Share

BAB 85 Li Mei Sadar

Penulis: Summer Rain
last update Terakhir Diperbarui: 2023-05-04 22:51:52
Bai Changyi maju dan membantu Li Mei agar bisa bersandar di kepala tempat tidur. Setelah Li Mei bisa bersandar dengan nyaman, dia segera berbalik dan mengambil secangkir air putih.

"Ini, minumlah dengan perlahan," kata Bai Changyi seraya duduk di tepi tempat tidur dan mendekatkan cangkir ke bibir Li Mei.

Li Mei merasa sangat haus. Tenggorokannya sangat kering, perih dan panas. Itu benar-benar terasa sangat tidak nyaman. Meskipun begitu, dia tetap meminum air dengan perlahan.

Setelah minum satu cangkir air, Li Mei mendesah puas. Dia kembali menatap Bai Changyi yang terlihat kuyu. Ada lingkaran hitam di bawah matanya. Rambutnya terlihat acak-acakan, bahkan kumis dan jenggot tipis mulai terlihat tumbuh di wajahnya. Meskipun begitu, matanya menyorotkan kelegaan yang amat sangat ketika menatap Li Mei.

"Sudah berapa lama aku tertidur?" tanya Li Mei. Suaranya masih terdengar sangat serak.

"Lima hari," jawab Bai Changyi.

"Lima hari?" Li Mei terlihat cukup terkejut ketika mendengarnya.

"Apakah
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Istri Masa Depan Pembawa Keberuntungan   BAB 86 Kakak A Guo, Kamu Di Sini

    Wang Ancchi?Li Mei mengerutkan keningnya, mencoba mengingat-ingat sosok Wang Ancchi di dalam ingatannya. Kalau dia tidak salah, Wang Annchi adalah putri dari Selir Xi.Selir Xi memiliki nama asli Xi Ning. Dia hanyalah anak dari seorang pedagang. Keluarganya tidak kuat dan dia tidak memiliki kekuatan di harem. Kaisar Xing dulu menikahinya karena dia sangat cantik dan lembut.Selir Xi hanya memiliki seorang putri, Wang Annchi. Wang Annchi sangat mirip dengan ibunya, dia cantik dan memiliki temperamen yang lembut. Namun karena latar belakangnya yang lemah, dia tidak disukai di istana. Itulah mengapa dia menjadi seorang wanita yang sangat pendiam.Li Mei sempat beberapa kali bertemu dengannya di berbagai acara perjamuan. Wang Annchi biasanya hanya akan duduk diam. Dia tidak mengeluarkan suara ataupun membuat banyak gerakan, seolah-olah dia tidak ingin dikenali.Li Mei beberapa kali pernah ingin menyapanya, namun dia selalu dihalangi oleh Xiang Qian."Meimei, kamu jangan mendekatinya. Dia

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-06
  • Istri Masa Depan Pembawa Keberuntungan   BAB 87 Aku Menyukaimu

    "Kakak A Guo, kamu sudah di sini. Aku menantimu sejak tadi." Suara yang merdu dan terkesan malu-malu terdengar dari balik bangunan. Nuannuan menghentikan langkahnya dan tertegun. Dia sangat mengenal suara ini.Siapa lagi kalau bukan suara rubah licik itu?Nuannuan menggertakkan giginya, bergegas mendekati tembok. Dia berhenti tepat di sudut tembok dan mengintip ke arah sumber suara. A Guo terlihat sedang berdiri dengan Hong'er yang menghalangi jalannya."Ah, Nona Hong'er. Ada apa? Apa kamu membutuhkan sesuatu dariku?" tanya A Guo terlihat kurang sabar. Dia ingin segera masuk agar bisa cepat membantu kakaknya berkemas."Kak A Guo, aku dengar … aku dengar hari ini kalian akan pulang. Apakah itu benar?" tanya Hong'er."Hmm," gumam A Guo seraya mengangguk."Oh." Hong'er terlihat semakin sedih ketika mendengar jawaban A Guo. Dia menggigit pelan bibirnya. Raut wajahnya menunjukkan kalau dia akan menangis. Dia berbisik pelan dengan suara yang tercekat, "kalau begitu, apakah aku bisa menemuim

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-07
  • Istri Masa Depan Pembawa Keberuntungan   BAB 88 Surat

    Nuannuan membeku. Dia menatap wajah A Guo dengan tatapan tidak percaya. Apakah dia salah dengar barusan? Namun, ketika Nuannuan melihat wajah Hong'er yang berseri-seri, hati Nuannuan tenggelam."Aku juga menyukaimu," kata A Guo lagi. Dia melirik sekilas ke arah Nuannuan yang berwajah pucat. Sebuah senyuman tipis terulas di bibirnya. Di lalu lanjut berkata, "aku menyukaimu sebagai seorang teman dan adik. Aku sudah memiliki seseorang yang aku sukai di dalam hatiku. Sebaiknya, Nona Hong'er tidak menginginkan lebih, itu akan sangat baik untuk hubungan kita."Wajah Hong'er menggelap ketika mendengar apa yang diucapkan oleh A Guo. Apakah dia baru saja dipermainkan barusan?A Guo menoleh ke arah Nuannuan yang tanpa sadar tersenyum seraya menatapnya. Wajahnya terlihat sangat lega."Nuannuan, kita sudah terlalu banyak membuang-buang waktu di sini. Ayo kita segera pergi ke tempat Kakak. Mereka pasti sudah lama menunggu kita," ajak A Guo seraya mengangguk pelan."Ya, ayo pergi," jawab Nuannuan.

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-09
  • Istri Masa Depan Pembawa Keberuntungan   BAB 89 Permaisuri Wan

    Istana Kekaisaran Xing - Harem Kekaisaran.Xia Jianli berjalan dengan perlahan mengikuti Kasim Mu, kasim senior yang dikenal selalu berada di sisi Permaisuri Wan.Permaisuri Wan bernama asli Wan Rong, dia adalah ibu dari Putra Mahkota saat ini. Keluarganya memiliki pondasi yang kuat di Dinasti Xing selama seratus tahun terakhir. Mendiang ayahnya merupakan seorang Guru Agung yang juga menjadi guru dari Kaisar Xing. Saat ini, posisi Guru Agung diturunkan kepada adiknya, Wan Kun, kepala keluarga di kediaman Wan saat ini. Ditambah lagi dia telah melahirkan Wang Fen, Putra Mahkota saat ini. Itulah kenapa posisinya sebagai Permaisuri sangat mantap dan tidak tergoyahkan.Meskipun Xia Jianli sudah berusia lebih dari tiga puluh tahun, penampilannya masih sangat cantik. Ditambah lagi hari ini dia menggunakan hanfu berwarna hijau yang terbuat dari sutera, itu jelas menambah keanggunannya.Di belakang Xia Jianli, Yi Yuwen berjalan bersama empat orang pegawai toko yang mengangkat peti-peti kayu de

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-10
  • Istri Masa Depan Pembawa Keberuntungan   BAB 90 Hanya Seorang Pelayan

    "Perlihatkan padaku," perintah Permaisuri Wan dengan suara yang terdengar sangat tenang."Baik, Yang Mulia," jawab Xia Jianli.Kasim Mu segera meminta beberapa orang pelayan untuk membawa sebuah meja dan meletakkannya di tengah aula.Xia Jianli melambai ke arah Yi Yuwen dan yang lainnya. Mereka segera memahami maksudnya dan meletakkan peti-peti di atas lantai. Beberapa orang pelayan wanita datang menghampiri Yi Yuwen dan yang lainnya dengan nampan di tangan mereka.Yi Yuwen segera meletakkan beberapa contoh kain ke atas nampan satu persatu. Dengan segera, sepuluh nampan itu sudah terisi dengan kain sutera yang berwarna warni. Ada yang polos dan ada juga yang memiliki motif. Para pelayan berjalan menjauh dan menata nampan-nampan itu di atas meja. Tiba-tiba, seorang pelayan yang tampak gugup menjatuhkan nampan yang ada di atas tangannya."Lancang!" Suara bentakan Permaisuri Wan bergema di dalam aula. Suasana langsung hening dan tegang dalam seketika."Yang Mulia, hamba pantas mati!" se

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-11
  • Istri Masa Depan Pembawa Keberuntungan   BAB 91 Penyerangan

    "Ah, berisik sekali," celetuk Permaisuri Wan. Ketika Permaisuri Wan mengatakan ini, suasana kembali menjadi hening. Bahkan Yezi dan Youzi tidak berani mengatakan apapun lagi."Seret dia. Aku tidak ingin melihatnya lagi"Dua orang penjaga yang pada awalnya menyeret tubuh Lizi, segera maju dan memegang masing-masing lengan Yezi. Mereka menyeret tubuhnya yang yang sudah lunglai.Xia Jianli benar-benar merasakan hatinya jatuh. Istana Kekaisaran benar-benar mengerikan. Para pelayan bahkan kehilangan nyawa mereka dengan mudah hanya karena mengejutkan seorang ratu."Sue'er," panggil Permaisuri Wan.Seorang pelayan maju dan memberi hormat ketika mendengar dirinya dipanggil. "Bawa pelayan itu ke halamanku. Aku masih membutuhkan seorang pelayan tingkat dua," kata Permaisuri Wan.Dia sebenarnya tidak membutuhkan pelayan lain. Namun dia hampir saja menghukum Lizi karena kecerobohannya. Demi menjaga reputasinya, dia harus bersikap murah hati.Di sisi lain, Lizi tertegun. Dia menjadi pelayan ting

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-17
  • Istri Masa Depan Pembawa Keberuntungan   BAB 92 Menyiapkan Keberangkatan

    Langit masih gelap ketika Li Mei berjalan menghampiri dua buah gerbong kereta kuda yang terparkir di depan rumah. Satu kereta ditarik oleh Si Hitam sedangkan gerbong lainnya ditarik oleh Yin, kuda putih yang pernah diambil oleh Tan Heng dari para bandit terakhir kali. "Apakah semua barang sudah dimasukkan ke dalam gerbong?" tanya Li Mei seraya membuka tirai gerbong kereta kuda.Li Mei sangat cantik hari ini dengan hanfu sutera berwarna hijau muda. Tampak bordiran bunga berwarna-warni di tepian bajunya."Hampir semuanya, Kakak Ipar," jawab A Guo. "Di mana Yun?" tanya Li Mei."Kakak sedang menulis surat untuk Jenderal Besar Fu. Aku pikir dia akan mengirim Yun untuk memberi kabar kalau kita akan berangkat hari ini," jawab A Guo.Li Mei menganggukkan kepalanya perlahan tanda dia mengerti. Dia lalu menoleh ke arah aula rumahnya dan melihat ke arah Bai Chengxi, Bao Yiran dan beberapa orang lainnya yang berdiri seraya menatap ke arah mereka dengan tatapan sedih. Mereka semua berkumpul untu

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-24
  • Istri Masa Depan Pembawa Keberuntungan   BAB 93 Dia Datang

    "Apa yang ingin kamu tanyakan?" tanya Bai Mulin. Tatapannya begitu tajam dan dalam, membuat jantung Yu Mingmei berdebar tidak karuan.Yu Mingmei menundukkan kepalanya. Rona kemerahan merambati wajah dan telinganya. Dia tiba-tiba merasa malu dan tidak mengetahui dari mana keberaniannya tadi berasal.Bai Mulin melihat kepala tertunduk Yu Mingmei dan telinganya yang memerah. Namun, demi menjaga agar Yu Mingmei tidak bertambah malu, dia tidak mengatakan apapun. Dia hanya berdiri tidak bergeming dari tempatnya."Aku … ah, tidak. Lebih baik Kak Mulin yang mengatakannya terlebih dahulu," cicit Yu Mingmei pelan.Bai Mulin mengangkat kedua alisnya.Di era ini, wanita rata-rata akan menikah di usia 15 tahun. Ini adalah hal yang biasa terjadi. Dan di usia mereka sekarang, beberapa bahkan sudah bertunangan.Bai Mulin bukannya tidak melihat perasaan Yu Mingmei kepadanya. Selain itu, kepolosan dan sifat Yu Mingmei yang baik hati sudah lama menarik perhatiannya. Hanya saja, dia bukan jenis orang yan

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-26

Bab terbaru

  • Istri Masa Depan Pembawa Keberuntungan   Extra Part 6 - End

    "Apa yang kamu maksud dengan 'ini'?" tanya Fu Lian santai."Lian'er, kamu tahu apa maksudku," jawab Wang Gongfai kesal. "Kabar sebesar ini, bagaimana aku tidak bisa mengetahuinya?"Fu Lian akhirnya berhenti berpura-pura. Dia menatap Wang Gongfai dengan wajah cemberut, "kamu sudah tahu aku menginginkan ini sejak lama, mengapa kamu tidak bisa mendukungku?"Wang Gongfai terpana dengan perkataan Fu Lian. Calon istrinya akan pergi untuk berperang, bagaimana dia akan mendukungnya?"Apa kamu bodoh? Bagaimana aku bisa melepaskanmu untuk pergi berperang?" tanya Wang Gongfai dengan 2 alis terangkat."Apa yang kamu khawatirkan? Semuanya akan baik-baik saja," kata Fu Lian mencoba menenangkannya."Lian'er." Wang Gongfai menarik tangan Fu Lian dan menariknya menjauh. Dia tidak ingin mereka menjadi pusat perhatian para pengawal yang ada di sekitar.Dun Ming berlari mengikuti di belakang mereka. Dia tidak menyangka Wang Gongfai akan berhenti tiba-tiba hingga membuatnya menabraknya."Yang Mulia, maafka

  • Istri Masa Depan Pembawa Keberuntungan   Extra Part 5

    "Apa benar kamu Pangeran Pertama?" tanya Fu Lian ragu."Tentu saja! Untuk apa aku berbohong?" celetuk Wang Gongfai kesal.Fu Lian menatap Wang Gongfai selama beberapa saat lalu menganggukkan kepalanya, "baiklah. Aku akan mengantarmu.""Bagus, bagus," kata Wang Gongfai senang. Dia lalu berjalan di samping Fu Lian dan mengikuti langkahnya. Dia berkali-kali mencuri pandang ke arah Fu Lian."Berhenti menatapku," kata Fu Lian kesal.Wang Gongfai hanya menggaruk pelan kepalanya yang tidak terasa gatal. Dia hanya mengagumi kecantikan Fu Lian, mengapa dia harus merasa terganggu?Sesosok tubuh besar berwarna putih tiba-tiba mendarat di depan keduanya. Senyuman mengembang di wajah Fu Lian sedangkan Wang Gongfai tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya."Xiao Lang!" Fu Lian bergegas menubruk tubuh besar Xiao Lang."Wow! Apakah dia benar-benar Xiao Lang?" Wang Gongfai merasa sangat k

  • Istri Masa Depan Pembawa Keberuntungan   Extra Part 4

    Kediaman Adipati Qiang terlihat begitu meriah hari ini. Beberapa tamu undangan berjalan memasuki kediaman Adipati Qiang dengan pakaian terbaiknya.Li Mei terlihat cantik dengan balutan hanfu berwarna biru tua. Tidak jauh darinya, terlihat Fu Changyi yang menggunakan baju dengan warna senada. Fu Xingshen yang berada di sebelah Fu Changyi juga terlihat menggunakan baju berwarna biru gelap. Ketiganya terlihat sibuk menyambut para tamu.Hari ini mereka sedang merayakan hari ulang tahun Fu Lian dan Fu Huanran yang ke-10. Tidak ada seorangpun tamu yang tidak datang. Mereka semua ingin menjalin hubungan yang baik dengan keluarga Adipati Qiang.Tiba-tiba, Li Mei melihat Nuannuan berjalan dengan panik ke arahnya. Dia segera menoleh ke beberapa orang tamu wanita yang sedang mengelilinginya, "Nyonya-nyonya, maafkan aku. Aku harus pergi untuk melihat persiapan Putriku.""Tidak apa-apa, kamu tidak perlu tergesa-gesa," kata Nyonya Lin, istri Perdana Menteri Yan."Kami tahu betapa repotnya mempersia

  • Istri Masa Depan Pembawa Keberuntungan   Extra Part 3

    8 orang preman mengelilingi 3 orang anak kecil. Fu Huanran merasa sangat ketakutan, dia hampir menangis.Fu Lian menggertakkan giginya, "minggir! Apa kalian tidak takut seseorang akan datang dan menghukum kalian?"Kedelapan preman itu saling memandang ketika mendengar perkataan Fu Lian lalu tertawa terbahak-bahak. Setelah beberapa saat, Erzhu berkata pada mereka, "siapa yang akan menemukan kami? Tidak akan ada yang tahu!"Tiba-tiba Fu Lian menerjang ke arah Erzhu. Dia mengangkat kakinya tinggi lalu menendang tepat di titik vital Erzhu.Kedua mata Erzhu membola sempurna saat suara lengkingan terdengar dari mulutnya, "ah!"Ketujuh orang lainnya langsung memegangi alat vital mereka masing-masing dan menatap Erzhu dengan ngeri. Mereka yakin itu pasti sangat menyakitkan. Atau bahkan mungkin, hancur? Baiklah, sepertinya mereka harus membuat acara perpisahan yang layak untuk masa depan Erzhu yang baru saja hilang."Anak kecil brengsek!" Dafu, yang sebelumnya dipanggil dengan sebutan kakak ke

  • Istri Masa Depan Pembawa Keberuntungan   Extra Part 2

    "Aku sudah kenyang!" kata Fu Lian. Dia mendorong mangkuknya yang sudah kosong menjauh."Aku juga sudah selesai," kata Fu Huanran. "Kalau begitu ayo kita pulang."Ketiganya meninggalkan meja dan pergi menghampiri Ming Feng, "Paman Ming, kami sudah selesai." Setelah itu, Fu Lian mengeluarkan. 1 tael perak lalu memberikannya kepada Ming Feng."Sudah selesai? Apa kalian akan langsung pulang?" tanya Ming Feng khawatir. Dia melihat ke arah jalanan tapi tidak bisa menemukan Ming Shao."Ya, Paman. Kamu tidak perlu khawatir," kata Fu Lian seraya tersenyum manis."Tunggu sebentar, biar aku memberimu kembaliannya," kata Ming Feng. Dia berencana mengulur-ngulur waktu hingga seseorang dari kediaman Adipati Qiang datang."Tidak perlu. Paman bisa menyimpannya," kata Fu Lian. Dia segera berbalik lalu menyeret kedua saudaranya pergi."Ah, ah, bagaimana bisa seperti itu?" tanya Ming Feng panik. Dia hendak mengejar ketiga anak itu, namun sayangnya mereka terlalu gesit. "Celaka! Celaka! Mereka tidak perg

  • Istri Masa Depan Pembawa Keberuntungan   Extra Part 1

    "Haohao! Haohao!" Suara bisikan dari balik bebatuan taman mengusik Fu Hao. Anak laki-laki berusia 3 tahun itu menoleh dan melihat kedua kakak kembarnya sedang bersembunyi di antara bebatuan. Setelah beberapa saat, Fu Hao berjalan menghampiri keduanya."Ada apa?" tanya Fu Hao datar.Fu Lian segera menariknya untuk bersembunyi di balik bebatuan. Dia menatap buku-buku yang ada di tangan Fu Hao, "apa yang akan kamu lakukan dengan buku-buku membosankan itu?"Tentu saja pergi belajar. Bukankan Guru Jiang akan segera datang?" tanya Fu Hao tanpa berekpresi.Fu Lian menghela nafas panjang, "untuk apa kita pergi belajar? Aku sangat bosan. Lebih baik kita pergi berjalan-jalan!"Fu Huanran terlihat gelisah ketika mendengar perkataan Fu Lian. Ini bukan pertama kalinya saudara kembarnya mengajaknya untuk bolos belajar. Fu Lian selalu suka menyeret Fu Huanran dan Fu Hao pergi bermain di area perkotaan atau pegunungan untuk mencari buah-buahan liar."Lian'er, kalau Ibu mengetahuinya, dia akan memukul

  • Istri Masa Depan Pembawa Keberuntungan   BAB 130 Finale

    Fu Xingshen menghentikan langkahnya ketika dia sudah berada di dekat Wang Minghao. Saat ini, para pejabat menutup mulut mereka. Tidak ada seorangpun yang berani berbicara. Siapa yang berani mengatakan sesuatu ketika lawan mereka sudah dipastikan unggul?Wang Minghao terjatuh duduk di singgasananya. Tubuhnya bergetar hebat karena kemarahan dan juga ketakutan.Wan Rong menoleh dan menatap Wang Shimin dengan penuh kebencian, "Shimin, kenapa kamu melakukan hal ini?""Ha! Ha! Ha! Permaisuri Wan, apakah kamu bertanya karena tidak tahu, atau kamu berpura-pura tidak tahu?" tanya Wang Shimin dingin. Dia berjalan pelan ke arah Wang Minghao dan bertanya dengan wajah datar, "Ayah, apakah kamu juga tidak mengetahuinya?"Wang Minghao tidak menjawab, dia hanya menyipitkannya matanya saat menatap Wang Shimin."Baiklah, baiklah. Aku tidak akan bermain tebak-tebakan lagi. Aku akan menjelaskan semuanya," kata Wang Shimin. Dia lalu menambahkan, "setidaknya kalian bisa mengetahui alasan kalian mati."Wajah

  • Istri Masa Depan Pembawa Keberuntungan   BAB 129 Pemberontakan

    Fu Xingshen melihat kembang api yang meledak di udara. Tangannya tanpa sadar menggenggam erat pedang yang ada di pinggangnya. Setelah itu Fu Xingshen dan Fu Yi menaiki kuda mereka masing-masing. Melihat pemimpin mereka sudah bersiap, para tentara memegang senjata mereka, bersiap untuk menyerbu masuk ke dalam Ibukota Kekaisaran."Maju!" perintah Fu Xingshen dingin.Fu Yi mengangkat sebuah kembang api dan menembakkannya ke udara. Fu Xingshen membagi tentara menjadi 4 kelompok. Masing-masing kelompok menunggu di kegelapan hutan di 4 penjuru mata angin. Begitu melihat sinyal kedua ditembakkan, para tentara merangsek masuk ke dalam Ibukota Kekaisaran. Suasana Ibukota tiba-tiba menjadi gempar. Melihat banyaknya tentara yang membawa senjata masuk ke dalam kota, para penduduk berhamburan masuk ke dalam rumah mereka dengan panik. Mereka semua ketakutan dan mengunci rumah mereka dari dalam. Beberapa bahkan bersembunyi di kolong-kolong tempat tidur, berharap nyawa mereka akan selamat.Tidak ber

  • Istri Masa Depan Pembawa Keberuntungan   BAB 128 Menunggu Sinyal

    "Benar-benar tidak bisa dimaafkan!" Suara marah Wang Minghao menggelegar di dalam aula.Aula seketika dipenuhi dengan suara orang-orang yang berlutut beserta teriakan. "Yang Mulia, tolong jaga kesehatan Anda!"Wang Minghao tidak marah karena seseorang ingin mencelakai Li Mei, dia marah karena orang-orang itu telah merusak rencananya. Setelah beberapa saat, dia akhirnya berhasil mengendalikan emosinya."Kembali duduk."Setelah semua orang kembali duduk, Wang Minghao menoleh kepada Li Xue dan berkata, "Tabib Li, ada sesuatu yang ingin aku katakan kepadamu malam ini." "Yang Mulia, Hamba siap mendengarkan, " jawab Li Xue."Aku telah menurunkan Dekrit Pernikahan sebelumnya untuk Li Mei dan Putra Mahkota. Namun hal itu gagal karena Nona Li menghilang. Oleh karena itu posisi Putri Mahkota aku serahkan kepada Xiang Qian," kata Wang Minghao.Wajah Xiang Qian berubah suram. Perkataan Kaisar Xing

DMCA.com Protection Status