Blake masih trauma menghadapi Toby. Dia terkejut dan tidak tahu harus berkata apa untuk waktu yang lama. Ini memang di luar perkiraannya.Dia melirik belasan preman yang ada di belakangnya. Dia juga tidak tahu apa orang-orang ini bisa melawan Toby.Dia sekarang seperti sedang berhalusinasi, seolah-olah dia dikelilingi oleh Toby sendirian.Para preman itu menggosokkan tangan mereka, tidak sabar untuk melawan Toby.Blake mengerutkan kening dan berkata, “Toby, mengapa kamu selalu mencari masalah denganku? Apa aku pernah mencari masalah padamu?”Dia sangat marah karena ini. Dia tidak menyangka Toby akan menghentikan semua rencananya di mana-mana.Toby tertawa mendengarnya. Di saat seperti ini, pria itu masih sangat naif.“Blake, kamu pikir aku nggak tahu apa-apa? Kamu terlalu naif,” Toby tersenyum dingin.Sudut mulut Blake sedikit berkedut. Dia tidak tahu harus berkata apa untuk waktu yang lama. Dia masih terkejut dengan hal ini.Dia sangat pusing dan dia tidak tahu harus berbuat apa sekar
Suara dingin itu seolah meledak di telinga Blake. Blake punya firasat buruk. Dia menoleh dengan kaku, memaksakan senyum dan menatap Toby.Toby berkata dengan datar, “Blake, aku tahu kemampuanmu, tapi kalau kamu ingin meninggalkan tempat ini sekarang, nggak semudah itu. Kamu harus melewatiku.”Blake rasanya ingin mengumpat. Dia tidak tahu apa kesalahannya. Mengapa hidupnya sangat menyedihkan seperti ini?“Pak Toby, jangan bercanda denganku. Aku sama sekali bukan lawanmu.” Blake tersenyum datar.Toby menyipitkan matanya dan berkata, “Aku berubah pikiran sekarang. Kamu nggak boleh pergi.”Blake terkejut. Dia punya firasat buruk. Apa pria ini akan menyerangnya? Dia tidak bisa membayangkan dia akan dipukuli sampai seperti apa.Toby berkata dengan dingin, “Ini peringatan terakhir. Kalau masih ada lain kali, aku berjanji akan membiarkanmu mati tanpa dikubur.”Kaki Blake gemetaran mendengar perkataan itu. Dia terduduk di tanah. Dia tidak bodoh. Dia bisa melihat bahwa Toby tidak hanya menakut-n
Wanita cantik itu merasa pasti ada yang tidak beres dalam hal ini. Namun, dia juga tidak tahu apa yang tidak beres. Satu-satunya hal yang bisa dia katakan adalah orang yang membantunya ini jelas bukan orang biasa. Dia melihat Toby dengan aneh, ingin mendapatkan informasi dan petunjuk yang berguna dari tubuh pria itu.Dia punya firasat dan bisa melihat bahwa hal ini pasti ada hubungannya dengan Toby. Setelah memikirkannya, dia melihat ke arah Toby lagi dan menginginkan jawaban dari pria itu.Toby juga tertegun melihat sikap wanita itu. Dia tidak mengerti apa yang dipikirkan wanita itu, tapi dia yakin wanita itu pasti punya firasat.“Kenapa kamu melihatku seperti itu? Kalau ada yang mau dikatakan, katakan saja,” kata Toby datar.Sejujurnya, dia juga sangat bingung dengan wanita ini. Dia tidak mengerti mengapa wanita ini terus memandangnya.Wanita itu tersenyum dan berkata, “Nggak, aku hanya bercanda denganmu. Jangan diambil ke hati. Aku sangat mendukungmu dalam hal ini.”Toby agak terkej
Segera setelah itu, Dragon Queen mulai mengajukan persyaratannya sendiri.Seperti dugaannya, pria berjas itu setuju. Pria itu juga tahu apa yang dipikirkan Dragon Queen, jadi dia sangat tenang saat ini. Dia sangat mendukung Dragon Queen dalam hal ini.Dragon Queen tertegun melihat sikap pria itu. Dia tertawa, “Tapi, karena kamu sudah bergabung dengan kami, kamu harus menunjukkan kemampuanmu. Kamu harus membuat Toby membayar atas semua tindakannya selama ini. Apa kamu bisa melakukannya?”Dragon Queen sangat membenci Toby. Dia tidak peduli cara apapun yang digunakan pria itu. Dia ingin Toby membayar konsekuensinya. Keinginannya sangat sederhana, yaitu membalas dendam pada Toby.Mendengar itu, pria itu seperti baru mendengar lelucon terbesar di dunia. Dia tersenyum, “Apalah artinya hal itu? Bagiku, asalkan aku mau melakukannya, aku pasti bisa.”Dragon Queen merasa lega melihat pria itu begitu percaya diri. Pada saat yang sama, dia juga jadi sangat penasaran dengan kemampuan pria itu. Bisa
Tella tidak tahu bahwa bahaya sedang menghampirinya. Saat ini, dia sedang minum dengan santai, mengabaikan semua yang terjadi di sekitarnya. Dia datang ke bar itu untuk bersantai.Pada saat ini, sekelompok pria berbadan besar yang mabuk sedang mengawasi Tella. Ini pertama kalinya orang-orang itu melihat wanita secantik Tella. Mereka langsung tertarik padanya.Orang-orang itu berjalan ke depan Tella. Tella tidak bodoh. Dia bisa melihat bahwa orang-orang ini pasti ingin melakukan sesuatu padanya.Dia melihat pria-pria itu dengan tatapan waspada dan berkata, “Kalian mau apa?”Pria-pria itu tersenyum jahat. Mereka mengira Tella sangat polos. Bagi mereka, ini adalah kesempatan yang bagus. Inilah yang mereka inginkan.Mereka menggosok tangan, berjalan mendekati Tella, dan berkata sambil tersenyum, “Jangan takut, kami tahu apa yang kamu khawatirkan, tapi jangan khawatir. Kami nggak akan melakukan apa-apa padamu.”Pria-pria itu tersenyum kecil.Mendengar itu, Tella tersenyum merendahkan. Dia m
“Ini uang sebagai tanda terima kasihku. Terima kasih banyak,” ujar Tella, mengeluarkan sejumlah uang dan memberikannya pada pria berjas itu.Pria itu tercengang. Kalau dia tidak mengalaminya sendiri, dia tidak akan percaya semua ini nyata.Dia mengira wanita itu akan menciumnya, atau semacamnya. Tak disangka, wanita itu malah “mengusirnya” dengan uang.Ketika dia hendak mengatakan sesuatu, Tella melambaikan tangan dan berpamit padanya. Tampaknya, wanita itu tidak ingin berlama di tempat ini.Ekspresi di wajah pria berjas itu menjadi masam. Hal ini sangat mengejutkannya. Dia sangat kesal, tapi tidak menunjukkannya. Dia mengikuti Tella dan berkata, “Kamu sudah minum banyak, bahaya kalau pulang sendiri. Aku saja yang mengantarmu.”“Nggak perlu. Aku bisa pulang sendiri.” Tella menggelengkan kepalanya.Pria berjas itu berkata dengan serius, “Bagaimana kalau hal seperti tadi terjadi lagi? Kalau aku menemanimu, orang-orang itu pasti nggak akan berani datang.”Tella mengerutkan kening. Meskipu
Sesampainya di rumah, Tella memberi tahu Toby dan yang lainnya tentang kejadian tadi.Toby mengacungkan jempol kepada Tella. Matanya jeli juga, bisa melihat sandiwara itu. Kalau terjadi pada orang lain, mereka bisa jadi sudah tertipu.Namun, Toby pikir, ini semua pasti tidak sesederhana itu. Dia merasa pasti ada yang tidak beres. Dia juga tidak bisa bilang apa yang tidak beres, tapi dia yakin.Dia harus menghadapi hal ini dengan tenang. Kalau tidak, semuanya akan menjadi masalah besar. Dia tahu akan hal ini.Toby berkata kepada Tella dan yang lainnya, “Kalau kalian menghadapi situasi seperti itu lagi, kalian harus lebih berhati-hati.”Yeny tidak ada di sana. Toby pikir, dia akan memberi tahu wanita itu ketika wanita itu pulang, agar wanita itu bisa lebih waspada.Pada saat ini, pria berjas itu telah mengubah targetnya menjadi Yeny. Melihat betapa polosnya Yeny, dia tahu wanita itu pasti mudah ditipu.Memikirkan hal ini, pria berjas itu menggosok tangannya.Saat ini Yeny, sedang minum k
“Cantik, apa kamu benar-benar mau menolakku?” tanya pria berjas itu.Yeny mengangguk dan berkata, “Maaf, Pak. Aku tahu apa yang kamu pikirkan, tapi aku nggak akan pergi denganmu sekarang.”Dia merasa pria itu sangat menyebalkan. Dia ingin meninggalkan tempat ini, jadi dia segera mengambil tasnya dan bersiap pergi.Pria itu langsung agak panik melihat hal itu. Sebenarnya dia salah apa? Mengapa semua wanita cantik tidak mau melihatnya? Ini membuatnya tidak berdaya. Dia benar-benar tidak habis pikir.“Cantik, jangan begitu dong. Aku tahu apa yang kamu pikirkan. Aku ini orang baik. Aku hanya merasa kamu mirip dengan temanku, jadi aku ingin mengenalmu,” kata pria berjas itu sambil menggosokkan tangan.Yeny tidak percaya mendengarnya. Dia pikir, otak pria itu pasti sedang tidak berfungsi. Di saat seperti ini, pria itu masih saja berpikiran yang tidak-tidak. Bukannya ini namanya cari masalah?Namun, apa yang dia inginkan sangat sederhana. Dia tidak ingin berlama-lama lagi di sini. Dia pun ban
Toby sudah punya nomornya Old King, dan dia tinggal menghubunginya saja langsung. Old King sangat terkejut ketika dia mendapat telepon dari Toby, dan dia langsung mengangkatnya.Di saat itu, sudah ada banyak mobil mewah yang berhenti di depan vilanya Toby. Seorang pria yang usianya sudah cukup tua terlihat turun dari sebuah mobil limousine.“Maaf sudah merepotkan.”“Apa sampai detik ini kamu masih nggak mau manggil aku Kakek?” tanya Old King.“Maaf, kamu nggak bantu aku di saat aku susah. Kamu pasti datang cuma demi kunci Spectra.”“Sudah begitu lama waktu berlalu, tapi kamu masih benci aku. Begini saja, kasih kuncinya, dan aku kasih segala kuasa atas Spectra buat kamu,” kata Old King.Toby menyerahkan kunci itu kepada Old King dan mengikutinya pergi ke sebuah ruang bawah tanah yang misterius. Di bawah ruang bawah tanah itu terdapat sebuah pintu besi raksasa yang kelihatannya sangat kokoh.“Gudang harta karun Spectra harus dibuka pakai kunci Spectra. Di dalam gudang ini terdapat banyak
Harus diakui kemampuan bertarung lawan memang patut disegani, dan untuk sesaat Toby tidak bisa menghadapinya.“Hahah, ternyata kamu cuma segitu doang. Hari ini biar aku kasih lihat seberapa hebatnya aku,” kata si biksu.Toby tidak terlalu terpengaruh dengan ucapan itu dan tetap menyerang dengan penuh keyakinan diri. Si biksu tidak mengira kalau Toby ternyata beradu dengannya secara seimbang. Dia pun membangkitkan niat membunuhnya dan bertekad untuk mengeluarkan jurus andalannya.“Cukup.”Tiba-tiba seorang biksu berpakaian jubah putih datang menghentikan si biksu berbaju biru itu, dan raut wajah si biksu itu langsung berubah drastis.“Guru!”Tampaknya para biksu itu kenal dengan biksu tua berjubah putih. Tiba-tiba saja biksu berbaju biru langsung menundukkan kepalanya seperti anak kecil yang telah melakukan kesalahan. Dia tidak menyangka gurunya akan muncul di saat seperti ini.Toby sedikit mengerutkan keningnya ketika melihat kemunculan biksu berjubah putih itu. Dia adalah guru dari pa
Di saat yang sama ada beberapa pria mengenakan pakaian biksu mengepung Toby dan Sheehan.“Kalian dari Spectra?” tanya Toby.“Bukan, kami dari Kuil Qiankun,” jawab salah satu dari biksu itu.“Terus apa tujuan kalian halangin jalanku?”“Karena kami mau nyabut nyawamu.”Sekilas tampang mereka terlihat seperti orang baik-baik, tapi siapa yang menyangka kata-kata yang terucap dari mulut mereka jauh berbeda dengan penampilan. Biksu paling senior dari Kuil Qiankun menyuruh bawahannya menyerang Toby untuk mengukur sejauh mana kemampuan bertarung yang Toby miliki. Raut wajah Toby terlihat cukup serius ketika sedang beradu dengan salah satu dari biksu itu. Ucapan mereka bukan hanya bualan belaka, mereka memang memiliki kemampuan yang memang bisa membuktikan perkataan mereka. Toby merasa kekuatannya hanya seperti seekor capung yang bertengger di pohon, sedangkan kekuatan mereka jauh lebih besar, baik dari segi internal ataupun eksternal. Sepertinya tidak akan semudah itu jika Toby ingin mengalahk
Boldman tentu dapat merasakan tatapan mata Jason, dan hal itu membuatnya terkejut. Dia pun menghindar dari Jason agar tidak diminta tolong olehnya. Akan tetapi, Jason malah dengan sok jagonya menghampiri Boldman dan berkata, “Kak Boldman, ini aku, Jason.”Dalam hati Boldman benar-benar dibuat tak bisa berkata-kata dengan tingkah Jason. Susah berusaha untuk tidak terlihat, tapi malah Jason sendiri yang menghampirinya. Kalau bukan sengaja bikin masalah untuk Boldman, apa lagi?”“Nggak kenal,” kata Boldman.“Kak Boldman, bantu aku, dong. Aku kasih dua miliar, deh.”Semua orang langsung menarik napas panjang seketika mendengar tawaran Jason. Satu kali tampil sudah mendapatkan dua miliar itu untung sekali. Mereka pun berpikir, orang yang Jason bayar ini adalah Boldman, tangan kanannya Matthias. Jangankan dua miliar, sepuluh miliar pun masih layak untuk mereka keluarkan.Tiba-tiba Boldman beranjak dari kursinya. Di situ Jason sudah kegirangan mengira kalau Boldman akan membantunya, tapi tak
Jason langsung mendatangi Toby dan berkata, “Bilang saja, aku harus ngapain biar kamu mau pergi dari Sheehan.”“Harusnya kamu nanya Sheehan, bukan aku. Kalau dia nggak mau, aku juga nggak bisa apa-apa,” jawab Toby.“Nggak usah aneh-aneh. Aku bisa kasih kamu berapa pun yang kamu mau asal kamu jauh-jauh dari dia.”Jason percaya yang namanya manusia pasti cinta dengan uang, termasuk Toby. Sheehan benar-benar tidak suka dengan gaya Jason yang sok jagoan. Meski hubungan dia dengan Toby masih belum sampai sejauh itu, dia berharap tidak ada orang lain yang ikut campur dalam urusan percintaannya. Ditambah lagi, kata-kata kasar yang dilontarkan oleh Jason membuat Sheehan semakin tidak menyukainya.“Kurang lebih dua triliun, deh,” tutur Toby.“Apa maksud kamu?”Jelas-jelas Toby tidak ada niat untuk bernegosiasi baik-baik dengan Jason, dan hal itu membuat Jason jadi marah dan spontan mencengkeram kerah bajunya, “Orang yang berani ngelawan aku nggak bakal berakhir selamat. Aku saranin lebih baik k
Dia hanya termangu menatap Toby dengan ekspresi heran, sambil mengira apa mungkin anak ini sudah gila. Total tagihannya 220 juta … dia tidak percaya Toby punya uang sebanyak itu. Dia pun berasumsi kalau Toby hanya membual.“Kamu punya uang sebanyak itu?” tanya si pelayan.Namun di situ Toby hanya diam saja tidak menjawab pertanyaan si pelayan, dan tiba-tiba Jason menyela, “Nggak usah banyak bacot sama anak itu. Kita lihat saja kartunya bisa dipakai atau nggak. Toby, kalau kamu sembah sujud di depanku sebanyak tiga kali, aku kasih uangnya sekarang juga.”Semua orang sontak tertawa mendengar itu dan ikut menimpali, “Begitu apa nggak rugi?”“Nggak, lah. Kasih 220 juta biar orang sembah sujud masih wajar. Lagian cuma segitu doang nggak seberapa,” balas Jason. Dia memang sengaja ingin membuat Toby mempermalukan dirinya sendiri di hadapan Sheehan.Kalau sampai Toby tidak punya uang dan benar-benar sembah sujud, Jason yakin wanita mana pun tidak akan ada yang mau dengannya, dengan begitu siap
Semua orang cukup setuju dengan apa yang Jason katakan. Pakaian yang Toby kenakan memang mencerminkan kalau dia hanyalah orang biasa. Mereka jadi semakin benci dengan Toby karena berani-beraninya dia meminta seorang wanita mentraktirnya makan. Baru pertama kali ini mereka bertemu dengan pria yang tidak punya malu.Namun, bicara soal Toby … kalau dilihat-lihat lagi, tampang Toby memang ganteng. Setidaknya Toby punya wajah yang masih sedap dipandang, meski bukan yang ganteng luar biasa. Mereka masih heran mengapa Sheehan masih saja membela Toby sampai detik ini.Awalnya Sheehan ingin mentraktir Toby makan sebagai balas budi karena Toby sudah membantunya, tapi gara-gara Jason, semuanya jadi berantakan. Kejadian ini justru membuat Sheehan jadi merasa bersalah pada Toby. Acara makan-makan yang seharusnya berjalan dengan riang gembira malah jadi kacau balau dan Toby ikut terseret hanya karena masalah pribadi Sheehan.Sheehan merasa tidak enak hati karena ini, dan Toby pun tahu Sheehan ingin
Jason hanya bisa pasrah sambil menanggung malu setelah ditolak oleh Sheehan. Tanpa disadari dia menoleh ke arah Toby dan melampiaskan semua amarahnya pada Toby, dan dia menarik kesimpulan bahwa Sheehan menyukai Toby.Hanya saja, Jason masih tidak mengerti apa keunggulan yang Jason miliki sampai membuat Sheehan begitu menyukainya. Kenyataan yang pahit ini terus membuat Jason garuk kepala. Dia menganggap dirinya sendiri jauh lebih baik daripada Toby di segala aspek. Dia masih tak habis pikir apa yang membuat Sheehan begitu tertarik padanya. Oleh karena itu dia bersumpah akan membuktikan kalau dia lebih hebat dari Toby.Kurang lebih Toby juga menyadari kebencian Jason terhadap dirinya. Dia pun jadi bingung apa yang sudah dia lakukan sampai membuat Jason tidak suka padanya.“Sheehan, jangan kasih tahu aku kalau kamu sebenarnya suka sama dia?” kata Jason sembari menunjuk ke arah Toby berada.Sheehan memang sangat menyukai Toby, tapi dari dulu dia tidak pernah mengungkapkannya. Dengan Jason
Saat itu kebetulan Boldman juga sedang makan di restoran yang sama dan mendengar apa yang Jason katakan.Jason memiliki rencana yang cukup sederhana, yaitu membuat Toby jadi bahan tertawaan. Toby sudah menebak apa yang ada di pikirannya Jason. Dia sudah sering bertemu dengan orang-orang polos yang memiliki pemikiran seperti itu, tapi dia sedikit pun tidak peduli. Wajahnya terlihat datar tanpa menunjukkan emosi apa pun, berbeda jauh dengan Jason yang semakin terlihat tertekan bahkan sampai napasnya terengah-engah, meski dari tadi dia yang terus meremas tangan Toby sekuat tenaga. Bisa dibilang Jason adalah orang yang tak terkalahkan. Tidak ada yang pernah menang melawannya ketika berjabat tangan. Hal ini lantas membuat Jason berpikir apakah Toby hanya sedang berlagak?Toby tersenyum tipis, dan senyumannya itu membuat Jason merasa seperti ada firasat buruk yang akan menimpanya. Tiba-tiba Toby meremas tangan Jason lebih kuat lagi dan membuatnya menjerit kesakitan.“Lepasin!” kata Jason.Ro