"Navier tidak salah! Jangan menyudutkannya terus," ucap Edgar lemah.Pengaru obat penenang yang diberikan dokter begitu kuat hingga dia mati-matian menahan kantuk yang mendera.
Jika dia tidak angkat bicara, maka orang tuanya akan terus menerus menyudutkan istrinya. Terutama sang ibu yang selalu ingin menjatuhkan Navier. Memang awalnya itu adalah rencana mereka yang tidak terealisasikan, tetapi bukan berarti dia bisa teang. Seseorang jelas mengetahui rencana mereka.
"Kau masih melindungi orang yang berusaha mencelakakanmu? Mulia sekali hatimu!?" sarkas Cassandra.
"Mencelakakanku? Apa Mom bercanda? Navier yang melindungiku, bukan wanita yang Mom pilihkan! Tidakkah Mom tahu itu?"
"Kenapa kau membawa nama Lissa dalam hal ini? Dia sama sekali tidak ada hubungannya dengan kejadian ini! Lagi pula, apa kau tidak curiga? Dia datang dan semua hal buruk atang begitu saja! Apa itu tidakk cukup untuk menunjukkan jika dia pembawa sial?"
"Semua terjadi di luar ken
"Apa kau masih ingin diam saja seperti orang yang bisu, Hen? Kau tidak tahu kan, bagaimana aku bisa lepas kendali jika perintahku tidak dituruti?!" Wanita itu membantak remaja pria yang kini duduk dengan keadaan tubuh terikat. Wajah dan tubuhnya dipenuhi beberapa memar dan luka kecil yang tidak terlalu dalam. "Memang, apa yang bisa kau lakukan padaku? Kau bisa saja dihabisi orang tua atau kakek dan nenekku jika mereka tahu bagaimana kelakuanmu! Ah, kau juga tidak bisa menahan diri lebih lama, ternyata. Apa kau sudah kehabisan kesabaran, Nona Lissa?" Henry menyeringai senang saat melihat raut wajah Lissa yang mulai berubah. Wanita itu merasa geram karena Henry tidak melakukan perlawanan dengan semua siksaannya. Yah ... entah apa yang merasuki pikiran Lissa sampai dia merencanakan hal untuk menculik Henry. Dia melakukannya dengan spontan saat melihat remaja beranjak dewasa itu pulang seorang diri. Dengan semua koneksi yang ia
"Hey, Nyonya. Kau pasti pernah menerima pernyataan cinta dari seorang pria, kan? Dan itu berlangsung lama. Tapi sayangnya kau terlalu fokus pada ayahku, kan? Sedangkan ayahku sama sekali tidak memberimu kepastian. Ayah masih saja menunggu ibu, sedangkan ibu bisa saja mencari yang lain," tutur Henry.Lissa masih saja terdiam dan mencerna kata demi kata yang Henry ucapkan.Memang benar di hidupnya, ada orang yang selalu menawarkan cinta padanya.Orang yang tidak perah menyerah bahkan ketika dia dengan terang-terangan menolak, atau mencemooh keadaannya yang seolah tidak tahu malu. Namun, pria itu tetap tidak menyerah. Pria itu tetap menawarkan kasih sayang padanya.Lissa sudah merasa jika apa yang dikatakan Henry benar.Jika ditinggalkan Edgar, atau meninggalkan, Navier masih bisa mencari yang lain. Lissa sudah melihat bagaimana keadaaan Navier saat ini. Wanita itu terlihat begitu muda dan masih energik. Dia tidak akan heran jika ada banyak pria muda
"Nyonya, tuan muda mengirimkan sinyal darurat. Lokasinya sudah terekam dan kita bisa ke sana segera!" lapor Felix pada Navier.Dia hanya bisa melapor lewat ponsel, karena Cassandra yang mulai mencurigainya. Selama ini, Felix berusaha untuk menghindari kontak apa pun dengan Cassanra karena peringatan dari Jonathan. Juga, Felix yang sekaran sudah diberi mandat untuk mendengarkan perintah Navier juga."Aku tahu. Pemberitahuan baru saja masuk ke ponselku juga. Hanya tiga detik, tapi itu cukup untuk menunjukkan di mana dia berada."Diam-diam, Navier dan Edgar memang pernah memberikan alat pelacak pada Henry. Alat yang tersembunyi dan tidak bisa dideteksi oleh musuh. Hanya Edgar, Navier, dan Henry yang tahu di mana alat itu disimpan. Selain praktis dan kecil, alat itu juga bisa menghindari deteksi.Karena itulah Navier memberi sebuah pengalihan berupa alat yang mudah ditemukan, dan ditanam di ponsel Henry. Musuh bisa saja terkecoh dengan alat yang sdah ditemuka
"Huhuhu, apa yang sudah kuperbuat selama ini? Huhuhu ...." Lissa menangis tersedu-sedu. Dia seolah baru sadar dengan apa yang sudah dia lakukan selama ini. Ucapan Henry yang terus menerus menyudutkannya, begitu terasa menyentuh hati. Sebelum ini belum pernah ada yang bisa berkata seperti itu padanya. Kalau saja waktu bisa diulang, Lissa ingin sekali menyerah saat Edgar sudah memilih bersama Navier. Dua orang itu tidak bisa dipisahkan meski dia sudah bekerja sama dengan Cassandra. "Nyonya, jangan menangis, dong! Aku seperti orang jahat yang sudah membuat seorang wanita menangis. Aku tidak pernah diajari hal seperti itu oleh ayahku," bujuk Henry. Kaki dan tangannya masih terikat di kursi, dan dia tidak menemukan seorang pengawal pun yang bisa dimintai untuk membukanya. Henry sudah meminta bantuan Lissa, tetapi seolah wanita itu abai dan menyesali perbuatannya dengan tangisan." Kau! Kau sudah tahu apa yang telah kuperbuat pada keluargam
"Mom, aku sudah tak sabar ingin menguasai semua harta milik Edgar!"Samar-samar, Henry mendengar perkataan Lissa.Dia yang pingsan setelah Cassandra memukulnya dengan balok kayu, mulai mengumpulkan kesadarannya dengan perlahan. Hanya saja, dia tidak ingin terlihat sudah sadar dan ingin mendengar lwbih banyak lagi. Henry mengira jika dua wanita itu tengah berbincang."Kau jangan khawatir. Karena penyerangan itu, kondisi tubuh Edgar menurun. Kau harus bisa mengambil hatinya dan mendapatkan surat pernikahan secepatnya.""Tapi tidak mudah, Mom. Mom tidak lupa jika wanita itu sudah kembali, kan? Rencana kita bisa terhalang jika dia ada.""Tenang saja. Mom akan bertindak setelah ini. Kau hanya perlu melenyapkan anak ini saja."Henry kembali mengumpat dalam hati. Neneknya sendiri begitu tega dan bisa melenyapkan dirinya dengan begitu mudah. Juga, dia bertanya-tanya apakah Luois selaku kakeknya juga berpikiran seperti itu?
"Ini kelakuanmu selaku neneknya? Di mana hati nuranimu, Casse? Aku masih bisa memaafkan jika itu Navier. Tapi ini Henry! Henry adalah cucumu sendiri, putra Edgar. Kalau sejak awal aku tahu jika kau yang menculiknya, maka aku tidak akan membiarkan dia terluka sedikit pun!"Luois marah dan hampir memukul Cassandra kembali.Dia tidak menyangka jika membuntuti sang istri yang bertingkah mencurigakan, justru berakhir dengan menemukan semua fakta ini. Andai dia tidak menuruti kata hatinya, mungkin sang cucu satu-satunya telah kehilangan nyawa karena keegoisan neneknya sendiri.Juga, dia yang masih akan menyalahkan kedatngan Navier terus menerus."Bu-bukan begitu, Lu. Aku sama sekali tidak berniat menyakitinya. Aku baru saja ke sini tapi dia sudah seperti itu! A-aku juga sama sekali tidak menyangka jika dia akan terluka. Mungkin saja dia yang terlalu lemah." Sebisa mungkin Cassandra menghindar. Dia tidak ingin Luois sampai membencinya."Aku mengikutimu se
Luois menatap cucunya dengan sendu.Sudah banyak hal yang cucunya lalui selama ini. Kebanyakan berupa kessahan yang ada campur tangan dari istrinya.Sekarang wajah dan tubuh Henry memiliki banyak lebam yang disebabkan penganiayaan. Luois yakin jika pelakunya adalah Lissa dan anak buahnya. Ah, jangan lupakan juga Cassandra yang tadi ikut serta menambah deritanya."Maafkan Kakek yang tidak melindungimu," lirih Luois. Sebagai seorang kakek, dia merasa tidak berguna."Jangan meminta maaf padaku, Kek. Minta maaflah pada ayah dan mamaku. Aku hanya mendapat luka yang tidak seberapa ketimbang orang tuaku. Ayah dan ibuku berpisah bertahun-tahun, memendam perasaan rindu sama lain tanpa ada yang mau mengerti."Luois mengerti akan hal itu Meski sebenarnya dia pun tak pernah terpisah begitu lama dengan Cassandra, Luois bisa mengerti kepedihan itu. Hanya saj, kenapa baru saja dia menyadari hal itu? Kenapa tidak sejakk dulu dia membantu anaknya untuk bersatu deng
Luois merasa dipermainkan. Dia kecewa dengan ucapan Cassandra yang seolah mengatakan jika pemberiannya masihlah kurang. Padahal, sudah hampir semua yang dia punya, dia berikan pada Cassandra.Ingin rasanya Luois memukuli Cassandra dan memakinya. Mengatakan banyak hal tentang betapa tidak bersyukurnya wanita itu setelah kehidupa yang mereka jalani selama ini. Sayangnya, Luois tidak pernah bisa melakukan hal itu. Dia terlalu sayang pada Cassandra."Kau masih menginginkan semuanya? Kau lupa jika dulu apa yang Edgar miliki sudah habis di tanganmu?" Luois kembali mengingat masa lalu.Butuh waktu lama untuk Luois kembali menyamankan posisinya karenaulah Cassandra dan Lissa. Untuk kali ini, dia tidak akan membiarkan dua wanita itu kembali menghancurkan miliknya lagi."Kau sudah hidup nyaman selama ini. Apa yang kau inginkan selalu kuturuti. Apa yang kau berikan pada keluagamu juga tidak pernah aku ungkit atau hangi. Ketahuilah, Cassie, keluargamu sudah tiada sej