Group Center Cloud, di kantor presiden direktur.Toby Mars dan Helena Pitch sedang membuka bungkusan bersama-sama, mengambil obat-obatan lama di dalam bungkusan, semuanya adalah obat-obatan lama yang diberikan oleh penduduk desa kemarin.“Sebenarnya ada beberapa bahan obat yang bagus di sini, tapi sayangnya jumlahnya terlalu kecil, jadi aku hanya bisa menyimpannya sementara.” Helena Pitch berkata dengan menyesal.Pada saat ini, Jane Lydon, sekretaris Helena Pitch masuk sambil memegang paket di tangannya.“Presdir, paket Anda di atas meja, apakah Anda perlu saya untuk membukanya?” Jane Lydon bertanya dengan penuh perhatian."Tidak perlu, aku akan membukanya sendiri."Helena Pitch berdiri dan berjalan ke meja. Mengambil gunting di atas meja, dan hendak membuka paket.Toby Mars tiba-tiba melangkah maju, mengulurkan tangan dan menahan gunting di tangan Helena Pitch. “Ada apa?” Helena Pitch memiringkan kepalanya dan menatap Toby Mars dengan bingung.Dengan jentikan pergelangan tangannya,
Helena Pitch juga tercengang, matanya membesar dan mulutnya melongong. Tadi dia tidak percaya dan merasa bahwa Toby Mars hanya menebak, tetapi sekarang telah terbukti bahwa apa yang dikatakan Toby Mars sepenuhnya benar.Setelah terkejut, pandangan Helena Pitch terhadap Toby Mars sedikit berubah. Dia mulai merenungkan apa yang baru saja dikatakan Toby Mars.Toby Mars mengambil gunting memotong sambungan antara detonator dan bahan peledak dengan rapi."Oke, detonatornya sudah beres, ayo kita bongkar bomnya dan lihat isinya."Mengambil detonator dan meletakkannya di atas meja, Toby Mars mengambil gunting dan dengan hati-hati memotongnya di sepanjang pinggiran kantong tertutup.Setelah memotong kantong yang tertutup, Toby Mars menuangkan bahan peledak ke dalam kantong tertutup ke dalam paket, bahan peledak abu-abu-putih tersebar di kotak paket, dan ada kertas putih terkena bubuk peledak.“Bingo, tebakanku benar, ternyata ada kejutan.” Toby Mars mengambil kertas putih dan melambaikan di dal
“Ga ngapa-ngapain sih, aku hanya bosan, aku ingin mengobrol denganmu, toh, kamu hanya bermain-main di kantor,” kata Tella Calbort dengan mulut cemberut.Toby Mars menggosok dahinya, berpikir sejenak, dan berkata, "Aku akan memeriksa sesuatu. Kamu bawa mobil kemari dan nanti bekerja sama denganku."Tella Calbort segera mendapatkan kembali energinya dan bersorak: "Yes, Kakak Toby Mars, tunggu aku, aku akan mengemudi sekarang, aku akan segera ke sana.""Tidak buru-buru, mengemudi pelan-pelan saja, jangan mengemudi seperti pembunuh jalanan."Toby Mars menutup telepon dan menelepon Kapten Zeldan lagi, meminta Kapten Zeldan menyiapkan dua identitas palsu untuk dirinya dan Tella Calbort.Setelah menelepon Kapten Zeldan, Toby Mars mengguncang kertas yang dikeluarkan dari paket bom, dan kertas itu mengeluarkan suara nyaring saat bergetar."Suara renyah dan menyenangkan ini persis sama dengan suara uang kertas baru. Penuh dengan bau uang kertas."Toby Mars bergumam, mengetahui bahwa petunjuk itu
“Oh.” Tella Calbort mengutak-atik navigasi. Setelah menentukan lokasinya, dia melaju ke pabrik percetakan uang kertas."Nanti aku ngapain? Aku kan tidak bisa membantumu menangkap si pembunuh.""Kamu tidak perlu melakukan apa-apa, alasan utama untuk membawamu adalah untuk mengalihkan perhatian," kata Toby Mars dengan ringan.Tella Calbort cemberut, tidak puas dengan posisinya sebagai pajangan.Tak lama mereka sampai di Pabrik Percetakan Uang Kertas Larnwick. Setelah memarkirkan mobil, keduanya turun dari mobil dan berjalan menuju Pabrik Percetakan Uang Kertas.Gerbang pabrik percetakan uang kertas sangat megah, ada tujuh atau delapan penjaga keamanan duduk di tempat jaga di satu sisi, dan mereka duduk sambil mengobrol.Melihat Toby Mars dan Tella Calbort datang, dua penjaga keamanan muda keluar dan menghentikan mereka."Kalian berdua ke sini ada keperluannya apa? Orang yang tidak berkepentingan dilarang masuk ke sini."Senyum ramah muncul di wajah Toby Mars: "Kami di sini ada urusan, ka
Toby Mars mengedipkan mata pada Tella Calbort dan berkata dengan lembut, "Tunjukkan kartu identitas pada Lighton."Tella Calbort mengeluarkan kartu identitas dan menyerahkannya kepada Lighton dengan kepala terangkat tinggi: "Lihat kartu identitasku, seharusnya tidak ada pertanyaan lagi kan."Lighton mengambil kartu identitas Tella Calbort dan meliriknya, matanya langsung melebar, dia mengambil kartu identitas dan membacanya berulang-ulang beberapa kali. Akhirnya menyerahkan kartu identitas kembali kepada Tella Calbort."Lalu apa... aku akan menelepon atasan dulu, tunggu sebentar."Setelah Lighton selesai berbicara, dia dengan cepat berjalan kembali ke pos keamanan, mengangkat telepon di atas meja dan memutar nomor.Tella Calbort menyimpan kartu identitas dan mendengus pelan, penuh arogan seperti burung merak.Lighton dengan cepat meletakkan telepon dan berjalan keluar dari pos keamanan: "Kalian berdua, aku akan membawa kalian menemui Kepala Keamanan Hilton yang bertanggung jawab atas D
Namun, pengharum udara Lighton ditempatkan di tempat yang mudah dijangkau, dan sepertinya dia sering menggunakannya.Toby Mars duduk di kursi, mengingat bau ketika dia memasuki pintu tadi.Baunya agak aneh, tetapi Toby Mars yakin itu bukan karena kurangnya sirkulasi udara dalam waktu lama.Mata Toby Mars mengamati dengan cermat, mengamati setiap sudut ruangan dan setiap detail. Semakin Toby Mars mengamati, semakin merasa ruangan ini aneh.Barang-barang yang biasa digunakan diletakkan di pojokan, dan di tempat yang mudah dijangkau, ada barang-barang yang biasanya jarang digunakan.Seperti kotak perkakas, papan sirkuit, dan beberapa Walkman, MP3, dan peralatan kuno lainnya yang dibongkar.Tempat sampah di sudut, Toby Mars melihat beberapa koran bekas dilemparkan ke dalamnya, koran-koran itu telah menguning dan tampak seperti koran bekas bertahun-tahun yang lalu.Lighton meletakkan pengharum ruangan dan tersenyum dengan tidak wajar."Kantorku sangat berantakan. Aku biasanya mengerjakan ha
"Hapuslah air matamu, kamu juga demi melindungi dirimu sendiri dan kamu juga terpaksa. Jangan terlalu memikirkan masa lalu." Toby Mars menyerahkan tisu itu.Lighton melepaskan tangannya yang terkepal erat, mengambil tisu dari Toby Mars, dan menyeka air mata di wajahnya: "Begitu berbicara terlalu banyak air mataku akan keluar. Aku belum bisa tidur nyenyak di malam hari sejak hari itu. Aku merasa bersalah padanya. Aku jadi tidak bisa mengontrol emosiku. Jika kalian tidak keberatan, aku mau menenangkan diri dulu."Lighton mengulurkan tangannya untuk menopang kepalanya, dan menjadi tenang setelah diam beberapa saat.Melihat Lighton sudah tenang, Toby Mars bertanya, "Bisakah bertemu orang-orang di pabrik percetakan uang kertas?""Tentu saja tidak bisa. Ada prosedur yang ketat untuk penanganan dan pengangkutan kertas uang. Menurut aturan, setiap lembar kertas cetak uang tidak bisa keluar."Lighton melirik Toby Mars, dan ketika dia menyebutkan kata aturan, Lighton menekankannya.Toby Mars men
Setelah melakukan tindakan yang membosankan, Lighton mengirim pesan teks menggunakan ponselnya: Ikan telah dipancing dan siap untuk ditangkap.Toby Mars dan Tella Calbort keluar dari pabrik percetakan uang dan masuk ke Mercedes-Benz. Kali ini, Toby Mars duduk di kursi pengemudi, sementara Tella Calbort duduk di kursi penumpang.Tella Calbort memandang Toby Mars yang sedang mengemudi, tersenyum dan berkata, "Apakah kamu menemukan sesuatu?"Toby Mars berkata dengan nada menggoda: "Aku tidak menemukan apa-apa, apakah kamu menemukan sesuatu?"“Aku membencimu.” Tella Calbort mengepalkan tinju kecil ke arah Toby Mars, terlihat sedikit galak.Namun, dengan penampilan dan temperamen Tella Calbort, tampilan garang ini tampak menawan.Toby Mars menatap wajah menawan Tella Calbort, dan hatinya sedikit bergetar. Toby Mars dengan cepat menarik mengalihkan pandangan dan melihat ke jalan di depannya.Melihat sikap Toby Mars, Tella Calbort diam-diam tertawa di dalam hatinya, tetapi wajah masih berpura
Toby sudah punya nomornya Old King, dan dia tinggal menghubunginya saja langsung. Old King sangat terkejut ketika dia mendapat telepon dari Toby, dan dia langsung mengangkatnya.Di saat itu, sudah ada banyak mobil mewah yang berhenti di depan vilanya Toby. Seorang pria yang usianya sudah cukup tua terlihat turun dari sebuah mobil limousine.“Maaf sudah merepotkan.”“Apa sampai detik ini kamu masih nggak mau manggil aku Kakek?” tanya Old King.“Maaf, kamu nggak bantu aku di saat aku susah. Kamu pasti datang cuma demi kunci Spectra.”“Sudah begitu lama waktu berlalu, tapi kamu masih benci aku. Begini saja, kasih kuncinya, dan aku kasih segala kuasa atas Spectra buat kamu,” kata Old King.Toby menyerahkan kunci itu kepada Old King dan mengikutinya pergi ke sebuah ruang bawah tanah yang misterius. Di bawah ruang bawah tanah itu terdapat sebuah pintu besi raksasa yang kelihatannya sangat kokoh.“Gudang harta karun Spectra harus dibuka pakai kunci Spectra. Di dalam gudang ini terdapat banyak
Harus diakui kemampuan bertarung lawan memang patut disegani, dan untuk sesaat Toby tidak bisa menghadapinya.“Hahah, ternyata kamu cuma segitu doang. Hari ini biar aku kasih lihat seberapa hebatnya aku,” kata si biksu.Toby tidak terlalu terpengaruh dengan ucapan itu dan tetap menyerang dengan penuh keyakinan diri. Si biksu tidak mengira kalau Toby ternyata beradu dengannya secara seimbang. Dia pun membangkitkan niat membunuhnya dan bertekad untuk mengeluarkan jurus andalannya.“Cukup.”Tiba-tiba seorang biksu berpakaian jubah putih datang menghentikan si biksu berbaju biru itu, dan raut wajah si biksu itu langsung berubah drastis.“Guru!”Tampaknya para biksu itu kenal dengan biksu tua berjubah putih. Tiba-tiba saja biksu berbaju biru langsung menundukkan kepalanya seperti anak kecil yang telah melakukan kesalahan. Dia tidak menyangka gurunya akan muncul di saat seperti ini.Toby sedikit mengerutkan keningnya ketika melihat kemunculan biksu berjubah putih itu. Dia adalah guru dari pa
Di saat yang sama ada beberapa pria mengenakan pakaian biksu mengepung Toby dan Sheehan.“Kalian dari Spectra?” tanya Toby.“Bukan, kami dari Kuil Qiankun,” jawab salah satu dari biksu itu.“Terus apa tujuan kalian halangin jalanku?”“Karena kami mau nyabut nyawamu.”Sekilas tampang mereka terlihat seperti orang baik-baik, tapi siapa yang menyangka kata-kata yang terucap dari mulut mereka jauh berbeda dengan penampilan. Biksu paling senior dari Kuil Qiankun menyuruh bawahannya menyerang Toby untuk mengukur sejauh mana kemampuan bertarung yang Toby miliki. Raut wajah Toby terlihat cukup serius ketika sedang beradu dengan salah satu dari biksu itu. Ucapan mereka bukan hanya bualan belaka, mereka memang memiliki kemampuan yang memang bisa membuktikan perkataan mereka. Toby merasa kekuatannya hanya seperti seekor capung yang bertengger di pohon, sedangkan kekuatan mereka jauh lebih besar, baik dari segi internal ataupun eksternal. Sepertinya tidak akan semudah itu jika Toby ingin mengalahk
Boldman tentu dapat merasakan tatapan mata Jason, dan hal itu membuatnya terkejut. Dia pun menghindar dari Jason agar tidak diminta tolong olehnya. Akan tetapi, Jason malah dengan sok jagonya menghampiri Boldman dan berkata, “Kak Boldman, ini aku, Jason.”Dalam hati Boldman benar-benar dibuat tak bisa berkata-kata dengan tingkah Jason. Susah berusaha untuk tidak terlihat, tapi malah Jason sendiri yang menghampirinya. Kalau bukan sengaja bikin masalah untuk Boldman, apa lagi?”“Nggak kenal,” kata Boldman.“Kak Boldman, bantu aku, dong. Aku kasih dua miliar, deh.”Semua orang langsung menarik napas panjang seketika mendengar tawaran Jason. Satu kali tampil sudah mendapatkan dua miliar itu untung sekali. Mereka pun berpikir, orang yang Jason bayar ini adalah Boldman, tangan kanannya Matthias. Jangankan dua miliar, sepuluh miliar pun masih layak untuk mereka keluarkan.Tiba-tiba Boldman beranjak dari kursinya. Di situ Jason sudah kegirangan mengira kalau Boldman akan membantunya, tapi tak
Jason langsung mendatangi Toby dan berkata, “Bilang saja, aku harus ngapain biar kamu mau pergi dari Sheehan.”“Harusnya kamu nanya Sheehan, bukan aku. Kalau dia nggak mau, aku juga nggak bisa apa-apa,” jawab Toby.“Nggak usah aneh-aneh. Aku bisa kasih kamu berapa pun yang kamu mau asal kamu jauh-jauh dari dia.”Jason percaya yang namanya manusia pasti cinta dengan uang, termasuk Toby. Sheehan benar-benar tidak suka dengan gaya Jason yang sok jagoan. Meski hubungan dia dengan Toby masih belum sampai sejauh itu, dia berharap tidak ada orang lain yang ikut campur dalam urusan percintaannya. Ditambah lagi, kata-kata kasar yang dilontarkan oleh Jason membuat Sheehan semakin tidak menyukainya.“Kurang lebih dua triliun, deh,” tutur Toby.“Apa maksud kamu?”Jelas-jelas Toby tidak ada niat untuk bernegosiasi baik-baik dengan Jason, dan hal itu membuat Jason jadi marah dan spontan mencengkeram kerah bajunya, “Orang yang berani ngelawan aku nggak bakal berakhir selamat. Aku saranin lebih baik k
Dia hanya termangu menatap Toby dengan ekspresi heran, sambil mengira apa mungkin anak ini sudah gila. Total tagihannya 220 juta … dia tidak percaya Toby punya uang sebanyak itu. Dia pun berasumsi kalau Toby hanya membual.“Kamu punya uang sebanyak itu?” tanya si pelayan.Namun di situ Toby hanya diam saja tidak menjawab pertanyaan si pelayan, dan tiba-tiba Jason menyela, “Nggak usah banyak bacot sama anak itu. Kita lihat saja kartunya bisa dipakai atau nggak. Toby, kalau kamu sembah sujud di depanku sebanyak tiga kali, aku kasih uangnya sekarang juga.”Semua orang sontak tertawa mendengar itu dan ikut menimpali, “Begitu apa nggak rugi?”“Nggak, lah. Kasih 220 juta biar orang sembah sujud masih wajar. Lagian cuma segitu doang nggak seberapa,” balas Jason. Dia memang sengaja ingin membuat Toby mempermalukan dirinya sendiri di hadapan Sheehan.Kalau sampai Toby tidak punya uang dan benar-benar sembah sujud, Jason yakin wanita mana pun tidak akan ada yang mau dengannya, dengan begitu siap
Semua orang cukup setuju dengan apa yang Jason katakan. Pakaian yang Toby kenakan memang mencerminkan kalau dia hanyalah orang biasa. Mereka jadi semakin benci dengan Toby karena berani-beraninya dia meminta seorang wanita mentraktirnya makan. Baru pertama kali ini mereka bertemu dengan pria yang tidak punya malu.Namun, bicara soal Toby … kalau dilihat-lihat lagi, tampang Toby memang ganteng. Setidaknya Toby punya wajah yang masih sedap dipandang, meski bukan yang ganteng luar biasa. Mereka masih heran mengapa Sheehan masih saja membela Toby sampai detik ini.Awalnya Sheehan ingin mentraktir Toby makan sebagai balas budi karena Toby sudah membantunya, tapi gara-gara Jason, semuanya jadi berantakan. Kejadian ini justru membuat Sheehan jadi merasa bersalah pada Toby. Acara makan-makan yang seharusnya berjalan dengan riang gembira malah jadi kacau balau dan Toby ikut terseret hanya karena masalah pribadi Sheehan.Sheehan merasa tidak enak hati karena ini, dan Toby pun tahu Sheehan ingin
Jason hanya bisa pasrah sambil menanggung malu setelah ditolak oleh Sheehan. Tanpa disadari dia menoleh ke arah Toby dan melampiaskan semua amarahnya pada Toby, dan dia menarik kesimpulan bahwa Sheehan menyukai Toby.Hanya saja, Jason masih tidak mengerti apa keunggulan yang Jason miliki sampai membuat Sheehan begitu menyukainya. Kenyataan yang pahit ini terus membuat Jason garuk kepala. Dia menganggap dirinya sendiri jauh lebih baik daripada Toby di segala aspek. Dia masih tak habis pikir apa yang membuat Sheehan begitu tertarik padanya. Oleh karena itu dia bersumpah akan membuktikan kalau dia lebih hebat dari Toby.Kurang lebih Toby juga menyadari kebencian Jason terhadap dirinya. Dia pun jadi bingung apa yang sudah dia lakukan sampai membuat Jason tidak suka padanya.“Sheehan, jangan kasih tahu aku kalau kamu sebenarnya suka sama dia?” kata Jason sembari menunjuk ke arah Toby berada.Sheehan memang sangat menyukai Toby, tapi dari dulu dia tidak pernah mengungkapkannya. Dengan Jason
Saat itu kebetulan Boldman juga sedang makan di restoran yang sama dan mendengar apa yang Jason katakan.Jason memiliki rencana yang cukup sederhana, yaitu membuat Toby jadi bahan tertawaan. Toby sudah menebak apa yang ada di pikirannya Jason. Dia sudah sering bertemu dengan orang-orang polos yang memiliki pemikiran seperti itu, tapi dia sedikit pun tidak peduli. Wajahnya terlihat datar tanpa menunjukkan emosi apa pun, berbeda jauh dengan Jason yang semakin terlihat tertekan bahkan sampai napasnya terengah-engah, meski dari tadi dia yang terus meremas tangan Toby sekuat tenaga. Bisa dibilang Jason adalah orang yang tak terkalahkan. Tidak ada yang pernah menang melawannya ketika berjabat tangan. Hal ini lantas membuat Jason berpikir apakah Toby hanya sedang berlagak?Toby tersenyum tipis, dan senyumannya itu membuat Jason merasa seperti ada firasat buruk yang akan menimpanya. Tiba-tiba Toby meremas tangan Jason lebih kuat lagi dan membuatnya menjerit kesakitan.“Lepasin!” kata Jason.Ro