Share

Meminta Restu Ayah-Ibu

“Gaffi mau melamar perempuan.”

Semua mata memandang Gaffi terkejut. Saking terkejutnya, Farhan yang baru saja memasukkan pisang goreng ke mulutnya nyaris tersedak. Buru-buru dia meraih gelas tehnya.

Sementara itu Aminah memandang percaya tak percaya. Dia memang akhir-akhir gencar meminta calon mantu, tapi mendengar putra sulungnya ingin melamar perempuan tetap saja membuatnya tak percaya.

“Kamu bilang apa?” Yusuf bertanya, takut telinganya salah dengar. Maklum, usia membuat indra-indranya tidak lagi bekerja secara maksimal.

Gaffi menghela napas. Menenangkan detak jantungnya yang bergejolak. Dipandangnya bergantian wajah ibu, ayah, dan adiknya.

“Gaffi mau melamar, Yah, Bu,” ucap Gaffi mengulang kalimatnya.

“Kamu serius?” Yusuf kembali bertanya, seakan masih ragu.

Gaffi tidak pernah membawa dan memperkenalkan perempuan kepada mereka. Laki-laki itu juga tidak pernah membicarakan apa pun. Wajar jika mereka terkejut dan sedikit tidak percaya. Tidak ada angin, tidak ada hujan, tiba-tiba m
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status