan dan iklan. Bahkan video Sully sedang berolahraga santai pun, di akhir video tetap menyebutkan merek suatu p

    Last Updated : 2022-07-04

Latest chapter

  • Istri Nakal Mas Petani   KABAR GIVEAWAY DARI MAS WIRA & SULIS

    Halo ....Selamat pagi Boeboo tersayang pembaca juskelapa. Semoga semuanya dalam keadaan sehat dan baik-baik saja.Di sini saya mau menginformasikan bahwa novel ISTRI NAKAL MAS PETANI sudah tamat di Bab 280. Apabila kemarin ada penulisan TO BE CONTINUED di akhir bab 280 itu adalah kesalahan penulisan dan error revisi yang terlalu lama. Jangan lupa aplikasinya di-update agar mendapat tampilan terbaru dari GOODNOVEL yang semakin kece ya. Nantinya ISTRI NAKAL MAS PETANI akan diberi bonus chapter di saat kita semua sudah rindu.Kabar gembira giveaway-nya adalah MAS WIRA & SULIS akan memberikan merchandise sederhana untuk 50 orang pertama di peringkat GEMS 1-50. Bagi yang namanya tertera di peringkat tersebut bisa mengirimkan alamat ke :ADMIN JUSKELAPA melalui pesan singkat dengan nomor 0 8 2 2 -5 7 8 5-1 2 3 8 dengan menyertakan tangkapan layar peringkat GEMS (vote).AtauBisa kirim pesan melalui sosial media inssstagram ketik : juskelapa_ di pencarian. Buat yang belum beruntung bisa men

  • Istri Nakal Mas Petani   280. Kenangan Manis Untuk Dikenang (TAMAT)

    Pak Gagah ikut mengangkat gelas teh dan meneguk isinya hampir setengah. Baru menyadari nikmat bertukar cerita yang selama ini diamatinya pada kaum perempuan ternyata juga bisa ia rasakan. Sungguh Pak Gagah ataupun Pak Mangun tidak pernah menyangka bahwa hal yang mereka anggap sebagai tindakan tercela bisa mereka ubah menjadi sesuatu yang membawa masa depan baik untuk desa. “Kamu memang tidak berniat menjodohkan Bagus dan Ratna, kan, Gah?” Pak Mangun meletakkan cangklong di sudut bibirnya. Pak Gagah menggeleng-geleng. “Tidak…tidak. Aku tahu maksud Effendi menekan Ajeng soal hutang dan sertifikat kebun pasti berkaitan dengan Bagus. Ratna itu mondar-mandir terus di dekat rumah sini. Setiap berpapasan jalan yang ditanya Bagus. Tapi Bagus, kan, di Riau.” Pak Mangun tergelak. “Oh, sekarang aku ingat. Karena Ratna sering ke sini kamu jadi kepikiran ide buat ngomong kalau Bagus dijodohkan dengan Ratna.” “Alasan perjodohan itu ditambah dengan banyaknya petani yang terjerat hutang di Effend

  • Istri Nakal Mas Petani   279. Impian Yang Terwujud

    Desa Girilayang itu terletak di kaki Merapi. Awalnya desa itu hanya berisi 12 kepala keluarga dengan 34 jiwa. Kakek buyut Pak Mangun dan Pak Gagah disebut-sebut sebagai orang pertama yang tinggal di desa itu untuk pertama kalinya. Secara geografis Desa Girilayang merupakan sebuah punggung bukit yang diisolasi oleh dua jurang di sisi sebelah barat dan timur. Itu sebabnya sebelum pembangunan jembatan seluruh warga desa harus berjalan memutari bukit dan cukup lama berada di jalan untuk bisa sampai ke kota.Pada sebuah peringatan hari kemerdekaan Republik Indonesia Wira pernah menyampaikan pidatonya yang mengatakan bahwa Desa Girilayang adalah tempat di mana semua warganya menjaga adat istiadat yang merupakan warisan leluhur. Juga melestarikan tempat-tempat wisata sejarah berikut pemandangan alam cantiknya untuk mendongkrak kemajuan desa dalam bidang pariwisata.Semua orang setuju dengan apa yang disampaikan Wira dan setuju dengan apa yang dilakukan Kepala Desa Girilayang terpilih itu u

  • Istri Nakal Mas Petani   278. Menyambut Yang Keempat

    Morning sickness yang dialami Sully berlangsung sampai kehamilannya menginjak usia delapan bulan. Sully mulai kuat terhadap bau-bauan dan bisa makan dalam porsi yang lebih banyak. Jika sebelumnya ia sulit menelan air dingin, masuk bulan kedelapan Sully sudah bisa memanjakan lidahnya dengan es teh manis. Seluruh keluarga besar Pak Gagah ikut senang dengan perubahan baik itu. Sully yang ceria sudah kembali. Pagi hari Sully ikut mendampingi anak-anaknya mandi dan makan. Kerjanya tak hanya bergulung di ranjang saja. Sully sudah mulai rajin seperti biasa. Ia juga mulai menggoda Wira dengan meremas bokongnya atau menggaruk perut pria itu. Wira menyambut bahagia godaan-godaan Sully. Sudah cukup lama pemenuhan kebutuhan batinnya berdasar mood istrinya itu. Menunggu belas kasihan Sully yang mau memberikan dengan sukarela tanpa mulut mengerucut. Memasuki bulan kedelapan mereka sudah kembali bercinta dengan hangat. Kehamilan yang terbebas dari morning sickness, tiga anak laki-lakinya sehat, pa

  • Istri Nakal Mas Petani   277. Dalam Sebuah Pesta

    Kedatangan keluarga Pak Gagah yang hanya berjarak seminggu sebelum pesta pernikahan Oky membuat Pak Anwar menyusun agenda sepadat mungkin untuk mengajak besan berkeliling kampunghalamannya.Hal pertama yang dilakukan Pak Anwar adalah mengajak Pak Gagah melihat kebun kelapa Sully yang dibelikan Wira. Dalam perjalanan menuju kebun itu tak lupa Pak Anwar menunjukkan jalan hasil pengaspalan yang didanai oleh Wira.“Lihat seberapa panjangnya jalan menuju ke kebun kelapa ini, kan? Nah, ini semua Bagus yang mengaspal. Warga yang sudah lama mengharapkan perbaikan jalan bisa ikut menikmati yang dilakukan Bagus. Apa yang dilakukannya ini membawa banyak kebaikan. Bahkan warga yang tidak kenal Bagus secara pribadi malah mengenal namanya. Pernah sekali waktu saya ke kebun kelapa, ada seorang pria yang baru pulang merantau menanyakan soal jalan yang bagus. Orang tuanya langsung mengatakan jalan ini diaspal menantunya Pak Anwar. Namanya Bagus.” Pak Anwar terkekeh-kekeh senang saat menceritakan kisah

  • Istri Nakal Mas Petani   276. Resepsi dan Silaturahmi

    Rombongan itu benar-benar ramai. Tiga generasi melalui perjalanan panjang berpindah-pindah moda transportasi. Pak Gagah yang sudah lama tidak melancong jauh bangun paling pagi dibanding yang lain. Pria tua itu mengecek semua bawaan mereka untuk kesekian kalinya.Perjalanan hari itu dimulai dengan Asmari dan seorang supir dari pabrik yang diminta mengantar ke bandara.“Asmari ikut juga, kan, Gus? Masa Hendro resepsi Asmari enggak ikut?” Belum apa-apa Pak Gagah sudah protes karena Asmari yang belakangan dekat dengan Hendro tidak terlihat memiliki tentengan.“Asmari ikut, Pak. Nanti setelah mengantar kita ke terminal keberangkatan dia titip mobil di parkir inap bandara. Asmari berangkatnya satu pesawat bersama Pretty dan ibunya.” Wira baru saja melepas Asmari untuk meletakkan mobil di parkir inap. Pak Gagah yang sedang menggendong Bima pun sepertinya masih punya banyak waktu untuk memperhatikan orang sekitar.“Bapak capek? Bima bisa diletak dulu di stroller. Gantian sama Tika. Dari tadi

  • Istri Nakal Mas Petani   275. Rencana Perjalanan Jauh

    Dan bukan Sully namanya kalau segala yang ia lakukan tidak menimbulkan kehebohan orang sekeliling. Malam itu setelah mengutarakan keinginannya dengan cara merajuk, Wira menyanggupi semua hal yang akan dilakukan oleh istrinya itu agar mereka mendapatkan seorang bayi perempuan.Pertama-tama mereka berdua mendatangi praktek Dokter Masayu untuk berkonsultasi. Sully santai saja saat mengutarakan keinginannya. Raut dan gesture-nya sangat percaya diri seperti biasa. Terutama saat Dokter Masayu bertanya, “Sulis sudah mau program bayi perempuan? Awang belum dua bulan.” Dokter Masayu mengingatkan.Wira yang masih mengenakan seragam cokelat mengangguk yakin. “Katanya mau sekarang aja, Dok. Biar sekalian aja.”“Kalau bisa sekarang kenapa harus nanti gitu, Dok. Kemarin hamilnya Awang juga bisa secepat itu. Saya mau tahu tips-tips khusus buat hamil anak perempuan.” Sully bicara dengan kedua tangannya yang melingkari lengan Wira. Ia sudah tidak peduli lagi dengan komentar ketiga kakaknya. Karena jik

  • Istri Nakal Mas Petani   274. Sebuah Impian Sully

    Bisa dibilang Sully memasuki masa sedang repot-repotnya. Ulang tahun pertama pabrik pengolahan aren PT. Putra Pertiwi Wira hadir sendirian. Ulang tahun pabrik yang harusnya bersamaan dengan ulang tahun si kembar ternyata perayaannya harus dilewatkan karena Sully baru melahirkan putra ketiganya.Putra ketiga Sully dan Wira lahir di bulan yang sama dengan kelahiran Bima dan Sakti. Dan keluarga Sully kembali datang dengan formasi yang sama. Sari; kakak Sully adalah orang yang pertama kali tertawa terbahak-bahak setelah mengetahui kehamilan adiknya.Dan hari itu, satu bulan setelah Sully melahirkan Sari kembali datang dengan anak bungsunya yang mulai belajar jalan. Dari ketiga kakak Sully, Sari pulalah yang menggendong putra ketiga adiknya itu sambil mengatakan, “Selamat datang putra ketiga adikku yang dulunya setiap hari ngomong jangan banyak anak.”Karena itu Sully mengerucutkan bibir memandang kakaknya.Keramaian ulang tahun pertama pabrik pengolahan aren PT. Putra Pertiwi memang senga

  • Istri Nakal Mas Petani   273. Bukan Kelalaian

    Sully sudah melupakan tentang percintaan sore yang dilakukannya dengan penuh semangat dan keringat. Fokusnya sementara hanya tertuju merawat putra kembarnya dan mengerjakan dua tawaran endorsement yang sudah ia sanggupi. Ada dua iklan yang videonya sedang mereka garap. Pil pelancar ASI dan produk korset pelangsing perut. Kedua endorsement itu diterima Sully dengan penuh suka cita. Terlebih tenaga ‘babysitter’ si kembar masih melimpah ruah.Semua orang di rumah sedang berlomba-lomba menjadi sosok yang paling bisa menaklukkan hati si kembar. Semua ingin mendapat sebutan orang yang paling bisa membuat si kembar langsung tenang saat menangis. Termasuk Pak Anwar dan Bu Dahlia yang biasanya sering berdebat kecil. Suami istri itu kini terlihat kompak menjaga cucu laki-laki dari anak bungsu mereka.“Kita harus sering-sering bikin konsep video begini. Biaya produksinya kecil, mengedukasi, juga anti ribet-ribet klub.” Sully sedang membereskan kotak make-upnya.“Konsepnya emang bagus, tapi nggak

DMCA.com Protection Status