Share

Bab 82.

"Apa Nona mau kuajak makan siang?" tanya Henry.

Wajahnya sudah seperti kepiting rebus, dengan jantung yang berdebar kencang. Sebagai remaja, Henry tak perlu banyak berpikir untuk mengetahui apa yang terjadi lada dirinya.

"Split bill?" tanya wanita itu.

Henry menggeleng keras.

Jika itu dia yang mengajak, tentu sudah pasti membayarnya juga, bukan membayar masing-masing.

Jujur saja, harga diri Henry terluka karenanya. Apa di pertemuan pertama mereka, dia seperti pria yang kekurangan uang?

"Jika aku yang mengajak, maka itu artinya aku yang membayar," ucapnya.

"Tapi kita baru pertama kali bertemu. Dan ... kita juga bahkan belum tahu nama masing-masing."

Henry ingin menepuk dahinya. Menyadari bahwa dia terlalu bodoh dan terkesan tidak dipikir sebelumnya.

"Menurutku, akan lebih baik jika kita membayar bagian masing-masing," ucap wanita itu. Kemudian, dia tersenyum kecil dan membuat wajah Henry kembali memerah.
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status